29/11/2012

Marta Harnecker: Aktivis, Penulis, Guru



Pandangannya tentang Gerakan Kiri Amerika Latin Saat Ini
[Terjemahan  Folha de São Paulo 28 Agustus. Lihat aslinya  here.]

Oleh Eleonora de Lucena

Ia mendefinisikan dirinya sebagai seorang “pendidik populer” Marxist – Leninis. Ia berasal dari Chile, ia adalah murid dari filosof Louis Althusser, seorang pimpinan siswa Katholik dan anggota pemerintah sosialis Louis Allende. Ia menikahi salah satu komandan revolusi Kuba, Manuel Pineiro atau “Barba ROja,” dan pada tahun 2000an, ia menjadi penasehat Hugo Chavez.  

Marta Harnecker mengatakan ia telah menulis lebih dari 80 buku. Yang paling terkenal adalah, Conceptos Elementales del Materialismo Histórico (The Basic Concepts of Historical Materialism atau Dasar-dasar Konsep Materialisme Historis, dari tahun 1960an, karyanya telah terjual leih dari sejuta kopi dan sudah diterbitkan sebanyak 67 edisi. Pada tahun 1975, ia melakukan perjalanan di sepanjang Amerika Latin dan mengatakan ia optimis; Amerika Setikat tidak lagi mendapati apa yang diinginkan di wilayah ini dan konsep kedaulatan telah meluas. 

20/10/2012

“Membuka Cakrawala”: Sebuah Wawancara dengan Roland Dennis

Roland Denis adalah seorang revolusioner dan intelektual terkemuka di Venezuela. Ia menjabat sebagai Wakil Menteri Perencanaan dalam pemerintahan Hugo Chavez tahun 2002-2003, namun mengundurkan diri setelah selama 10 bulan memprotes akan masih kurangnya keterlibatan rakyat dalam proses perencanaan tersebut. Ia adalah penulis banyak buku dan artikel. Terjemahan terbaru dari karyanya dalam bahasa Inggris tersedia di The South Atlantic Quarterly Edisi Winter 2012.  Kami bertemu Dennis di Taman Terrar, sebuah restoran populer yang sering dikunjungi oleh gerilayawan kiri di Caracas.

06/10/2012

Lanjutan : Perencanaan 6 Tahun Kedepan Revolusi Bolivarian Venezuela

4.  Berkontribusi dalam pembangunan geopolitik internasional yang baru bagi sebuah "Multi-Centre" untuk menjamin perdamaian dunia

Kudeta yang baru-baru ini terjadi di Paraguay serta kelanjutan agresi dalam berbagai bentuk –ekonomi, politik –yang dilakukan oleh kelompok kanan Amerika, dan dengan kelanjutan peran utama dari Venezuela untuk menyatukan Amerika yang bebas dari pengaruh dan kekuasaan imperialis, maka bagian ini sangatlah penting, dan hal itu mendorong untuk melihat bahwa Chavez tidak ada niatan untuk mundur dari sini.
Bagian ini, bagaimanapun juga terlihat kurang konkret dibandingkan dengan bagian lain karena pelaksanaan dari banyak hal yang mau dicapai tergantung pada beberapa negara dan oleh karena itu detailnya tidak bisa diputuskan sendiri oleh Venezuela.

Ringkasan Proposal :

Perencanaan 6 Tahun Kedepan Revolusi Bolivarian Venezuela


arti poster di atas : 
"Tidak Pada Birokrasi Tidak Pula Kapital! Sosialisme dan Revolusi Lebih Banyak! Kunci Kemenangan untuk 2012"

Oleh : Tamara Pearson 

Membuat perencaan rinci atas revolusi dan transisi menuju sosialisme dan masyarakat yang lebih adil, dari komunitas dan organisasi pekerja, menuju pembangunan kesadaran, untuk sistem produksi dan distribusi, untuk memberantas korupsi negara dan peradilan serta birokrasi, untuk agrikultur, pertambangan, minyak tanah, infrastruktur, dan keterhubungan dengan negara-negara lain, bukanlah suatu tugas kecil. Sejujurnya, penulisan analisa ini telah menjadi tugas yang sulit. Hal tersebut membutuhkan pengendalian pada tingkat tertentu untuk memaksa diriku menjadi selektif dan memilih hanya point-point yang paling menonjol atas 39 halaman usulan rencana Chavez untuk Revolusi Bolivarian Periode 2013-2019. Kesemua tujuan dan strategi dari point-point dan sub-subnya terlihat penting, dan didalamnya tercermin sesuatu yang luar biasa, menurutku. Berjuta-juta dari kami sangat terlibat aktif dalam revolusi ini, kami begitu tertarik, karena kami peduli apa target-target bagi sektor agrikultur, kami khawatir dengan strategi untuk mereformasi sistem peradilan yang saat ini benar-benar busuk, kami mengamati secara dekat untuk melihat bagaimana kemajuan dalam distribusi pangan berjalan – meskipun kami bukan satu-satunya yang terlibat. Kami membaca rencana (yang menurut Badan Media Nasional Venezuela (AVN) 1 juta copy telah didistribusi) dan menyadari betapa banyak yang harus kita lakukan, karena kami menyadari hal-hal seperti adalah juga tanggung jawab kami, tidak hanya negara (atau Chavez). Ini adalah proyek kami.

21/09/2012

Kelompok Hak Perempuan Presentasikan Proposal kepada Chavez untuk Dimasukkan Dalam Rencana Pemerintahan Chaves




Oleh  Rachael Booth 

Caracas, 14 September 2012 (Venezuelanalysis.com) – kelompok hak perempuan mempresentasikan seperangkat proposal kepada Presiden Venezuela, Hugo Chavez, pada hari Rabu sore dalam sebuah acara televisi, bertempat  di gedung teater Teresa Carreno di Caracas. Kelompok perempuan ini berharap proposal yang berhubungan dengan isu perempuan Venezuela akan dimasukkan ke dalam rencana pemerintahan Chavez untuk periode 2013 – 2019. 

Di depan kaum perempuan, Chaves berbicara tentang revolusi yang telah berlangsung melalui penerapan beberapa kebijakan yang bertujuan meningkatkan kondisi material perempuan Venezuela dan meningkatkan partisipasi politik mereka, khususnya mereka yang miskin. 
“Semua perempuan Venezuela memperoleh penghargaan terdalam dari ku ..tidak  pernah sebelumnya, sebuah pemerintahan memperlakukan perempuan Venezuela dengan bermartabat dan penuh penghargaan,” ucap kepala negara tersebut. 

Sang presiden juga secara ekstrim mengkritik kaum oposisi yang melakukan demonstrasi akhir minggu ini, yang kemudian dijuluki dengan “panty – a – thon” oleh pemimpin penyelenggara kampanye oposisi dalam pemilu. Acara ini diselenggarakan oleh para kandidat oposisi presiden, Capriles Radonski dan pendukung perempuan dan merupakan kesempatan bagi calon presiden untuk mengurai pandangannya tentang isu perempuan dan menanggapi keprihatinan mereka.  

“Kapitalisme telah mencoba memdistorsi perempuan, menjadi hanya sebatas simbol jimat dan simbol seksual. Beberapa saat lalu, aku meyakini bahwa kaum borjuasi Venezuela telah menyerang kaum perempuan dengan adanya peristiwa yang disebut “panty – a – thon”. Sungguh Kejam! Itu merefleksikan sikap mereka yang sesungguhnya, yakni sikap Chauvinis dan eksklusif,” Kata Chavez. 

Kelompok perempuan seperti “Runaway Collective” dan “Skirt in Revolution,” seperti perwakilan perempuan dari kelompok politik yaitu Front Petani Ezeqiel Zamora, semuanya menghadiri acara tersebut dan proposal itu ditujukan langsung kepada Chavez. Mayoritas kelompok ini menjadi bagian dari kolektif umbrela, “feminist spider” dan telah mengerjakan proposal tersebut selama lebih dari satu tahun. 

“Kami telah memperdebatkan hal ini ke seluruh penjuru negeri, dan kami mempertimbangkan program ini dan kerangka strateginya untuk menjadi vital bagi pendalaman dan keberlanjutan proyek emansipatori in, yang secara esensial merupakan bangunan dari sosialisme bolivarian. “ kata  Melissa Orellana, wakil dan juru bicara dari kelompok perempuan tani. 

Daftar proposal yang diajukan kepada presiden termasuk; distribusi konstrasepsi bagi lelaki dan perempuan secara bebas, pendidikan di sekolah negeri yang berperspektif kesetaraan gender, pembentukan dewan komunal berbasiskan pembebasan perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga, peningkatan proyek komunal dalam hal pengasuhan anak dan “menjadikan pekerjaan domestik menjadi pekerjaan sosial” sehingga bisa memberikan waktu kepada perempuan untuk berpartisipasi secara penuh dalam aktivitas politik. Kaum perempuan juga menuntut regulasi yang mengatur pemanfaatan tubuh perempuan sebagai “barang dagangan” di media.  

Chave sekarang hendak mereview proposal dengan sebuah pandangan untuk melibatkan mereka dalam stretagi pemerintah berupa transformasi sosialis selama 6 tahun terakhir. Ia juga menyatakan bahwa pemerintah akan berkomitmen mendalami kesetaraan gender perubahan istilah jika ia terpilih kembal dalam pemilihan Presiden di bulan Oktober tahun ini. 

"Saya, sebagai seorang prajurit, akan siap membantu Anda untuk tetap memajukan proses ini bagi pembebasan perempuan ... Kita harus memulai proyek-proyek baru yang keluar dari kelompok perempuan terorganisir, "kata presiden.

Banyak kelompok perempuan, yang mengganggap dirinya sebagai feminis sosialis mengucapkan bahwa perubahan sosial dan perkembangan sosial dalam arena kesetaraan gender hanya akan mungkin bila Hugo Chaves terpilih kembali pada bulan Oktober.

28/08/2012

Venezuela. Nasionalisasi, kontrol pekerja: capaian dan pembatasan (Bagian 1)






14 April 2010 oleh  Eric Toussaint
 
Situasi ekonomi, politik dan sosial di Venezuela telah berubah semenjak gagalnya reformasi konstitusional pada bulan Desember 2007, yang merupakan peringatan bagi pemerintahan Chavez.[1] Kegagalan ini bahkan telah berakibat pada hidupnya kembali perdebatan tentang kebutuhan untuk memiliki sebuah perspektif sosialis. Perdebatan tersebut memunculkan beberapa pertanyaan kunci: nasionalisasi yang lebih lanjut, kontrol pekerja, tempat bagi PSUV (Partai Persatuan Sosialis Venezuela), partisipasi rakyat, dll.
Pada hari Minggu, 15 Februari 2009, 54,36% suara rakyat menyatakan “Ya” untuk amandemen konstitusi yang mengijinkan adanya perwakilan politik bisa mencalonkan diri kembali tanpa batasan waktu. [2]Kemudian konstitusi hanya mengijinkan pencalonan kembali sebanyak dua kali: harus ada jeda bagi seseorang untuk menjadi kandidat kembali.[3] Pada tahun 2013, di akhir masa pemerintahannya yang kedua kalinya, Hugo Chavez  akan memiliki kesempatan untuk mencalonkan diri kembali menjadi presiden. Jika ia terpilih kembali, pemerintahannya akan berakhir pada Januari 2019. Inilah mengapa beberapa aktivis Chavist sekarang lebih berkonsentrasi tentang perubahan-perubahan apa saja yang terjadi saat itu yang bisa mengkonsolidasikan capaian selama Chavez berkuasa

Nasionalisasi, kontrol pekerja:capaian dan pembatasan

Pada bulan April 2008, setelah 15.000 pekerja di perusahaan baja SIDOR, bagian dari grup Argentina Techint, telah melakukan pemogokan selama 2 bulan, Hugo Chavez mengumumkan bahwa perusahaan tersebut telah dinasionalisasi. Tuntutan utama pekerja adalah agar 9000 pekerja kontrak diganti menjadi pekerja tetap. Menghadapi pemogokan para pekerja, nasionalisasi adalah jalan terbaik bagi pemerintah untuk menjamin bahwa tuntutan pekerja telah dipenuhi. – sebuah keputusan yang dirasakan para pekerja sebagai kemenangan besar. 

SIDOR didirikan sebagai sebuah perusahaan baja milik negara sejak tahun 1960an, yang kemudian diprivatisasi dan dijual ke asing pada tahun 1997 di bawah presiden Rafael Caldera. Pada bulan April 2008 nasionalisasi kembali  memberikan pengaruh  penting sejak perusahan modern dan efisien ini menjadi alat produksi bagi pemodal Argentina dan Techint. Hal ini mestinya menjadi catatan penting bagi pemerintahan Chaves ketika SIDOR telah memperintahkan polisi untuk merepresi pemogokan semenjak pemogokan itu dimulai. Selain itu, Menteri Tenaga Kerja tidak melakukan apapun untuk mendukung tuntutan pekerja. Sebagai konseuensinya, Chaves memutuskan untuk menasionalisasi perusahaan ini dan mengganti menteri buruh yang dianggap tidak mendukung pekerja. Dan pada waktu yang bersamaan, ia mengumumkan peningkatan upah minimum interprofesional dan upah pekerja sektor publik berbarengan dengan nasionalisasi industri semen, yang selama ini berada di tangan tiga TNC (Lafarge – Prancis, Holcim – Switzerland, dan Cemex – Mexico).
 
Dalam beberapa bulan berikutnya, dan semenjak 2009 pemerintah telah melakukan nasionalisasi industri pangan [4](yang mempengaruhi baik modal nasional – Lacteos Los Andes – maupun perusahaan Gandum TNC Cargill). Pemerintahan membenarkan nasionalisasi ini sebagai hal pokok untuk meningkatkan suplai pangapenn duduk. Akhirnya. Bank Venezuela, salah satu kelompok Bank Swasta terbesar (salah satu dari dua kelompok Bank terutama di Spanyol) juga diambil alih oleh negara. 

Semua nasionalisasi ini, seperti yang telah dilakukan sebelumnya (di sektor listrik, telekomunikasi, ladang minyak Orinoco, dll), mengarah ke kompensasi yang murah bagi pemilik sebelumnya : Venezuela memberikan kompensasi tersebut dari pajak minyak untuk mendapatkan kembali kontrol terhadap sektor ekonomi strategis. Tujuan utama dari kompensasi tersebut adalah untuk menghindari hukuman legal karena tidak mematuhi perjanjian investasi bilateral yang telah ditandatangani oleh Venezuela. Hukum internasional memungkinkan Negara untuk menasionalisasi perusahaan asal mereka memberikan kompensasi  kepada pemilik perusahaan. Venezuela bisa melakukan cara yang lebih radikal jika mencabut tanda tangannya dari perjanjian investasi bilateral, meninggalkan ICSID (Pusat Perjanjian Persoalan Investasi Internasional, Pengadilan Bank Dunia tentang Investasi, dll), dan mengamankan likuiditasnya dan aset lain untuk menghindari penyitaan. Hal ini tentu saja akan lebih meningkatkan permusuhan dalam negara yang sedang mengembangkan industri dan permusuhan dengan TNC di dalam negeri (semua perusahaan transnasional yang ada di Venezuela sekarang adalah General Motors, Mitsubishi, Daimler – Chrysler, dll) 

Jalan yang dipilih oleh Pemerintah tidak akan bisa mencegah sebuah perusahaan seperti Exxon Mobile untuk mencoba memiliki 12 trilliun dolar yang menjadi milik PDVSA (Petroleos de Venezuela Sociedad Anonima) yang disita oleh pengadilan Belanda dan Inggris pada tahun 2008. Ini merupakan satu alasan yang bagus bagi Venezuela untuk membangun aliansi dengan negara lain di bagian Selatan untuk menolak perjanjian bilateral terkait investasi yang memasukkan klausa yang bisa merugikan bagi kepentingan bangsa, untuk menarik diri dari ICSID dan WTO dan untuk membangun sebuah badan multilateral di Selatan untuk mengatasi persoalan – dengan kata lain, sebuah ICSID yamg akan menjadi alternatif di Selatan bagi ICSID Bank Dunia, yang selama ini justru melayani kepentingan perusahaanTNC swasta terbesar.

Pada tahun 2009, nasionalisasi kembali menjadi isu kontrol pekerja. Serikat pekerja sayap kiri dan kolektif pekerja pada kenyataannya menuntut implementasi kontrol mekanisme kontrol pekerja dimana pekerja bisa mengontrol badan perusahaan yang dinasionalisasi. Mereka ingin meyakinkan dengan caranya sendiri bahwa tujuan sesungguhnya dari nasionalisasi ini; mereka juga ingin mencegah managemen yang buruk, pemborosan penggelapan uang, korupsi, dan penyalahgunaan aset perusahaan dengan mendesak pembukuan yang terbuka, industri komersial dan strategis, dan keseimbangan rekening dan kertas laporan.
Mereka dengan benar menyuarakan ketidakpercayaan mereka terhadap para eksekutif yang tinggal pasca nasionalisasi, akan tetapi juga beberapa eksekutif baru yang menjaga kepentingan personal mereka dari pada mencari apa yang baik bagi komunitas. 

Mencapai dan menuntut kontrol atas perusahaan yang dinasionalisasi, meningkatkan kepercayaan diri pekerja dan kapasitas mereka untuk secara kolektif berkontribusi terhadap jenis manajemen yang sosialistik dan hubungan pekerja di satu sisi dan di sisi lain, menciptakan pertentangan di dalam perusahaan di tangan modal swasta. 

Kita melihat contoh pekerja menduduki perusahaan swasta dan menuntut nasionalisasi mereka. Pasti isu kontrol pekerja akan dinaikkan lagi dalam industri minyak. Untuk pertama kalinya isu itu berkobar selama penutupan minyak (Desember 2002 – Januari 2013), ketika pekerja yang ingin melakukan produksi, mengadakan konferensi minyak. Kemudian, Hugo Chavez menolak gagasan kontrol pekerja dalam industri ini dengan alasan untuk kepentingan strategis, dimana tentu saja kontol pekerja sebenarnya bisa saja menjadi alasan yang bagus. Hal yang sama terjadi pada produksi dan distribusi listrik yang juga dinasionalisasi. Pekerja di sektor ini mulai menuntut kontrol atas perusahaan yang dinasionalisasi di bulan September 2009. Suplai listrik di Venezuela sedang kritis semenjak 50% dari hasil produksinya[5] hilang atau dicuri selama proses distribusi. Jumlah produksi listrik yang hilang ini dikarenakan bergantung pada penggunaan peralatannya yang sudah tua, oleh sebab sebelum dinasionalisasi pemerintah Chavez, perusahaan tertentu seperti Electricidad de Caracas (dimiliki oleh AES, US, dimiliki TNC) hampir secara sistematis mencabut investasinya untuk membeli mesin baru. Di sisi lain, perusahaan industri swasta justru  mencuri dan menyia-nyiakan sejumlah besar energi.  Di beberapa wilayah residen memang ada juga yang memakai listrik secara tidak sah, akan tetapi bagi kelas pekerja, yang bukan merupakan konsumen terbesar, pembajakan listrik seperti ini sudah dibatasi. Pekerja di sektor listrik berada dalam posisi terbaik untuk memecahkan persoalan suplai listrik dan untuk memerangi pemborosan dan manajemen buruk para eksekutif senior – dan dengan demikian menghindari pemotongan kekuasaan. Ada beberapa argumen yang dibangun oleh para pimpinan serikat buruh untuk menuntut kontrol pekerja atas perusahaan yang dinasionalisasi. Angel Navas, Presiden Federasi Pekerja Sektor Listrik memberi pernyataan kepada media dalam sebuah demonstrasi yang dilakukan oleh 3000 pekerja di Caracas pada tgl 25 September 2009 : “Kami para pekerja lah yang bersentuhan dengan para pengguna listrik. Kami tahu bagaimana kami bisa memecahkan krisis... Kami harus merubah struktur birokrasi dan struktur manajemen kapitalis menjadi struktur dengan pandangan sosialis. Kami harus merubah hubungan produksi dan membuang jauh- jauh birokrasi yang sedang membunuh perusahaan ini.[6]
 
Selama paruh pertama kekuasaan Hudo Chavez pada tahun 2009, Chavez telah memberikan pernyataan dalam sebuah rapat publik dengan para manajer parik, bahwa ia gembira dengan adanya hukum terkait pemilihan manajer perusahaan yang dinasionalisasi [7], akan tetapi pada prakteknya, tidak satupun komitmen yang disampaikan Chavez menjadi kenyataan.  Perjuangan para pekerja atas kontrol terhadap perusahaan yang dinasionalisasi ini adalah hal yang esensial. Hasilnya sangat menentukan bagi proses yang kini sedang berlangsung di Venezuela.[8]

Bersambung ke bagian ke dua: Perdebatan  dan kontradiksi di dalam PSUV (Partai Persatuan Sosialis Venezuela)

Eric Toussaint, Doktor Ilmu Politik (University of Liege and University of Paris VIII), Presiden  CADTM Belgia(Komite untuk Penghapusan Utang Negeri Dunia ke Tiga, www.cadtm.org ). Ia adalah penulis buku A diagnosis of emerging global crisis and alternatives, VAK, Mumbai, India, 2009, 139p; Bank of the South. An Alternative to the IMF-World Bank, VAK, Mumbai, India, 2007; The World Bank, A Critical Primer, Pluto Press, Between The Lines, David Philip, London-Toronto-Cape Town 2008; Your Money or Your Life, The Tyranny of Global Finance, Haymarket, Chicago, 2005.
Catatan Kaki :


[1] Pada 2 Desember 2007, 51% suara menjawab “Tidak” atas referendum konstitusional Chavez sementara 49% suara menjawab “Ya”.  Pemilihan ini merupakan kemunduran bagi pemilihan Chaves antara tahun 1998 dan 2009.Lihat Toussaint Éric, "Kegagalan 2 Desember 2007 dapat menjadi tuas kuat untuk meningkatkan proses yang sedang berlangsung di Pemerintahan Hugo Chaves Venezuela", Desember 2007, http://www.cadtm.org/The-failure-of
[2] Harus diingat bahwa pasal 72 memberikan kemungkinan warga merecall Presiden Republik dan semua pejabat terpilih lainnya pada setengah masa jabatannya.
[3] Kampanye yang menggambarkan Hugo Chaves sebagai “ penguasa lalim” telah memainkan peran penting dalam skandal pemilihan kembali tanpa batas. Namun beberapa demokrasi Eropa juga bekerja dengan cara yang sama. Lihat saja kasus di Spanyol, Italia, dan Inggris Raya untuk jabatan Perdana Menteri, dan di Jerman untuk jabatan Kanselir (di semua 4 negara ini, kanselir adalah kepala pemerintahan yang sungguh memegang kendali kekuasaan). Di Prancis, pada Juli 2008 mengadopsi hukum hukum konstitusional terkait modernisasi institusi, dimana tidak ada batasan pencalonan diri secara berturut-turut. Sejak itu, pencalonan diri dibatasi hanya menjadi dua kali berturut-turut.
[5] Kita juga harus mencatat, bahwa terdapat sebuah ciri struktural yang sangat positif di Venezuela: llistrik dalam jumlah besar telah diproduksi dari bendungan dan sungai. Minyak bumi fosil jarang digunakan dan tidak ada tenaga nuklir yang   dikembangkan.
[6] Lihat sebuah video demonstrasi yang sangat menarik yang didalamnya terdapat wawancara dengan beberapa pemimpin serikat buruh di te Socialista http://mareasocialista.com/trabajad...
[7] Ini terjadi pada kasus 21 Mei 2009 dalam pertemuan antara Hugo Chavez dan 400 delegasi dari industri baja dan aluminium di Negara Bagian Guayana. Pertemuan ini menghasilkan beberapa kesepakatan yang dilanjutkan dengan pertemuan pada 21 Agustus 2009 dengan tema  “Rencana sosialista Guayana”. Lihat Marea Socialista, no.22 halaman 3
[8] Untuk mengetahui lebih banyak tentang inisiatif atau pernyataan posisi terkait kontrol pekerja di Venezuela, silahkan baca halaman 19, 20, 21 dan 22 dari majalah Marea Socialista, Juli – Agustus 2009, yang mendiskusikan tentang situasi di SIDOR, CorpoElec, Cadafe, karya cement, Cafeaca, Alcasa, Carbonorca... atau lihat http://mareasocialista.com/

10/08/2012

Di Balik Bayang-bayang Kudeta: Mobilisasi Gerakan Sosial untuk Demokrasi


 
Aksi protes melawan Kudeta Photo: Telesur

Ditulis oleh  Benjamin Dangl   
Kamis , 07 August 2012 07:29

Baik cuaca hujan ataupun cerah, setiap kamis di Asuncio, Paraguay, para aktivis melakukan aksi protes terhadap pemerintahan sayap kanan Federico Franco yang memegang tampuk kekuasaan pada 22 Juni 2012, setelah berhasil melakukan kudeta parlementer terhadap Presiden sayap kiri, Fernando Lugo. Aksi protes yang berlangsung mingguan ini membawa sebuah semangat dan strategi protes yang baru pasca kudeta di Paraguay. 

Kudeta telah melahirkan perjanjian korporasi yang baru, represi terhadap hak rakyat dan pembatasan kebebasan pers. Hal tersebut juga tanpa disadari telah menciptakan panorama baru dalam  gerakan dan perjuangan sosial kiri. 

Gerakan untuk demokrasi ini telah bangkit melawan pemerintah dan Negara baru hasil kudeta dan penindasan korporat terhadap hak asasi manusia, lingkungan dan petani kecil. Beberapa aktivis melakukan aksi protes terhadap PHK bemotif politik. Sementara yang lainnya menuntut dibentuknya kontitusi baru. Selain mengkritik pemerintahan Franco, gerakan ini juga meletakkan pendiskusian yang lebih maju yakni tentang jenis Negara seperti apa yang diinginkan rakyat Paraguay, terlepas siapapun yang berkuasa. 

Perlawanan Kolektif

 “Apa yang kita saksikan sekarang ini adalah aksi protes yang terorganisir secara kolektif dan mandiri,” Ucap Gabriella Schvartsman Munoz, juru bicara perempuan unutk Movimiento Kuna Pyrenda, seorang aktivis sosialis dan gerakan politik feminis yang mengorganisir aksi protes kamisan di ibu kota, yang memberi penjelasan pada interview atau wawancara via telpon dari Asuncion. 
Gerakan mobilisasi saat ini lebih bersifat kolektif dan terorganisir  yang merupakan sebuah fenomena yang relative baru untuk demokrasi di Negara tersebut. 

 “Sebelumnya, presiden serikat yang mengorganisir pemogokan rakyat atau seorang pimpinan campesino (petani kecil) yang memimpin aksi massa mobilisasi. Sekarang kita tidak melihat bentuk kepemimpinan tradisional ini”, Jelas Munoz.” Di belakang aksi-aksi massa ini, tidak ada pimpinan politik, tidak ada pimpinan organisasi; aksi mobilisasi massa ini merupakan mobilisasi massa spontan yang sebelumnya tidak pernah terlihat dan sekarang menjadi tokoh utama”   


Perlawanan terhadap kudeta ini meluas di penjuru negeri dan melibatkan aksi masyarakat urban (terbesar ada di Asuncion) yang telah menyatu dengan beragam warna, seni, teater, music, dan puisi sebagai bentuk ekspresi perlawanan. Tercatat, kaum muda banyak yang memimpin pengorganisiran gerakan ini, jaringan social seperti Facebook, dan Twitter memainkan peran kunci yang penting dalam mengajak rakyat untuk bersama – sama melawan pemerintah hasil kudeta. 

“[Gerakan urban] ini mewakili nafas segar dalam sektor gerakan sosial yang lemah dan tidak termobilisasi,” Pengacara Hak Asasi Manusia Paraguay, Orlando Casillo menjelaskan pada ku dalam sebuah interview. “Paraguay sekarang berada dalam periode yang sangat menarik, dimana serentetan kemungkinan baru bisa memperkuat proses gerakan social” 

Di luar perbatasan Negara, gelombang migrant Paraguay, yang selama delapan tahun terakhir  yang jumlahnya telah meroket juga memobilisasi diri melawan kudeta Franco. Castillo berkata,”Rakyat kini telah mengorganisasikan dirinya untuk melakukan perlawanan global. Di luar negeri, aksi mereka telah menjadi wajah internasional melawan kudeta”

Perjuangan untuk Kedaulatan 

Secara nasional, pemerintah Franco tidak menampakkan perbaikan kondisi kelas pekerja yang miskin. “Situasi social secara mendasar sama, tidak ada perubahan (sejak kudeta): kemiskinan dan kemiskinan ekstrim hampir mencapai 57% dari jumlah penduduk” kata Raul Zacarias Fernandez, seorang sosiolog dan Direktur Departemen Ilmu sosial di Universidad Catolica de Paraguay di Debat Revista. Menurut sosiolog tersebut, gerakan rakyat yang tak punya tanah berjuang untuk tanah mereka “mereka sedang mengorganisir kembali dan mempersiapkan pendudukan kembali”

Sementara itu, Franco tidak bertemu dengan gerakan sosial tunggal, urban atau organisasi petani kecil semenjak mengambil alih kekuasaan. Ia lebih memilih focus pada pertemuan – pertemuan dengan pimpinan bisnis. Dalam waktu singkat, ketika ia berada di kantornya, Franco telah melakukan perjanjian controversial dengan Monsanto dan Monttreal – based Rio Tingo Alcan, perusahaan tambang, yang didalamnya terdapat perjanjian yang mengancam hak manusia dan lingkungan dan kedaulatan ekonomi dan kedauilatan Negara. Gerakan ini telah mendorong terjadinya aksi-aksi massa dan perdebatan di seluruh negeri. 

Terkait perjanjian dengan RTA dan Monsanto, ahli ekonomi Paraguay Luis Rojas, menyatakan pada IPS News bahwa “sungguh mencemaskan ketika sebuah pemerintahan yang tidak terpilih dalam pemilu membawa investor asing tanpa kontrol”. Dalam kasus dua perjanjian ini, Franco telah bertindak tanpa melakukan studi sebelum menandatangani dua perjanjian tersebut. 

Pada tanggal 30 Juli, kampanye “Tidak untuk kudeta Rio Tinto Alcan” telah diluncurkan oleh mantan presiden Ludo dan Ricardo Canese, seorang insinyur dan pimpinan organisasi Fornt Guasu sosial. Mereka berupaya untuk mencegah perusahaan asing tersebut masuk ke negeri ini dan mengumpulkan 100.000 tanda tangan melawan perjanjian RTA, yang mereka sebut  membuka jalan bagi kudeta.

Sebagai respon terhadap perjanjian Pemerintah Franco baru –baru ini dengan Monsanto yang mendukung penggunaan benih  kapas genetik , pimpinan campesino, Jore Galeano menyatakan pada AP bahwa penggunaan benih kapas genetic tersebut menyerang ekonomi petani kecil dan akan penggunaan agro kimia hanya akan menguntungkan produksi skala besar. “Hal ini merupakan kondisi komersial yang menyerang konsep perjuangan kita bagi kedaulatan agrikultural Paraguay,” kata Galeano.  

A number of protests and strikes have also been organized by workers and unions to denounce the Franco government’s politically-motivated firing of state employees in a wide range of agencies, ministries, hydroelectric plants and public media outlets. The workers say they are being dismissed for their support for Lugo, or their leftist political beliefs. The fact that this purging of public employees is being committed by an administration that was not democratically-elected has further incensed workers and their supporters. 

Sejumlah aksi protes dan pemogokan juga diorganisir oleh para pekerja dan serikat buruh untuk melawan politik pemerintah Franco yang memecat para pegawai  negeri  yang tersebar di berbagai agensi, kementrian dan departemen tenaga air tanaman dan media publik. Para pegawai tersebut mengatakan mereka dipecat karena mereka mendukung Lugo atau karena mereka berideologi kiri. Fakta bahwa pemerintah Franco telah melakukan pembersihan terhadap pegawai negeri yang mendukung Lugo merupakan tindakan yang tidak demokratis telah membuat para pekerja marah dan mendukung perjuangan pegawai negeri. 

Keluar dari Bayangan Diktator

Banyak perubahan sosial dan politik yang terjadi baru-baru ini bisa dibandingkan dengan bayang-bayang kediktatoran Alfredo Stroessner (1954 -1989), yang masih lekat membayangi bangsa ini. Setelah kejatuhan pemerintahan kediktatoran tersebut pada tahun 1989, banyak politisi yang berwatak sama memasuki dunia politik dengan cara baru, kata Castillo. “Sementara sistem kediktatoran sudah ditinggalkan, sistem kekuasaan tetap utuh” . Dan struktur kekuasaan ini -  bersifat feudal, represif, elitis dan konservatif – masih terus menentukan politik Paraguay hari ini. 

 “Keberhasilan mereka melakukan kudeta, justru telah memposisikan kembali aktor politik, memblejeti topeng mereka, membuat rakyat urban dan miskin kota mampu membedakan mana yang masih mau mempertahankan status quo dan mana yang mau melakukan perubahan terhadap status quo” Kata Castillo.
Pembaharuan kesadaran politik telah termanifestasi dengan sendirinya dengan beragam cara. Menurut Munoz, kudeta telah membuktikan bahwa konstitusi 1992 menjadi tidak berguna ketika dimanipulasi oleh para politisi yang menggunakannya untuk melakukan kudeta parlemen  yang illegal. “Dan kemudian rakyat berkata ‘Tidak '

Ia mengatakan bahwa krisis yang terjadi baru-baru ini tidak bisa dipecahkan dengan pemilu presidensial yang dijadwalkan pada April 2013. Solusinya adalah, menurut Munoz, akan muncul ketika rakyat bisa duduk bersama mendiskusikan masa depan dewan konstitusional. “Ada hal mendesak yang dibutuhkan sekarang,” ia berkata, “untuk membangun mekanisme yang kuat yang menjamin hak rakyat tidak akan ditindas…. Kita akan bergerak ke arah itu, kita akan mendiskusikan paradigm baru.”

***
Benjamin Dangl adalah seorang jurnalis yang focus pada Amerika Latin dan penulis Dancing with Dynamite: Social Movements and States in Latin America (AK Press) dan  The Price of Fire: Resource Wars and Social Movements in Bolivia (AK Press). Ia adalah editor TowardFreedom.com,  a progressive on world events and UpsideDownWorld.org, sebuah website yang meliput tentang segala aktivitas dan politik di Amerika Latin. Email: Bendangl(at)gmail(dot)com