14/01/2009

KTT Arab-Amerika Selatan: Jauh Melampaui Sikap-sikap OKI

09/05/2005 06:50 - KTT Arab-Amerika Selatan
Buat Pertama Kali, Pemimpin Arab-Amerika Selatan Bertemu

Liputan6.com, Brasilia: Para pemimpin negara Amerika Selatan dan Arab mengadakan pertemuan tingkat tinggi untuk pertama kalinya di Kota Brasilia, Brasil, Ahad (8/5). Pertemuan itu dimaksudkan untuk menyatukan pandangan negara-negara berkembang dalam menghadapi globalisasi.

Rencananya, pertemuan antara negara-negara Amerika Selatan dan Liga Arab ini secara resmi dibuka besok. Pertemuan akan dihadiri 34 pemimpin negara dan 22 di antaranya dari wilayah Afrika Utara dan Timur Tengah. Dalam konferensi yang dipimpin Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva ini di antaranya akan dihadiri Presiden Venezuela Hugo Chavez, Presiden Palestina Mahmud Abbas serta Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika.

Da Silva menyatakan, konferensi ini dimaksudkan untuk menyatukan pandangan negara-negara berkembang di wilayah Amerika Selatan dan Timur Tengah. Isu yang akan dibahas di antaranya soal reformasi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan peniadaan subsidi pertanian untuk negara-negara maju. Selain itu, penyelenggaraan konferensi juga sebagai pembuka jalan menuju negosiasi kesepakatan perdagangan bebas antara dua wilayah tersebut. Rencananya, hari ini, diadakan pertemuan tingkat menteri yang dilanjutkan dengan konferensi tingkat tinggi selama dua hari.

Sementara itu, keinginan Amerika Serikat untuk hadir sebagai pengamat ditolak pemerintah Brasil. Penolakan ini membuat sejumlah negara sekutu AS seperti Mesir dan Arab Saudi membatalkan kehadiran mereka. Kendati begitu, pemerintah Brasil menegaskan, langkah ini bukanlah suatu tantangan kepada Uncle Sam.(YYT/Yes)

11.05.05 07:45
Konferensi Amerika Selatan-Arab Resmi Dibuka

Liputan6.com, Brasilia: Konferensi Tingkat Tinggi antarnegara Amerika Selatan dan Arab secara resmi dibuka di Brasilia, Brasil, Selasa (10/5). Dalam pidatonya, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan, pertemuan ini mengupayakan agar aspirasi negara-negara berkembang tersalurkan di lembaga-lembaga internasional. Pertemuan yang digelar pertama kalinya ini bertujuan membangun kerja sama membendung dominasi Amerika Serikat di dunia.

Para pemimpin Amerika Selatan dan Arab juga menyinggung masalah pendudukan Palestina oleh Israel. Mereka mendesak Israel membongkar permukiman Yahudi yang berada di wilayah Palestina. Sedangkan mengenai masalah Irak, kedua kawasan sepakat untuk mendukung persatuan, kedaulatan, dan kemerdekaan Irak tanpa campur tangan di urusan dalam negeri Irak.

Kendati berjalan lancar, pertemuan diwarnai unjuk rasa. Para demonstran menentang perlakuan diskriminatif terhadap kaum perempuan di negara-negara Arab. Aksi ini membuat pengamanan di Brasilia diperketat. Sebanyak 9.000 personel keamanan disiagakan untuk menjaga jalannya konferensi antara negara-negara Amerika Latin dan Arab ini.

Sedianya, pertemuan dihadiri 34 pemimpin negara dan 22 di antaranya dari wilayah Afrika Utara dan Timur Tengah. Mereka yang hadir antara lain Presiden Venezuela Hugo Chavez, Presiden Palestina Mahmud Abbas serta Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika [baca: Buat Pertama Kali, Pemimpin Arab-Amerika Selatan Bertemu].(TNA/Ijx)

Pemimpin Arab Memalukan, Chavez "Pahlawan" Palestina


Eramuslim, Selasa, 13/01/2009 09:58 WIB

Sebuah ironi memang jika rakyat Palestina justru lebih menganggap pemimpin dari luar negara Muslim sebagai tokoh pahlawan mereka. Rakyat Palestina kini lebih bangga dengan Presiden Venezuela, Hugo Chavez yang lebih menunjukkan solidaritasnya yang tinggi terhadap bangsa Palestina, ketimbang pimpinan negara-negara Arab yang selama puluhan tahun mengabaikan dan mengkhianati bangsa Palestina.

"Dia (Chavez) adalah simbol perjuangan untuk kemerdekaan seperti Che Guevara. Itulah yang membedakannya dari pemimpin dunia lainnya," puji anggota parlemen Palestina Mohammad al-Lahham.

Wajar saja kalau rakyat Palestina memuji Chavez. Begitu melihat agresi brutal Israel di Jalur Gaza, Chavez langsung mengusir dubes Israel di Caracas. Satu hal yang tidak dilakukan pemimpin dunia lainnya, termasuk pemimpin negara Mesir dan Yordania, dua negara Arab yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Venezuela juga mengirimkan bantuan kemanusiaan dengan menggunakan pesawat terbang sendiri untuk membantu warga Gaza yang kekurangan makanan dan obat-obatan akibat blokade Israel.

Chavez dengan keras mengecam dunia internasional yang dianggapnya tidak banyak berbuat sesuatu untuk menghentikan "holocaust" yang dilakukan Israel di Jalur Gaza dan menyebut Israel sebagai "tangan pembunuh" AS di Palestina.

Sejak Chavez mengusir dubes Israel, Chavez menuai pujian dari komunitas Muslim dan Arab. "Semua orang di sini (Palestina) kenal siapa dia (Chavez)," kata walikota Al-Masar di Betlehem, Tepi Barat, Mahmud Zwahreh.

Menurutnya, banyak warga Palestina yang minta foto Chavez untuk dibawa dalam aksi-aksi unjuk rasa menentang agresi Israel di Jalur Gaza. Oleh sebab itu, Zwahreh memcetak banyak foto Chavez untuk dibagi-bagikan pada para pengunjuk rasa anti-Israel. Tak heran jika dalam aksi unjuk rasa anti-Israel, juga terlihat bendera-bendera Venezuela dan foto-foto Chavez.

"Saya ingin bisa memberikan Chavez paspor Palestina agar ia bisa menjadi warga negara Palestina. Dan kami akan memilih dia sebagai presiden kami," tukas Zwahreh. Iyad, seorang pemilik toko di dekat Gereja Nativity di Betlehem setuju dengan pernyataan Zwahreh.

"Chavez adalah presiden yang baik. Dia selalu mendukung rakyat Palestina," ujarnya. Warga Palestina lainnya bernama Assem juga menilai Chavez lebih baik dari pemimpin-pemimpin Arab lainnya.

"Dia lebih baik dari pemimpin-pemimpin negara Arab. Mesir dan Yordania seharusnya juga mengusir duta besar Israel. Sangan memalukan, negara-negara Arab tidak punya pemimpin seperti dia (Chavez)," tandas Assem. Pernyataan yang seharusnya menjadi tamparan keras buat Mahmud Abbas, Presiden Palestina dari faksi Fatah dan pemimpin-permimpin Arab. Dunia Arab memang sangat menyedihkan untuk Palestina.

Sementara itu walikota Bireh di Libanon, memakai nama Hugo Chavez untuk salah satu jalan di kota itu. "Cuma ini yang bisa kami lakukan untuk laki-laki pmeberani yang telah menyalakan harapan di hati kami dan telah membalas luka kami akibat kebiadaban entitas Zionis," kata Mohammed Wehbe.

Di jalan utama menuju kota Bireh sepanjang 45 kilometer yang berada di sebelah utara kota pelabuhan Tripoli, terpampang spanduk-spanduk yang bertuliskan antara lain "Bangsa ini membutuhkan pemimpin seperti Chavez", "Chavez mengusir duta besar Israel. Kapan kalian melakukannya, pemimpin-pemimpin Arab?".

Foto-foto Chavez juga ditempel di berbagai tempat di kota yang berpenduduk 17.000 jiwa itu. Seorang imam di Libanon, Bilal Rivai berkomentar tentang Chavez, "Kami tidak punya hubungan langsung dengan Chavez. Kami juga tidak beragama yang sama dengan Chavez. Kami bicara dengan bahasa yang berbeda. Tapi dia (Chavez) ikut merasakan penderitaan kami dan dia layak mendapatkan penghargaan dan penghormatan dari kami". (ln/iol)