21/12/2006

Pegawai Negeri Venezuela Menerima Kenaikan Gaji

Bagaimana Indonesia? [i]

Ditulis Oleh Simone Baribeau
Sabtu, 21 Januari 2006

Pengantar Penterjemah [ii]

Demonstrasi kaum buruh menuntut kenaikan upah—setelah beberapakali sebelumnya pun diawali dengan demonstrasi para guru (pegawai negeri) menuntut kenaikan gaji—merupakan refleksi politis terhadap tata perekonomian dan politik pemerintah SBY-Kalla yang sedang mengalami krisis. Konsep pengupahan dan ekonomi mikro perusahaan—adanya kenyataan bahwa para pengusaha khususnya menengah-kecil juga terkena dampak krisis ekonomi saat ini—harus segera dibongkar, hingga secara objektif—seharusnya—mengakibatkan pembongkaran kebijakan ekonomi makro secara keseluruhan.


Artikel berikut dimaksud untuk memancing diskursus jalan keluar atas persoalan upah. Yang bila lebih lanjut diperdalam—melalui bacaan-bacaan terkait—membimbing pembaca untuk menjawab pertanyaan sederhana berikut: "Model ekonomi seperti apa hingga bisa menjamin kenaikan upah, bahkan, dikala inflasi tinggi?" (zy)

Diolah dari laporan Simone Baribeau - Venezuelanalysis.com

18 Januari 2006, Caracas, Venezuela. Negosiasi yang sedang berjalan antara Serikat Pekerja Nasional (UNT) [iii] dengan pemerintah menghasilkan kesepakatan mengenai sistem kenaikan upah bagi pegawai pemerintah [iv]. Hari minggu lalu lewat program televisi mingguan Aló Presidente, Presiden Venezuela Hugo Chavez, mengumumkan kesepakatan model multi-tingkat kenaikan bagi upah tahun ini.


Orlando Chirino, ketua UNT, pada Venezuelanalysis.com mengatakan, walau detail kesepakatan belum final, namun ia optimis bahwa serikat buruh dan pemerintah akan mencapai persetujuan akhir dalam satu dua minggu kedepan.


"Buruh yang berpenghasilan paling sedikit akan menerima persentase kenaikan paling tinggi," ujar Chirino menggambarkan sistem pelevelan upah. Menurut Chirino, poin yang harus dibicarakan lebih lanjut terutama mengenai permintaan mendesak serikat buruh untuk menaikkan upah sama bagi semua sektor kerja (across the board wage increases), sementara pemerintah dari awal tidak mendukung kenaikan upah pekerja yang berpenghasilan lebih dari Bs [v].1,2 juta (lebih kurang $600 atau Rp. 6 juta) perbulan.


Berbicara mengenai kenaikan upah sama bagi semua sektor kerja, Jum'at lalu, ketika pidato tahunannya di depan Majelis Nasional Venezuela, Hugo Chavez berkata, "pembicaraan tersebut ditunda karena kenaikan upah minimum pada tahun 2004 dan 2005, selain fakta bahwa saya tidak sepenuhnya percaya dengan skla pengupahan model lama karena menurut saya tidak adil ketika upah minimum dinaikkan sementara seseorang yang level penghasilannya minimum menerima kenaikan sebesar x saja, dampak penyesuaian berikutnya adalah seseorang yang berada padalevelpenghasilan tinggi menerima kenaikan sebesar 5 kali x."


Dalam pidato yang sama, Chavez mengatakan sebesar Bs. 2,5 trilyun (hampir $1,2 milyar atau Rp. 1,2 trilyun) akan dialokasikan untuk kanaikan gaji pegawai negeri. Menurut Bloomerg kenaikan ini sekitar 3 kali dari kenaikan tahun lalu untuk pegawai negeri.


Menurut Chiniro, pemerintah sudah setuju untuk menaikkan gaji seluruh pegawi negeri, bahkan mereka yang berpenghasilan tinggi, meskipun (masih) berada pada level lebih rendah dari buruh yang berpenghasilan rendah. "Kami setuju dengan pemerintah, bahwa mereka yang berpenghasilan terendah seharusnya mendapat kenaikan tertinggi," ia berujar.

Selama dua tahun belakangan ini, pemerintah hanya memberi kenaikan pada pegawai negeri yang berpenghasilan minimum, sekitar $200—lebih kurang Rp. 2 juta perbulan. Sementara kaum buruh, bahkan mereka yang berpenghasilan mendekati skala terkecil belum menerima kenaikan dalam tiga tahun. Inflasi yang terjadi bersamaan di tahun 2004 dan 2005 lebih dari 30% menurut data Bank Central.

"Menaikkan hanya upah minimum memiliki dampak psikologi negatif terhadap para pekerja," ujar Miguel Laffe, seorang pegawai negeri. "Saudara perempuan saya bekerja untuk pemerintah dan ia berpenghasilan sedikit saja diatas penghasilan minimum, sehingga ia tidak menerima kenaikan sama sekali," tambahnya.

Laffe bekerja sebagai Koordinator Menteri Pendidikan dan Olah Raga Institut Pemuda Nasional di Caracas, cabang dibawah kementerian yang para pegawainya pada umumnya mendukung pemerntahan Presiden Chavez. Saat ini ia berpenghasilan sekitar $400—Rp. 4 juta perbulan, setelah mendapatkan promosi bulan Desember lalu. Laffe belum mendengar bahwa pemerintah sudah merencanakan kenaikan gaji lintas sektoral (semua sektor), namun ia mendukungnya. "Jika anda tidak menaikkan gaji lintas sektoral, orang kemudian akan merasa bahwa kerja mereka tidak dihargai," ia berkata.

Sekretaris Laffe, Arlyth Robles, yang berpenghasilan minimum, juga mendukung kenaikan upah lintas sektoral. "Aspek negatifnya hanyalah peningkatan inflasi," katanya.

Tak seperti Bosnya, yang mengatakan bahwa akan lebih baik jika pegawai negeri (termasuk dirinya) berpenghasilan lebih, namun, sewaktu-waktu, bekerja dengan upah lebih sedikit dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tertentu yang berguna (untuk orang banyak), Robles berkata gaji pegawai negeri harus lebih tinggi. "(Gaji kami) tidak adil. Ini adalah negara kaya minyak, kita kaya dengan sumber daya alam. Uang ada untuk membayar kami, namun para elit [vi] membawa lari (uang tersebut) ke luar negeri. Tidak benar bahwa orang yang berkerja lebih banyak namun mendapatkan lebih sedikit," ia mengatakan.

Bulan depan, Chirino mengatakan bahwa UNT akan meneruskan negosiasi dengan pemerintah. Diantara perubahan-perubahan tersebut UNT menghendaki revisi yang menyeluruh atas skala upah; dan negosiasi yang menyeluruh pula terhadap kontrak-kontrak pegawai negeri, membahas segala yang menyangkut pensiun hingga jaminan kerja. "Kami sedang mengupayakan kontrak-kontrak pemerintah sejalan dengan konstitusi baru, dan menghapuskan egoisme, individualistisdan ketimpangan (akibat sistem lama—pemerintah sebelum Chavez)," ia menjelaskan.***


[i] Yang bergaris miring adalah tambahan penterjemah

[ii] Diterjemahkan oleh Zely Ariane. Pengantar dimaksudkan untuk menunjukkan kaitan dengan situasi yang sedang terjadi di tanah air, sekaligus sebagai otokritik konsep pengupahan di negeri kita saat ini.

[iii] UNT adalah serikat buruh yang relative baru, dibentuk pada bulan May 2003, setelah penutupan (pemboikotan) industri minyak negara (PDVSA—mayoritas saham di era pemerintahan sebelumnya tetap dimiliki oleh perusahaan raksasa minyak seperti Shell, Repsol dan Royal Dutch) oleh para manajer dan eksekutif yang anti pemerntahan Chavez, dan tak setuju PDVSA dinasionalisasikan (kembali) dibawah pemerintahan Chavez. Kejadian itu membuat mayoritas buruh kecewa dengan serikatburuh kuning Konfederasi Buruh Nasional—National Confederation of Workers (CTV), yang pimpinan-pimpinannya berupaya menjatuhkan pemerintahan Chavez. UNT secara umum dilihat bersimpatiterhadap pemerintahan Chavez, namun merekasepenuhnya terpisah daripemerintah.

[iv] Hanya ada istilah government workers dan (other) workers dalam artikel ini. Istilah pegawai negeri (mungkin) hanya ada di Indonesia, sebab dalam artikel ini istilah pegawai negeri yang saya gunakan mengacu pada para pekerja (kaum buruh) yang bekerja untuk pemerintah—istilah inilah yang digunakan oleh artikel berbahasa Inggris ini (government workers). Sementara workers saya terjemahkan menjai kaum buruh. Penterjemahan ini berkait dengan kenyataan bahwa tidak disamakannya istilah buruh/pekerja swasta dan pemerintah di Indonesia.

[v] Bolivar, mata uang Venezuela

[vi] Kata-kata para elit dalam banyak artikel tentang Venezuela di masapemerintahan Chavez, mengacu pada para orang kaya dan pejabat elit yang anti pemerintahan Chavez. Setelah Chavez menjadi Presiden, kata-kata elit tidak pernah lagi ditujukan oleh mayoritas rakyat yang berpenghasilan rendah/miskin kepada pemerintah yang berkuasa namun pada pengusaha-pengusaha kaya.

No comments: