30/07/2010

DEKLARASI SOLIDARITAS TOLAK CAMPUR TANGAN AS TERHADAP VENEZUELA

TOLAK CAMPUR TANGAN AS TERHADAP VENEZUELA;
TOLAK PANGKALAN MILITER AS DI KOLOMBIA;
DUKUNG PERLAWANAN IMPERIALISME AS DI AMERIKA LATIN

Satu windu Revolusi Bolivarian Venezuela berlangsung, tak pernah sepi dari intervensi, gangguan, dan provokasi pemerintah Amerika Serikat. Dari upaya kudeta oposisi pro dan dibiayai AS tahun 2002, hingga provokasi militer lewat pemerintah Kolombia baru-baru ini. Pemerintah Kolombia menuduh Venezuela melindungi dan memiliki “markas-markas teroris FARC” di negerinya, dan menyerukan agar Organisasi Negara-negara Amerika Selatan menginvestigasinya. Demikian pula pernyataan Hillary Clinton yang meminta Inter-American Democratic Charter melawan Venezuela.

Penyebutan teroris terhadap kelompok-kelompok yang melawan dominasi imperialisme AS di dunia adalah bagian dari scenario “perang teror” yang dilancarkan AS pasca tragedi WTC 2001. Irak dan Afganistan adalah korban teror AS paling jahat. Tidak pernah ada pertanggungjawaban AS ketika terbukti bahwa tak pernah ada apa yang mereka sebut senjata pemusnah masal dan (bahkan) teroris itu sendiri,

Pemerintah Amerika Serikat, walau Obama telah berjabat tangan dengan Chavez, mewakili pemerintah kapitalis terkuat dan paling reaksioner di dunia. Mereka ketakutan karena Venezuela melakukan revolusi yang serupa dengan Kuba; membangun sosialisme di abad 21. Venezuela mengambil alih dan membangun industri-industri vital di bawah kontrol kaum pekerja, mengambil alih lahan-lahan raksasa yang tak berguna dan dimiliki oleh para pemilik tanah besar, membangun sumber daya manusia lewat pendidikan dan kesehatan gratis yang berkualitas, tak sudi didikte oleh lembaga keuangan kapitalisme neoliberal, menjual minyak lebih murah untuk rakyat AS ketimbang pemerintah AS sendiri, dst. Singkatnya, pemerintah kapitalis AS tidak mau membiarkan sosialisme berkembang di Venezuela, seperti hanya mereka tak membiarkan sosialisme berjaya di Kuba dengan menerapkan embargo ekonomi selama 40 tahun.

Menurut pemerintah kapitalis AS, globalisasi Chevron, Exxon, CocaCola, dan McDonald, adalah simbol kemakmuran daripada pendidikan dan kesehatan gratis dan berkualitas. Dua ratusan orang terkaya di dunia adalah lebih baik daripada berhasilnya Kuba dan Venezuela memberantas buta huruf, mengobati penyakit Katarak dan Kanker, komputerisasi tingkat SD hingga ke pedesaan dengan cuma-cuma.

Setahun belakangan ini, telah 7 pangkalan militer AS telah didirikan di Kolombia. Menurut Angkatan Udara AS, pendirian pangkalan-pangkalan ini dengan jelas dinyatakan sebagai upaya untuk melakukan “operasi militer menyeluruh” [full spectrum military operation] untuk melawan ancaman yang terus meningkat dari pemerintah-pemerintah anti Amerika di Amerika Latin. Tentu saja ancaman yang mereka maksud adalah semakin banyak negeri-negeri di Amerika Latin yang melawan imperialisme AS, menyusul Kuba dan Venezuela.

Menjadi hak setiap rakyat di berbagai belahan dunia untuk melawan imperialisme AS dalam berbagai cara yang melindungi kemanusiaan, termasuk hak rakyat Kolombia untuk melawan pemerintahnya yang setia menjadi kaki tangan imperialisme AS. Tugas negeri-negeri sosialis membantu perlawanan tersebut agar kapitalisme tidak lebih lama lagi menyengsarakan manusia, merusak alam, dan mematikan potensi maju seluruh bagian dunia. Dan tugas gerakan demokratik dan kemanusiaan seluruh dunia untuk memberikan solidaritas terhadap upaya membangun suatu tatanan dunia baru di luar kapitalisme.

Oleh karena itu kami, yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan dukungan terhadap Revolusi Bolivarian Venezuela dan menolak berbagai bentuk intervensi Amerika Serikat terhadap kemandirian ekonomi politik Venezuela. Kekalahan Revolusi Venezuela adalah kekalahan bagi perjuangan rakyat dunia dalam mencipatakan alternatif melawan Kapitalisme global, untuk itu, tak akan kami biarkan.

Jakarta, 28 Juli 2010

DAFTAR DUKUNGAN SOLIDARITAS

1. SOLIDARITAS RAKYAT INDONESIA UNTUK ALTERNATIF AMERIKA LATIN (SERIAL)/ada.alternatif@yahoo.com/ www.amerikalatin.blogspot.com
2. KOMITE POLITIK RAKYAT MISKIN – PARTAI RAKYAT DEMOKRATIK (KPRM-PRD)/kprm.prd@gmail.com/ www.kprm-prd.org / http://kprm-peoples-democratic-party.blogspot.com/
3. PERSATUAN POLITIK RAKYAT MISKIN (PPRM)/politik.rakyat.miskin@gmail.com
4. PUSAT PERJUANGAN MAHASISWA UNTUK PEMBEBASAN NASIONAL (PEMBEBASAN) kn.pembebasan@gmail.com/
5. PEREMPUAN MAHARDHIKA mahardhika.kita@gmail.com/www.perempuanmahardhika.blogspot.com
6. PERSATUAN PERGERAKAN BURUH INDONESIA (PPBI)/kp.ppbi@gmail.com
7. DEWAN KESEHATAN RAKYAT (DKR)
8. Ferry Nelson (Buruh di MM 2100 Cibitung).
9. HOV Indonesia www.indonesia.handsoffvenezuela.org
10. Militan Indonesia www.militanindonesia.org
11.
12.


Kirimkan dukungan anda ke ada.alternatif@yahoo.com atau zely.ariane@gmail.com.
Terima kasih.

05/06/2010

Venezuela Mengutuk Penyerangan Israel Terhadap Kapal Pembawa Bantuan, dan Penahanan Jurnalis Telesur

Oleh Tamara Pearson – Venezuelanalysis.com

Merida, 31 Mei 2010 (Venezuelanalysis.com) – “Satu-satunya senjata anak ku adalah kamera video yang dibawanya”, ungkap Christina Soler, Ibu dari David Segarra, seorang journalist Spanyol dan penduduk Venezuela, yang telah ditahan pagi ini oleh Angkatan Laut Israel saat mereka melakukan penyerangan terhadap armada kapal yang memuat bantuan untuk Palestina saat melewati Jalur Gaza.

Laporan media berbeda-beda tentang jumlah total yang dibunuh oleh Angkatan Laut Israel, sekitar 10 sampai 19 orang, dengan lebih dari 50 orang ditahan. Penyerangan mereka yang mendapat dukungan dari pemerintahan Israel, adalah sebuah upaya untuk menghentikan enam kapal dengan ratusan aktivis berasal lebih dari 40 negara, yang membawa 10.000 ton bantuan, termasuk kursi roda, bahan bangunan, obat-obatan, dan materi pendidikan ke Jalur Gaza. Israel telah melakukan blokade terhadap bagian dari Palestina dan penyerangan yang dilakukan oleh Israel itu terjadi di perairan internasional.

Telesur telah melakukan tranmisi gambar seperti yang terjadi, namun kemudian mereka kehilangan kontak dengan Segarra. Telesur adalah stasiun televisi berita Amerika Latin bercakupan luas yang diinisiasi oleh Venezuela.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Spanyol melaporkan kondisi Segarra baik-baik saja, namun saat ini dia sedang dalam penahanan dan mengalami putus komunikasi dengan yang lain, dan keberadaannya saat ini belum diketahui.

Menurut pengakuan Ibu Segarra, dia telah melakukan pengambilan film di Gaza pada bulan Januari tahun ini bersama dengan team dari Venezuela, dan melanjutkan pekerjaan pendokumentasian tentang Gaza dengan bekerja sebagai reporter Telesur pada armada bantuan.

Segarra dikenal dengan film dokumenternya “A coup and a letter” yang berbicara tentang kudeta terhadap President Chavez tahun 2002 dan surat yang ditulis Chavez yang mengatakan bahwa dia tidak mengundurkan diri. Segarra, walaupun seorang Spanyol, dia tinggal di Venezuela dan bekerja untuk Telesur, Vive TV dan Avila TV, serta telah membuat dan berkolaborasi dalam sejumlah documenter lain tentang Venezuela.

Segarra telah memposting sesuatu ke Twitternya sesaat sebelum Angkatan Laut Israel tiba. Dia memposting “Konfirmasi : terdapat sedikitnya dua kapal Israel dan beberapa helikopter diikuti armada kapal menuju Gaza. Terdapat pula 6 perahu pada rute.”

Empat jam sebelum itu terjadi, dia menuliskan terdapat tiga kapal Israel yang terlihat dan mereka bergerak pelan mendekat, emisi satelit mereka tidak berjalan, namun jaringan internet masih bisa bekerja, dan “Seluruh aktivis sedang bersiap untuk melawan”.

“Armada menyerukan kepada komunitas internasional untuk melakukan campur tangan sebelum tragedi ini terjadi,” tulisnya.

Presiden Telesur, Andres Izarra, menyatakan bahwa penyerangan itu adalah pembantaian baru yang dilakukan oleh Israel terhadap masyarakat Palestina dan kali ini juga terhadap upaya masyarakat internasional yang ingin membantu populasi yang terisolasi karena Israel”.

Pemerintah Venezuela Mengutuk Penyerangan Israel


Pemerintahan Venezuela dan Presiden Hugo Chavez mengeluarkan sebuah pernyataan pada tengah hari ini, mengutuk “pembantaian brutal yang dilakukan oleh Negara Israel terhadap sejumlah anggota Armada Pembebasan” dan “tindakan penyerangan terhadap warga sipil yang tidak bersenjata yang sedang mencoba mengantarkan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina di Gaza, yang mana subjek sebuah blokade kriminal dijatuhkan oleh negara Israel”.

Presiden Chavez, atas nama pemerintahannya dan rakyat Venezuela menyatakan belasungkawa kepada keluarga dan teman-teman dari “pahlawan yang menjadi korban kejahatan ini” dan berjanji memberikan dukungan yang diperlukan agar “mereka yang bertanggung jawab terhadap pembunuhan ini dihukum berat”.

Pernyataan tersebut menyimpulkan,” Pemerintahan Revolusioner Venezuela akan terus mencela tindakan teroris dan kriminal pemerintahan Israel, dan mengulangi... keteguhan komitmentnya dengan perjuangan untuk Kebebasan, Kedaulatan Nasional serta Martabat rakyat Palestina.”

12/05/2010

Sistem pendidikan di Kuba

Marilah kita bandingkan sejenak kondisi negara kita dengan Kuba, sebuah negara kepulauan di kawasan Karibia, Amerika Selatan. Kuba secara ekonomi adalah negara miskin, karena selama 40 tahun diembargo oleh pemerintah Amerika Serikat. Seperti Indonesia, dalam peta bumi ilmu sosial, Kuba digolongkan sebagai negara berkembang. Tetapi jika kita menengok laporan indeks kualitas manusia yang diterbitkan oleh badan perserikatan bangsa-bangsa (PBB), kualitas sumberdaya manusia Kuba, jauh melampaui kualitas sumberdaya manusia Indonesia. Mengapa bisa demikian?

Universitas Untuk Semua


Di negeri yang terkenal karena produk cerutunya itu, tingkat melek huruf penduduknya sangat tinggi. 97 persen dari penduduk yang berusia di atas 15 tahun bisa membaca dan menulis. Dari komposisi itu, jumlah laki-laki yang melek huruf mencapai 97, 2 persen, sedangkan perempuan mencapai 96,9 persen. Sebagai perbandingan, sebelum revolusi pada 1959, angka buta huruf sebesar 30 persen. Kini penduduk yang buta huruf nol persen. Kuba juga merupakan negara dengan tenaga guru terbesar dan tersukses dalam bidang pendidikan. Dari segi komposisi jumlah guru-murid, untuk tingkat sekolah dasar dari setiap 20 murid dilayani oleh satu orang pengajar. Untuk tingkat sekolah menengah, satu orang pengajar melayani 15 murid. Keadaan ini menyebabkan hubungan antara guru-murid berlangsung secara intensif.


Setiap guru di Kuba adalah lulusan universitas dan memperoleh pelatihan yang sangat intensif dan berkualitas selama masa karirnya. Yang unik dari sistem pendidikan Kuba, adalah hubungan guru-murid-orang tua yang tampak dikelola secara kolektif. Seluruh staf pendidikan (pengajar dan pegawai administrasi) tinggal di dekat sekolah, sehingga mereka mengenal satu sama lain. Bersama murid dan orang tuanya, para guru ini bekerja bersama dan menyelesaikan secara bersama masalah-masalah menyangkut bidang pendidikan dan kesehatan. Metode ini merupakan pengejawantahan dari nilai hidup yang diwariskan oleh Che Guevara, tentang solidaritas kelas. Dengannya, pendidikan tidak hanya bermakna vertikal, dimana semakin terdidik orang peluangnya untuk berpindah kelas semakin terbuka. Tapi, juga bermakna horisontal, bahwa pendidikan juga bertujuan untuk memupuk dan mengembangkan solidaritas antar sesama, penghargaan terhadap alam-lingkungan dan kemandirian.


Menurut Juan Casassus, anggota tim dari the Latin American Laboratory for Evaluation and Quality of Education at UNESCO Santiago, prestasi tinggi Kuba dalam pendidikan ini merupakan hasil dari komitmen kuat pemerintahan Kuba yang menempatkan sektor pendidikan sebagai prioritas teratas selama 40 tahun sesudah revolusi. Pemerintah Kuba memang mengganggarkan sekitar 6,7 persen dari GNP untuk sektor ini, dua kali lebih besar dari anggaran pendidikan di seluruh negara Amerika Latin.


Dengan anggaran sebesar itu, pemerintah Kuba berhasil membebaskan seluruh biaya pendidikan, mulai dari level sekolah dasar hingga universitas. Bebas biaya pendidikan juga untuk sekolah yang menempa kemampuan profesional. "Everyone is educated there. Everyone has access to higher education. Most Cubans have a college degree," ujar Rose Caraway, salah satu mahasiswa AS yang ikut progam studi banding di Kuba, pada 2005. Kebijakan ini menjadikan rakyat Kuba sebagai penduduk yang paling terdidik dan paling terlatih di seluruh negara Amerika Latin. Saat ini saja ada sekitar 700 ribu tenaga profesional yang bekerja di Kuba.


Tetapi, kebijakan menggratiskan biaya pendidikan ini tampaknya kurang mencukupi. Sejak tahun 2000, pemerintah Kuba mencanangkan program yang disebut “University for All.” Tujuan dari program ini adalah untuk mewujudkan mimpi menjadikan Kuba sebagai “a nation become a university.”


Melalui program ini seluruh rakyat Kuba (tua-muda, laki-perempuan, sudah berkeluarga atau bujangan) memperoleh kesempatan yang sama untuk menempuh jenjang pendidikan universitas. Caranya, pihak universitas bekerjasama dengan Cubavision and Tele Rebelde, menyelenggarakan program pendidikan melalui televisi. Perlu diketahui, saat ini media televisi Kuba menyediakan 394 jam untuk program pendidikan setiap minggunya. Jumlah ini sekitar 63 persen dari total jam tayang televisi Kuba. Dalam kerjasama ini, pihak universitas menyediakan paket kurikulum pendidikan dan tenaga pengajar dan pemikir yang berkualitas. Sebagai contoh, salah satu mata acara yang disuguhkan adalah sejarah filsafat, yang diasuh oleh Miguel Limia, seorang profesor filsafat dari institut filsafat.


Demikianlah, sejak program ini on-air pada 2 Oktober 2000, ada sekitar 775 profesor yang datang dari universitas-universitas besar di Kuba yang aktif terlibat dalam program ini.


Hasil dari komitmen dan kerja keras pemerintah Kuba dalam membangun sektor pendidikan ini, nampak dari hasil kajian perbandingan yang dilakukan oleh UNESCO, terhadap siswa dari 13 negara Amerika Latin di bidang matematika dan bahasa. Dari studi itu diperoleh hasil, prestasi siswa Kuba jauh di atas prestasi siswa dari negara lainnya yakni, sekitar 350 point. Bandingkan dengan Argentina, Chile, dan Brazil yang nilainya mendekati 250 poin.


Prestasi Bidang Kesehatan


Salah satu prestasi tertinggi dari pembangunan pendidikan Kuba, tampak dalam bidang pendidikan kesehatan. Seperti dikemukakan Cliff DuRand, profesor emeritus filsafat di Morgan State University, Baltimore, AS, saat ini rata-rata tingkat kematian dini di Kuba hanya 5,8 kematian dalam satu tahun untuk 1.000 kelahiran. Angka ini adalah yang terendah di kawasan Amerika Latin, bahkan lebih rendah dari yang terjadi di Amerika Serikat.


Jumlah tenaga dokter per kapita Kuba jauh lebih banyak dibandingkan negara manapun di dunia. Saat ini saja, ada sekitar 130.000 tenaga medis profesional. 25.845 tenaga dokter Kuba bekerja untuk misi kemanusiaan di 66 negara, 450 di antaranya bekerja di Haiti, negara termiskin di benua Amerika. Sebagian lainnya bekerja di kawasan-kawasan miskin di Venezuela. Ketika terjadi bencana topan Katrina di New Orleans, beberapa waktu lalu, Presiden Fidel Castro berinisiatif mengirimkan 1.500 tenaga dokter. Tapi, inisiatif ini ditolak oleh pemerintah AS dengan alasan yang sifatnya politis.


Tidak hanya untuk rakyat Kuba, kini melalui Latin American School of Medicine, pemerintah Kuba memberikan beasiswa untuk pendidikan kesehatan kepada ratusan kaum muda miskin dari seluruh negara Amerika Latin, Afrika, bahkan Amerika Serikat. Yang menarik, di Kuba pengajaran kesehatan tidak hanya menyangkut soal ilmu pengetahuan dan seni pengobatan tapi, juga nilai-nilai pelayanan sosial terhadap kemanusiaan. Seperti dikemukakan Castro, ketika mewisuda 1610 mahasiswa pada musim panas Oktober 2005,


“Modal manusia (human capital) jauh lebih bernilai ketimbang modal kapital (financial capital). Modal manusia meliputi tidak hanya pengetahuan, tapi juga – dan ini yang sangat mendasar – kesadaran, etika, solidaritas, rasa kemanusiaan yang sejati, semangat rela berkorban, kepahlawanan, dan kemampuan menciptakan sesuatu dalam jangka panjang. "Coen Husain Pontoh"


http://coenpontoh.wordpress.com/2005/11/01/pendidikan-di-kuba/