16/02/2014

Kudeta, Media dan Kemandegan: Apa Makna Protes Kekerasan bagi Venezuela




Oleh Venezuelanalysis.com. 14 Februari 2014 

Penulis Staff Venezuelanalysis.com menawarkan tiga sudut pandang berbeda tentang protes kekerasan yang terjadi di negeri itu: strategi oposisi, bagaimana media bereaksi dan implikasi protes itu bagi Revolusi Bolivarian

#1:  Kudeta Oposisi Melawan Oposisi

Ryan Mallett-Outtrim

Oposisi Venezuela melancarkan  kudeta pada dirinya sendiri, bukan pada pemerintah. Dua arus gerakan oposisi berlomba lomba untuk saling mendominasi satu sama lain, meski keduanya memiliki berbagai strategi yang sama

Strategi oposisi terbaru adalah menekan Nicolas Maduro agar mundur  dan memaksa terjadinya pemilihan presiden lagi. Mereka bernat memenangkan pemilu berikutnya dengan meneror pemilih agar beralih suara ke oposisi. 

Untuk saat ini, hanya ada satu opsi yang tersedia bagi oposisi. Militer secara tegas berada bersama Chavismo, mengalihkan upaya pengulangan kudeta April 2002. Meski demikian, seruan referendum masih akan ada dua tahun lagi, ditambah lagi pihak kanan jauh, umumnya apatis pada demokrasi.
Kemenangan tipis pemilu elektoral Maduro April lalu menggambarkan sebagian besar suara dalam pemilihan tersebut bisa dengan cepat beralih dari Chavismo ke pihak oposisi jika cukup tekanan. Pada April 2013, semua oposisi membutuhkan taktik sederhana. Kandidat oposisi, Henrique Capriles memiliki kampanye yang bagus di pemilu lalu, yang berpotensi mengalahkan pendukung Chavez, dan ia hampir menang.


Dalam aksi kekerasan 12 Februari, rakyat Venezuela menghadapi demoralisasi yang jauh lebih besar dibanding April lalu. Terjadi antrian panjang di luar supermarket, di tempat seperti Merida, terjadi kekerasan dari kelompok oposisi selama minggu-minggu terakhir. Sekarang mereka menaikkan dukungannya. 

Meski mayoritas oposisi muncul untuk mendukung melancarkan strategi memaksa Maduro mengundurkan diri di dua distrik. Mayoritas gerakan oposisi moderat telah melakukan demonstrasi damai melawan Maduro, melawan latar belakang permusuhan antara pemerintah dan sektor swasta.

Pada minggu-minggu terakhir, gambar Capriles menjadi poster yang dipegang oleh anak-anak dari kelompok oposisi moderat. Ia terlempar dari kelompok ekstrimis dan mengekspresikan keinginan bekerja dengan pemerintahan Maduro. Ia masih menyisakan pendukung di kelompok kanan dan kritis terhadap pemerintah. Untuk jangka panjang, jenis sosok moderat adalah sosok yang tepat yang dibutuhkan gerakan oposisi jika mau memenangkan kekuasaan. Kelompok ekstrimis seperti pembuat hukum Maria Machado, Caracas Mayor Antonio Ledeza dan Voluntad Popular’s Leopoldo Lopez harus mengetahui bahwa mereka akan menjadi semakin irelevan sebagai gerakan oposisi yang coba memenangkan kekuasaan. Taktik insureksi mereka dan fanatisme tanpa kompromi adalah bentuk peninggalan dekade lalu dan tidak menarik untuk kedua kelompok oposisi moderat dan keraguan Chavistaslah yang mereka butuhkan.

Seperti kelompok oposisi moderat, kelompok oposisi ekstrim minoritas menekan Maduro untuk mundur. Meski demikian mereka berbeda dari kelompok oposisi mayoritas dalam dua hal.

Pertama, mereka adalah teroris. Kelompok ekstrimis ingin melakukan kekerasan dan bentrok sebisa mungkin untuk menjadikan Maduro tampak seperti tunduk dan menjadi teroris di depan publik. Mereka bersenjata, fanatik dan mencoba memprovokasi pertumpahan darah. Bagi mereka, kekerasan hanyalah tambahan untuk memperlambat revolusi, sekaligus sebagai bentuk tekanan kepada kelompok suara/ pemilih jalan tengah. Nah setelah berhasil bentrok, akan muncul opini bagaimana pemerintah bisa menjalankan ekonomi dan melanjutkan revolusi, bila satuan keamanan menjaga demonstrasi saja tidak bisa. 

