Rabu, 11 Juni
2014
Oleh Andalusia
Knoll
|
Review:
Tarian Brazil dengan Iblis: Piala Dunia, Olimpiade dan Perjuangan untuk
Demokrasi
Oleh
Dave Zirin (Haymarket Books, Mei 2014)
Sebuah
street art, menggambarkan seorang anak lelaki menangis dengan sebuah piring berisikan
bola, street art itu menjadi populer seiring dengan Piala Dunia di Brazil.
Mural itu dilukis sesaat setelah seorang komentator olah raga Dave Zirin
menulis buku terbarunya Tarian Brazil dengan Iblis: Piala Dunia, Olimpiade
dan Perjuangan untuk Demokrasi, buku tersebut memuat penjelasan tentang gambaran
sejarah yang mudah menguap. Dalam bukunya, Zirin mengulas kembali warna warni
FIFA dibalik publisitasnya di seluruh dunia, yang menyingkap kematian,
penindasan, penggusuran dan korupsi yang memberi jalan bagi Piala Dunia 2014
dan ajang Olimpiade di Rio de Jeneiro pada tahun 2016 mendatang.
|
Untuk memberantas kemiskinan berikanlah kekuasaan kepada orang miskin: pengetahuan, tanah, kredit, teknologi, dan organisasi. Itulah satu-satunya cara mengakhiri kemiskinan [Hugo Chavez, 2005]
15/06/2014
Doktrin Syok Olahraga : Dave Zirin di Piala Dunia, Olimpiade dan Demokrasi Brazil
10/06/2014
Amerika Latin: Mengapa Kita Butuh Segera Melakukan Moratorium Tambang Emas
Di tengah momentum pilpres, sedikit perhatian pada perpanjangan kontrak Freeport hingga 2041 oleh SBY-Budiono. Tambang emas yang banyak merusak lingkungan dan memiskinkan rakyat Papua, memperkaya segelintir pemilik Freeport, justru mendapat dukungan dari pemerintah untuk berkembang luas. Masihkah kita butuh emas? bukan untuk kebutuhan mendasar manusia tapi hanya untuk simbol status sosial. Berikut ini adalah artikel tentang moratorium Tambang Emas di Chile, yang demikian diperlukan bukan hanya karena eksploitasinya yang luar biasa berdampak rusak bagi sosial masyarakat namun juga menghancurkan lingkungan alam.
Tambang emas
telah menjadi momok yang menimpa negeri – negeri Amerika Latin. Di beberapa
tempat, beberapa korporasi transnasional raksasa telah beroperasi. Di beberapa
tempat lainnya, ratusan bahkan ribuan rakyat terjun ke sungai atau pegunungan
hanya untuk beberapa gram emas. Korporasi besar tersebut berkeras menggunakan
tekhnologi terbaru, mempromosikan pertumbuhan ekonomi dan menawarkan lapangan
kerja, sedangkan pertambangan informal skala kecil dan ilegal selalu
diasosiasikan dengan polusi, kekerasan dan kemiskinan.
|
16/05/2014
Gerakan LGBTI Amerika Latin Merayakan Kejayaan, Merancang Cita Baru
Ditulis
oleh Ivet Gonzales
Kamis,
15 Mei 2014
(IPS) – Meski tak nampak, Amerika Latin
adalah wilayah paling aktif di dunia dalam mempertahankan hak lesbian, gay,
biseksual transgender dan interseks (LGBTI).
Itu tampak pada strategi yang dewasa dan
cerdas yang dikerjakan gerakan LGBTI di 33 Negara kawasan, dimana level
penghargaan terhadap orientasi seksual dan keragaman identitas gender, meski
aktivis dari kawasan sekitar melaporkan pada bahwa sebuah konferensi
diselenggarakan di resort Kuba di kota Varadero.
“Tawaran paling progresif dan menarik adalah
penyatian di benua Amerika,” Ucap aktivis dari Meksiko Gloria Careaga selama Konferensi
Regional ke 6 Asosiasi Lesbian, Gay, Biseksual, Trans dan Interseks
Internasional untuk Amerika Latin dan Karibia yang diadakan minggu ini.
16/02/2014
Midia NINJA: Sebuah fenomena jurnalisme alternatif yang muncul dari demosntrasi di Brazil
![]() |
Pertemuan Midia Ninja |
Jurnalisme di Blog Amerika
Sebuah fenomena media muncul di Brazil dalam kebangkitan protes masif
yang meluas di seantero negeri tersebut sejak bulan Juni. Sebuah media kolektif
Midia NINJA, bersiaran langsung dari jalanan dengan slogan “Tidak ada cut,
tidak ada sensor” yang telah menarik perharian dan pengakuan dari ribuan rakyat
yang turun ke kalan beberapa minggu silam.
Lebih dari sekedar referensi, media ini mengambil nama pasukan Jepang
dalam sejarah Jepang yaitu NINJA yang merupakan singkatan dari “Narasi
Independen, Jurnalisme dan Aksi” dalam bahasa Portugis. Dan kata terakhir
membangun nada bagi permukaan mereka dan memunculkan debat apakah kata itu
bermakna pemisahan jurnalisme dari aktivisme.
Kudeta, Media dan Kemandegan: Apa Makna Protes Kekerasan bagi Venezuela
Oleh Venezuelanalysis.com. 14
Februari 2014
Penulis Staff
Venezuelanalysis.com menawarkan tiga sudut pandang berbeda tentang protes
kekerasan yang terjadi di negeri itu: strategi oposisi, bagaimana media
bereaksi dan implikasi protes itu bagi Revolusi Bolivarian
#1: Kudeta
Oposisi Melawan Oposisi
Ryan Mallett-Outtrim
Oposisi Venezuela melancarkan kudeta pada dirinya sendiri, bukan pada pemerintah. Dua arus gerakan
oposisi berlomba lomba untuk saling mendominasi satu sama lain, meski keduanya memiliki berbagai strategi yang sama
Strategi oposisi terbaru
adalah menekan Nicolas Maduro agar mundur dan memaksa terjadinya pemilihan
presiden lagi. Mereka bernat memenangkan pemilu berikutnya dengan meneror
pemilih agar beralih suara ke oposisi.
Untuk saat ini, hanya ada satu
opsi yang tersedia bagi oposisi. Militer secara tegas berada bersama Chavismo,
mengalihkan upaya pengulangan kudeta April 2002. Meski demikian, seruan
referendum masih akan ada dua tahun lagi, ditambah lagi pihak kanan jauh, umumnya apatis pada demokrasi.
Kemenangan tipis pemilu
elektoral Maduro April lalu menggambarkan sebagian besar suara dalam
pemilihan tersebut bisa dengan cepat beralih dari Chavismo ke pihak oposisi
jika cukup tekanan. Pada April 2013, semua oposisi membutuhkan taktik
sederhana. Kandidat oposisi, Henrique Capriles memiliki kampanye yang bagus di pemilu
lalu, yang berpotensi mengalahkan pendukung Chavez, dan ia hampir menang.
Subscribe to:
Posts (Atom)