Silahkan baca seri sebelumnya
Chávez dan Negara Komunal Tentang Transisi ke Sosialisme di Venezuela (2) http://amerikalatin.blogspot.com/2015/07/chavez-dan-negara-komunal-tentang.html
Chávez dan Negara Komunal Tentang Transisi ke Sosialisme di Venezuela (2) http://amerikalatin.blogspot.com/2015/07/chavez-dan-negara-komunal-tentang_28.html
Chávez dan Negara Komunal Tentang Transisi ke Sosialisme di Venezuela (3)
http://amerikalatin.blogspot.com/2015/08/chavez-dan-negara-komunal-tentang.html
Pelajaran-Pelajaran dalam Transisi ke Sosialisme
34. "Transisi-transisi dari satu tatanan sosial kepada yang
lainnya", kata Paul Sweezy,
"menyangkut masalah-masalah tersulit dan terbesar
materialisme-historis".
Transisi-transisi historis revolusioner semacam itu tidak pernah sama
antara yang satu dengan yang lainnya,
berlangsung berlarut-larut dalam rentang-waktu yang panjang, dengan segala jenis gerakan maju dan
mundur, dan timbul dari dalam
kondisi-kondisi dan kultur-kultur yang unik.
Walaupun demikian, dapat ditarik
kesimpulan-kesimpulan yang umum, kesimpulan dalam garis-besarnya. Kesulitan terbesar, Sweezy menekankan, ditampilkan oleh fakta "bahwa transisi ke sosialisme tidaklah, dan mengingat sifat kasusnya tidaklah
dapat, mengambil arah yang sama seperti
transisi dari feodalisme ke kapitalisme". Masyarakat borjuis muncul
sebagai sebuah corak struktur sel alternatif di dalam masyarakat feodal, yang tidak secara seketika mengancam ataupun
berlawanan dengan feodalisme.
[Masyarakat borjuis] adalah
sebuah "bentuk-yang-baru-muncul
pengelompokan relasi-relasi sosial"
("newly emergent ensemble of
social relations") dan
dengannya muncul pula sebuah corak baru sifat manusia, hukum-hukum dan kebiasaan-kebiasaan, terutama di pusat-pusat kota masyarakat feodal. Sebagaimana dinyatakan oleh Sweezy, "relasi-relasi borjuis tumbuh di dalam
kerangka masyarakat feodal dan mencetak sifat manusia borjuis sepanjang periode
beberapa abad". Transisi dari
kapitalisme ke sosialisme tidak mungkin berlangsung dengan cara yang sama. Tak ada sama sekali celah, pori-pori, dalam masyarakat borjuis, yang di dalamnya relasi-relasi sosialis dapat
dengan mudah dan seketika muncul,
sebaliknya, kapitalisme adalah
sebuah sistem reproduksi metabolistis sosial
yang agresif yang secara konstan bergerak untuk mencaplok segalanya di
dalam dirinya. 39
Inilah yang dimaksudkan oleh Mészáros
saat dia menunjuk pada kecenderungan-kecenderungan sentrifugal(berpusat kepada diri sendiri)yang merupakan
ciri utama kapital sebagai sebuah sistem yang secara konstan berupaya
mereproduksi mikrokosmos-organiknya sendiri,
meskipun teralienasi, dan
mengintegrasikannya dengan makrokosmosnyayang destruktif.40
35. Strategi-strategi sosialis dandemokratis radikal, dengan
demikian, pada umumnya telah selalu
memusatkan perhatian pada penguasaan negara dan penggunaan aparatur atau constituted power negara sebagai
satu-satunyacara untuk menegakkan sosialisme. Akan tetapi dalam prosesnya, [dengan cara begitu] kekuasaan kostituen revolusioner menjadi
pertama-tama tersubordinasi/tertundukkan
dan kemudian ditiadakan. Hasilnya adalah sebuah sistem baru alienasi
politis. Kekuatan dan kedaulatan rakyat
menjadi lenyap. Dalam analisis Chávez, serupa dengan Mészáros, model negara Soviet [Rusia], yang berdiri di atas masyarakat, justru melanggengkan elemen yang diperlukan
oleh sistem kapital (yaitu alienasi
politis yang memaksakan alienasi ekonomis),
bahkan meskipun dilakukan penghapusan formal terhadap kapitalisme dan
kepemilikan pribadi. Penggantian kepemilikan pribadi oleh
kepemilikan negara (perubahan
dalam kepemilikan sosial) semata-mata tidaklah mengubah relasi-relasi yang paling penting. Maka, sesungguhnyalah suatu "penyurutan peranan negara" ("withering
away of the state"), seperti disarankan Marx dan Engels-lah, yang dibutuhkan dalam transisi sosialis apa
pun.41