10/06/2014

Amerika Latin: Mengapa Kita Butuh Segera Melakukan Moratorium Tambang Emas



Di tengah momentum pilpres, sedikit perhatian pada perpanjangan kontrak Freeport hingga 2041 oleh SBY-Budiono. Tambang emas yang banyak merusak lingkungan dan memiskinkan rakyat Papua, memperkaya segelintir pemilik Freeport, justru mendapat dukungan dari pemerintah untuk berkembang luas. Masihkah kita butuh emas? bukan untuk kebutuhan mendasar manusia tapi hanya untuk simbol status sosial. Berikut ini adalah artikel tentang moratorium Tambang Emas di Chile, yang demikian diperlukan bukan hanya karena eksploitasinya yang luar biasa berdampak rusak bagi sosial masyarakat namun juga menghancurkan lingkungan alam. 

Tambang emas telah menjadi momok yang menimpa negeri – negeri Amerika Latin. Di beberapa tempat, beberapa korporasi transnasional raksasa telah beroperasi. Di beberapa tempat lainnya, ratusan bahkan ribuan rakyat terjun ke sungai atau pegunungan hanya untuk beberapa gram emas. Korporasi besar tersebut berkeras menggunakan tekhnologi terbaru, mempromosikan pertumbuhan ekonomi dan menawarkan lapangan kerja, sedangkan pertambangan informal skala kecil dan ilegal selalu diasosiasikan dengan polusi, kekerasan dan kemiskinan.

Faktanya, dua bentuk pertambangan ini keduanya sangat efektif, skala besar operasi tambang emas mempunya semua jenis dampak serius secara teritori dan lingkungan dan pengulangan janji secara terus menerus dalam tekhnologi dan manajemen terbukti keliru. Pascua Lama, sebuah operasi tambang raksasa berlokasi di Pengunungan Andean antara Argentina dan Chile, telah mengulang janji yang sama bahwa akan ada pertanggungjawaban lingkungan. Realitanya cukup berbeda, dan di hadapan manajemen yang payah itu dan kegagalan bertanggung jawab, sebuah pengadilan Chile memberikan denda kepada korporasi tersebut dan menangguhkan pengoperasian tambangnya.

Tambang emas juga merupakan industri ekstraktif yang sangat tidak efisien. Di antara 50 besar produsen global, tambang emas rata-rata mendapat 5 gram emas untuk 1 ton batuan yang dipindahkan. Tentang hal ini, tak satupun merasa dikejutkan ketika aktivitas ini menimpulkan dampak lingkungan yang cukup besar.
Tambang berskala kecil memiliki problem yang sama. Di beberapa situs Amazon di Kolombia, Brazil, Ekuador, dan Peru, aktivitas ini dilakukan di tengah maraknya rusaknya lingkungan. Di berbagai wilayah seperti Madre de Dios di Peru bagian Tenggara, tambang skala kecil menjadi salah satu penyebab utama penghancuran wilayah basin Amazon dan kekerasan lokal. Seiring dengan meluasnya tambang emas, ia menyisakan penggundulan hutan dan polusi air dalam jumlah tinggi dan polusi tanah.

Berpikir bahwa aktivitas tersebut hanya dilakukan oleh individu atau keluarga adalah ilusi. Tambang emas dalam berbagai skala berhenti melibatkan ratusan dan ribuan rakyat, menghasilkan dampak berlipat-iipat. Gambaran seorang lelaki yang membungkuk mendulang emas dari pasir sungai adalah suatu hal di masa silam di banyak tempat.

Mesin pengerukan raksasa muncul entah dari mana di setiap sudut Amozon. Lebih lanjut lagi, pertumbuhan tambang emas informal dan ilegal hanya karena tambang in melibatkan pasar formal dan emas yang dikeruk bisa diakhiri oleh korporasi tambang yang besar.

Meski demikian, banyak rakyat mempertahankan industri tambang secara umum, dan tambang emas pada khususnya. Proyek ini mewakili berkah ekonomi dan keberhasilan ekspor. Proyek ini akan memunculkan kebutuhan akan emas yang diasumsikan sebagai suatu yang penting untuk kesejahteraan manusia dan pembangunan umat manusia, dan ini membenarkan semua penghancuran ini.  

Apakah ini benar? Apakah benar bahwa emas bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup kita atau sekedar dibutuhkan untuk keperluan industri? Jika kita tidak mengekspor emas, akankah beberapa rantai produktif bisa dipatahkan? Apakah ekonomi nasional akan runtuh bila tidak ada industri emas?
Realitanya tidak demikian.

Hanya 10% permintaan emas untuk penggunaan tekhnologi atau medis. Sisanya digunakan untuk dua hal: perhiasan (lebih dari 40%) dan sektor finansial, termasuk koin manufaktur, emas batangan di Bank dan banyak kegunaan finansial lainnya (juga lebih sedikit dari 40%)

Contohnya, pada tahun 2012 permintaan global atas emas diperkirakan 4,415 ton, yang kegunaannya untuk perhiasan (1,896 ton), investor (1568 ton),dan pembelian dari Bank Sentral (544 ton). Dengan kata lain, 90% emas dikeruk di bumi ini untuk memenuhi kebutuhan yang tidak utama, yaitu untuk konsumsi perhiasan ekshibisionis, atau spekulasi dan memback up keuangan. Sulit untuk secara serius mempertahankan argumen kesejahteraan atau pembangunan global yang bergantung pada tambang emas.

Satu bagian penting semua emas dalam sirkulasi ini datang dari penggunaan kembali dan daur ulang. Namun permintaan emas sangat tinggi, dimana ada tekanan untuk semakin banyak tambang emas. Dampaknya, beberapa tahun lalu direncanakan sebagai tambang emas; pada tahun 2012 misalnya mencapai 2,982 ton. Penambang emas terbesar adalah China (400 ton) dan Peru sebagai negeri Amerika Latin terbesar, di perinkat ke 5 dunia. Permintaan emas tersebut meningkat 4 kali lipat pada 10 tahun terakhir, secara prinsip hanya digunakan untuk perhiasan.

Depresiasi tambang emas tidak menghasilkan kunci proses industri, maupun kebutuhan mendasar.  Tambang emas terikat dengan industri fashion untuk perhiasan, khususnya bagi konsumsi keluarga kaya di China dan negeri-negeri lain atau untuk kebutuhan para pemodal. Jika Amerika Latin berhenti memproduksi emas untuk mengakhiri semua ini, maka tidak akan kolaps. Sebaliknya, kualitas kehidupan banyak masyarakat di benua kita banyak meningkat.

Cara terbaik untuk menggambarkan demam emas, adalah dengan menyerukan konsep pendekatan yang ditawarkan oleh Immanuel Wallerstein pada pertengahan tahun 1970an. Secara esensial, harga barang ini lebih mahal karena nilai simboliknya. Siapa saja yang memiliki emas dan dan memamerkan perhiasan emas sebagai bukti kekayaan dan kekuasaan. Contoh lainnya adalah berlian, rubi, dan batu berharga lainnya, mantel bulu atau caviar. Batu berharga selain emas ini kegunaannya hampir sama dengan sumber daya alam mendasar lainnya yang dipasarkan secara global seperti makanan dan kebutuhan mendasar lainnya, atau elemen yang dipekerjakan dalam industri, seperti besi. Tambang emas di Amerika Latin bukan hanya industri, selama tidak ada proses pembangunan pabrik yang berlangsung.

Ini berlaku pada tambang emas baik di tangan korporasi maupun tambang emas informal atau ilegal. Keduanya adalah tambang ekstraktif, dengan dampak negatifnya terhadap kehidupan sosial, lngkungan dan ekonommi. Dan keduanya diikat pada pasar global untuk mengekspor emas untuk pasar global.
Pemerintah juga disalahkan atas kondisi ekonomi dan politik yang ditimbulkan proses ekstraktif. Mereka mempromosikan perusahaan besar, menarik investasi, kebobolan teritori, mendorong ekspor dan menjamin subsidi (kebanyakan tidak langsung atau tersembunyi). Mereka bahkan mempertahankan industri ini dengan kebijakan politik dan kekuatan militer.

Kebijakan pemerintah juga bertanggung jawab atas fakta banyaknya keluarga tidak punya alternatif lain kecuali untuk memenuhi upah mereka yang sangat rendah dengan mencari remahan emas di hutan belantara, selama negara masih mengabaikan mereka, meninggalkan mereka dengan ketiadaan opsi yang lebih produktif dan layak.

Ini bermakna sekali tambang beroperasi, Negara tidak bisa atau tidak akan mengontrol mereka. Keduanya membutuhkan kekuasaan politik. Kekuasaan politik sektor korporasi lebih halus lagi, namun lebih kuat dan lebih mengurat akar, bekerja dari ruang rapat dan ruang pres. Artisanal atau penambang ilegal bekerja melalui cuadillos lokal, mayor dan bahkan beebrapa anggota legislasi, seperti yang kita lihat di Peru. Keduanya menggunakan kekerasan, ilegalitas, meski dengan cara yang berbeda.

Tambang emas pasti berakhir segera. Penghancuran yang disebabkan oleh tambang emas di berbagai skala, entah dilakukan individu, perusahaan atau Negara pasti diselesaikan dengan aktivitas yang lamban. Responnya harus radikal, ketika kehancuran lingkungan dan dampak sosial menjadi meningkat dan harus lebih serius lagi.

Beberapa persoalan tidak bisa dipecahkan dengan tekhnologi tabang yang baru, dan bisa dipertanggung jawabkan secara sosial atau beberapa jenis kebijakan publik yang baru, ketika penambangan emas berlanjut pada tahap yang membingungkan. Reaksi yang dibutuhkan tidak bisa menunggu beberapa tahun untuk perubahan pola konsumsi atau untuk negeri industri dan negeri asian kaya baru untuk memahami bahwa pamer perhiasan itu tidak penting dan permintaan emas globalpun menurun. Mekanisme ini membuktikan: Amerika latin harus mendeklarasikan moratorium tambang emas.
Hal ini mengimpllikasikan penangguhan operasi tambang baru dan pembongkaran tambang yang sudah siap beroperasi. Kita membutuhkan sebuah kerangka regulasi regional yang dengan cepat mencegah emas baru memasuki pasar tanpa sebuah pasar, sektor informal akan dengan cepat musnah. Perdagangan kontinental berdasarkan penggunaan kembali dan daur ulang emas yang siap diekstrasi pasti diperbolehkan dan didorong. Negara harus mengorientasikan kebali finansial, politik dan sumber daya manusia yang secara tradisional bisa mempertahankan perusahaan tambang, untuk mendukung opsi produktif yang bermartabat bagi keluarga rural.

Moratorium tambang emas bukannya tidak realistis. Moratorium adalah langkah yang diperlukan untuk mengkonfrontasi sebuah situasi yang menjadi sangat dramatik, yang tidak bisa lagi mnunggu, jika kita sungguh ingin mempertahankan kehidupan manusia dan lingkungan.

Eduardo Gudynas adalah seorang analis di CLAES (Centro Latino Americano de EcologĂ­a Social), Montevideo dan seorang kolunis untuk Program Amerika.
Twitter: @EGudynas Artikel ini pertama kali terbit di ALAI, diterjemahkan oleh ALAI, oleh Jordan Bishop.

No comments: