04/11/2013

“Kami Menciptakan Chavez: Sebuah Sejarah Revolusi Rakyat Venezuela”


Tinjauan George Ciccariello-Maher
Oleh  JOE EMERSBERGER, 4 October2013
Pada tahun 1958, sebuah kediktatoran dijatuhkan di Venezuela, namun sayang sekali digantikan oleh sebuah demokrasi yang korup dan didominasi oleh seorang elit. “Kami Menciptakan Chavez” adalah tinjauan Ciccariello-Maher  tentang bagaimana sebuah gerakan politik di Venezuela telah berjuang semenjak tahun 1958 untuk menambahkan substasi ke dalam ruang demokrasi yang kosong. 15 tahun silam , semenjak Hugo Chavez terpilih pada tahun 1998, telah memberi keberhasilan besar pada gerakan tersebut. Seperti yang diduga, keberhasilan tersebut dimanipulasi oleh media internasional. Dalam salah satu karikatur, rakyat Venezuela dihipnotis oleh seorang yang karismatik dan ditipu dalam pemilihan umum untuk menindas dan merusak.  Ciccariello-Maher menolak karikatur tersebut dengan memberikan sejarah mendetail tentang gerakan Chavista yang jauh lebih dulu ada sebelum Chavez. Saya akan menggaris bawahi kisah yang diceritakan Ciccariello-Maher, dan yang ia resume sebagai “sejarah kegagalan, kekalhan, tapi sekali waktu kekalahan tersebut memberikan kemenangan berikutnya”.

Terinspirasi oleh revolusi Kuba pada tahun 1959 dan menjadi malapetaka akibat analisa sesat yang dilakukan oleh pihak asing tentang revolusi Kuba (secara khusus salah satunya adalah analisa dari seorang mantan tokoh radikal Prancis Regis Debray), kelompok- kelompok kiri kecil di Venezuela berupaya untuk menyalakan sebuah revolusi bersenjata pada tahun 1960an. Mereka mengambil area pedesaan di pegunungan dimana revolusi tersebut diteorikan bahwa mereka akan memperoleh kesempatan bagus. Bukankah tak bisa dipungkiri bahwa Che dan Fidel yang memulai di pedesaan Kuba? Pemberontakan Venezuela tidak bergabung dengan perang di sebuah tempat dimana para petani sudah siap. Mereka berasumsi bahwa petani akan mengikuti kepemimpinan mereka. Pertengahan tahun 1960 pemberontakan tersebut terisolasi dari rakyat yang mereka harapkan bisa menginspirasi dan memberi jalan untuk mengalahkan penguasa.
Salah satu yang bisa menjadi pelajaran penting dari kegagalan Douglas Bravo, seorang pemimpin pemberontakan, adalah pentingnya membangun aliansi rahasia di dalam militer. Kekuatan bersenjata Venezuela – tidak seperti kekuatan bersenjata di Amerika Latin – merupakan kekuatan potensial yang signifikan. Dengan kata lain, pemberontakan seperti yang disimpulkan Bravo, bahwa mereka idak mengenal medan dan sejarah mereka sendiri dengan cukup baik. Bravo dikucilkan dari Partai Komunis Venzuela pada tahun 1966, dan dengan cepat mendirikan partai lain, PRV. Pimpinan PRV secara intens belajar tentang sejarah Venzuela, sejarah Afro – Venezuela dan perjuangan kaum pribumi dan berkecimpung dalam Teologi Pembebasan. Salah satu pemimpin PRV, Adan Chavez, akan membuktikan dengan sangat baik dalam merekrut sekutu rahasisa melalui adiknya Huga yang berada dalam militer. Siapapun yang akrab dengan pidato Chavez akan segera mengakui akarnya yaitu PRV seperti yang digarisbawahi Ciccariello-Maher.
Pada tahun 1970an, pemberontakan bersenjata bergeser ke wilayah perkotaan, mengingat arus urbanisasi yang menderas di Venezuela. Pemberontakan yang paling terkenal adalah penculikan Eksekutif Perusahaan Amerika Serikat, William Niehous pada tahun 1976. Dari Niehous, para pemberontak mendapatkan dokumen  dari bos Niehous (Owens Illinois) yang mengungkap korupsi di level tertinggi Pemerintah Venezuela. Para penculik menyampaikan 3 tuntutan:
1) Owens-Illinois  harus membayar 1600 buruhnya, masing-masing sebesar $116
2) Mendistribusikan 18,000 paket makanan kepada keluarga miskin
3) Membeli ruang di koran sehingga para pemberontak bisa bicara kepada publik
Pembalasan pemerintah atas penculikan tersebut cukup sengit. Dari pada mereka direkrut oleh para pemberontak, mereka dialienasi dari kaum miskin kota yang menjadi korban dari respon pemerintah, khususnya kelompak yang telah mencoba mengorganisir pemberontakan secara legal. Strategi pemberontak untuk bekerja dengan kelompok legal untuk mengatasi isolasi yang melucuti mereka pada tahun 1960an menjadi kacau/rusak. Salah satu penculik, Carlos Lanz, sekarang, mengaku bahwa ia dan kawan-kawannya tidak sungguh-sungguh belajar dari kejadian tahun 1969an seperti yang mereka duga. Meski demikian, selama pengadilan, Lanz mengeluarkan statemen “Saya memiliki keyakinan bahwa masa depan adalah milik kita”. Tiga dekade sesudahnya, Lanz menjadi Wakil Menteri Pendidikan Tinggi dalam pemerintahan Chavez. Kenyataannya, penculikan Niehous terinspirasi oleh aksi serupa di Brazil oleh kelompok  dimana Presiden Brazil, Dilma Rousseff bergabung.
Tahun 1980an merupakan tahun dimana telah terjadi kolaps ekonomi yang sangat lama dan cukup merusak atau menghancurkan (sangat bergantung pada jatuhnya harga minyak) dan meningkatnya kekerasan pemerintah melawan mereka yang melakukan aksi protes secara legal. Kaum miskin kota, pemberontak independen bersenjata yang memimpin mereka, mulai mengorganisir diri mereka sendiri untuk melindungi diri dan mempersenjatai diri di tahun 1970an. Kelompok – kelompok ini menjadi lebih penting ketika kondisi memburuk di tahun 1980an. Menanggapi perhatian masyarakat yang mendesak, mereka menjadi sibuk dengan pembrantasan perdagangan obat terlarang di lingkungan mereka yang membuat mereka harus berhadapan dengan kepolisian maupun pengedar obat-obatan. Kemendesakan kelompok ini ditandai dengan pembentukan gerakan milisi rakyat yang secara parsial mencirikan pemerintahan Chanvez di tahun-tahun setelahnya.
Pada akhir tahun 1980an, meski pemerintah menerapkan taktik pembunuhan terhadap mereka yang ditargetkan, aktivis mahasiswa kiri memenangkan kontrol di banyak lembaga kampus di Universitas. Carlos Lanz, baru-baru ini dibebaskan dari penjara atas penculikan Niehous, yang diantaranya berhasil memimpin ikatan antara aktivis mahasiswa kiri dengan kaum miskin kota. Banyak aktivis mahasiswa seperti Roland Denis yang menjadi begitu antusias mengorganisir kaum miskin kota sehingga mereka meninggalkan kampus secara bersama-sama, sesuatu yang dianggap sebagai kesalahan besar oleh Denis dan kawan-kawannya. penarikan diri  aktivis mahasiswa kiri dari universitas membantu pemerintah menyingkirkan kaum mahasiswa kiri dari Universitas selama tahun 1990an yang membuat mereka berhasil menerapkan banyak taktik seperti privatisasi.
Pemberontakan Caracazo – 1989
Carlos Andres Perez memenangkan pemilihan Presiden karena menggunakan retorika anti IMF. Namun dengan cepat ia berbalik arah menjadi penipu dengan menerapkan paket kebijakan IMF yang keji. Pemberontakan pun terjadi di seluruh Venezuela, tidak hanya di Caracas. Diperkirakan sekitar tiga ratus hingga tiga ribu orang tewas akibat kekerasan negara. Pemberontakan ini kerap disebut pemberontakan spontan, namun Ciccarielllo – Maher menunjukkan bahwa sementara kata itu akurat, pemberontakan tersebut bisa sangat menyesatkan. Pemberontakan ini bukannya tidak terorganisir dan tanpa pimpinan.
Tidak ada “nama besar”, tidak ada pimpinan yang begitu menonjol dalam pemberontakan ini. Meski demikian, Ciccariello – Maher berargumentasi bahwa banyak organiser aktif di antara kaum miskin urban selama bertahun- tahun yang difasilitasi oleh pemberontakan dan meyakinkan bahwa dampaknya berkelanjutan. [1] tatanan politik lama melemah selama beberapa tahun terakhir sebelum akhirnya berakhir di era Chavez.
Meski demikian, segera setelah pemberontakan Caracazo, Dewan Barrio Caracas dengan cepat menjadi, seperti yang pernah disampaikan Roland Denis, “sebuah agen koordinasi bagi perjuangan rakyat”. Hal ini terjadi sebelum Chavez untuk pertama kalinya menjadi populer di tahun 1992 ketika upaya kudetanya gagal (yang diawali dengan pemberontakan Caracazo) dan bertahun-tahun sebelum Lingakaran Bolivaria dan dewan komunal dibentuk dibawah pemerintahan Chavez.
Kekalahan Kudeta 2002
Kekalahan kudeta 2002 – terimakasih kepada pemberontakan “spontan” lainnya – yang tidak hanya mengubur tatanan lama, namun akhirnya menekan pemerintahan Chavez ke arah yang lebih radikal.  Banyak yang telah dibuat dalam korporasi media tentang bagaimana secara beruntung Chavez terpilih hanya karena harga minyak mulai memasuki periode peningkatan di tahun 1998. Bagaimanapun, pemerintahnya tidak bisa menerima kemajuan ekonomi hingga setelah kekalahan kudeta (dan seorang manajemen yang menggiring pada penutupan industri minyak yang diikuti dengan penutupan idustri lainnya)
Selama dua hari pada bulan April 2002, Chavez digulingkan. Seperti pada tahun 1989, adalah kaum urban berbasiskan pekerja informal – pedagang kaki lima, tukang ojek, dan segudang pekerjaan informal lainnya – yang melakukan pemberontakan masif namun kali ini mendukung pemerintah yang digulingkan dan sebuah konstitusi yang baru saja tertulis dan diratifikasi melalui proses yang sangat demokratis. Sangat mungkin bahwa sektor Chavista dalam tubuh militer yang membalikkan kudeta agar pemberontakan spontan tidak terjadi. Pada faktanya pimpinan militer yang melawan kudeta, Raul Baduel, beralih ke kubu oposisi pada tahun 2007. Ciccariello – Maher menekankan data panjang Chavistas tingkat tinggi yang tumbuh selama bertahun-tahun dan  menekankan bahwa pekerja informal lah satu-satunya yang benar-benar menyelamatkan Chavismo pada tahun 2002.
Pekerja informal di kota – kota, peneliti Ciccariello – Maher meneliti, bukan salah satu kelompok dengan “rantai paling kuat” yang mana mereka juga merupakan jumlah terbanyak yang menjadi korban dari tatanan lama. proporsi pekerja informal meningkat dari 34.5% hingga 53% antara tahun 1980 – 1999.[2] ukuran relatif dari petani, di periode yang sama, direduksi oleh urbanisasi. Pekerja industrial juga menurun dan dipimpin oleh pimpinan serikat buruh yang  menjadi rusak selama era awal – chavista. [3] Ciccariello – Maher mencatat bahwa tidak ada pengusaha besar yang menargetkan unutk meningkatkan situasi pekerja informal. Hal ini membuat mereka menuntut, dan dinyatakan sebagai “tuntutan yang lebih politis bukan sekedar tuntutan ekonomi”. Saat terorganisir, keseluruhan sistem politik menjadi target mereka.
Ia tidak mengidealisasikan kelas rakyat ini. Ia mendiskusikan bagaimana kehidupan lingkungan masyarakat miskin urban memiliki pola menekan wilayah menghadapi pengorgansiran politik progresif dan sikap iklas.  Ia juga menggambarkan pola yang menekan di arah yang berlawanan – terhadap keuntungan dari perdagangan obat-obatan, sebagai contoh, dibanding melawannya – dan ia memunculkan peringatan tumpul bagi Chavistas bahwa “mafia akan dengan senang hati memenuhi kekosongan kaum kiri yang ditinggalkan oleh ekslusi politik.”
Kontradiksi, Tantangan dan Kritik dalam Chavismo
Para pemimpin Afro – Venezuela dikecewakan dengan konstitusi baru yang tidak memasukkan pengakuan terhadap rasisme di Venezuela.  Mereka mengkritisi seruan terhadap Chavistas terkemuka pada waktu itu seperti  Mayor Caracas, Alfredo Pena untuk bertanggung jawab atas kekecewaan tersebut. Mereka secara penuh dibenarkan pada tahun 2002 ketika Pena yang memimpin kepolisian Metropolitan Caracas, tidak hanya melompat ke oposisi namun juga memainkan peran kunci dalam mendukung kudeta 2002. Berangkat dari pimpinan Chavista, termasuk Chavez, akan melawan rasisme lebih kuat lagi. Hal ini mengilustrasikan apa yang Nora Castaneda, seorang aktivis veteran dan kepala Bank Pembangunan Perempuan Venezuela, katakan untuk menjawab ketakutan bahwa keterlibatan pemerintah pasti menggiring pada gerakan penghilangan otonoi : “Mengapa mereka tidak berjata Cahvez telah menghilangkan otonomi atas kami?”
Sayang sekali, proses radikalisasi didorong oleh peristiwa dramatis pada tahun 2002, yang masih jauh dari lengkap. Di pedesaan, kaum tani  telah bertahan dari ratusan kali pembunuhan yang berulang-ulang dilakukan oleh kelompok tuan tanah bersenjata. Sebagian, korupsi dalam jajaran pemerintah telah telah menggerogoti aksi yang sangat efektif untuk mengakhiri impunitas.
Di front lain, eksperimen skala besar di demokrasi tempat kerja telah memproduksi hasil yang beragam. Kontrol pekerja, bahkan jika secara efektif diimplementasikan, tidak perlu menghilangkan elitisme – sebagai contoh jika para pekerja merasa mereka layak menjadi  lebih sederhana karena mereka bekerja di industri yang sangat menguntungkan dibandingkan dengan pekerja lainnya, yang mungkin bekerja sama kerasnya atau bahkan lebih keras, dan yang lainnya tidak bekerja keras. [3]
Banyak Chavistas menyalahkan kekurangan pemerintah atas rakyat di sekitar Hugo Chavez (dan mungkin sekarang rakyat di sekitar Nicolas Maduro).  Ciccariello-Maher menilai bahwa “...argumentasi ini meraih tingkat delusi di tengah banyak Chavistas, membolehkan mereka merekonsiliasi secara psikologis retorika radikal Revolusi Bolivarian dengan kekecewaan yang berkelanjutan atas realita harian”. Delusi atau bukan, juga membantu kita merasionalisasikan ketidaktundukan dan tekanan agresif terhadap pemerintah utnuk menerima konstituen ini. [4]
Seandainya Nicolas Maduro tidak menang, nyaris tidak menang, dalam pemilu setelah kematian Chavez, kemungkinan buku ini, khususnya, rentan terhadap kritik dimana ia terlalu jauh memberi tekanan terkait sosok Chavez. Beberapa tahun berikutnya mungkin akan mengklarifikasi perluasan berbagai penyatuan gerakan sebuah program politik dibanding satu orang saja. Bagaimanapun juga, dalam kerja kerasnya  melihat melampaui Chavez, buku ini menawarkan pelajaran berharga terhadap siapa saja di dunia yang berharap bisa berkontribusi terhadap revolusi demokratik.

NOTES
 [1] ada catatan berharga, semenjak Ciccarielo – Maher sangat sering merujuk pada analisa C.L.R James tentang revolusi budak Haiti, yang terjadi selama akhir tahap revolusi, sedangkan pemberontakan budak secara umum  berada dalam situasi berbahaya dengan Prancis, sebagai pemberontakan spontan yang dipimpin oleh tokoh lokal (CLR James menekankan peran mereka) yang pada akhirnya  mematahkan nama besar mereka. Lihat The Black Jacobins, BAB 13, halaman 338-355
 [2] Sekarang, proporsi kasarnya adalah 43%
 [3] Di bawah Chaves, serikat buruh direformasi besar-besaran.  Sejak itu mereka melemah, serikat CTV  bahkan secara terbuka  bergabung dengan korporasi besar mendukung kudeta 2002. Meski demikian di bab 7 dalam buku Ciccariello – Maher ini dibahas tentang pembatasan UNT, yang dibentuk pada tahun 2003.
[4] Lihat Bab 7,  See Chapter 7, pasal yang berjudul “ Debat Co Management” yang mendiskusikan tentang koperasi dan percobaan lainnya untuk membentuk manajemen mandiri pekerja.


No comments: