01/09/2015

Banting Kemudi (Strike at the Helm) Pertemuan Pertama Tingkat Menteri Siklus Baru Revolusi Bolivarian (4)


oleh Hugo Chavez  

Diterjemahkan [ke dalam bahasa Inggris] oleh Jamie Weiss
http://monthlyreview.org/commentory/strike-at-the-helm/ (1 April 2015)


Tulisan ini sambungan dari artikel sebelumnya 
http://amerikalatin.blogspot.com/2015/08/banting-kemudi-strike-at-helm-pertemuan.html, dan
http://amerikalatin.blogspot.com/2015/08/banting-kemudi-strike-at-helm-pertemuan_25.html
http://amerikalatin.blogspot.com/2015/08/banting-kemudi-strike-at-helm-pertemuan_27.html

Diterjemahkan [ke dalam bahasa Indonesia] oleh Nemo Nobo


Sosialisme Tak Bisa Dibangun dengan Keputusan Belaka

30.  Pabrik-pabrik yang dibangun dengan tujuan-tujuan kapitalis mengusung noda yang tak terhapuskan dari   "sistem operasi"  mereka,  pembagian hirarki sosial pekerjaan yang darinya mereka didirikan. Sebuah sistem produktif yang bertujuan mengaktifkan partisipasi penuh para produser-terasosiasi,  para pekerja,  menuntut banyak ragam produsen  "paralel",  yang dikoordinasikan dengan cara yang cocok,  dalam sebuah sistem operasi yang sesuai, yang berbeda secara radikal dari alternatifnya yaitu perekonomian kapitalis yang dioperasikan secara terpusat atau variasi-paska-kapitalisnya yang terkenal yang dipaparkan secara menipu sebagai "perencanaan".

31.  Berapa banyak jam belajar,  membaca,  refleksi,  yang telah kita dedikasikan setiap hari ?  Perlulah,  menurutku,  melebihi semua kewajiban kita yang lainnya,  untuk mendedikasikan diri kita berjam-jam setiap harinya karena kita sedang bicara tentang elemen-elemen yang vital bagi pekerjaan ini.  Kadang-kadang kita berpikir bahwa segalanya harus dikendalikan dari Caracas.  Tidak !    Ini [pembentukan sosialisme]  adalah mengenai penciptaan,  sebagaimana dikatakan Mészáros,  sebuah penggabungan terkoordinasi sistem-sistem paralel dan dari situ  peregionalisasian,  pembentukan distrik-distrik-inisiatif  (initiative districts).   Dan di dalam  initiave districts  itulah terdapat komune-komune.  Tapi kita masih belum menciptakan satu pun,  padahal kita punya hukumnya, kita punya keputusan kita, namun itu cuma merupakan sebuah keputusan.

32.  Dari waktu ke waktu kita bisa terpeleset jatuh ke dalam ilusi bahwa dengan memanggil sesuatu dengan nama tertentu...........  Aku tak setuju menamai segalanya  "sosialis",   stadion sosialis,  jalan raya sosialis  :  "betapa sosialisnya jalanan ini, Nak !"  Ini mencurigakan.  Ada yang ingin menamai sebuah jalanan "sosialis",  bakery sosialis, Miraflores sosialis.  Ini mencurigakan karena orang dapat terpengaruh untuk percaya bahwa : oke, sudah beres,  kita telah menyebutnya sosialis, kita sudah tuntas bekerja;  ubahlah namanya,  dan semuanya beres.  

33.  Itu seperti lelucon capybara dan orang Indian.  Bertahun-tahun yang lalu seorang pastor Spanyol datang, saat Pekan Suci  (waktu seminggu sampai dengan Paskah ––pent.), dia menelusuri dataran-dataran, masuk ke pelosok wilayah Indian sampai  tiba di sebuah kampung.  Banyak orang Indian di sana,  menari-nari dan sebagainya,  mereka punya cara sendiri untuk berpesta,  dewa-dewanya sendiri,  tradisinya sendiri,  makanannya sendiri.  Si pastor mewejangi mereka  :  "Kamu tak boleh makan babi selama Pekan Suci.  Di hari Kamis Putih kamu harus makan ikan atau capybara".  Karena di situ ada seekor babi besar yang gemuk,  si pastor pun curiga dan menegaskan :  "Kamu tak boleh makan babi atau daging ternak.  Mengertikah kamu ?".  "Ya, kami mengerti".  Sebelum meninggalkan kampung itu,  si pastor mengajak mereka ke sungai untuk membaptis mereka.  Dia bertanya : "Siapa namamu ?".  Si Indian bilang dia bernama Caribay.   "Bukan, bukan,  apa itu Caribay ?  Namamu adalah Juana. Kita harus memakai nama Kristen".

34.  "Dan kamu, siapa namamu ?".  Nama Indian lagi, Guaicaipuro.  "Bukan !   Jangan main-main, Guaicaipuro, namamu adalah Nicolás".  Si pastor lalu pergi,  dan ketika dia kembali di hari Kamis Putih,  dilihatnya bahwa orang-orang Indian itu sedang menari-nari dan memanggang seekor babi.  "Bagaimana mungkin kamu akan makan babi ini ?  Aku sudah memberitahumu bahwa kamu tak boleh makan babi".  Maka salah seorang Cacique (suku Indian) itu berkata : "Bukan.  Kami telah memecahkan masalahnya.  Kami telah membaptis babi itu dan menamainya capybara".

35.  Mereka mengubah namanya,  mereka membawanya ke sungai,  merendamnya di air,  "Hai babi, namamu adalah capybara",  dan mereka pun memakan babi itu.


36.  Begitulah kita dengan sosialisme  : "Kau disebut sosialisme, Nak",  tapi kau tetap saja merupakan seekor babi jauh di dalam dirimu.  Aku bicara begini,  sebagai sebuah hasil refleksi-refleksiku,  setelah beberapa studi dan perbandingan dengan realitas.

KITA HARUS MENANAMKAN SEMANGAT SOSIALISME KEPADA KEPEMILIKAN SOSIAL 

37.  Lihatlah pemandangan ini. Ini adalah pabrik Mene Grande. Sebetulnya dapat dibangun satu pabrik lagi di sini.  Harus dipelajari apa lagi yang dapat dihasilkan di tanah sekitarnya;  Satelit Miranda tampak tak berguna, hanya ada hutan dan ular.  Tiap-tiap pabrik yang kita bangun harus sanggup mulai berproduksi di hari pembukaannya,  dalam hal ini guava (jambu-biji),  contohnya.   Tidakkah ini masuk akal ?  Pabrik mesti dibangun di atas lahan yang tak produktif,  mungkin tanah negara,  seribu hektar kepemilikan sosial yang dapat berkembang bersama dengan kepemilikan-kecil.

38.  Kita harus mengasosiasikan diri kita  dengan para produsen kecil,  namun kita pun harus menanamkan spirit sosialisme kepada kepemilikan sosial, secara menyeluruh, di semua lapisan,  dari pekerjaan pertanian tempat mangga,  guava dan stroberi ditumbuhkan,  sampai sistem-sistem distribusi dan konsumsi para produsen lokal.

39.  Kita telah melakukan semua ini untuk kepentingan transisi,  akan tetapi kita tidak boleh kehilangan fokus,  Kawan-Kawan,  tentang bagian inti pekerjaan ini :  kita tak boleh terus membuka pabrik-pabrik yang seperti sebuah pulau,  yang dikelilingi lautan kapitalisme,  karena lautan itu akan menelannya.

40.  Hal yang sama terjadi dengan perumahan.  Di manakah zona-zona produktif Ciudad Caribia ?  Kita telah mengadakan banyak perumahan di sana,  tapi aku tak dapat melihat zona industrialnya.  Dan aku ingat telah berkata bertahun-tahun yang lalu,  ketika kita mulai di sini, saat kita pergi kesana dan berjalan berkeliling :  Inilah daerah El Junquito, ada laut di sana,  ya Tuhan,  betapa nyaman dan sejuk suasana malamnya,  bagus untuk turisme;  seharusnya sudah ada beberapa penginapan di sana.

41.  Simón Bolívar berkata :  "Yang kita inginkan takkan datang kepada kita melalui intervensi Illahi".  Seharusnya sudah ada sebuah sistem perhotelan di sana,  restoran-restoran dengan pemandangan laut.  Ada sebuah gunung yang magis di situ yang aku juluki Tembok (the Wall),  dia adalah Jalur Indian  (Path of the Indians).  Apa yang dikatakan Cipriano Castro ?  "Ini adalah bekas kekurangajaran orang asing,  bekas kebiadaban Spanyol-penjajah;   karena mereka tak pernah dapat melewati jalur ini !".  Mereka tak pernah dapat menembus jalan setapak ini.

42.  Aku percaya bahwa kau bahkan dapat menemukan sisa-sisa jenazah manusia disini,  atau bekas-bekas karya seni pribumi,  karena itulah jalur itu disebut Jalur Indian,  dan yang satunya :  Jalur Spanyol  (Path of the Spaniards).  Tapi ini adalah jalur Guaicaipuro,  tak ada satu pun orang Spanyol yang bisa melewatinya,  atau,  dapat kita katakan,  berkenaan dengan Spanyol modern, bahwa  tak ada satu pun imperialis bisa menembusnya.

43.    Inilah jalur-jalur Guaicaipuro, jalanan surga,  terdiri dari tujuh dataran tinggi yang dapat dilihat secara jelas dari atas.  Karena itu,  ingatlah yang kita bicarakan,  lihat,  ini sungguh-sungguh baik untuk pembudidayaan jeruk citrus,  memang dari situlah citrus berasal, juga bunga-bunga,  dan mereka bahkan berkata akan mengadakan sebuah area untuk zona industri.  Lalu, mana zona industrinya ?  Apakah kau melihatnya ?  Di manakah industri-industrinya ?  Tak ada satu pun.  Ini Ciudad Caribia.  Aku akan berbahagia di hari aku melihat beberapa perubahan di sana.

44.  Sejak hari pertama kita mulai mendirikan perumahan di sana,  seharusnya kita sudah langsung melakukannya.  Aku bahkan pernah berkata, kenapa kita harus menunggu sampai perumahan selesai dibangun,  sedangkan prosesnya lebih lama ?  Kita sedang mengerjakan transportasi dan jalan-jalan raya.  Yang sedang kita lakukan di Ciudad Caribia adalah sebuah pekerjaan kolosal,  kecuali jika kita menunggu sampai semuanya selesai sebelum kita mulai menanam pohon-pohonan, persemaian untuk buah citrus, bunga-bungaan, pertanian urban, umbi-umbian.  

45.  Carayaca ada di dekat situ,  kita pernah berjalan berkeliling dan berhenti di Carayaca,  di sana kau bisa tiba di Sekolah Pelayaran,  di belakangnya,  sejauh aku tahu,  sudah tak ada satu hektar pun di sana,  bukan begitu ?

46.  Pernah ketika aku tak sedang terburu-buru  aku pergi ke sana,  melalui jalan raya Caracas - La Guaira,  dengan jalur masuk dan jalan-jalan ke arah kedua tempat itu.  Pergilah ke sana agar kau dapat melihatnya.

47.  Aku sampai ke beberapa ladang tomat,  dan bertemu seorang pria yang sedang menjalankan pompa air.  Aku bertanya kepadanya :  "Dari mana kau tarik air itu ?".  Jawabnya : "Dari sana, di bawah jurang,  kalau kau berjalan ke arah situ,  ada celah di sebelah kananmu".  Aku melihat rumpun-rumpun mangga,  cangkokan mangga yang sungguh besar,  dan sekumpulan anak ayam di sepetak kecil tanah, lada-lada, dan lain sebagainya.  Aku bertanya kepada orang itu : "Siapa yang memiliki semua ini  ?".  "Tuan anu dan itu".  "Dan berapa banyak dia membayarmu ?".  "Yah,  kadang-kadang dia membayar kami,  kadang-kadang tidak".  Lihat ?  Mereka tereksploitasi di pertanian-pertanian kecil ini.  

48.  Baru-baru ini kita meresmikan jalan raya Mamera - El Junquito.  Katakan kepadaku apakah kau melihat sebuah pertanian di sana,  pertanian kolektif.  Ingat,  di sana tiga tahun yang lalu,  gambaran pertama yang aku dapat adalah betapa besar potensinya,  betapa indah tanah itu,  betapa cantik bukit-bukitnya,  betapa bagus iklimnya.  Kita telah menyelesaikan jalan raya itu, tapi masih belum ada satu unit produktif  pun  di sana yang telah kita ciptakan sendiri.

49.  Kita [pernah] percaya bahwa jalan rayalah sasaran utama  kita. Akankah jalur kereta-api menjadi tujuan kita  ?  Apakah jalan raya akan tetap menjadi tujuan kita ?  Ataukah, dalam kerangka konsep sentralnya,  apakah kita mengubah,  menata ulang, keseluruhan hubungan sosio-teritorial dan kultural  geografis-manusia (the entire geographic-human socio-territorial and cultural relation) ?  Sebuah perubahan jelas dibutuhkan,  tapi kadang-kadang kita tak ingin memahaminya;  bukan cuma kadang-kadang,  melainkan kita hampir tidak pernah memahaminya.

bersambung 

No comments: