25/03/2006

Misi Baru di Venezuela: Misi bagi Kaum Ibu Miskin

Venezuela Mengumumkan Misi Baru: Misi bagi Ibu Miskin
Sabtu, 25 Maret 2006

oleh: Simone Baribeau
sumber Venezuelanalysis.com


Caracas, Venezuela, 24 Maret 2006

Disebuah negara dimana aborsi illegal dan tingkat kemiskinan serta kehamilan remaja putri amat tinggi, pemerintah Venezuela mengumumkan dimulainya sebuah program sosial baru, MisiĆ³n Madres del Barrio (Misi kaum Ibu perkampungan kumuh).

“Ini adalah misi yang amat penting…dan semakin cepat mereka memulainya maka akan semakin baik” ujar Delvalle Rodriguez, seorang ibu rumah tangga dan ibu dari tujuh orang anak yang tinggal di La Bandera, perkampungan kumuh di selatan Caracas.

Misi ini akan memiliki 3 (tiga) fokus: menurunkan penggunaan narkoba diantara kaum muda, mengurangi kehamilan remaja putri [yang tidak diinginkan], dan menawarkan bantuan bagi para Ibu yang hidup dalam kondisi yang amat miskin.

Kesemuanya adalah isu kritis dikawasan perkampungan, menurut Delvalle Rodriguez dan pengurus cucu-nya Ludiz Leiva -seorang ibu rumah tangga dan ibu dari dua orang anak. “Banyak anak gadis yang hamil....banyak sekali...dan narkoba, well, narkoba itu dijual dimana-mana. Anda dapat melihatnya dimana-mana. Kemanapun anda pergi, kemana anda berjalan, kemana anda melintas, mereka menjual narkoba. Mereka [anak-anak] tersesat ujar Rodriguez dan Leiva, menyelesaikan kalimat masing-masing.

Elemen lain dari misi, tertuju langsung secara spesifik kepada kaum Ibu. “Dengan misi ini, kami ingin memberikan bantuan kepada Ibu yang membutuhkan yaitu ibu rumah tangga tanpa penghasilan” kata Presiden Venezuela Hugo Chavez saat ia mengumumkan program ini kemarin di sebuah perkampungan kumuh di kota Vargas

Berdasarkan pernyataan Chavez, pemerintah akan membayar 80 persen upah minimum atau sekitar 180 dollar sebulan kepada para Ibu yang tinggal dalam kondisi yang teramat miskin

Chavez membuat pengumuman bahwa 200.000 ibu rumah tangga berpenghasilan rendah akan menerima gaji pada akhir bulan ini, ia menyatakan bahwa kontribusi ekonomi perempuan ini harus diakui. “Perempuan-perempuan ini melakukan banyak pekerjaan seperti menyetrika, mencuci, memasak, memandikan dan membesarkan anak-anak” kata Chavez.

Menurut Delvalle Rodriguez “Memberikan upah adalah ide yang bagus karena kadang ibu rumah tangga tidak memiliki suami dan yang memiliki suami pun kadang [suaminya] tidak bekerja. Ini menyedihkan. Tinggal disini sangat menyedihkan. Saya memiliki suami namun suami saya tidak bekerja... jadi program ini terlihat menarik bagi saya,” sembari memangku cucunya yang berusia 2 tahun

Namun pengumuman program ini bukannya tidak menuai skeptisisme. Leiva berujar “Seringkali program diawali dengan baik tapi kemudian berakhir dengan buruk. Dan lebih buruk [bila program tidak ada sama sekali]”

Karena beberapa juta perempuan di Venezuela hidup dalam kemiskinan, hanya sejumlah kecil prosentase ibu rumah tangga berpenghasilan rendah saja yang akan mendapatkan upah, sebuah harapan yang tertinggal dan amat menjadi perhatian perempuan adalah mengenai apakah mereka akan mendapatkan akses terhadap program tersebut

“Hal ini mesti menjadi sebuah program bagi rakyat yang sangat membutuhkan, karena ini [bisa jadi akan seperti] saat pemerintah membagikan bahan pangan disini” ujar Rodriguez. Dia mengatakan bahwa ia telah menerima bahan pangan bagian penghabisan yang amat sedikit tatkala pemerintah membagikan bahan makanan diwilayah ini, ia hanya menerima makanan gratis satu kali sementara yang lainnya menerima hingga puluhan kali. Rodriguez menyalahkan orang yang mengatur program untuk [mengatasi] permasalahan. “Presiden menginginkan agar program dijalankan dengan benar diwilayah ini, yang terjadi adalah orang-orang menjalankannya tanpa tahu bagaimana bertindak benar...tidak ada kontrol.”

Semenjak akhir 2003 Venezuela telah berupaya mengimplementasikan lusinan misi sosial yang bertujuan untuk menurunkan kemiskinan melalui memperluas akses pada pendidikan, perawatan kesehatan, bahan pangan berharga murah, dan aktivitas kebudayaan. Misi-misi ini secara umum dilakukan dan menjadi faktor yang berkontribusi terhadap popularitas presiden, yang melampaui 70 persen pada polling terakhir.