27/02/2013

Kuba Menciptakan Empat Vaksin Anti Kanker dan Media Mengabaikannya.



25 Februari 2013

Kuba telah menembangkan empat vaksin atau inokulasi melawan berbagai jenis kanker tak perlu diragukan lagi merupakan kabar penting bagi kemanusiaan. Organisasi kesehatan dunia (WHO) mengatakan setiap tahun sekitar 8 juta rakyat mati karena kanker. 

Meski demikian, media mainstream internasional hampir mengabaikan berita ini secara keseluruhan.  
Tahun lalu, Kuba mempatenkan vaksin pengobatan untuk melawan kanker paru-paru di dunia, yang disebut CIMAVAX – EGF.  Pada bulan Januari, diumumkan bahwa telah  ditemukan Vaksin baru yang disebut Racotumomab. 

Pengujian klinik di 86 negara menunjukkan bahwa vaksin ini, meski vaksin- vaksin ini tidak memulihkan penyakit, mampu mengurangi tumor dan mampu menstabilkan penyakit, sehingga meningkatkan harapan dan kualitas hidup. 

Pusat Imunologi Molekular Havana, sebuah organisasi negeri Kuba, adalah pencipta semua vaksin ini.
Pada tahun 1985, institusi ini mengembangkan vaksin untuk meningitis B, yang merupakan satu-satunya di dunia, dan menyusul vaksin lainnya yang berfungsi memerangi hepatitis B dan demam disertai linu di persendian dan otot. Selama bertahun- tahun, institusi pusat ini telah melakukan penelitian untuk mengembangkan vaksin melawan virus HIV-AIDS.

Pusat Insitusi negeri Kuba lainnya, seperti laboratorium LABIOFAM, mengembangkan obat homeopatik untuk kanker VIDATOX, yang diciptakan dari  bisa biru kalajengking. Kuba mengekspor obat-obatan ini ke 26 negara, dan mengambil bagian dalam Perusahaan gabungan dengan China, Kanada, dan Spanyol. 

Semua ini bertentangan dengan stereotype yang diciptakan oleh Media, dimana media sering kali bungkam terkait kemajuan yang dicapai oleh Kuba dan negeri dunia ketiga di bagian selatan lainnya, dimana seringkali negeri-negeri majulah yang dianggap sebagai pelopor dalam hal penelitian medis. 

Undoubtedly, the Cuban state obtains an economic benefit from the international sale of these pharmaceutical products. However, its philosophy of investigation and commercialisation is diametrically opposed to the business practices of the large pharmaceutical industry.

Pemenang penghargaan Nobel untuk pengobatan, Richard J Robert baru – baru ini mengadukan industry farma yang penelitiannya tidak berorientasi untuk menyembuhkan penyakit, tetapi untuk mengembangkan obat untuk penyakit kronis, yang nota bene secara ekonomi lebih menguntungkan.
Robert menyarankan agar penyakit tertentu di negeri – negeri miskin diteliti, namun karena tidak mendatangkan banyak keuntungan, jadi tidak diteliti. Itulah mengapa 90% dana penelitian ditujukan bagi penyakit yang diderita hanya oleh 10% penduduk dunia.

Industri pengobatan public Kuba merupakan salah satu sumber utama dari mata uang asing untuk Negara ini, yang dikendalikan oleh berbagai prinsip radikal

Pada tahap pertama, penelitian ini ditujukan, sebagian besar, untuk mengembangkan vaksin yang mencegah penyakit dan sebagai konsekuensinya, mengurangi pengeluaran penduduk untuk membeli obat. 

Dalam sebuah artikel di majalah bergengsi Science,  peneliti dari Universitas Stanford (California), Paul Drain dan Michele Barry mengatakan bahwa Kuba memiliki indikator kesehatan yang lebih baik dari Amerika Serikat, meski harus menghabiskan 20 kali lebih sedi sector ini. 

Alasan untuk ini adalah tidak adanya, dalam model Kuba, tekanan komersial dan dorongan dari perusahaan farmasi, dan strategi yang berhasil mendidik masyarakat mengenai pentingnya kesehatan preventif. 


No comments: