20/10/2012

“Membuka Cakrawala”: Sebuah Wawancara dengan Roland Dennis

Roland Denis adalah seorang revolusioner dan intelektual terkemuka di Venezuela. Ia menjabat sebagai Wakil Menteri Perencanaan dalam pemerintahan Hugo Chavez tahun 2002-2003, namun mengundurkan diri setelah selama 10 bulan memprotes akan masih kurangnya keterlibatan rakyat dalam proses perencanaan tersebut. Ia adalah penulis banyak buku dan artikel. Terjemahan terbaru dari karyanya dalam bahasa Inggris tersedia di The South Atlantic Quarterly Edisi Winter 2012.  Kami bertemu Dennis di Taman Terrar, sebuah restoran populer yang sering dikunjungi oleh gerilayawan kiri di Caracas.


Susan Spronk dan Jeffery R. Webber (SS dan JRW) : Dapatkah kamu menceritakan tentang sejarah politik mu?
Ronald Denis (RD) : Cerita ku bermula pada pertengahan 70-an. Kebetulan aku berada di Nikaragua hingga akhir 70-an selama Revolusi Sandinista berlangsung. Aku mempelajari banyak hal berbeda di sana. Dari sana aku memulai untuk mengidentifikasi penyebab persoalan kemiskinan. Ketika aku kembali ke Venezuela pada awal 80-an, aku memulai untuk aktif di gerakan kiri; saat itu situasinya telah secara cepat teradikalisasi dan telah terdapat banyak kekerasan (dikarenakan penganiayaan politik pada orang-orang kiri). Aku dapat bertahan, namun banyak dari kawan seperjuangan (companeros) meninggal dalam perjuangan. Seorang laki-laki di sana (sambil menunjuk salah seorang kawannya yang seumuran), misalnya, juga dapat bertahan; ia adalah salah seorang pemimpin pergerakan mahasiswa di Merida. 

Pergeseran Paradigma
1980-an adalah waktu dimana kekalahan dan krisis keumuman pada kaum kiri terjadi. Paradigma lama telah habis. Uni Soviet jatuh, “sosialisme yang benar-benar ada” runtuh. Kemunculan paradigma baru dalam perjuangan menandai kekalahannya di Amerika Latin. Konsep kekuatan populer muncul sebagai artikulasi kekuatan dari bermacam-macam perjuangan populis, Kristen, Marxis, Bolivarianisme, gerakan etnis dan teritorial bertemu dalam konsep ini. Masih terdapat sejumlah aktivis dari era sebelumnya yang tetap berkomitmen pada perjuangan bersenjata, namun itu adalah benteng kecil perlawanan yang telah meninggalkan ide pelibatan massa, yang berarti bahwa strategi mereka akhirnya mengalah. Gerakan kiri baru muncul dalam konteks ini, sebuah gerakan perjuangan populer untuk mempertahankan hidup (sobrevivencia popular); aku adalah bagian dari perkembangan arus ini pada akhirnya. 

Perjuangan kami mengkonfrontasi negara namun juga mengedepankan politik umum yang menyentuh berbagai aspek kehidupan, seperti pergerakan untuk pendidikan dan kebudayaan, yang diawali dengan kerja bersama gerakan pekerja tambang, ada masyarakat, pelajar dan pekerja. Majelis Desa (Assembly of Barios) di Caracas adalah pengalaman yang sangat indah; itu adalah sebuah pergerakan dengan banyak kekuatan.

Peristiwa Caracazo, pada 27 Februari 1989, meletus di tengah-tengah berkembangnya gerakan di atas. Suatu peristiwa yang merubah secara total skenario politik. Peristiwa Caracazo adalah respon atas bencana besar. Kenaikan harga yang menyertai kebijakan sewenang-wenang yang menggambarkan kekalahan sempurna dari model pembangunan lama kapitalis, yang telah menguasai jalur minyak selama beberapa dekade. Seperti bagian lain di Amerika Latin, partai politik tradisional yang sebelumnya diidentifikasi sebagai pelaksana neoliberalisme “kiri” (termasuk Partai Democratic Action, Partai Sosial Demokratik, yang berbagi kantor dengan COPEI selama lebih dari tiga dekade “Pakta Demokrasi”). Gerakan populer merespon dengan hampir seluruh jenis spontanitas. 

Peristiwa Caracazo adalah krisis negara, krisis hegemoni. Dalam pemilihan umum tahun 1993, bahkan partai radikal kiri seperti Radical Cause (La Causa Radical, partai sindikalis revolusioner yang dibangun tahun 1971 oleh sekelompok orang yang memisahkan diri dari Partai Komunis) mengajukan platform-platform reformis. Babak perpolitikan menjadi jauh lebih rumit sebagaimana organisasi rakyat (populer) yang terus tumbuh menguat. Pemberontakan militer sipil tahun 1992 juga harus dikaitkan dengan pencampuran situasi di atas. Pemberontakan itu bukan hanya pemberontakan rakyat tetapi pemberontakan terhadap negara. Hubungan antara gerakan masyarakat sipil dan militer, bagaimanapun juga selalu sangat rumit dan sulit. 

Untuk peranan ku, aku bekerja mendukung gerakan rakyat dalam perjuangannya untuk pembebasan dengan cara bekerja di tempat-tempat penerbitan seperti Primera Linea (Frontline). Proyek Amerika Kita (Nuestra America) juga dimulai pada periode ini, yang merupakan ruang konvergensi lainnya yang juga sangat penting. Kami terus seperti ini sampai pertanyaan tentang kekuasaan muncul di pertengahan 90-an dengan kemunculan gerakan Bolivarian. Gerakan ini berusaha untuk memanfaatkan situasi krisis negara. Setelah Caracazo, pertanyaan tentang krisis masalah sosial tidak terselesaikan, memang hal-hal (kondisi material) terus memburuk. Kami dihadapkan pada pilihan : pemberontakan atau jalur pemilihan umum. Chavez memilih jalur pemilihan umum dan membuat kesepakatan dengan militer. Banyak orang tidak suka keputusan ini, tetapi mereka akhirnya harus menerima. Mereka juga harus menerima proposal untuk Majelis Konstitusional, pembangunan kembali konsep kebangsaan, dll. Alhasil, mereka mengambil alih kantor kepresidenan, tapi tidak kekuasaan. Chavez ketika mulai berkuasa memenuhi janji-janji ini, dan mereka mendorong Majelis Konstitusional, yang mempromosikan proses revolusioner. Reformasi ini mulanya sangat malu-malu, walau penting. Mereka mulai berkonflik dengan para apparatus Negara, namun mereka berhasil menguburkan Republik Keempat.

Bagi ku, saat itu adalah waktu yang sangat rumit, karena ketika semua ini sedang terjadi, kami beroposisi terhadap pemerintah, tidak dalam makna selalu melawannya tapi bekerja bersama bahkan di dalam pemerintahan itu sendiri. Aku, misalnya, menjabat sebagai Wakil Menteri Perencanaan. Hal yang sangat sulit bekerja di dalam lembaga pemerintahan, di dalam struktur yang sangat konservatif pada waktu itu. Tentara membuatnya lebih sulit. Aku tidak dapat menghabiskan banyak waktu ku di dalam pemerintahan; aku memilih untuk menjabat hanya sampai momen yang paling genting terjadi di belakang kami, khususnya 2002-03 dimana kami berada di ambang perang sipil. Kami semua yang bekerja di lembaga pemerintahan memberi semua yang kami bisa. Pada waktu itu, bagaimanapun juga, masih sedikit pejabat pemerintahan di Venezuela (sambil tertawa). Selama pemogokan para bos (di 2002-2003), misalnya, pemerintah tidak lagi punya uang. Faktanya, saat itu adalah rakyat, gerakan rakyat yang mendukung proses dan memastikan bahwa situasi tersebut tidak memburuk menjadi perang sipil.

Kami menang melawan oligarki sayap kanan dan kelompok fasis dalam fase ini, namun masa ini juga mengandung kecacatan. Hingga saat ini, kekuatan rakyat tidak mencapai level tertinggi kekuasaan; kami belum mencapai tranformasi keterhubungan kekuatan-kekuatan yang cukup untuk meradikalisasi proses ini lebih jauh lagi. Jadi, di satu sisi, kami mempunyai kasta birokrasi (una casta burocratica), yang melanjutkan memaksakannya akan melalui mekanisme dan kesepakatan politik yang berbeda, seperti yang bisa dilihat dalam cara negara mengatur PDVSA (perusahaan minyak milik negara) dan industri basis. Dan, di sisi lain, kami mempunyai gerakan rakyat.

 “Persoalan di Venezuela bukanlah kurangnya organisasi. Lebih pada bagaimana kami mengorganisasikan diri kami untuk berjuang melawan kekuatan kooptasi pemimpin yang korup, birokratik dan tidak berguna.”

Dalam pengertian ini terdapat dua “revolusi” di Venezuela. Untuk lebih tepatnya, sebenarnya hanya terdapat satu revolusi (tertawa) dan proses lainnya dipimpin oleh satu kasta khusus tertentu di dalam kekuasaan. Partai-partai tua seperti COPEI kurang lebih sudah mati, namun beberapa yang lain masih sedang dibuat, seperti Gerakan Republik Kelima (Movimiento V (Quinta) Republica, MVR) dan Partai Persatuan Sosialis Venezuela (Partido Socialist Unido de Venezuela, PSUV). Sekarang kami menemukan diri kami mencoba untuk mereorganisasi perjuangan rakyat. “Persoalan di Venezuela bukanlah kurangnya organisasi. Lebih pada bagaimana kami mengorganisasikan diri kami untuk berjuang melawan kekuatan kooptasi pemimpin yang korup, birokratik dan tidak berguna.”

SS and JWR : Bagaimana kamu menggambarkan perbedaan fase dalam proses ini sejak terpilihnya Chavez pada 1998?
RD : langkah pertama adalah Majelis Konstituante, yang merupakan sebuah proses radikalisasi. Hal itu mempolitisir beberapa isu seperti tanah, pendidikan dasar, menengah dan atas. Beberapa pemerintahan kota juga sanggup menjadi lebih kuat dalam proses pemilihan. Fase ini berlalu sangat cepat, namun itu harus dimengerti sebagai hasil atas dua proses : proses yang ditopang oleh kekuatan rakyat dan Majelis Konstituante.

Pada akhir 2001, Chavez membuat keputusan-keputusan penting namun ia bahkan tidak menasionalisasi toko-toko kecil. Ada sejumlah hukum reformis, namun tetap radikal, terkait dengan sumber daya tanah dan hidrokarbon. Ia mulai menyerang pimpinan PDVSA (perusahaan minyak pemerintah), dimana kekuatan negara sesungguhnya berada. Terdapat mitos terhadap kekuasaan negara di Venezuela –kami sedang berbicara tentang perusahaan minyak negara di sini. PDVSA adalah tempat dimana kekuasaan negara benar-benar berada.

Semua proses radikal demokratisasi ini lumpuh oleh kudeta yang dipimpin kaum oposisi pada April 11-13, 2002 dan bergeser kedalam perjuangan defensif, dipandu oleh logika pertahanan yang bertujuan untuk melindungi apa yang sudah diperoleh dan menghentikan kemajuan fasisme yang memegang kekuasaan di Venezuela selama 2 hari. Pasukan keamanan negara membunuh banyak orang. Kudeta itu merupakan tindakan yang sangat kriminal. Kami berhasil untuk menghentikannya, dan menghindari situasi perang saudara. 

Referendum pada tahun 2004 mengenai keberlanjutan jabatan presiden Chavez menunjukkan peristiwa upaya konspirasional terakhir penggulingkan Chavez, yang pada akhirnya kalah. Gerakan buruh nyatanya mewajibkan Chavez terlibat dalam referendum. Chavez (sebelumnya) sungkan karena takut akan kalah, seperti yang dikatakan kawan-kawannya (dan orang-orang tersebut masih berada di sekeliling Chavez). Chavez mengadakan kampanye luar biasa dan ia meraih kemenangan yang menentukan. Dengan kemenangan ini, taktik kekerasan dari oposisi sayap kanan dikalahkan dan mereka telah dilumpuhkan. Sampai hari ini mereka tidak memiliki arah. Mereka tidak memiliki kandidat yang layak. Satu-satunya hal yang tersisa adalah media, yang berada di tangan mereka. 

Periode 2004 sampai 2008 adalah tahap berikutnya dimana PSUV dibentuk. Ini adalah masa transisi dimana ada kecenderungan sangat kuat untuk berkubu pada birokrasi dan logika kekuasaannya. Periode tersebut berakhir dengan sebuah gagasan tentang kebutuhan membentuk sebuah partai baru. Pendirian partai tersebut mematikan proses organik atas artikulasi kekuatan rakyat. 

Ambil contoh, misalnya gerakan pekerja dan petani, yang merupakan gerakan akar rumput. Mereka telah bergabung dengan PSUV, dan sekarang dilucuti senjatanya, menjadi dungu. Kenapa aku mengatakan seperti itu? Gerakan Bolivarian menggambarkan sebuah akumulasi kekuatan rakyat. Anehnya, itu bukan sebuah gerakan politik (dalam makna sebuah partai). Untuk alasan ini, adalah kekonyolan untuk membentuk suatu partai. Kenapa kita harus butuh persatuan lagi dibanding dengan yang sudah kita capai? Kenapa kita harus butuh organisasi lagi dibanding yang sudah kita punya? Dalam hari-hari mereka, Lingkaran Bolivarian mengatur untuk mengorganisir 2 atau 2 ½ juta orang.

Namun, para pimpinan mengerti bahwa satu-satunya cara untuk membuat rakyat diam sebelum mereka memulai untuk mengatakan sesuatu yang berbahaya adalah dengan membangun sebuah partai. Dan Chavez, yang berasal dari militer, dan –kita harus mengatakan—di bawah pengaruh Kuba, membentuk partai yang selalu bertentangan dengan logika gerakan akar rumput. Dan karena kepemimpinan Chavez, banyak orang terlibat dengan PSUV. Partai adalah bencana. Hal itu tidak dapat menyelesaikan semua hal. Tidak membangkitkan perjuangan. Ini adalah partai yang mempasifkan dan mengheningkan massa. Di dalam partai, rakyat berjuang untuk posisi kekuasaan. Memang, ini membuat disorganisasi gerakan rakyat. Kami masih berurusan dengan persoalan besar ini sekarang.

Pada 2010, PSUV mulai runtuh, bahkan di panggung elektoral. Sayap kanan memenangkan 2 pemilihan terakhir, termasuk pemilihan legislatif yang terakhir. Memang, mereka memenangkan pembagian yang lebih banyak atas suara massa rakyat dibandingkan Chavistas. PSUV berada dalam kepanikan. Respon mereka hanyalah mengipasi api pengkultusan Chavez secara personal. Karena hal ini hanyalah suatu birokratisasi besar, Chavez adalah semua yang mereka miliki sebagai senjata. Mereka mencoba untuk mengangkat citranya sampai ia menjadi dewa. Kadang-kadang mereka mencoba untuk mengganti Bolivar, namun selalu berakhir kembali ke Chavez. Ini menghancurkan antusiasme rakyat. 

Antonio Garcia Duarte, seorang pemimpin anarkhis dari perang saudara di Spanyol, menanggapi tuduhan tentang tentara rakyat yang tidak terorganisir sebagai berikut : “kami tidak mengatur ketaatan, kami mengorganisasikan antusiasme.” Organisasi yang penuh semangat telah hilang dengan birokratisasi yang disertai Chavismo, yang menjadi lebih dan lebih korup setiap harinya. Orang-orang semakin menuju pada kekecewaan. Tentu saja, pemerintahan ini telah menghasilkan beberapa hal yang menguntungkan, seperti pendidikan dan kesehatan, dll, melalui misi belanja publik. Namun hal ini juga berarti bahwa pengharapan bahwa pemerintah akan menyelesaikan persoalan rakyat juga tumbuh lebih buruk, berakhir dalam kebijakan belanja publik yang menciptakan pengharapan yang lebih banyak lagi. Situasi kehidupan kita sekarang sangat genting. Aku menggambarkan sebuah masalah yang terkait dengan hubungan-hubungan ini serta kristalisasi kekuasaan dalam buku ku, The Three Republics.
 
 SS dan JWR : Apa peranan Great Patriotic Pole (GPP) dalam skenario ini?
RD : Pada awalnya GPP menciptakan sebuah polemik penting, namun aku tidak mengikuti situasinya dari dekat sejak itu. Chavez menciptakan GPP karena ia menyadari perlunya mengaktifkan kembali antusiasme ini, dan akan menjadi tidak mungkin jika yang terlibat dalam kampanye hanya para menteri dan politisi. Dan, yang lebih penting lagi, Chavez menyadari bahwa gerakan rakyat perlu memperdebatkan isi dan platform pemilu, untuk menentukan prioritas mandat berikutnya. Kurang lebih, percapakan tersebut telah dicapai pada sidang pertama GPP. Sayangnya, tuntutan GPP untuk menjadi otonom ditolak. Dan bahkan gerakan rakyat itu sendiri, menerima bahwa ini adalah tugas mereka karena mereka sudah terikat di dalam negara. Banyak aktivis yang terlibat dalam gerakan rakyat tergantung pada sumber daya negara, kepentingan politik, mempunyai hubungan bagus dengan Kementrian, antara satu daerah dengan lainnya. Mereka tidak terbiasa berbaris dengan kaki sendiri.

Banyak organisasi-organisasi rakyat yang terlibat dalam GPP hanya berada di sana untuk pemilu. Mereka harus memiliki sekitar 500 atau 600 organisasi yang terlibat pada saat ini, hanya berselang 2 bulan setelah terbentuk, sangat mengesankan. Banyak dari para aktivis yang terlibat adalah aktivis yang berpengalaman terlibat dalam perjuangan militan tahun 1980-an dan 1990-an.

SS dan JWR : Bentuk organisasi rakyat seperti apa yang paling dinamis dalam situasi krisis seperti ini?
RD : Saya baru saja kembali dari dataran Apure, sebuah negara yang terletak jauh di barat daya Venezuela. Tempat tersebut adalah negara yang indah dengan sejarah perjuangan radikal yang panjang. Terdapat konflik antara 7 kelompok bersenjata yang berbeda di bagian dataran tinggi dalam negara (Alto Apure) dekat dengan perbatasan Kolombia : tentara AS, tentara Kolombia, tentara Venezuela, Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), Tentara Pembebasan Nasional (ELN, juga dari Kolombia), para militeris, dan sekelompok kecil organisasi gerilyawan Venezuela. Yang terakhir adalah organisasi yang mengerikan, sebuah gerakan yang mendukung pemerintah. Tapi mereka memeras petani miskin atas nama Bolivar.

Sangat menarik untuk mencatat bahwa para petani di wilayah ini yang telah diorganisasikan oleh PSUV melawan kepemimpinan dalam PSUV. Mereka tidak menerima bentuk ketertundukan dalam partisipasi. Mereka mengorganisasikan sebuah Majelis baru-baru ini dengan kehadiran 1.500 orang, meskipun banyak dari mereka harus melakukan perjalanan hingga 7 atau 8 jam untuk sampai ke sana. Butuh waktu 25 jam bagi ku untuk bisa kesana dari Caracas. Ini adalah semangat para petani. Mereka menolak untuk diperintah. Jika seseorang datang dan mengatakan kepada mereka apa yang harus dilakukan mereka mengancam untuk memotong kepala mereka. Semua ini adalah untuk mengatakan gerakan rakyat tidak dalam kemunduran, namun banyak terdapat juga gerakan yang betul-betul dalam kebingungan. Simbolisme Chavez sangat kuat, namun hal itu menciptakan sebuah situasi yang membingungkan ketika birokrasi dalam pemerintahan Chavez berposisi menentang gerakan rakyat seperti contoh satu ini. Pemerintahan Chavez mengkhianati rakyat yang telah menginvasi tanah. Beberapa pemimpin dipenjarakan. Gerakan urban yang mengokupasi tanah berhadapan dengan ancaman yang sama (di awal); mereka diserang.

Tentu saja, ini semua adalah bagian dari proses. Tidak ada yang mengatakan bahwa semuanya ini akan menuju ke surga. Pertanyaan tentang revolusi memunculkan sebuah perdebatan terbuka. 

SS dan JWR : Dan apa yang sedang terjadi dengan gerakan pekerja?
RD : Gerakan pekerja adalah salah satu yang paling diserang, dimana efek birokrasi telah sangat merusak. Serika Pekerja Nasional (Union Nacional de los Trabajadores, UNT), yang dapat menjadi sesuatu yang menarik, berantakan sepenuhnya. Semua yang kiri di dalam UNT pada dasarnya satu tendensi, dan konfederasi pekerja baru, organisasi baru yang menggelikan, telah dibentuk, disebut Konfederasi Pekerja Sosialis (Confederation Socialista de Trabajadores, CST). Serikat ini tidak betul-betul berdiri; sepenuhnya kurang dalam isian. Siapa pemimpin dari organisasi baru ini? Penasihat langsung dan kepala ajudan Federasi Pekerja Minyak (Federacion de Trabajadores Petroleros, Fedepetrol) ketika Carlos Ortega menjabat presiden (dari 2001-2003, selama mogok para bos yang didukung Fedepetrol), salah satu pimpinan serikat pekerja yang berafiliasi dengan gerakan sindikalis (partai) Aksi Demokrasi (Accion Democratica, AD).

Tidak ada persatuan serikat pekerja yang berjuang untuk mengakhiri lelucon ini. Meskipun demikian, terdapat banyak gerakan pekerja yang menarik, pendudukan pabrik, (dan) berbagai pengalaman konkrit. Terdapat masalah dengan pekerja dimana-mana—di perusahaan publik dan privat di seluruh negara. Dan lagi, gerakan rakyat tidaklah mati, namun setiap saat sesuatu yang menarik perhatian mulai terjadi, mereka menghadapi batas yang sama: kemunculan negara, gerakan menghadapinya, kemudian mereka dituduh menjadi kontra revolusioner; gerakan tidak mempunyai alat yang diperlukan untuk melanjutkan perjuangan mereka melampaui ini semua.

Banyak orang yang terlibat dalam gerakan rakyat mengulang pepatah tua, bahwa kami harus menunggu untuk sebuah akumulasi kekuatan atau bahwa revolusi adalah untuk anak cucu mereka, namun ini semua adalah argumen senjata politik kuno dari gerakan kiri lama. Mereka melihat dunia seperti mengikuti pola siklus bumi, bahwa setiap kali terjadi sesuatu di sekitarnya itu akan kembali menjadi sesuatu kekuatan yang lebih besar, dan suatu saat di masa depan kita akan bebas. Banyak orang tetap diam; peran saya lah untuk menunjuk hidup musuh, bukan karena aku sejenis orang narsis. Itulah tugasku (sebagai intelektual) untuk mengatakan pada seseorang, “kamu adalah birokrat,” atau, “kamu adalah penjual obat terlarang,” ketika istilah itu cocok. Tugas politiklah untuk memberi nama pada musuh. Kita tidak seharusnya berkata abstrak pada “kekuatan imperialis”, misalnya, ketika musuhnya sangat jelas AS dan Eropa. 

Di sini lah tempat dimana kami memiliki proses dua kali lipat, yang kontradiktif. Proses ini telah member jalan pada suatu proses radikalisasi, sangat radikal sehingga mengagetkan banyak orang. Dimulai dengan demokrasi dan gerakan penemuan kembali bangsa, Majelis Konstituante, anti-imperialisme, sosialisme, dan manajemen mandiri. Di saat yang sama, proses tersebut menjadi birokratis lagi dan lagi. Di satu sisi, proses tersebut meningkat dalam hal pemikiran, di sisi lain, proses organik mengalami kemunduran. Ini adalah dua proses yang betul-betul bertentangan satu dengan yang lain. Satu bentuk organisasi adalah vertikal dan otoriter–PSUV, misalnya, adalah mesin yang mengatakan bahwa “kamu adalah kandidat,” dan hanya itu, Chavez datang dan mencalonkan siapapun yang ia suka. Pembangunan kebudayaan politik seperti ini adalah sebuah kemunduran yang sangat jelas dari cara pandang gerakan rakyat, dan dari perspektif sosialis ataupun komunis. 

Jadi kombinasi dari dua proses ini telah menghasilkan kesulitan-kesulitan. Namun, terdapat juga pengalaman indah. Banyak pengalaman komunitas, misalnya, di rural area pada khusunya, yang hebat, walaupun lokal dan berkarakter simpel. Lebih sulit lagi di kota, karena komponen kekerasan dan pembusukan sosial di tengah persoalan lainnya. Perdagangan Narco, misalnya, telah menjadi vektor yang luar biasa dimana kekerasan telah diperkenalkan, dan membantu untuk membusukkan proyek komunal di kota-kota kami. Kami telah melihat hal ini bisa dilakukan di tempat lain di Amerika Latin. Di Meksiko mungkin menjadi sangat jelas, dimana hal itu adalah strategi untuk benar-benar menghancurkan suatu bangsa, dengan merusaknya. Dengan keseluruhan jenis pengaruh adalah hal yang sulit untuk membangun kembali daya tahan komunitas.

SS dan JWR : Apa yang penting dari pemilihan umum 7 Oktober 2012?
RD : di satu sisi, sangat tidak ada relevansi dalam kepentingan untuk revolusi. Di sisi dasar lainnya, akan menjadi sangat genting jika Chavez kalah. Dapatkah kamu membayangkan (sambil menyandar dan menjatuhkan tangannya)? Kami harus memulai lagi pengorganisasian seluruh aksi terhadap privatisasi pendidikan, berjuang melawan segalanya – kekerasan, penindasan, hak asasi manusia—terhadap privatisasi kesehatan! Sekali lag,i dengan orang omong besar yang sama yang telah kami lawan selama 20 tahun terakhir, dan bahwa seharusnya kami sudah melampaui itu, Tidak!

Jika ia (Chavez) gagal, itu akan menjadi kemunduran yang mengerikan. Namun jika ia menang, kami tidak sepenuhnya “memenangkan” semua, namun cakrawala ini akan tetap terbuka. Ketulusan apa yang aku harapkan terjadi, adalah setelah pemilihan ini semua ketidakpuasan, ketegangan yang meningkat antara kekuatan rakyat dan birokrasi akan memuncak. Aku harap rakyat akan mulai untuk bicara dan menamai apa masalah yang dihadapi. Sekarang, setiap orang diam karena mereka sedang berkorban untuk sebuah kampanye pemilu. 

Beruntungnya, kandidat oposisi sayap kanan (Henrique Capriles Radonski) adalah seorang yang tak berguna. Ia sangat biasa. Menyakitkan mengetahui kita harus bersabar dengan borjuis kecil idiot dari Caracas sebagai kandidat. Ini luar biasa bagi orang bodoh biasa saja ini sedang memenangkan 45% suara dan berkemungkinan mengalahkan Chavez, seorang tokoh besar. Bukanlah situasi di Venezuela bahwa 45% populasinya adalah borjuis. Hilangnya banyak kepemimpinan di tingkat gubernur akan menggoyang kekuatan Chavez. Chavez sedang memenangkan tingkat kepresidenan, namun mereka sedang tidak memenangkan tingkat kenegaraan. Penurunan dukungan rakyat adalah hasil dari birokratisasi. 

___________
Susan Spronk mengajar pembangunan internasional di Universitas Ottawa. Ia adalah seorang peneliti berasosiasi dengan Proyek Pelayanan Dewan Kota dan telah mempublikasikan berbagai artikel pada formasi kelas pekerja dan politik air di Amerika Latin.
Jeffery R. Webber mengajar politik dan hubungan internasional di Quenn Mary, Universitas London. Ia adalah penulis Red October : Left Indigenous Struggles in Modern Bolivia (Hymarket, 2012)
Diterjemahkan oleh Mutiara Ika P dari http://venezuelanalysis.com/analysis/7202

No comments: