16/02/2014

Midia NINJA: Sebuah fenomena jurnalisme alternatif yang muncul dari demosntrasi di Brazil


Pertemuan Midia Ninja

Jurnalisme di Blog Amerika

Oleh  Natalia Mazotte/AM

Sebuah fenomena media muncul di Brazil dalam kebangkitan protes masif yang meluas di seantero negeri tersebut sejak bulan Juni. Sebuah media kolektif Midia NINJA, bersiaran langsung dari jalanan dengan slogan “Tidak ada cut, tidak ada sensor” yang telah menarik perharian dan pengakuan dari ribuan rakyat yang turun ke kalan beberapa minggu silam. 

Lebih dari sekedar referensi, media ini mengambil nama pasukan Jepang dalam sejarah Jepang yaitu NINJA yang merupakan singkatan dari “Narasi Independen, Jurnalisme dan Aksi” dalam bahasa Portugis. Dan kata terakhir membangun nada bagi permukaan mereka dan memunculkan debat apakah kata itu bermakna pemisahan jurnalisme dari aktivisme.  

Kudeta, Media dan Kemandegan: Apa Makna Protes Kekerasan bagi Venezuela




Oleh Venezuelanalysis.com. 14 Februari 2014 

Penulis Staff Venezuelanalysis.com menawarkan tiga sudut pandang berbeda tentang protes kekerasan yang terjadi di negeri itu: strategi oposisi, bagaimana media bereaksi dan implikasi protes itu bagi Revolusi Bolivarian

#1:  Kudeta Oposisi Melawan Oposisi

Ryan Mallett-Outtrim

Oposisi Venezuela melancarkan  kudeta pada dirinya sendiri, bukan pada pemerintah. Dua arus gerakan oposisi berlomba lomba untuk saling mendominasi satu sama lain, meski keduanya memiliki berbagai strategi yang sama

Strategi oposisi terbaru adalah menekan Nicolas Maduro agar mundur  dan memaksa terjadinya pemilihan presiden lagi. Mereka bernat memenangkan pemilu berikutnya dengan meneror pemilih agar beralih suara ke oposisi. 

Untuk saat ini, hanya ada satu opsi yang tersedia bagi oposisi. Militer secara tegas berada bersama Chavismo, mengalihkan upaya pengulangan kudeta April 2002. Meski demikian, seruan referendum masih akan ada dua tahun lagi, ditambah lagi pihak kanan jauh, umumnya apatis pada demokrasi.
Kemenangan tipis pemilu elektoral Maduro April lalu menggambarkan sebagian besar suara dalam pemilihan tersebut bisa dengan cepat beralih dari Chavismo ke pihak oposisi jika cukup tekanan. Pada April 2013, semua oposisi membutuhkan taktik sederhana. Kandidat oposisi, Henrique Capriles memiliki kampanye yang bagus di pemilu lalu, yang berpotensi mengalahkan pendukung Chavez, dan ia hampir menang.