07/08/2015

Chávez dan Negara Komunal Tentang Transisi ke Sosialisme di Venezuela (4 - selesai)

Silahkan baca seri sebelumnya 

Chávez dan Negara Komunal Tentang Transisi ke Sosialisme di Venezuela (2)  http://amerikalatin.blogspot.com/2015/07/chavez-dan-negara-komunal-tentang.html 

Chávez dan Negara Komunal Tentang Transisi ke Sosialisme di Venezuela (2)   http://amerikalatin.blogspot.com/2015/07/chavez-dan-negara-komunal-tentang_28.html

Chávez dan Negara Komunal Tentang Transisi ke Sosialisme di Venezuela (3) 
http://amerikalatin.blogspot.com/2015/08/chavez-dan-negara-komunal-tentang.html

oleh John Bellamy FosterDiterjemahkan oleh Nemo Nebo 

Pelajaran-Pelajaran dalam Transisi ke Sosialisme

34.    "Transisi-transisi dari satu tatanan sosial kepada yang lainnya", kata Paul Sweezy,  "menyangkut masalah-masalah tersulit dan terbesar materialisme-historis".  Transisi-transisi historis revolusioner semacam itu tidak pernah sama antara yang satu dengan yang lainnya,  berlangsung berlarut-larut dalam rentang-waktu yang panjang,  dengan segala jenis gerakan maju dan mundur,  dan timbul dari dalam kondisi-kondisi dan kultur-kultur yang unik.  Walaupun demikian,  dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan yang umum,  kesimpulan dalam garis-besarnya.  Kesulitan terbesar,  Sweezy menekankan,  ditampilkan oleh fakta   "bahwa transisi ke sosialisme tidaklah,  dan mengingat sifat kasusnya tidaklah dapat,  mengambil arah yang sama seperti transisi dari feodalisme ke kapitalisme". Masyarakat borjuis muncul sebagai sebuah corak struktur sel alternatif di dalam masyarakat feodal,  yang tidak secara seketika mengancam ataupun berlawanan dengan feodalisme.  [Masyarakat borjuis]  adalah sebuah  "bentuk-yang-baru-muncul pengelompokan relasi-relasi sosial"  ("newly emergent ensemble of social relations")   dan dengannya muncul pula sebuah corak baru sifat manusia,  hukum-hukum dan kebiasaan-kebiasaan,  terutama di pusat-pusat kota masyarakat feodal.   Sebagaimana dinyatakan oleh Sweezy,  "relasi-relasi borjuis tumbuh di dalam kerangka masyarakat feodal dan mencetak sifat manusia borjuis sepanjang periode beberapa abad".   Transisi dari kapitalisme ke sosialisme tidak mungkin berlangsung dengan cara yang sama.  Tak ada sama sekali celah, pori-pori,  dalam masyarakat borjuis,  yang di dalamnya relasi-relasi sosialis dapat dengan mudah dan seketika muncul,   sebaliknya,  kapitalisme adalah sebuah sistem reproduksi metabolistis sosial  yang agresif yang secara konstan bergerak untuk mencaplok segalanya di dalam dirinya. 39   Inilah  yang dimaksudkan oleh Mészáros saat dia menunjuk pada kecenderungan-kecenderungan sentrifugal(berpusat kepada diri sendiri)yang merupakan ciri utama kapital sebagai sebuah sistem yang secara konstan berupaya mereproduksi mikrokosmos-organiknya sendiri,  meskipun teralienasi,  dan mengintegrasikannya dengan makrokosmosnyayang destruktif.40

35.    Strategi-strategi  sosialis dandemokratis radikal, dengan demikian,  pada umumnya telah selalu memusatkan perhatian pada penguasaan negara dan penggunaan aparatur atau constituted power negara sebagai satu-satunyacara untuk menegakkan sosialisme. Akan tetapi dalam prosesnya,  [dengan cara begitu]  kekuasaan kostituen revolusioner menjadi pertama-tama tersubordinasi/tertundukkan  dan  kemudian ditiadakan.  Hasilnya adalah sebuah sistem baru alienasi politis.  Kekuatan dan kedaulatan rakyat menjadi lenyap.  Dalam analisis Chávez,  serupa dengan Mészáros,  model negara Soviet [Rusia],   yang berdiri di atas masyarakat,  justru melanggengkan elemen yang diperlukan oleh sistem kapital  (yaitu alienasi politis yang memaksakan alienasi ekonomis),  bahkan meskipun dilakukan penghapusan formal terhadap kapitalisme dan kepemilikan pribadi.  Penggantian  kepemilikan pribadi  oleh  kepemilikan negara  (perubahan dalam kepemilikan sosial)  semata-mata  tidaklah mengubah  relasi-relasi yang paling penting. Maka,  sesungguhnyalah suatu  "penyurutan peranan negara"  ("withering away of the state"),  seperti  disarankan Marx dan Engels-lah,  yang dibutuhkan dalam transisi sosialis apa pun.41

03/08/2015

Chávez dan Negara Komunal Tentang Transisi ke Sosialisme di Venezuela (3)



Silahkan baca seri sebelumnya 

Chávez dan Negara Komunal Tentang Transisi ke Sosialisme di Venezuela (2)  http://amerikalatin.blogspot.com/2015/07/chavez-dan-negara-komunal-tentang.html 

Chávez dan Negara Komunal Tentang Transisi ke Sosialisme di Venezuela (2)   http://amerikalatin.blogspot.com/2015/07/chavez-dan-negara-komunal-tentang_28.html


oleh John Bellamy FosterDiterjemahkan oleh Nemo Nebo 

Maduro dan Negara Komunal

28.   Dalam dua tahun sejak kematian Chávez,  pihak oposisi  Venezuela dan  Amerika Serikat  telah meningkatkan usahanya untuk meruntuhkan Republik Bolivarian yang didirikan secara demokratis melalui tekanan-tekanan yang dilakukan di dalam maupun di luar negeri.   Pemilihan presiden yang baru  dilaksanakan di bulan April 2013,   dan  Nicolás Maduro –– yang sebagai wakil presiden di bawah Chávez menjadi presiden-interim dengan wafatnya Chávez dan menjalankan pemerintahan dalam kapasitas itu selama sebulan –– terpilih dengan kemenangan tipis.  Sejak naiknya Maduro ke kursi kepresidenan,  tekanan-tekanan politik dan ekonomi terhadap Venezuela  telah dilakukan bertubi-tubi.  Sebuah faktor utama yang mengancam Republik Bolivarian ini adalah penurunan 38 persen harga minyak antara Juni dan Desember 2014,  yang disebabkan oleh melonjaknya pasokan minyak dan gas bumi dari hasil  fracking *5 –– bersamaan dengan keputusan Arab Saudi untuk mempertahankan produksi ketimbang menopang harga, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi  di Cina dan Eropa. 33    Akibatnya  terjadilah krisis ekonomi yang parah di Venezuela.    Krisis ini diperumit oleh taktik-taktik kekerasan pihak oposisi Venezuela dengan strategi "keluar sekarang" ("exit now")-nya  di musim semi 2014,  yang ditujukan untuk menjatuhkan pemerintah dan mengakibatkan terbunuhnya 43 orang.  Tekanan kepada Republik Bolivarian telah ditingkatkan lebih jauh lagi  dengan penimbunan-meluas barang-barang impor –– sebuah bentuk korupsi ekonomi yang diperkenalkan oleh kepentingan-kepentingan egois (vested interests)  perekonomian importir-pemuja-rente,  yang diarahkan untuk mengacaukan pengendalian harga yang dijalankan pemerintah untuk mengatasi inflasi yang semakin parah.  Selain itu,  produk-produk makanan  yang dibeli dengan harga relatif rendah di Venezuela  telah dikirim melintasi batas-negara untuk dijual dengan harga lebih tinggi di Kolombia.

29.    Melihat rentannya Venezuela,  Washington pun melancarkan sanksi-sanksi (pembatasan ketat visa dan pembekuan harta para pejabat Venezuela)  di bawah naungan "Undang-Undang tahun 2014 tentang Pembelaan Hak-Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Sipil Venezuela"  ("Venezuela Defense of Human Rights and Civil Society Act of 2014").  Di bulan Februari 2015  (saat artikel ini sedang ditulis),  Venezuela menggagalkan sebuah rencana kudeta terhadap pemerintah,  yang sedianya akan dijalankan dalam bentuk gabungan sebagai berikut :   (1)  serangan ekonomi terhadap negeri ini,   (2)  demonstrasi-demonstrasi dengan kekerasan yang dipimpin kelompok oposisi,  (3) penyuapan terhadap para pejabat-kunci,  dan  (4)  serangkaian pemboman terkoordinasi terhadap bangunan-bangunan pemerintah dan lokasi-lokasi strategis di seluruh penjuru negeri.  Pemboman-pemboman tersebut, segera terungkap,  direncanakan dilaksanakan oleh sebuah pesawat tempur Super Toscano produksi Brazilia,  yang terdaftar atas nama Blackwater Worldwide –– dan karenanya menunjukkan keterlibatan Washington di dalam rencana kudeta tersebut.  Bukti-bukti setelahnya  (termasuk sebuah rekaman pembicaraan melalui Skype)  memperlihatkan bahwa kudeta tersebut direncanakan di Amerika Serikat.  Pada tanggal 3 Maret Maduro mengindikasikan,  bahwa seorang staf Kedutaan Besar Amerika Serikat di Venezuela telah bertemu dengan pihak oposisi,  untuk menyerahkan dokumen-dokumen berkenaan dengan persiapan kudeta tersebut.  34