Oleh Susan Spronk, Jeffery R. Webber - The Bullet,
August 21st 2012
- Hak kaum Gay dan Lesbian
Di bawah Hugo Chavez, banyak
capaian dalam perjuangan untuk pembebasan, termasuk pembebasan bagi kaum
lesbian, gay, biseksual dan transgeder (LGBT). Diskriminasi berbasis orientasi
seksual diundang-undangkan pada tahun 1999, UU organik buruh tetapi proposal
anti diskriminasi didrop dari konstitusi tahun 1999 karena adanya tekanan dari
Gereja Khatolik; pasangan sesama jenis tidak bisa menikah atau mengadopsi anak
dan beberapa proposal yang yang akan ditingkatkan seperti perjuangan yang
dikalahkan dalam referendum Konstitusional tahun 2007. Selalu ada keberagaman
politik dalam komunitas LGBT, tetapi tiga tahun yang lalu, kolektif
revolusioner LGBT telah dibentuk. Kami bertemu dengan salah satu anggotanya,
aktivis Maria Gabriela Blanco, pada sebuah pertemuan Alianza Popular Revolucionaria
(Aliansi Popular Revolusioner) di Caracas.
Susan Spronk and Jeffery
R. Webber (SS and JRW): Bisakah kau
memberitahuku tentang bagaimana kau terlibat dalam kolektif ini?
Maria Gabriela Blanco
(MGB): Kolektif ini
didirikan pada 13 Agustus 2009. Aku terlibat sebagai seorang aktivis selama
bertahun-tahun yang lalu saat aku bekerja untuk Penerbit Pemerintah, Fundación
Editorial El perro y la rana [Editorial Foundation The Dog and the
Frog]. Ada enam diantara kami yang bekerja di Editorial (yang diidentifikasi
sebagai queer) yang juga merupakan kaum militan di Partido Socialista Unido
de Venezuela [United Socialist Party of Venezuela, PSUV] dan membentuk
sebuah unit perang elektoral (patrulla). Kami juga berpartisipasi dalam
inisiasi organisasi dewan pekerja. Banyak di antara kami yang belajar bersama di universitas dan
beberapa di antara kami bertemu dengan rekan kami di sana.
Salah satu perjuangan
pertama dimana kita terlibat di dalamnya adalah perjuangan yang lebih fokus
secara eksplisit pada identitas jender dan orientasi seksual yakni hukum
kesetaraan gender yang diperdebatkan di Dewan Nasional. Anggota Dewan Nasional
menyerukan partisipasi kaum lesbian, gay dan transeksual; salah satu deputi
menyerukan partisipasi kami karena ia ingin memasukkan sebuah pasal ke dalam
undang-undang tersebut yang melarang diskriminasi berbasis orientasi seksual
dan identitas gender. Kami melihat ini sebagai sebuah kesempatan besar karena
kami secara umum tidak terlihat di dalam revolusi. Tetapi masih banyak anggota
Dewan Nasional, yang bahkan mengidentifikasi dirinya sebagai Chavitas, seperti
Marelis Peres Marcano, presiden komisi yang mengucapkan sesuatu seperti “Ini
bukan waktu yang tepat untuk mendiskusikan berbagai persoalan karena kami
berbicara tentang keluarga, lelaki dan perempuan.” Tetapi Deputi Flor Rios dan
Romelia Matute berbicara banyak tentang perjuangan kami, memperdebatkan bahwa
identitas seksual adalah cair dan bisa berubah sewaktu-waktu.
Keseluruhan proses
perdebatan dalam penyusunan Undang-undang ini sangat menjengkelkan karena
berlangsung dalam waktu lama, enam bulan duduk di balik meja tanpa hasil
apapun. Anggota Dewan Nasional harus beradaptasi dengan tekanan dari berbagai
pihak, dari kolektif yang mewakili lesbian, biseksual, transeksual dan gay dari
gerakan kanan dan kiri; pada poin itulah sangat sedikit kolektif queer di
kalangan kiri. Hanya satu yang sangat serius yaitu Divas de Venezuela, yang
telah bergabung dengan kami. Kami tidak memenangkan pertarungan ini untuk hukum
gender. Kami mewawancarai salah satu deputi yang mendukung kami dan ia
memberitahu kami bahwa kami butuh pengorganisiran dan berjuang.
Kami sangat lelah dengan
fakta bahwa setelah 7 -8 tahun revolusi tak seorang pun bicara tentang
keberagaman seksual, revolusi masih terlalu konservatif. Kami memutuskan bahwa
kami harus melakukan sesuatu. Kami menghubungi satu kolektif tetapi jelas
mereka adalah dari organisasi sayap kanan dan kami mendirikan Divas de
Venezuela, yang bukan merupakan sebuah organisasi yang bekerja di sebuah
“ghetto”. (yang ia maksud adalah
kalangan orang kaya) tetapi satunya adalah yang bekerja di jantung perjuangan
di barrio 23 de enero (lingkungan kaum miskin di Caracas dengan sejarah
perjuangan revolusioner yang panjang). Di sanalah kami bertemu dengan seorang
guru tari transeksual (disebut Rummie Quintero) yang bekerja dengan anak-anak;
ia sangat dihormati di dalam komunitasnya. Kami mulai bertemu dengannya dan
memulai pengorganisiran.
Di antara kami banyak
sekali artis, seperti desainer grafik dan penulis. Enam di antara kami bekerja
dengan Rummie dan dua atau tiga queer lainnya bergabung dengan kami. Kami mulai
melukis grafiti di ruang publik dalam bentuk sebuah jam, yang menyimbolkan
tangan perempuan dengan perempuan atau lelaki dengan lelaki yang
mengindikasikan bahwa “Sekaranglah waktunya!” Kami telah menciptakan berbagai
gambar yang berbeda yang mengekspresikan keberagaman dan komitmen kami untuk
revolusi, khususnya untuk membenarkan perjuangan kaum transeksual karena di
dalam sistem patriarkat tempat kami hidup (bahkan lebih dari sekedar sistem
kapitalis karena patriarki muncul terlebih dahulu), perjuangan ini adalah salah
satu perjuangan bagi yang paling tertindas di antara kita.
Sekarang, banyak yang
juga bergabung dengan kami dari kelompok lain seperti Movimiento de Pobladores, atau Gerakan Rakyat Miskin (MP) dan
gerakan campesino. Kami juga menjadi bagian dari APR, yang menyertakan keberagaman gerakan yang berbeda. perjuangan
kita tidak hanya tentang keberagaman; setiap orang berbicara tentang
‘keberagaman’ selama keberagaman itu secara fundamental adalah tentang
identitas gender. Sehingga kami memutuskan nama Alianza sexo – genero diversa revolucionaria; kami menambahkan kata
“revolusioner” karena kami adalah Chavistas.
Cukup jelas pula bagi
kami bahwa kami tidak ditentukan
semata-mata oleh orientasi seksual
dan identitas gender kami. Aspek
identitas kami adalah hal terakhir yang mendefinisikan kami, karena kami juga adalah
perempuan (dan lelaki), keturunan – afrika, kaum miskin, pribumi, dan Chavista,
tetapi mari kita lihat perjuangan kami ini sebagai bagian dari perjuangan
melawan sistem kapitalisme yang menindas kita. Inilah yang membedakan kami dari
queer sayap kanan yang hanya fokus pada perjuangan orientasi seksual dan
identitas gender. Contohnya, ada seorang aktivis terkenal bernama Tamara
Adrian, seorang transeksual yang berpendapat
tentang hak untuk merubah nama kami tetapi ia berasal dari golongan
kaya. Perjuangan kami juga adalah perjuangan kelas. Prioritas kami adalah
mereka yang paling tertindas yaitu kaum LGBT yang juga bagian dari kelas
pekerja.
Kadang Chavitas lainnya
mengkritik kami karena kami menjadi “anarkis” karena kami mengkritik
pemerintah, tetapi kami meminta perhatian atas adanya diskriminasi yang ada di
dalam gerakan kita dan institusi negara. Ini adalah keseluruhan sistem yang
butuh dirubah; perubahan ini akan membutuhkan lebih dari sekedar perangkat
hukum. Tetapi kami memiliki beberapa keberhasilan di dalam pertarungan legal.
Kami memiliki pengalaman baik bekerja dengan pelaku pergerakan untuk
mendiskusikan sebuah hukum yang berkaitan dengan perumahan. Mereka mengundang
kami berdebat karena kami telah bekerja dengan mereka.Ini sungguh merupakan
pengalaman luar biasa karena sekarang ada dua pasal dalam hukum ini yang
melarang para tuan tanah melakukan diskriminasi berbasis orientasi seksual dan
identitas gender. Partisipasi rakyat dalam pembentukan hukum ini juga
memberikan referensi bagi prinsip non diskriminasi. Gerakan sayap kanan tidak
bisa mengatakan di sana tidak ada kemajuan bagi kaum queer. Banyak kemenangan
dan kemajuan dalam perjuangan kita di bawah pemerinahan Chavez.
Kami sekarang berbasis di
Caracas dan kebanyakan anggota kami berasal dari kota ini. kami memiliki
anggota sekitar 24 orang tetapi ada 15 orang di antara kami yang aktif di
agenda rutin basis. Ini adalah sebuah kekuatan karena kebanyakan dari kami
bekerja tetapi kami menemui kesulitan mencari waktu yang tepat dimana setiap
orang bisa bertemu. Setiap Senin sore kami bertemu di Plaza Bolivar- hampir
religius – di waktu yang sama. Setiap orang datang untuk bergabung “ Lesbian,
Gay, biseksual, dan orang poly – amorous, transeksual, dan hetero seksual,
juga. Sekarang kami memublikasikan buletin politik kami sendiri. Kami juga
memiliki kolom di Todosadentro, yang
diterbitkan secara mingguan dalam bentuk majalah oleh Mentri Kebudayaan dan di Epale, publikasi lainnya di Caracas. Kami
menulis tentang kedaulatan seksual dan kedaulatan tubuh di dalam kolom – kolom ini.
kami juga berpartisipasi di sebuah radio yang disebut dengan “In Check” (En Jaque) En Jaque) yang berlangsung di jam 2 siang pada hari
Selasa, yang kami bantu supaya bisa produksi. Kami juga mulai muncul di acara
show di TV Feminist seperti “Fallopian Tube” (El Entrompe de Falopio), yang berlangsung di Caracas dan televisi
nasional dan program radio, “Beragam tapi tidak jahat” [Diversos No
Perversos], yang mengudara di Radio Nasional Venezuela.
SS and JRW: Chavez telah berbicara tentang sosialisme di
Venezuela sejak tahun 2005. Apa makna sosialisme bagi kolektif anda?
MGB: Ini adalah sebuah isu yang sulit bagi kolektif
kami, bukan karena prosesnya sendiri tetapi karena Amerika Latin menyisakan
kebudayaan yang sangat seksis (machista). Tidak untuk menjadi terlalu pesimis,
tetapi Venezuela menyisakan budaya yang sangat patriarkat. Berbicara tentang
kampanye pemilu, contohnya, ada candaan yang sangat menyinggung seorang
kandidat oposisi (seorang lelaki), candaan itu adalah “dasar feminin”. Tetapi
sungguh tidak benar melakukan candaan yang demikian. Dalam proses revolusioner
yang sama dengan presiden Chavez yang mengidentifikasikan dirinya sebagai
seorang feminis, yang mengidentifikasi proses ini sebagai proses sosialis dan
feminis, atau sebagai sebuah proses feminis dan sosialis, ini adalah sebuah
kontradiksi. Sehingga kami harus mendorong refleksi kritis antara companeros
kami, di lingkungan kami dan di tempat kerja kami, untuk mengidentifikasi
kontradiksi ini dimana mereka membuat candaan dengan kata “feminin”.
Sesungguhnya, basis homophobia adalah jenis seksisme dimana bila pria feminin merupakan
kelemahan. Inilah cara kami melakukan pendekatan terhadap masalah ini.
Pada tahun 2010, Chavez
menyerukan kepada kaum homoseksual, pemuda untuk bergabung dalam proses ini.
sementara ia mengatakan hal ini, kami merekamnya, mengirimkannya ke satu sama
lain melalui pesan tertulis, dan kami menuliskannya di Facebook. Jelas, gerakan
sayap kanan menikmati candaan ini. tetapi jenis diskriminasi ini melintasi
garis politik, terlepas kamu seorang revolusioner atau tidak. Ini mempengaruhi
gerakan kiri dan gerakan kanan. Sekali kamu berada di suatu tempat dimana sayap kanan berlaku seksis, tak seharusnya sayap
kiri juga berlaku seksis. Setelah momen itu, kami memiliki resolusi yang lebih
besar dalam memberikan dukungan kami kepada Chaves. Ia menyerukan kepada kami
untuk berjuang dengan cara yang sama dimana ia menyerukan partisipasi warga
keturunan Afrika, campesinos, nelayan dan nelayan perempuan. Faktanya adalah ia
menyatakan bahwa perjuangan kami diakui, meski sebelumnya kami bahkan mesti
melakukan aksi massa tanpa seorangpun melihat kami.
Pertama kami membentuk
ASGDRe, kami memutuskan bahwa aksi massa pertama kami adalah bersama dengan
Gerakan Rakyat Miskin (MP). Kami membentuk tanda 3 – meter yang tertuliskan
nama kami dan menyerukan hak untuk rumah bagi pasangan sesama jenis dan hak
untuk hidup secara bermartabat. Kami juga membawa bendera dengan warna pelangi.
Kami ingin orang lain melihat kami tentang siapa kami ini, dan semenjak kami
memiliki artikulasi dengan kaum militan di semua pergerakan yang berbeda,
mereka memberi kami dukungan. Untuk selama setengah jam pertama kami sungguh
tegang tetapi kami mengelolanya dan aksi saja. Bendera pelangi tidak memiliki apapun
untuk dituliskan di atasnya. Tetapi tanda – tanda ini mengatakan sesuatu dan
kami beraksi dengan mereka. Sekarang rakyat membuat bendera pelangi selebar 100
meter dan setiap orang melakukan aksi di balik bendera tersebut. Kamu akan
melihat bendera ini di barrios seperti Antimano, di Petare (kalangan miskin di
Caracas).
Kami mendukung Chaves
karena di dalam rencana kerjanya pada periode 2013 – 2019, ia berbicara tentang
bagaimana kami kaum queer tinggal di sebuah situasi represi dan bahwa
satu-satunya jalan keluar dari negeri ini adalah dengan mengatasi sistem
kapitalisme (ia mengacu kita untuk pasal 5.3.3.2 sebagai platform pemilu). Sistem konsumerisme dimana kita tinggal telah
menyebabkan banyak pembagian, bahkan di antara kita kaum queer. Kami didiskriminasikan
bahkan oleh yang ada di antara kami sendiri. Kaum Gay dan lesbian di Caracas,
sebagai contohnya seperti Tamara Adrian (yang aku sebutkan sebelumnya) bisa
mendapatkannya kecuali companeras lainnya, tidak. Sehingga ia berkhianat
terhadap hak asasi manusia tetapi tidak bisa melampauinya. Tentu saja, tidak
bisa dikatakan ia telah melakukan hal yang baik.
Tetapi sebelumnya, “ghettos”
kaum gay ini adalah satu-satunya tempat dimana aku bisa pergi karena aku harus
bersembunyi. Aku harus mengadopsi kepribadian lainnya saat aku bersama dengan
keluargaku atau di universitas tersebut; ruang bagi kami akan dibuka pada jam 4
atau jam 5 di sore hari – ruang ini akan dipenuhi dengan pintu, yang tidak
terdapat lampu di dalamnya, dan musik yang sangat keras yang mana tak seorang
pun bisa bicara. Kebanyakan orang akan pergi ke sana untuk menemui seseorang
seperti mereka. Tetapi sekarang aku adalah seorang Chavista, aku pergi keluar
dari keluargaku dan pergi ke tempat yang konvensional.
Sekali waktu aku bersama
dengan partnerku di pusat perbelanjaan – sekali lagi, ini tidak akan terjadi
padamu jika kamu punya uang – dan mereka memberi tahu kami bahwa, “Ini adalah
pembangunan keluarga”. Kami membayar pajak tetapi mereka memiliki kebijakan yang
mengawal kami sampai kami meninggalkan pusat perbelanjaan. Sehingga apa yang
dilakukan negeri Venezuela supaya setiap orang bisa menikmati ruang publik? Di Estancia
PDVSA (Pusat rekreasi yang dimiliki oleh perusahaan minyak milik negara) mereka
tidak akan membiarkan pasangan sesama jenis berpegangan tangan karena mereka
bilang itu adalah “tempat untuk keluarga” dan bahwa “di situ ada anak-anak”.
Che bicara bagaimana revolusi adalah tentang cinta. Kami tidak memiliki relasi
seksual saat kami berpegangan tangan!”
Problem- problem ini
bukan kesalahan revolusi tetapi legasi dari negeri borjuis – setidaknya sekarang
kami memiliki keuntungan karena memiliki sebuah kolektif, untuk mampu memahami
apa yang sedang terjadi. Kami sedang berjuang sehingga sistem sosialis mengakui
keberagaman. Kami berjuang di dalam gerakan rakyat kami dimana terdapat
keberagaman pemikiran kecuali kesatuan dalam tindakan – inilah gagasan di
belakang revolusi. Tetapi kami masih memiliki struktur negara – negara ini yang
mana tidak sosialis – yang hendak merepresi kami. Kami harus mengenal dengan
siapa dan siapa yang kami lawan. Masih ada beberapa hal tentang refleksi kritik
yang kami butuhkan. PDVSA adalah kekuatan ekonomi negeri ini, penghasil minyak
bumi. Tetapi kami harus bergabung dalam perdebatan yang ada karena tidak ada
jalan lain yang bisa kami lakukan dalam memerangi sistem kapitalisme ini jika
kami tidak terjun dalam perdebatan dengan pihak lain dari gerakan rakyat. Tidak
ada workshop akademik, kecuali ruang rakyat dimana didalamnya kami belajar dari
rakyat seperti di dalam dewan komunal.
SS and JRW: Apa pentingnya pemilu 7 Oktober 2012?
MGB: Dalam gerakan ini ada jalan persetujuan
dimana kami tidak sedang bermain di sana, dimana kami pada akhirnya
mendeklarasikan kemerdekaan kami, seperti yang diungkapkan Jose Marti. Jika kami
menang dalam pemilu ini, semuanya akan memperdalam prosesnya. Proses ini
memiliki banyak problem semenjak kami berada dalam masa transisi. Masih banyak kejahatan kapitalisme. Aku berusia 28 tahun; aku
terlahir di dalam sistem kapitalisme dan aku memiliki sifat jahat yang sama. Aku
tidak pernah mengetahui tentang apapun. Tetapi sekarang kami berbicara tentang
bentuk lain dari kepemilikan, dan gagasan-gagasan lainnya.
Sekarang aku bekerja di dalam
perusahaan produksi sosial, mencoba bekerja dengan komunitas untuk
mensosialisasikan kepemilikan dan produksi. Aku tidak hanya seorang homo
seksual (ia berkata sambil tertawa). Dan kami memiliki kontrol politik karena
kami memiliki pemerintah, tapi kami tidak memiliki kontrol atas ekonomi. Chaves
memberitahu kami hal yang sama berkali-kali. Ini bukan hal yang rahasia. Tetapi
kami memajukannya dengan model produksi yang baru dan manajemen yang baru dan
meningkatkannya dengan melihat diri kami sebagai pekerja dan sebagai produsen (penghasil);
kami tidak akan memiliki pendiskusian semacam ini jika Chaves pergi.
Kami harus bekerja untuk
menjamin suara. Alasan bahwa presiden sedang ada di sana adalah bahwa ia merupakan
boneka yang menggerakkan kita secara emosional,mereka yang menyatukan kami
semua dari akar rumput, yang menginspirasi gerakan rakyat. Tak perlu diragukan
lagi, ada begitu banyak capaian dan jutaan tuntutan; gerakan kami belum semaju
lainnya seperti gerakan campesino, atau gerakan para penyewa tanah. Aku tidak
mengenal seorang pun yang tidak dipengaruhi oleh proses ini: seorang teman menerima
sebuah rumah baru karena milik mereka dihancurkan oleh banjir, juga yang lainnya yang telah berpartisipasi dalam salah
satu misi mendapatkan hal yang positif. Di sini kami memiliki pendidikan
gratis. Ada kesehatan gratis, meski bukan yang terbaik (meski Michael Moore
menunjukkan bagaimana Amerika Serikat mengklaim memiliki layanan kesehatan yang
baik, itu adalah bohong belaka). Media di luar Venezuela salah
menginterpretasikan proses ini; Chaves adalah presiden paling demokratik yang
kami punya di negeri ini
Susan Spronk mengajar
pembangunan internasional di Universitas Ottawa. Ia adalah seorang penieliti
yang berasosiasi dengan Proyek layanan kota dan telah memublikasikan berbagai
artikel tentang formasi kelas pekerja dan politik air di Amerika Latin.
Jeffery R. Webber
mengajar hubungan internasional dan politik di Queen Mary, Universitas London. Ia
adalah seorang pengarang Red October: Left Indigenous Struggles in Modern
Bolivia (Haymarket, 2012)
1 comment:
Welcome indonesian gay...
Pasti disetiap anda", berharap mendapatkan hubungan yg nyaman, tenang, enjoy, saling paham, mau mengerti, bagaimana keterbatasan anda...?
Mau dibawa kemana pun, kalo masih indonesia, gay belum lazim. Tentu banyak hal yg hrs dibatasi.
Cinta, sayang, tentu ada. Tapi tak bisa ditampilkan keluar.
Lantas, apa anda sudah mengenali, apa yg sebenarnya anda cari dlm hubungan?
Tidak semua gay suka hubungan "nasi bungkus" abis dimakan lalu dibuang...
Kalo saya mengakui, ML tanpa perasaan yaa tidak menikmati.
Berganti" jangan jadikan budaya... Yg akhirnya anda punya kebiasaan, tidak puas kalo cuma mL dg 1org.
Liar & putus urat kemaluan!
Yaa semoga bisa mencerahkan kebiasaan anda yg kurang baik sebelumnya, kita juga manusia, tentu punya hati, yg dipergunakan tuk merasakan, bagaimana kita diposisi org lain... Salam kenal tuk para pria gay / bi dewasa, from me O85664600785
Post a Comment