Jika mereka gagal mencapai tujuan mereka dan Maduro tidak jatuh, setikanya mereka bisa terus mengganggu pemerintah.

Kedua, sayap kanan mengetahui bahwa matari ada di antara mereka dan kekerasan yang terakhir ini merupakan usaha 11 jam untuk berpegang teguh pada relevansi politik dan meradikalisasi kelompok oposisi moderat. Sejauh ini, mayoritas gerakan oposisi gagal menghukum agresi kaum ekstrimis. Karenanya, jika kita menyaksikan upaya sebuah kudeta, itu pasti upaya melawan Capriles dan ketegangan kelompok oposisi yang diwakilinya. Kelompok oposisi ekstremis yang haus kekuasaan seperti Machado, Ledezma, dan Lopez bercita-cita menguasai gerakan oposisi. Bagi mereka, Capriles menjadi sosok yan penurut dan jatuh oleh kekalahan dua pemilihan presiden. Jika mereka bisa memprovokasi terjadinya bentrokan berdarah, mereka bisa menggantikan kelompok oposisi moderat sebagai kekuatan yang dominan di kelompok oposisi.   

#2: Apa yang media katakan dan apa yang tidak dikatakan media

Ewan Robertson

Ada berbagai tanggapan dari media nasionl dan internasional terkait kekerasan hari Rabu di Venezuela, dimana tiga orng tewas dan belasan lainnya luka-luka. Khususnya, kontradiksi antara apa yang terjadi di sekitar kantor Jaksa Agung di Caracas, saat aktivis oposisi, Bassil Alejandro Dacosta (24), dan seorang aktivis sosial Chavista, Juan Montoyo (40), keduanya terbunuh oleh senjata api oleh kelompo bersenjata yang ada di tengah-tengah massa aksi di akhir aksi massa kelompok oposisi.

Media Venezuela

Dua kantor pemerintahan dan kelompok independen pro pemerintah menduga bahwa kekerasan hari Rabu, termasuk dua pembunuhan yang terjadi di dekat kantor Jaksa Agung, direncakan oleh pemimpin kelompok oposisi sayap kanan Leopoldo Lopez dan dilakukan oleh kelompok oposisi bersenjata. Dalam berita berjudul “Gerakan Sayap Kanan Menyebabkan Kematian dan Bentrok”, diterbitkan oleh koran Ciudad CCS di Caracas melaporkan bahwa berdasarkan laporan di lapangan, Juan Montoya, ditembak dari bangunan sekitar, dilaporkan bahwa telah terjadi serangan terencana. Juga disebutkan bahwa telah terjadi “Kekerasan gang bermotor” yang “melemparkn batu dan benda besar lainnya ke arah polisi dan satuan keamanan nasional”

Media Venezuela juga melaporkan pernyataan Jaksa Agung Ortega Diaz, yang mengatakan bhawa “operator politik” dan “50 orang bertopeng”muuncul di akhir demonstrasi kelompok oposisi dan melakukan aksi kekerasan. Ortega mengatakan asal muasal kekerasan itu terjadi karena direncanakan oleh kelompok fasis, ia menduga bahwa kelompok oposisi berada di belakang tindak kekerasan tersebut.

Beberapa sumber media swasta Venezuela yang netral, seperti koran Ultimas Noticias dan website Noticias 24, memilih tidak berkomentar terkait peristiwa seputar kekerasan. Mereka melaporkan reaksi pemerntah dan kelompok oposisi terhadap peristiwa tersebut, tanpa berusaha melekatkan kekerasan tersebut pada kedua belah pihak.

Beberapa media pro oposisi menuduh satuan keamanan negara dan kelompok pro pemerintah telah melakukan tindak kekerasan dan melakukan pembunuhan kemarin. Sebuah koran konservatif El Universal mengatakan bahwa Montoya dan Dacosta tewas karena ditembak oleh colectivos dan SEBIN (Badan intelejen nasional). Koran nasional oposisi El Nacional dan Tal Cual membuat tuduhan serupa, dengan editorial berjudul “Serangan Brutal” dan “Kekerasan Absurd”, yang mana mereka menuduh bahwa satuan polisi atau colectivos (bergantung pada versinya) memulai menembak pada demonstran anti pemerintah.

Media Internasional

Mungkin berdasarkan laporan terkait konflik kekerasan hari Rabu dan dengan investigasi baru saja dimulai, banyak media internasional tidak mengambil garis partisan yang kuat. CNN Espanol menulis dalam bahasa yang lebih netral, yang tidak mendokumentasikan secara detail peristiwa kekerasan tersebut, meski demikian ia menyebutkan interpretasi kedua belah pihak yakni oposisi dan pemerintah di hari itu. Sementara network berbahasa spanyol Telesur, yang berpihak kepada pemerintah, menyajikan opini keterlibatan polisi dalam pembunuhan demonstran kemarin itu di luar instruksi, meski demikian koran tersebut juga tidak menyajikan kesimpulan tentang siapa pembunuh sebenarnya dalam aksi demonstrasi tersebut. Artikel lain menyebutkan bahwa “Peristiwa kemarin merefleksikan bahwa kelompok oposisi memang sengaja menampilkan 
destabilisasi”.

Media berbahasa Inggris, Routers menulis artikel yang lebih tajam tak peduli jurnalisnya ada di lokasi ataukan tidak, ia  hanya melaporkan dua pembunuhan yang terjadi kemarin sore dalam “peristiwa bentrok” yang berujung tindak kekerasan terhadap demonstran. Berita tersebut juga menyebutkan peristiwa antara oposisi moderat dan keras, kekerasan kelompok oposisi keras yang memblokade jalan dan menciptakan kerusuhan (meski tidak menyebutkan bahwa kelompok ini kadang dipersenjatai dan melakukan serangan) sebagai bagian dari sebuah strategi untuk mencoba dan menekan Presiden Maduro dari kantor.

Media internasional lainnya menyajikan sudut pandang yang lebih interpretative pada kekerasan kemarin, baik secara tertutup atau terbuka dalam “menindak kelompok oposisi mahasiswa yang sedang aksi damai”. Koran Inggris Sky News melaporkan artikel berupa wawancara dengan kelompok oposisi garis keras Maria Corina Machado yan menuduh bahwa dua demonstran mahasiswa telah terbunuh karena “menyuarakan suara mereka” elawan pemerintah. AP melaporkan berbaga sumber berita seperti Fox News, yang menekankan berita serupa, dengan judul “Kelompok bermotor bersenjata menyerang demonstran anti pemerintah di Venezuela”. AP mengatakan para penyerang tersebut tidak teridentifikasi. Sementara itu BBC secara sederhana mengadopsi artikel dari AP. Artikel yang tidak kontekstual pada peristiwa kemarin menghilangkan penjelasan strategi “keluar” kelompok oposisi radikal untuk menekan agar Maduro mengundurkan diri, atau menghilangkan adanya aksi bersenjata kelompok oposisi radikal pada demonstrasi di minggu – minggu terakhir ini. Al – jazeera bahkan lebih jauh lagi, menyatakan apa yan sudah diberitakan beberapa media internasional tanpa bukti yang lengkap, dengan menulis kekerasan di hari Rabu “Sekelompok orang bersenjata pro pemerintah tiba dengan motor dan mulai menembaki lebih dari 100 mahasiswa demonstran anti Maduro”

Kesimpulan

Sementara Pemerintah Venezuela mulai melakukan investigasi kekerasan hari Rabu tersebut, media internasional tiba-tiba berbaik mengarahkan perhatin pereka pada peristiwa di negara ini. Meski demikian laporan mereka sering gagal menjelaskan konteks demonstrasi hari Rabu lalu, seperti strategi “keluar” kelompok oposisi garis kelar yang mencoba menekan pemerintah untuk mundur, atau tindak kekerasan kelompok radikal di jalanan minggu lalu dan sebuah demonstrasi berjalan di hari yang sama.  

Mungkin media internasional ingin melabeli pemerintah Venezuela dengan label represif, setidaknya beberapa media internasional menuduh kekerasan dan pembunuhan di peristiwa hari Rabu sebagai tindakan kelompok pro pemerintah sebagia sebuah kesimpulan yang sama sekali tidak jelas, sebagai perdebatan utama di dalam Venezuela. Di beberapa artikel tindak kekerasan kelompok oposisi radikal baik di hari Rabu ataupun di beberapa hari terakhir tidak diungkapkan sama sekali. BBC adalah salah satunya. Media – media ini harusnya lebih bertanggung jawab dalam melaporkan berita mereka sehinga tidak menimbulkan anggapan yang salah di dunia internasional teang apa yang baru saja terjadi di Venezuela. Seeprti sayap radikal kelompok oposisi yang sekali waktu berupaya menekan pemerintah supaya keluar di aksi jalanan dan memilih jalan kekerasan dibanding menempuh mekanisme yang lebih demokratis, laporan yang akurat akan menjadi kunci bagi pengamat internasional untuk memahami  titik politik penting untuk negara ini.

#3: Perang Psikologi Kompleks, dan Apa Pengertian ini bagi Revolusi Bolivarian

Tamara Pearson

Lebih dari 6 minggu, semenjak kelompok oposisi kalah di pemilihan, kemudian setelah periode Natal dan Tahun Baru, segala hal menjadi lebih buruk. Harga-harga naik, orang lebih memilih melakukan transaksi di pasar gelap dari pada di pasar legal. Produk yang biasanya dijual adalah produk yang langka di pasaran (sulit dicari, jika mungkin: susu, minyak, gula, margarin, maisena) dan juga mayonaise, sabun. Metonidazol, obat penyembuh astristis juga menjadi langka di pasaran. Ada beberapa alternatif pengganti Metonidazol dan kenyataannya kamu bisa mencuci rambut dengan sampo murahan; kamu tidak perlu sabun cuci piring dan baju yang berbeda, dst. Mayoritas rakyat juga memiliki produk yang langka seperti gula dan margarin yang disetok di rumah. Di beberapa toko gas, untuk memasak, juga sulit didapat. Kenyataan ekonomi ini sedikit sulit tetapi yang lebih sulit adalah efek psikis rakyat. Perasaan tidak aman, tidak yakin bisa memperoleh produk yang dibutuhkan, atau tidak yakin bisa membelinya. Hal ini menyebabkan rakyat membeli dalam jumlah banyak kala suatu produk datang, yang menyebabkn dampak psikis lebih dalam lagi. Pada saat yang sama, nilai tukar di pasar gelap – tidak semuanya didasarkan pada nilai riil bolivar – yang terus naik dan muncullah ungkapan, “bagaimana jika terjadi sesuai .... bagaimana mereka menghadapi hiperinflasi?”

Di atas semua ini, kita memiliki media yang terus menerus berbohong tentang apa yang sedang terjadi dan tentang apa yang sudah dikerjakan pemerintah, seperti kekerasan verbal mereka terhadap Chavistas di media sosial. Kemudian, lebih dari beberapa minggu ini, di beebrapa belahan Venezuela, sektor oposisi yang paling banyak melakukan kekerasan mulai aktif. Di Merida, sebagian mahasiswa demonstran memblokade jalan utama; membakar ban dan sampah di jalan utama, dan melempar batu kepada siapapun yang mencoba mendekat. Mereka tidak punya selebaran. Dari hari Jumat lalu, para demonstran ini terus meluas, baik dalam hal kekerasan maupun jumlah orang yang terlibat, dan jalan pun ditutup. Akibatnya banyak rakyat sulit pergi ke sekolah, kerja dan Rumah Sakit, rasa frustasi, ketidaknyamanan dan ketakutan bercambut menjadi satu dengan situasi ekonomi yang semakin tidak menentu. Caceroles (aksi melempar pot) yang mulai terjadi kemarin malam di barrio ku (lingkungan) dan di beberapa barrio lainnya dan di beberap akota lain menyebabkan kegelisahan.

Kadang, perluasan strategi perang ini mempengaruhi rakyat bergantung pada dimana rakyat tinggal atau bekerja. Banyak tempat kerja, contohnya, punya akses terhadap produk makanan Mercal. Komunitas lain mulai lebih tenang dan di negara bagian lainnya mulai damai.

Sekarang, pemerintah telah melakukan kesalahan, namun daya beli secara mendasar terus meningkat sampai pertengahan tahun lalu dan inflasi juga meningkat hingga 15-30% sampai pertengahan tahun lalu. Memburuknya situasi di atas kemudian semakin intensif, keduanya unutk tujuan politik mereka dan fakta bahwa mereka secara drastis meningkatkan keuntungan kaum kaya. Mereka datang di saat Chavez pergi, revolusi menjadi rentan. Mereka melakukan hal – hal destruktif yang bertujuan membuat rakyat melemah dan menimbulkan ketakutan serta ketidaknyamanan kolektif; tiga unsur solid untuk memberi jalan bagi kekuatan konservatif. Kaum oposisi politik bisa saja kalah di pemilu 15 tahun silam, namun kekuatan ekonomi kaum oposisi makin menguat. Dan hal sulit tentang oposisi adalah mereka semakin sedikit terlihat dan juga semakin sulit dibagi dari pada oposisi politik.

Salah konsekuensi dari tiga serangan ini (ekonomi, media dan kekerasan) pada revolusi Bolivarian adalah pemerintah nasional telah ditekan untuk menjadi devensif; secara konstan mencoba mengkounter spekulasi harga, serangan media dan sebagainya. Meski pemerintah juga telah mencoba menghadapi itu semua; denan berbagai program, perumahan, program budaya, pemerintah jalanan, dan seterusnya, terlalu banyak upaya untuk terus berada di atas air. Maduro menekankan dalam pidatonya malam ini (13 Februari) pentingnya memimpin berdasarkan hukum – cukup adil – masih sulit membayangkan hukum harga ini dan 30% batas keuntungan bagi ribuan toko di tiap kota. Jika rakyat kecil lebih terorganisir untuk mempertahankan hak kita, mungkin kita bisa.

Maduro juga mengatakan. “Hal terpenting adalah bagaimana menjaga supaya tetap memerintah, tetap bekerja.” Mayoritas aktivis pergerakan, pekerja missi dan pekerja sektor publik melakukan hal itu, terlepas apapun iklimnya. Di sekolah alternatif dimana aku mengajar contohnya, kami memiliki banyak aktivis selama lebih dari beberapa minggu terakhir ini yang datang dan ingin melakukan pelatihan, melukis mural, dan membantu banyak hal. Sebuah kelompok mulai menjalankan program rehabilitasi, dan lembaga dana pemerintahan untuk ilmu pengetahuan dan tekhnologi bertemu dengan kami dan memberikan pekerja untuk ruang komputer dan internet kami. Meski demikian, dalam situasi seperti sekarang ini masih sulit untuk menjalankan organisasi revolusioner seperti apa yang kita mau.

Pertanyaannya adalah bagaimana ini tetap bisa berjalan dalam jangka waktu panjang. Sementara mungkin saja sebagian kecil Chavistas, terpengaruh dengan situasi daya beli yang jatuh, mungkin saja mulai lelah dan berubah posisi, kebanyakan rakyat teguh dengan keyakinan mereka, dengan pendukung pemerintah (namun seringkali dengan kritik yang konstruktif) mempercayai media massa dan pendukung oposisi mempercayai (dan dimanipulasi oleh) media swasta. Tampaknya tidak seperti media sayap kanan jauh, kelompok oposisi keras yang mencapai tujuan nya dengan menekan Maduro untuk mundur, yang masih saja berat bagi revolusi untuk bergerak maju. Yang buruk, bisa dilihat jenis sekak dan yang terbaik sebuah revolusi yang menentukan telah melamban, namun sedikit demi sedikt mulai membangun komunitasnya dan para pekerja mulai menjalankan unit produksinya dan seterusnya, itulah yang sedang terjadi. Sebaliknya, level organisasi di sini sungguh luar biasa, namun organisasi ini mulai bekerja dengan sangat keras dalam paritnya sendiri, dan ada keterbatasan regional dan artikulasi nasional antara basis rakyat. Sebagaimana yang kita lihat pada tahun 2002-2003, situasi seperti ini tidak membuat seala hal menjagi lebih buruk, mereka bisa menjadi krisis yang menekan rakyat kecil dan politik nasional untuk radikalisasi, meski keterbatasan artikulasi ini membuatnya makin sulit, jika tidak mustahil.

No comments: