26/09/2008

Pemimpin-pemimpin Negara Amerika Selatan Mendukung Presiden Bolivia

Agence France-Presse, 16 September, 2008.

Presiden-presiden di Amerika Selatan mengadakan KTT krisis menanggapi kerusuhan yang terjadi di Bolivia, dan menghasilkan pernyataan tegas untuk memberikan dukungannya pada presiden Bolivia Evo Morales.

Pernyataan ini disetujui oleh Morales beserta presiden Argentina, Brazil, Chili, Kolombia, Ekuador, Paraguay, Uruguay, dan Venezuela, yang juga menolak perpecahan wilayah di Bolivia.

Kesembilan presiden di ibukota Chili, Santiago, menyatakan “dukungan penuh dan tegas bagi pemerintahan konstitusional, presiden Evo Morales, yang mandatnya diratifikasi oleh mayoritas besar.”

Preside Argentina, Cristina Kirchner, mengatakan, setelah pembicaraan selama 6 jam ‘kesepakatan yang diperoleh bulat’.

Kirchner telah mengatur KTT ini dengan bantuan dan dukungan dari Perserikatan Negara-Negara Amerika Selatan yang baru saja terbentuk, yang sekarang ini diselenggarakan oleh Chili.

Para pemimpin negara tersebut juga mengungkapkan keinginan untuk membentuk sebuah komite untuk turut dalam pembicaraan antara pemerintahan Morales dengan gubernur-gubernur yang memberontak di timur Bolivia, yang menentang reformasi sosialisnya.

Minggu lalu Bolivia dilanda kericuhan sarat kekerasan yang menyebabkan 18 orang tewas dan seratusan orang luka-luka di daerah utara negara bagian Pando.

Gangguan keamanan yang melanda 5 negara bagian di bagian timur Bolivia yang dikepalai gubernur berkarakter konservatif yang menginginkan otonomi daerah.

Morales menyebut tekanan ini sebagai suatu upaya penggulingan yang illegal.

Setibanya di Santiago, Morales menuduh musuh-musuh dalam negerinya itu merencanakan upaya makar terhadapnya.

Pernyataan KTT para presiden “memperingatkan bahwa pemerintahan kami masing-masing menolak dengan tegas dan tidak akan mengakui upaya-upaya kudeta sipil dan hancurnya keteraturan kelembagaan yang sudah berjalan yang mampu berkompromi dengan integritas territorial di Republik Bolivia.”

Mereka juga mengutuk terbunuhnya warga sipil di Pando, dan menyerukan pembentukan komisi untuk menyelidiki pernyataan-pernyataan tanpa bukti tentang banyaknya kalangan petani pendukung Morales yang menjadi korban tertembak karena dijebak.

Diterjemahkan oleh Sistha (anggota LMND-PRM Yogyakarta), dari:
http://boliviarising.blogspot.com/2008/09/leaders-back-embattled-president.html

Sayap Pemuda Partai Sosialis Bersatu Venezuela (PSUV) Lahir

Delegasi pada Konggres Pendirian Sayap Pemuda dari Partai Sosialis Bersatu Venezuela [PSUV] di Merida.

Sayap Pemuda Partai Sosialis Bersatu Venezuela (PSUV) Lahir
15 september 2008, oleh Tamara Pearson – Venezuelanalysis.com

Pada tanggal 11-13 September yang lalu, sekitar 1400 delegasi pemuda dari seluruh negara bagian di Venezuela bertemu di Puerto Ordaz, Negara Bagian Bolivar, untuk membentuk organisasi baru kepemudaan dalam Partai Sosialis Bersatu Venezuela [PSUV].

Konggres Pendirian Pemuda PSUV [J-PSUV] membahas beberapa tema, seperti: peran pemuda dalam pembangunan sosialisme, krisis energi dan pangan, peran pemuda dalam pertahanan nasional, struktur organisasional dalam J-PSUV, serta perkembangan revolusi.

Ada 47 pokja bagi para delegasi guna membahas statuta J-PSUV dan keluar dari perdebatan dengan cara memodifikasi 10 dari 20 pasal yang terdapat dalam proposal awal.

Konggres menghasilkan dokumen politik berjudul “Dokumen Cariuachi” yang berisi garis besar program baru kepemudaan yang akan diadakan di semua wilayah.

Dokumen tersebut mengacu pada tujuan sayap pemuda PSUV ini untuk mengorganisir, membentuk, dan menyertakan seluruh pemuda Venezuela menjadi revolusioner militan, guna berjuang untuk menghapus marjinalisasi dan diskriminasi terhadap kaum muda dan membentuk ruang-ruang bagi terciptanya kesetaraan, kebebasan, dan partisipasi aktif semua kaum muda.

Kaum muda militan juga harus aktif dalam perjuangan melawan korupsi dan birokrasi, serta terbangunnya sosialisme.

Dokumen tersebut menetapkan bahwa segala tindakan yang rasis, homofobia, seksis, ataupun ekspresi-ekspresi penghinaan lainnya, adalah perilaku yang ditentang oleh anggota J-PSUV, dan merupakan tanggungjawab semua anggota untuk turut serta dalam pertahanan integral negara.

Sedikitnya 10 kaum muda akan membentuk tim kepemimpinan negara yang masing-masing memilih 1 jubir beserta 1 jubir cadangan. Kesetaraan gender harus dijamin melalui pemilihan posisi dan penunjukkan posisi.

Tim Pemuda Nasional akan menjadi komponen permanen dari PSUV dan akan dibentuk dari 30 jubir, yang 27 diantaranya akan dipilih dalam pemilihan nasional, dan 3 sisanya dipilih oleh kaum muda kalangan pribumi.

Hector Rodriguez, anggota pimpinan nasional PSUV dan Mensesneg mengatakan, bahwa, perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap dokumen tersebut memperdalam demokrasi internal dalam partai dan menegakkan disipin unternal partai.

Konggres juga mendukung keputusan Presiden Venezuela Hugo Chavez yang mengusir diplomat AS dari negaranya. Berkenaan dengan rencana pembunuhan terhadap Chavez, lebih dari 30 delegasi internasional dan pemimpin muda mendeklarasikan ketidaksepakatan terhadap sabotase dan destabilisasi yang terjadi, tidak hanya terjadi di Venezuela namun terjadi pula di Paraguay, Guatemala, Ekuador dan Bolivia.

Para delegasi memberikan laporan yang bersemangat, optimistik dan serius dalam konggres. Salah satu slogan yang paling sering dikemukakan adalah, ‘bila situasi memburuk, kami menginginkan senjata!’

Carlos bello, delegasi dari kotapraja Sucre di negara bagian Miranda, menyampaikan pernyataan pada Venezuelanalysis.com, bahwa ‘pencapaian utama dari konferensi adalah perserikatan dan komitmen yang tak terbantahkan dari kaum muda Venezuela untuk mempertahankan negara dari serangan imperialis dan merasa berkepentingan untuk berpartisipasi dalam membangun tanah air.’

“Sayap pemuda dalam partai lahir untuk memperkuat struktur yang sudah ada. Sekarang tugas kita adalah belajar dan bekerja demi terbangunnya masyarakat yang berbeda dari sebelumnya dimana setiap orang memiliki kesempatan unuk hidup dengan harga diri, pendidikan, kesehatan, perumahan, dan keluarga yang lebih baik dengan nilai-nilai baru.”

“Even ini sangat transendental dalam sejarah perpolitikan Venezuela. Untuk pertama kalinya dalam sejarah sebuah partai politik… memberikan peran utama bagi kaum muda yang terpilih dengan basis populer, yang tidak menginginkan apapun selain penghapusan ketidakadilan sosial”

Daniel Briceno, delegasi untuk kotapraja San Jacinto, Negara Bagian Merida, menyampaikan pada Venezuelanalysis.com bahwa ia berpendapat bahwa hal penting dari konferensi adalah persetujuan dari seluruh pokja dalam menghasilkan dokumen final dan bahwa capaian utamanya adalah artikulasi dan organisasi kaum muda dalam PSUV.

“sekarang kita harus menyampaikan informasi ini ke basis-basis dan mendiskusikannya sehingga tim pemuda mengetahui regulasi ini dan bisa mulai untuk menerapkannya,” katanya.


Hector Rodriguez, anggota pimpinan PSUV, menyebut konggres ini sebagai sebuah momen historis, karena “hari ini salah satu dari kekuatan pemuda yang terbesar yang pernah dimiliki dalam sejarah politik Venezuela dilahirkan.”


Cesar Trompiz, delegasi lainnya dalam konferensi mengatakan, "Kaum nuda harus percaya bahwa negara adalah milik kita, bahwa revolusi adalah milik kita."
Dia menjelaskan bahwa sebelumnya para pemuda telah terlibat di dalam revolusi secara sukarela seperti juga pada saat ini, “kerja-kerja kaum muda dalam partai dikerjakan secara organis, terorganisir dan terarah. Yaitu dengan adanya tujuan-tujuan yang jelas”

Dalam program mingguan setiap hari Minggunya, “Halo Presiden,” Chavez menginginkan kandidat-kandidat PSUV yang terlibat dalam manajemen pemerintahan agar dipilih dalam pemilihan tanggal 23 November mendatang.

“Perlu bagi kita untuk memberikan ruang bagi kaum muda karena terkadang kita bilang ‘tidak…mereka belum dewasa’… (kita harus) berhati-hati terhadap konsep semacam itu,” kata Chavez.

Dalam sesi penutupan konggres, Chavez juga meyatakan bahwa kaum muda menjadi penggali kubur bagi Republik keempat (periode politik terbaru sebelum Chavez sejak 1958) dan akan menjadi pembangun era baru.

Di bulan Juli pemimpin PSUV mengajak orang muda dalam partai untuk mengorganisasikan diri ke dalam tim yang beranggotakan 10 orang atau lebih, sesuai dengan cabang masing-masing. Tim tersebut menunjuk seorang jubir dan para jubir ini kemudian bertemu dalam pembahasannya (terdiri dari, kurang lebih, 10 cabang), lalu memilih delegasi untuk menghadiri kongres.

Lebih dari 50% penduduk Venezuela berusia dibawah 30 tahun. ***

Diterjemahkan oleh Sistha (anggota LMND-PRM Yogyakarta), dari: http://www.venezuelanalysis.com/news/3798