04/12/2007

Revolusi dan Konter Revolusi: Makna Referendum 2 Desember di Venezuela

Oleh Ted Sprague
1 Desember 2007

Sekali lagi, proses revolusi Bolivarian di Venezuela memasuki satu
tahapan yang penting. Pada tanggal 2 Desember, rakyat Venezuela akan
berbondong-bondong memberikan suara mereka untuk menentukan diterima
atau tidaknya paket perubahan konstitusi Venezuela. Isi paket
perubahan konstitusi ini boleh dikatakan merupakan perubahan paling
progresif sepanjang sejarah Amerika dan sudah melampaui tahap
reformisme. Perubahan konstitusi ini meliputi tuntutan-tuntutan
transisional:
1. Pengurangan jam kerja dari 44 jam per minggu menjadi 36 jam (tentu
saja tanpa pengurangan gaji)
2. Pendidikan gratis sampai tahap universitas
3. Melarang monopoli
4. Pembentukan dewan buruh, dewan komunitas, dewan pelajar, dll
sebagai basis kekuasaan yang baru di dalam pemerintahan. 5% dari
pendapatan negara akan dialokasikan kepada dewan-dewan tersebut.

Perubahan konstitusi mengenai pembentukan dewan buruh, dewan
komunitas, dewan pelajar, dll sebagai basis pemerintahan yang baru
adalah satu usaha untuk membongkar negara borjuis yang masih bercokol
di Venezuela. Ini merupakan satu artikel perubahan yang menggetarkan
lutut kaum oligarki di Venezuela dan kaum imperialis kapitalis di
seluruh dunia.

Tentu saja, sebuah konstitusi revolusioner hanyalah secarik kertas
belaka bila tidak ada gerakan massa revolusioner di belakangnya. Cukup
banyak kelompok kiri yang menyerukan abstensi (bahkan menyerukan
"Tidak Setuju") terhadap referendum ini. Mereka berargumen bahwa
perubahan sosial haruslah dari bawah, bukan dari atas melalui secarik
kertas konstitusi. Kita cukup menanyakan kepada diri kita sendiri:
Bila kelompok oposisi berhasil menggagalkan perubahan konstitusi ini,
apakah ini akan menguntungkan proses revolusi di Venezuela?
Mereka-mereka yang masih waras akan menjawab: TIDAK! Bila kelompok
oposisi ini berhasil menggagalkan perubahan konstitusi ini, kekuatan
kontra-revolusioner akan semakin menguat dan sebaliknya kekuatan
revolusioner akan mulai kehilangan kepercayaan diri.

Kita juga cukup melihat bagaimana massa bereaksi terhadap perubahan
konstitusi ini; mereka mengorganisir diri mereka, baik kelompok
Chavista maupun anti-Chavista. Massa, yang revolusioner maupun
kontra-revolusioner, mengerti apa artinya referendum ini. Tidak ada
lagi jalan tengah; mereka-mereka yang menyerukan jalan tengah di dalam
proses revolusi dan menajamnya perjuangan kelas hanya akan melayani
kelompok kontra-revolusioner. Di dalam proses revolusi yang semakin
menajam, mantan Jendral Baduel dan "teoritisi sosialis" Heinz
Dieterich telah menunjukkan muka asli mereka sebagai pion-pion yang
melayani kepentingan kelas borjuis. Dieterich ketika ditanya oleh
Celia Hart (seorang komunis dari Kuba): apakah anda berpihak pada kubu
"Setuju" atau kubu "Tidak Setuju" dalam referendum ini? [1] Tuan
profesor universitas ini tidak mampu menjawabnya. Dia mengelak dengan
menjawab bahwa Celia menanyakan pertanyaan yang salah, bahwa situasi
di Venezuela tidaklah hitam putih, bahwa situasi disana sangatlah
kompleks. Ya, saya setuju bahwa situasi di Venezuela sangatlah
kompleks. Tetapi pada saat yang menentukan seperti sekarang ini,
dimana perjuangan kelas sudah sangat menajam, dimana garis kelas sudah
ditarik dengan sangat jelas, kita harus mengambil sikap: berpihak pada
kelas buruh atau pada kelas borjuis. Teoritisi sosialis palsu macam
Dieterich menjadi tidak berguna disaat revolusi menajam karena mereka
pada dasarnya bukan kaum revolusioner sama sekali; pada dasarnya
mereka adalah pion kontra-revolusi.

Polarisasi kelas di dalam masyarakat Venezuela sudah semakin menajam,
dan referendum ini merupakan salah satu titik perubahan yang akan
mengekspos segalanya yang buruk di dalam Revolusi Bolivarian
(birokrat-birokrat di dalam gerakan Bolivarian dan sayap-kanan
berjubah merah di dalam kubu Chavez). Tidak ada lagi jalan tengah,
mereka-mereka yang dulunya berada di tengah telah melompat ke kubu
revolusi atau kubu kontra-revolusi. Dan mereka yang sekarang masih di
tengah, sadar atau tidak sadar, hanya akan melayani kepentingan
kontra-revolusi dengan menaburkan kebingungan di tengah-tengah massa.

Kita harus ingat bahwa proses revolusi di Venezuela sudah berlangsung
selama 9 tahun, ini tidak bisa berlangsung selamanya. Salah satu kelas
haruslah menang; kelas buruh (beserta kelas tani dan kaum tertindas
lainnya) atau kelas borjuis. Kemenangan revolusi sosialis di Venezuela
akan menjadi bab pertama dari gerakan sosialis sedunia. Sebaliknya,
bila kaum borjuis berhasil memadamkan api revolusi di Venezuela, ini
akan memukul dengan telak gerakan revolusioner di Amerika Latin dan
seluruh dunia. Ratusan ribu aktivis kiri di Venezuela akan dibantai
oleh kekuatan kontra-revolusioner; sejarah telah menunjukkan bahwa
kaum borjuis tidak segan-segan membabat kaum kiri bila mereka menang
(pembantaian Paris Commune, Pinochet di Chile, pembantaian komunis di
Indonesia, dll).

Kemenangan referendum 2 Desember ini akan berarti sebuah langkah ke
depan menuju pembentukan relasi produksi sosialisme dan bentuk negara
sosialis yang akan menghancurkan bentuk negara borjuis. Setiap kaum
revolusioner haruslah mendukung kemenangan referendum ini! Dan tidak
hanya itu saja, kelompok oposisi telah menyerukan bahwa mereka akan
menghentikan perubahan konstitusi ini dengan segala cara; maka kita
juga harus mempertahankan perubahan konstitusi ini dan mendorong
implementasi revolusioner dari perubahan tersebut.

Sosialisme atau Barbarisme!

[1] "Venezuela: where does Heinz Dieterich stand in the Constitutional
referendum?" oleh Alan Woods
http://www.marxist.com/heinz-dieterich-constitutional-referendum221107.htm

No comments: