13/11/2014

Presiden Uruguay Memberi Nasehat pada Amerika Serikat: “Kami berkembang, tapi kami mau mendistribusikannya”


JUNE 9TH, 2014 AT 6:01 AM
Arsitektur dan memori 

Gedung putih adalah sebuah bangunan dengan reputasi jahat di sebagian Amerika Selatan. Sejak keunculan doktrin Monroe di awal 1800an, tembok gedung putih dan ruangnya telah menjadi saksi bisu atas beberapa keputusan yang dimaksudkan untuk mengubah “halaman belakang kita” – artinya menjamin  ketergantungan tanpa henti ekonomi Amerika Latin terhadap kepentingan Amerika Serikat, tanpa peduli pada bentuk politiknya, yang penting bisa menjaga terus kondisi yang menguntungkan itu.

Latar belakang ini tak jadi masalah, karena Frank D Rooseveld menyatakan, tak soal bila Somoza Nicaragua, yang adalah  “anak jalang” brutal itu memerintah sebuah benua selama “ia masih anak jalang kami”. Di akhir 1970an dan 80an, perkawinan antara kepentingan modal Amerika Serikat dan sekutu mereka di Amerika Latin terbukti bisa membuahkan hasil bagi mereka; anak jalang kita dalam seragam militer memerintah mayoritas benua. Serikat pekerja lebih  produktif dari Brady Bunch
Uruguay memiliki anggota Tupamaros selama tahun 70an –sebuah gerakan tentara perlawanan gerilya urban melawan kediktatoran – ditembak berkali – kali dan menghabiskan waktunya selama 14 tahun dipenjara oleh militer pro Washington di Uruguay, tidak mengejutkan ketika seorang jurnalis akan bertanya pada Jose Mujica tentang refleksinya kala mengunjungi Gedung Putih. Ia mengatakan “Bangunan tidak bisa disalahkan, saya tidak sedang menentang arsitektur bangunannya, saya memilih melupakannya karena saya lebih tertarik pada masa depan”


Tentu saja ia tidak pernah menginjak gedung putih sebelumnya, bagi Mujica tidak bisa ada sebuah transaksi antara mental dan fisik dalam hal literal. Gedung Putih lebih merupakan simbol semiotika dari signifikansi politik; bagi Mujica, memilih melupakan bukan berarti ingatan itu tidak ada lagi dalam memorinya, tapi ingatan itu sudah mengejewantah dalam setiap aksinya.

Arsitektur dan Komodifikasi Kebijakan

Arsitektur bangunan Washington DC termasuk ekletik. Banyak bentuk – bentuk arsitekturnya yang menggambarkan kerajaan kuno (Mesir, Yunani, Roma) dan meski bangunan dan monumennya dipengaruhi oleh regulasi urban yang membatasi luasnya, ruangan di dalamnya bagi para pengunjungnya jelas mengokupasi ruang lainnya, khususnya dari negeri – negeri lain, yang mana kota ini berada di pusat kekuasaan (setidaknya) di terletak di bagian barat.

Dewan Perdagangan AS bertempat di 1651 H St, sebrang taman Lafatette dari Gedung Putih di dalam sebuah bangunan Seni Beaux. Bangunan ini terdaftar sebagai tempat bersejarah Nasional namun bukan termasuk peringkat tertinggi dalam data prioritas para turis untuk dikunjungi. Menurut web page resmi Dewan Dagang AS, dalam tiga kolom kisah Corinthian dan permukaan batu kapur eskterior, “Dewan ini merefleksikan komitmen supaya tetap solid, merefleksikan nilai-nilai tradisi Amerika, sedangkan bagian interiornya dan ruang di dalam gedung merefleksikan dinamika terhadap pemikiran misi”

Semenjak penempatannya pada tahun 1912 sebagai respon terorganisir kepada kaum buruh dengan anggota lebih dari 3 juta orang, termasuk anak perusahaan real, Dewan tersebut termasuk yang paling besar, bahkan mungkin yang paling kuat dan organisasi para ahli lobi yang paling baik pengorganisasiannya mewakili asosiasi bisnis dan dagang bangsa tersebut Semenjak tahun 2002 menurut Pusat untuk Politik Bertanggung Jawab, Dewan secara terus menerus menghabiskan dana dua kali lebih banyak dan beberapa tahun ini, 3 kali lebih banyak sama banyaknya dengan pemborosan lainnya termasuk Asosiasi Nasional Makelar Barang Tak Bergerak, Elektrik General dan korporasi PG&E, Exxon, Penelitian Farmasi Amerika, AT&T, AARP, dan Phillip Morris untuk industri tembakau. Pada tahun 2013 contohnya, Dewan ini menghabiskan 74,470,000 juta dollar dalam aktivitas lobi yang diikuti oleh Asosiasi Nasional Makelar Barang Tak Bergerak, yang menghabiskan 35,584,580 juta dollar.

Website resmi Dewan tidak menawarkan penjelasan lebih tentang apa itu “nilai tradisi Amerika” yang muluk-muluk, atau bagaimana mereka jadi berbeda dari nilai-nilai tradisional Kanada, atau nilai tradisional Jerman, atau nilai – nilai tradisi Amerika Tengah, atau nilai – nilai tradisi Amerika Selatan, atau saat kapan dan bagaimana mereka menjadi solid dan tradisional. Apa yang kita tahu adalah mayoritas akan memberikan kontribusi elektoral dengan mendukung kandidat Republikan yang mengingkari dasar ilmiah dari perubahan iklim; mendukung Hak Globalisasi Korporasi dan ousourcing; dan menentang legislasi berikutnya: regulasi keuangan, Aksi yang menginvestigasi investasi dalam proses elektoral Amerika Serikat, dan Layanan Kesehatan Aksi Amerika. Jika imajinasi estetik layanan eksterior dari apapun tujuan fungsionalnya, semuanya jelas merupakan kepentingan dari kelas kapitalis kaya yang bisa membeli legislasi untuk menimbulkan kerugian bagi mayoritas rakyat di negaranya. Dewan Dagang Amerika Serikat adalah bangunan kedua yang dikunjungi oleh Jose Mujica di Washington DC.

Dunia Lain Yang Mungkin 

Meski bukan hal yang biasa bagi pimpinan negeri asing untuk berbicara di Dewan, kehadiran seorang presiden Marxist seperti Jose Mujica muncul sebagai seorang diplomatik yang anomali. Ironisnya, sebaliknya, itu merefleksikan hasil dari sebuah realita baru yang terjadi di Amerika Latin, dan tidak bisa diabaikan: kemendesakan sebuah pemerintah yang terpilih secara demokratik dalam jumlah suara yang besar secara sadar mencari bentuk alternatif dari kapitalisme, neoliberalisme dan globalisasi. Dengan beragam nasional lokal, kami menyaksikan pemerintah – pemerintah setelahnya mencari cara yang independen untuk mengatur ekonomi mereka sendiri, diantaranya: Argentina, Brazil, Chile, Bolivia, Uruguay, Ecuador, Venezuela, Nicaragua, Kuba, dan mendekat sedikit ke Peru; mereka menciptakan sebuah benua progresif berhadapan dengan tantangan jaman dan mematikan fungsi hegemoni AS di regional tersebut.

Atas nama penulis Uruguay yang terkenal, Eduardo Galeano, kekuatan baru yang bersatu ini “masih berjuang untuk menciptakan dunia lain yang mungkin – melakukan perjalanan menentang angin dan badai dan di saat yang sama melawan semua kenyataan.” Tapi kenyataan bukan hal menakutkan saat Mujica mengarah pada Dewan Dagang. Selama pemerintahannya Uruguay telah mengambil langkah-langkah luar biasa seperti kebijakan sosial dan ekonomi yang berpihak pada rakyat. Banyak lagi hal lainnya yang cukup berharga untuk disebutkan seperti berikut: indeks kemiskinan yang menurun dari 39% menjadi 11%. Indeks pertumbuhan ekonomi tahunan negara ini adalah 4%, salah satu indeks tertinggi di dunia. Upah minimum naik 250% dalam 9 tahun terakhir dengan peningkatan konsumsi riil sebesar 54%. Sepertinya Mujica mengindikasikan kepada para hadirin yang hadir ketika ia bicara di Dewan Dagang Amerika, “di Uruguay kami berkembang, tapi kami juga mendistribusikannya”.
Itu adalah kondisi yang kontras antara realita di negeri kecil Amerika Latin dan meluasnya kesenjangan sebagai karakter ekonomi Amerika Serikat dimana kekayaan hanya jadi milik 1% penduduk di negeri itu.

Blues Lelaki Marlboro

Keberhasilan Uruguay tidak terbatas pada perkembangan ekonomi. Di bawah pemerintahan Mujica, aborsi tidak dikriminalkan, pernikahan sesama jenis dilegalkan pada bulan Agustus 2013, dan di tahun yang sama Uruguay menjadi negeri pertama yang melegalkan dan mengatur perkembangan dan kegunaan kanabis. Uruguay juga memiliki salah satu regulasi yang paling ketat melawan perdagangan dan konsumsi rokok, yang diminta Korporasi Phillip Morris (catatan di atas adalah salah satu ahli lobi terbesar di AS) untuk meminta pemerintah Uruguay supaya membatalkan regulasi yang dianggap berdampak negatif atas haknya memperoleh keuntungan dari penjualan rokok. Akan tetapi Mujica sebagai mantan perokok mengekspresikan kepada Obama (sebagai bekas perokok lainnya) dalam kantor Oval, perlawanan terhadap konsumsi rokok  melampaui litigasi swasta, karena “di dunia ini tiap tahun 8 juta rakyat meninggal karena rokok. Dan jumlah itu lebih banyak dari korban Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Itu adalah pembunuhan. Kami sekarang dalam fase perjuangan yang sulit – sangat sulit – dan kami harus berjuang melawan sebuah kepentingan yang sangat kuat. Pemerintah tidak boleh terlibat dalam litigasi swasta, tapi kami harus ikut berjuang untuk kehidupan.”

Kebebasan dan ukuran sebuah sel penjara

Selama kunjungannya ke Gedung Putih, Mujica juga mendiskusikan harapan Uruguay kepada Obama untuk mengakui bahwa masih ada 5 tahanan Guantamo dari lebih 70 tahanan yang dibebaskan oleh intelejen AS dan agensi keamanan AS, bahwa mereka masih ada di Guantanamo tanpa pengadilan yang sah. Negosiasi tentang isu ini dilihat sebagai sebuah kontribusi dari Uruguay dalam hal Hak Asasi Manusia dan sebagai sebuah kesempatan bagi pemerintahan Obama untuk melaksanakan janji pemilu selama 6 tahun bahwa pemerintahannya akan menutup tahanan di teritori Kuba tersebut. Meski saat tulisan ini ditulis, negosiasi tersebut telah berhasil mencapai kesepakatan, yakni ke 5 tahanan tersebut dibebaskan dan boleh tinggal di Uruguay, hambatan utamanya adalah tuntutan pemerintahan Obama bahwa Mujica akan menjamin tahanan tersebut “tidak akan meninggalkan Uruguay”. Beberapa hari lalu, ketika ditanya mengenai hal ini, Mujica menjawab: “Mereka akan menjadi orang bebas. Pemerintahanku tidak akan mengontrol pergerakan mereka”

Kebebasan tampaknya merupakan konsep yang teramat berat bagi pemerintahan Obama – tuntutan mereka secara esensi bermakna meluaskan ukuran sel penjara dari beberapa meter saja menjadi seukuran Uruguay. Mujica menolak permintaan/tuntutan dari sebuah pemerintahan paranoid yang terbiasa melakukan penahanan ilegal dan mengontrol warga negaranya, teman seberangnya dan musuhnya.  

Pemerintahan dan kebahagiaan manusia

Banyak hal yang dituliskan tentang kesederhanaan kehidupan Mujica sebagai presiden dan warga negara. Ia berhenti tinggal di Istana Kepresidenan dan memilih tinggal bersama istrinya di rumahnya yang sederhana di pinggiran Montevideo. Ia mendonasikan 80% gajinya sebagai presiden untuk program perumahan. Ia menolak menggunakan moda transportasi kantor dan menyetir sendiri mobil Volksvogennya untuk berangkat kerja. Tidak perlu diragukan, ia kuat, unik dan patut dicontoh, antara kehidupan sehari – harinya dan keyakinan politiknya bahwa “pembangunan bukan diukur dari total kemakmuran tapi dari kebahagiaan manusianya.”

Enrique Quintero, adalah seorang aktivis politik di Amerika Latin tahun 70an, mengajar ESL dan perolehan bahasa kedua di Sekolah Negeri Anchorage, dan Bahasa Spanyol di Universitas Anchorage Alaska. Baru-baru ini, ia tinggal dan menulis di Olympia.


No comments: