14 April
2010 oleh Eric Toussaint
Situasi
ekonomi, politik dan sosial di Venezuela telah berubah semenjak gagalnya
reformasi konstitusional pada bulan Desember 2007, yang merupakan peringatan
bagi pemerintahan Chavez.[1] Kegagalan ini bahkan telah
berakibat pada hidupnya kembali perdebatan tentang kebutuhan untuk memiliki
sebuah perspektif sosialis. Perdebatan tersebut memunculkan beberapa pertanyaan
kunci: nasionalisasi yang lebih lanjut, kontrol pekerja, tempat bagi PSUV
(Partai Persatuan Sosialis Venezuela), partisipasi rakyat, dll.
Pada hari
Minggu, 15 Februari 2009, 54,36% suara rakyat menyatakan “Ya” untuk amandemen
konstitusi yang mengijinkan adanya perwakilan politik bisa mencalonkan diri
kembali tanpa batasan waktu. [2]Kemudian
konstitusi hanya mengijinkan pencalonan kembali sebanyak dua kali: harus ada
jeda bagi seseorang untuk menjadi kandidat kembali.[3]
Pada tahun 2013, di akhir masa pemerintahannya yang kedua kalinya, Hugo
Chavez akan memiliki kesempatan untuk
mencalonkan diri kembali menjadi presiden. Jika ia terpilih kembali,
pemerintahannya akan berakhir pada Januari 2019. Inilah mengapa beberapa
aktivis Chavist sekarang lebih berkonsentrasi tentang perubahan-perubahan apa
saja yang terjadi saat itu yang bisa mengkonsolidasikan capaian selama Chavez
berkuasa
Nasionalisasi,
kontrol pekerja:capaian dan pembatasan
Pada bulan April 2008, setelah 15.000 pekerja di perusahaan baja SIDOR,
bagian dari grup Argentina Techint, telah melakukan pemogokan selama 2 bulan,
Hugo Chavez mengumumkan bahwa perusahaan tersebut telah dinasionalisasi.
Tuntutan utama pekerja adalah agar 9000 pekerja kontrak diganti menjadi pekerja
tetap. Menghadapi pemogokan para pekerja, nasionalisasi adalah jalan terbaik
bagi pemerintah untuk menjamin bahwa tuntutan pekerja telah dipenuhi. – sebuah
keputusan yang dirasakan para pekerja sebagai kemenangan besar.
SIDOR
didirikan sebagai sebuah perusahaan baja milik negara sejak tahun 1960an, yang
kemudian diprivatisasi dan dijual ke asing pada tahun 1997 di bawah presiden
Rafael Caldera. Pada bulan April 2008 nasionalisasi kembali memberikan pengaruh penting sejak perusahan modern dan efisien
ini menjadi alat produksi bagi pemodal Argentina dan Techint. Hal ini mestinya
menjadi catatan penting bagi pemerintahan Chaves ketika SIDOR telah
memperintahkan polisi untuk merepresi pemogokan semenjak pemogokan itu dimulai.
Selain itu, Menteri Tenaga Kerja tidak melakukan apapun untuk mendukung
tuntutan pekerja. Sebagai konseuensinya, Chaves memutuskan untuk
menasionalisasi perusahaan ini dan mengganti menteri buruh yang dianggap tidak
mendukung pekerja. Dan pada waktu yang bersamaan, ia mengumumkan peningkatan
upah minimum interprofesional dan upah pekerja sektor publik berbarengan dengan
nasionalisasi industri semen, yang selama ini berada di tangan tiga TNC
(Lafarge – Prancis, Holcim – Switzerland, dan Cemex – Mexico).
Dalam beberapa bulan berikutnya, dan semenjak 2009 pemerintah telah melakukan nasionalisasi industri pangan [4](yang mempengaruhi baik modal nasional – Lacteos Los Andes – maupun perusahaan Gandum TNC Cargill). Pemerintahan membenarkan nasionalisasi ini sebagai hal pokok untuk meningkatkan suplai pangapenn duduk. Akhirnya. Bank Venezuela, salah satu kelompok Bank Swasta terbesar (salah satu dari dua kelompok Bank terutama di Spanyol) juga diambil alih oleh negara.
Semua
nasionalisasi ini, seperti yang telah dilakukan sebelumnya (di sektor listrik,
telekomunikasi, ladang minyak Orinoco, dll), mengarah ke kompensasi yang murah
bagi pemilik sebelumnya : Venezuela memberikan kompensasi tersebut dari pajak
minyak untuk mendapatkan kembali kontrol terhadap sektor ekonomi strategis.
Tujuan utama dari kompensasi tersebut adalah untuk menghindari hukuman legal
karena tidak mematuhi perjanjian investasi bilateral yang telah ditandatangani
oleh Venezuela. Hukum internasional memungkinkan Negara untuk menasionalisasi
perusahaan asal mereka memberikan kompensasi
kepada pemilik perusahaan. Venezuela bisa melakukan cara yang lebih
radikal jika mencabut tanda tangannya dari perjanjian investasi bilateral,
meninggalkan ICSID (Pusat Perjanjian Persoalan Investasi Internasional,
Pengadilan Bank Dunia tentang Investasi, dll), dan mengamankan likuiditasnya
dan aset lain untuk menghindari penyitaan. Hal ini tentu saja akan lebih
meningkatkan permusuhan dalam negara yang sedang mengembangkan industri dan
permusuhan dengan TNC di dalam negeri (semua perusahaan transnasional yang ada
di Venezuela sekarang adalah General Motors, Mitsubishi, Daimler – Chrysler,
dll)
Jalan yang
dipilih oleh Pemerintah tidak akan bisa mencegah sebuah perusahaan seperti
Exxon Mobile untuk mencoba memiliki 12 trilliun dolar yang menjadi milik PDVSA
(Petroleos de Venezuela Sociedad Anonima) yang disita oleh pengadilan Belanda
dan Inggris pada tahun 2008. Ini merupakan satu alasan yang bagus bagi
Venezuela untuk membangun aliansi dengan negara lain di bagian Selatan untuk
menolak perjanjian bilateral terkait investasi yang memasukkan klausa yang bisa
merugikan bagi kepentingan bangsa, untuk menarik diri dari ICSID dan WTO dan
untuk membangun sebuah badan multilateral di Selatan untuk mengatasi persoalan
– dengan kata lain, sebuah ICSID yamg akan menjadi alternatif di Selatan bagi
ICSID Bank Dunia, yang selama ini justru melayani kepentingan perusahaanTNC
swasta terbesar.
Pada tahun
2009, nasionalisasi kembali menjadi isu kontrol pekerja. Serikat pekerja sayap
kiri dan kolektif pekerja pada kenyataannya menuntut implementasi kontrol
mekanisme kontrol pekerja dimana pekerja bisa mengontrol badan perusahaan yang
dinasionalisasi. Mereka ingin meyakinkan dengan caranya sendiri bahwa tujuan
sesungguhnya dari nasionalisasi ini; mereka juga ingin mencegah managemen yang
buruk, pemborosan penggelapan uang, korupsi, dan penyalahgunaan aset perusahaan
dengan mendesak pembukuan yang terbuka, industri komersial dan strategis, dan
keseimbangan rekening dan kertas laporan.
Mereka
dengan benar menyuarakan ketidakpercayaan mereka terhadap para eksekutif yang
tinggal pasca nasionalisasi, akan tetapi juga beberapa eksekutif baru yang
menjaga kepentingan personal mereka dari pada mencari apa yang baik bagi
komunitas.
Mencapai dan
menuntut kontrol atas perusahaan yang dinasionalisasi, meningkatkan kepercayaan
diri pekerja dan kapasitas mereka untuk secara kolektif berkontribusi terhadap
jenis manajemen yang sosialistik dan hubungan pekerja di satu sisi dan di sisi
lain, menciptakan pertentangan di dalam perusahaan di tangan modal swasta.
Kita melihat
contoh pekerja menduduki perusahaan swasta dan menuntut nasionalisasi mereka.
Pasti isu kontrol pekerja akan dinaikkan lagi dalam industri minyak. Untuk
pertama kalinya isu itu berkobar selama penutupan minyak (Desember 2002 –
Januari 2013), ketika pekerja yang ingin melakukan produksi, mengadakan
konferensi minyak. Kemudian, Hugo Chavez menolak gagasan kontrol pekerja dalam
industri ini dengan alasan untuk kepentingan strategis, dimana tentu saja
kontol pekerja sebenarnya bisa saja menjadi alasan yang bagus. Hal yang sama terjadi
pada produksi dan distribusi listrik yang juga dinasionalisasi. Pekerja di
sektor ini mulai menuntut kontrol atas perusahaan yang dinasionalisasi di bulan
September 2009. Suplai listrik di Venezuela sedang kritis semenjak 50% dari
hasil produksinya[5] hilang
atau dicuri selama proses distribusi. Jumlah produksi listrik yang hilang ini
dikarenakan bergantung pada penggunaan peralatannya yang sudah tua, oleh sebab
sebelum dinasionalisasi pemerintah Chavez, perusahaan tertentu seperti
Electricidad de Caracas (dimiliki oleh AES, US, dimiliki TNC) hampir secara
sistematis mencabut investasinya untuk membeli mesin baru. Di sisi lain, perusahaan industri swasta justru mencuri dan menyia-nyiakan sejumlah besar energi. Di beberapa
wilayah residen memang ada juga yang memakai listrik secara tidak sah, akan
tetapi bagi kelas pekerja, yang bukan merupakan konsumen terbesar, pembajakan
listrik seperti ini sudah dibatasi. Pekerja di sektor listrik berada dalam
posisi terbaik untuk memecahkan persoalan suplai listrik dan untuk memerangi
pemborosan dan manajemen buruk para eksekutif senior – dan dengan demikian
menghindari pemotongan kekuasaan. Ada beberapa argumen yang dibangun oleh para
pimpinan serikat buruh untuk menuntut kontrol pekerja atas perusahaan yang
dinasionalisasi. Angel Navas, Presiden Federasi Pekerja Sektor Listrik memberi
pernyataan kepada media dalam sebuah demonstrasi yang dilakukan oleh 3000
pekerja di Caracas pada tgl 25 September 2009 : “Kami para pekerja lah yang bersentuhan dengan para pengguna listrik.
Kami tahu bagaimana kami bisa memecahkan krisis... Kami harus merubah struktur
birokrasi dan struktur manajemen kapitalis menjadi struktur dengan pandangan
sosialis. Kami harus merubah hubungan produksi dan membuang jauh- jauh
birokrasi yang sedang membunuh perusahaan ini.” [6]
Selama paruh
pertama kekuasaan Hudo Chavez pada tahun 2009, Chavez telah memberikan
pernyataan dalam sebuah rapat publik dengan para manajer parik, bahwa ia
gembira dengan adanya hukum terkait pemilihan manajer perusahaan yang dinasionalisasi
[7],
akan tetapi pada prakteknya, tidak satupun komitmen yang disampaikan Chavez
menjadi kenyataan. Perjuangan para
pekerja atas kontrol terhadap perusahaan yang dinasionalisasi ini adalah hal
yang esensial. Hasilnya sangat menentukan bagi proses yang kini sedang
berlangsung di Venezuela.[8]
Bersambung
ke bagian ke dua: Perdebatan dan
kontradiksi di dalam PSUV (Partai Persatuan Sosialis Venezuela)
Eric
Toussaint, Doktor Ilmu Politik (University of Liege and University of Paris
VIII), Presiden CADTM Belgia(Komite
untuk Penghapusan Utang Negeri Dunia ke Tiga, www.cadtm.org
). Ia adalah penulis buku A diagnosis of emerging global crisis and
alternatives, VAK, Mumbai, India, 2009, 139p; Bank of the South. An Alternative
to the IMF-World Bank, VAK, Mumbai, India, 2007; The World Bank, A
Critical Primer, Pluto Press, Between The Lines, David Philip,
London-Toronto-Cape Town 2008; Your Money or Your Life, The Tyranny of
Global Finance, Haymarket, Chicago, 2005.
Catatan Kaki :
[1] Pada
2 Desember 2007, 51% suara menjawab “Tidak” atas referendum konstitusional
Chavez sementara 49% suara menjawab “Ya”.
Pemilihan ini merupakan kemunduran bagi pemilihan Chaves antara tahun
1998 dan 2009.Lihat Toussaint Éric, "Kegagalan 2
Desember 2007 dapat menjadi
tuas kuat untuk meningkatkan proses yang sedang berlangsung di Pemerintahan
Hugo Chaves Venezuela", Desember 2007, http://www.cadtm.org/The-failure-of
[2] Harus diingat bahwa pasal
72 memberikan kemungkinan warga merecall Presiden
Republik dan semua pejabat
terpilih lainnya pada setengah masa jabatannya.
[3]
Kampanye yang menggambarkan Hugo Chaves sebagai “ penguasa lalim” telah
memainkan peran penting dalam skandal pemilihan kembali tanpa batas. Namun
beberapa demokrasi Eropa juga bekerja dengan cara yang sama. Lihat saja kasus
di Spanyol, Italia, dan Inggris Raya untuk jabatan Perdana Menteri, dan di
Jerman untuk jabatan Kanselir (di semua 4 negara ini, kanselir adalah kepala
pemerintahan yang sungguh memegang kendali kekuasaan). Di Prancis, pada Juli
2008 mengadopsi hukum hukum konstitusional terkait modernisasi institusi,
dimana tidak ada batasan pencalonan diri secara berturut-turut. Sejak itu,
pencalonan diri dibatasi hanya menjadi dua kali berturut-turut.
[5] Kita
juga harus mencatat, bahwa terdapat sebuah ciri struktural yang sangat positif
di Venezuela: llistrik dalam jumlah besar telah diproduksi dari bendungan dan
sungai. Minyak bumi fosil jarang digunakan dan tidak ada tenaga nuklir
yang dikembangkan.
[6]
Lihat sebuah video demonstrasi yang sangat menarik yang didalamnya terdapat
wawancara dengan beberapa pemimpin serikat buruh di te Socialista http://mareasocialista.com/trabajad...
[7] Ini terjadi pada
kasus 21 Mei 2009 dalam pertemuan antara Hugo Chavez dan 400 delegasi dari
industri baja dan aluminium di Negara Bagian Guayana. Pertemuan ini
menghasilkan beberapa kesepakatan yang dilanjutkan dengan pertemuan pada 21
Agustus 2009 dengan tema “Rencana
sosialista Guayana”. Lihat Marea
Socialista, no.22 halaman 3
[8] Untuk mengetahui
lebih banyak tentang inisiatif atau pernyataan posisi terkait kontrol pekerja
di Venezuela, silahkan baca halaman 19, 20, 21 dan 22 dari majalah Marea
Socialista, Juli – Agustus 2009, yang mendiskusikan tentang situasi di SIDOR,
CorpoElec, Cadafe, karya cement, Cafeaca, Alcasa, Carbonorca... atau lihat http://mareasocialista.com/
No comments:
Post a Comment