17/07/2013

“Tantangan Utama Bagi Gerakan Kiri Anti Kapitalis adalah Bagaimana Berkontribusi Terhadap Pembangunan Gerakan”



Kami tidak butuh Piala Dunia, Kami butuh pendidikan, kesehatan dan Respek


Wawancara dengan  João Machado

Selasa, 27 Juni 2013, oleh João Machado

Wawancara ini dilakukan oleh Juan Tortosa dari Jurnal Solidarites Swiss pada 23 Juni 2013.
Pertanyaan tambahan disampaikan pada 27 Juni 2013.

Dari Eropa, aksi protes/demonstrasi ini  sulit dipahami, karena selain dari harga transportasi publik yang bertambah tinggi, bukankah saat ini situasi ekonomi dan sosial di Brazil dalam kondisi pembangunan penuh? Bagaimana menurut anda? Apakah ini merupakan manifestasi dari kelas menengah yang tidak merasa terwakili?

Kebenarannya adalah gagasan bahwa telah terjadi sebuah situasi ekonomi dan sosial di Brazil yang sedang dalam pengembangan penuh adalah salah. Pemerintah federal mencoba untuk mengabaikan  gagasan ini dan ini berada dalam kepentingan borjuasi nasional (beserta media massanya) untuk mengabaikan gagasan itu tapi itu tidak benar.

Benar bahwa di bawah pemerintah Lula, ada perkembangan yang lebih tinggi dalam hal ekonomi dibandingkan di bawah pemerintah FHC. Namun kita melihat ini dalam konteks historis Brazil atau jika kita membuat perbandingan dengan seluruh dunia, perkembangan Brazil sangat sedang-sedang saja. Rata-rata pertumbuhan dalam 10 tahun terakhir ini rata-rata lebih sedikit di Amerika Latin, pertumbuhannya lebih sedikit dibandingkan pertumbuhan negara-negara berkembang.

Lagipula, dalam kurun dua tahun Pemerintahan Dilma, data pertumbuhan rata-rata justru jatuh: 2,7% perkembangan GDP (Pendapatan Bruto) pada 2011, dan 0,9% pada 2012. Pada 2013, meski harapan pemerintah sebelumnya terjadi pemulihan besar, data justru mengindikasikan bahwa pertumbuhan kembali ke area sedang. Tentu saja ini bisa dijelaskan, dari sisi baik, oleh refleksi situasi buruk ekonomi dunia (dengan cara yang sama bahwa sisi baik dari hasil yang lebih baik Pemerintah Lula dijelaskan oleh booming komoditi internasional, yang terdorong oleh China), tetapi poinnya adalah ada proses perkembangan ekonom yang signifikan di Brazil.

Jika kita mencoba istilah yang lebih luas, yang lebih sesuai dengan hipotesa”pembangunan”, evaluasi nya adalah masih salah. Dalam 10 tahun terakhir, Brazil telah mengalami kemunduran dari sudut pandang industri – terdapat proses deindustrialisasi- dan  semua itu dari sudut pandang relasi ekonomi. Brazil menjadi eksportir komoditi, dan telah mengekspor lebih sedikit produksi industri dibanding 20 tahun terakhir. Pada tingkat tersebut, ketergantungannya dengan pihak luar mengalami peningkatan.

Tetapi persoalan-persoalan dari sudut pandang ekonomi masih panjang. Dalam beberapa bulan terakhir  proses inflasi diperbarui – terbatas, tetapi bisa dilihat jelas (sekitar 6% di tahun yang diharapkan). Di waktu yang sama, terdapat deorientasi keseimbangan perdagangan (dijelaskan, sebagian oleh over – evaluasi kenyataan - mata uang Brazil yang jatuh atas nama kontrol inflasi). Pertumbuhan yang lemah, dengan inflasi dan deteriorentasi keseimbangan perdagangan adalah sebuah kombinasi lingkungan yang membatasi banyak margin manuver pemerintah. Dan karena pemerintah sangatlah konservatif dari sudut pandang ekonomi, apa yang coba dilakukan lebih pada kontrol pengeluaran publik dan memberi insentif pada kapital – dengan, sampai sekarang, menghasilkan hasil yang sangat sedikit.

Muncul sebuah  isu yang dengannya aku lebih bersepakat. Jelas bahwa mobilisasi tidak hanya menjelaskan,situasi ekonomi sekarang yang relatif buruk (meski harga transportasi publik sangat tinggi yang kemudian menghancurkan daya beli masyarakat). Kemarahan melawan represi demonstrasi, dukungan untuk hak supaya didemonstrasikan, seperti yang aku sebutkan tadi, adalah hal yang sangat penting. Dan itu juga penting untuk pertanyaan yang diberikan, aku tidak akan memunculkan pernyataan seperti “kelas menengah merasa tidak terwakili”, tetapi lebih pada  hilangnya legitimasi sistem politik umum. Sebagian besar penduduk merasa bahwa partai mayoritas memiliki kebijakan yang sangat serupa (yang telah diekspresikan secara jelas, sebagai contoh,dengan pelaksanaan yang jelas serupa dan umum dari kedua politisi yang langsung bertanggung jawab atas isu transportasi publik di Sao Paulo, Mayor Fernando Haddad, dari PT dan Gubernur Geraldo Alckmin, dari PSDB). Benar bahwa pemerintah Federal telah mendapat dukungan mayoritas rakyat pada tahun-tahun terakhir ini dan khususnya dalam Pemilu. Akan tetapi ada survey yang memublikasikan bahwa sebelum memulai mobilisasi, mereka mencatat telah terjadi penurunan dukungan yang signifikan pada pemerintah federal. Dan sektor yang mendukung pemerintah setidaknya sektor yang mendapat upah sedang yang merupakan bagian dari proletariat, tentu saja). Pemerintah memiliki dukungan lebih besar dari mereka yang mendapatkan upah sedang, diantaranya kaum miskin, sektor yang disebut para analis sebagai “sub-proletariat”. Tetapi bahkan  bagian dari sektor itu turut memberontak – memulai inisiatif menghancurkan toko-toko dan Bank, membakar mobil – dan yang tentu saja merasa dieksploitasi  dan ditindas.

Sektor sosial mana yang mendominasi ekonomi? Apakah pertumbuhan ekonomi Brazil menguntungkan masyarakat keseluruhan?

Perekonomian Brazil didominasi oleh sebuah aliansi antara kapital finansial, kapital industri besar dan agro bisnis (borjuasi besar rural), di semua kasus baik nasional dan asing, dengan beberapa kontradiksi diantara mereka. Bagi kapital industri, sebagai contoh, kebijakan over – evaluasi dari  masalah yang diciptakan oleh kenyataan, karena sulit untuk bersaing dengan produk impor. Tetapi kapital ini menerima kerangka umum neoliberal dari kebijakan ekonomi pemerintah, yang tidak memiliki banyak margin untuk menekan perubahan dalam kebijakan.

 Pertumbuhan ekonomi Brazil dalam tahun – tahun terakhir ini- yang ada, meski sangat sedikit signifikansinya diklaim oleh propaganda pemerintah dan pujian yang mereka terima dari borjuasi internasional – telah menguntungkan kapital finansial utama dan agro bisnis. Tetapi sesuatu telah didistribusikan juga kepada kelompok miskin masyarakat, terutama dengan peningkatan bantuan sosial (pada level ini yang paling terkenal adalah program “Bolsa Familia) dan juga dengan adanya peningkatan signifikan jumlah upah minimum (yang juga memiliki implikasi bagi mereka yang menerima pensiun, yang dihitung dari indeks upah minimum). Itu adalah alasan besar adanya dukungan yang lebih besar bagi pemerintah federal di tengah kelompok miskin.

Terlebih lagi, meski situasi pendidikan publik tidak dalam kondisi baik, pemerintah Federal memiliki universitas federal publik dan sebuah kebijakan beasiswa dan kebijakan memprivatisasi pendidikan universitas.

Penerima upah sedang dan mereka yang menerima upah lebih tinggi telah kalah, khususnya pekerja publik. Ini lah salah satu alasan mengapa mereka tidak bisa diklasifikasikan sebagai kelompok rata-rata (ini termasuk bagian dari proletariat, termasuk pekerja) yang memiliki lebih banyak opini negatif tentang pemerintah.

Sektor seperti petani dan kaum pribumi (yang tidak seberapa di Brazil) juga kalah  segera setelah pemerintah lebih memilih agro bisnis dan bukan para petani agrikultur. Pemerintah Federal telah mengijinkan sebuah genosida nyata kaum pribumi – dimana banyak pembunuhan kaum pribumi yang dilakukan oleh para pemilik tanah dan Pemerintah Federal bahkan memberikan toleransi kepada para pemilik tanah pedesaan (agro bisnis) sebagai bagian penting aliansi politik yang menjamin “kemampuan pemerintah”

Keseimbangan macam apa yang anda buat dalam kekuasaan PT?

Saya percaya bahwa mungkin untuk merangkum garis yang diikuti oleh pemerintah PT sebagai berikut: memberikan sesuatu untuk “mereka yang di bawah”, tanpa menimbulkan gesekan dengan kelas dominan, yang implikasinya tidak membuat perubahan fundamental terhadap arah dalam kebijakan neoliberal yang didukung oleh kelas-kelas tersebut. Ini adalah orientasi konservatif yang fundamental.  Situasi ekonomi dewasa ini, dengan pertumbuhan ekonomi seperti sekarang, sebenarnya cukup untuk memberikan sesuatu kepada mereka yang di bawah tanpa mengambil apapun dari atas dan kekuatan Lula, PT dan organisasi yang dipimpinnya mampu memenuhi tuntutan buruh dan kaum tertindas lainnya dalam masyarakat. Lula tampaknya dipercaya dan PT tampaknya cukup bisa diyakinkan olehnya untuk memerintah (lebih atau sedikit) untuk semua, menggantikan perjuangan kelas dengan negosiasi (terutama dengan mereka yang berada di kelas atas) dan kontrol (untuk mereka yang berada di bawah, saat negosiasi tidak cukup).

Terkadang – seperti awal terjadinya sebuah peristiwa – kelompokitu melemah dengan sendirinya. Pada akhirnya, Pemerintah PT tidak bisa menghapus kontrakdiksi kekerasan di masyarakat Brazil, pemerintah juga tidak bisa menghapus ketergantungan dengan imperialisme maupun kontradiksi kapitalisme. dan kontrol terhadap bagian dari PT serta aliansi mereka, dan organisasi yang berkaitan langsung dengan mereka, kontrol terhadap tuntutan dari bawah tidak bisa diredam terus menerus.

Kelompok ini telah melemahkan buruh dan gerakan rakyat – yang akan menyisakan kasus bagi setidaknya selama beberapa tahun sampai mereka bisa diorganisasikan. Kepada PT yang tampaknya sampai sekarang merupakan pihak kedua, karena PT bersandar pada kekuatan elektoral meluaskan aliansi luas dengan sayap kanan yang ikut membentuknya.

Ada beberapa aspek kelompokpemerintah lainnya yang sangat negatif. Salah satunya yang seharusnya  ditekankan adalah isu lingkungan, yang ditekankan kembali oleh aliansi dengan sektor agro bisnis. Yang lainnya adalah pembukaan ruang bagi sayap kanan fundamentalisme agama, juga ditekankan kembali tentang pentingnya memiliki aparatur pelaksana hal tersebut dalam aliansi.

Kapan dan bagaimana protes ini lahir? Apa saja tuntutannya? 

 
Banyak perbedaan dan bahkan tuntutan yang bertentangan, yang muncul di berbagai momen yang berbeda. Namun, kami menyadari bahwa pusat gerakan adalah kota Sao Paulo dan bahwa 
tuntutan yang muncul di belakang mobilisasi ini adalah untuk melawan kenaikan harga transportasi urban dari 3.00 Real Brazil menjadi 3,20 Real Brazil. Demonstrasi pertama terjadi pada tgl 6 Juni. Ada dua demonstrasi atau lebih, semuanya berkembang, tetapi tidak luar biasa, beberapa mencapai ribuan orang. 

Pada 13 Juni 2013, terjadi demonstrasi yang lebih besar, kurang lebih sekitar 15.000 orang dan pada saat inilah represi pihak kepolisian lebih besar dibanding demonstrasi sebelumnya. Lebih dari 250 orang ditahan, dan beberapa diantaranya terluka oleh peluru karet ataupun tongkat polisi.  Beberapa wartawan ditahan atau dipukul. Seorang fotografer dari seorang jurnalis terluka oleh peluru karet di  matanya yang kemudian meluas.

Dari sinilah perkembangan demonstrasi semakin meluas di Sao Paulo dan gerakan rakyat menjadi gerakan nasional. Dan demonstrasi berikutnya di Sao Paolo pada tgl 17 Juni muncul dengan tuntutan pembatalan peningkatan harga transportasi daerah, porosnya adalah protes melawan kekerasan polisi.

Antara 13 Juni  dan 17 Juni 2013, terdapat gelombang besar simpati bagi demonstrasi, dan rasa sosial yang kuat melawan kekerasan aparat kepolisian dan hak untuk berdemonstrasi. Pada saat yang sama, terdapat perubahan sikap dari media massa besar, yang beralih dari sikap permusuhan terbuka terhadap “Ketidakrealistisan” tuntutan demonstrasi menjadi semacam simpati tertentu (meski masih saja, kenaikan harga transportasi kecil dan seterusnya), dan dari atribusi polisi militer melalui responsnya yang berlebihan. Pemerintah  memutuskan merubah posisi dan menangguhkan represi.

Rasa solidaritas terhadap demonstrasi – demonstrasi sebelumnya, penolakan terhadap kekerasan aparat kepolisian, sikap yang lebih menguntungkan dari mediamassa yang menyukai ledakan demonstrasi dan gerakan yang kemudian berkembang menjadi skala nasional (media telah mengkalkulasi bahwa demonstrasi ini terjadi di lebih dari 400 kota), dan pada saat yang sama, slogan pun meluas. Seperti yang telah aku katakan, protes melawan represi menjadi fokus dari motivasi gerakan; berbarengan dengan slogan terkait transportasi, slogan yabng paling umum adalah que coincidencia, sin policía no hay violencia” (“Sungguh kebetulan, tanpa polisi tidak ada kekerasan”), (selama demonstrasi, hingga akhir, berlangsung damai).

Pada demonstrasi hari Senin, 17 Juni, subyek penting lainnya adalah protes melawan biaya Piala Dunia dan Piala Konfederasi yang terlampau tinggi. Banyak slogan bermunculan seperti “Aku tidak mau bola, aku mau sekolah” yang merupakan sajak di Portugis. Dengan cara yang sama, adapula slogan tentang kesehatan dan pendidikan yang lebih penting dari sepak bola. Banyak juga slogan melawan homophobia, sebuah subyek yang menyebabkan banyak mobilisasi protes melawan sayap kanan agama dalam beberapa bulan terakhir (terjadi sebuah mobilisasi besar terkait opini publik melawan draft Undang – Undang yang memperlakukan homoseksualitas sebagai penyakit, yang dipertahankan oleh sayap kanan agama).


Pada saat yang sama, slogan melawan korupsi juga bermunculan. Slogan tersebut sesuai dengan apa yang dirasakan rakyat, tapi juga sesuai dengan kelompok pers sayap kanan. Majalah terbesar di Brazil, dan merupakan majalah sayap kanan, “Veja”, memiliki cover majalah pada akhir Minggu 15 – 16 Juni yang mengatakan “Pemberontakan Kaum Muda – setelah isu biaya transportasi, sekarang saatnya isu korupsi dan kriminalitas”. Pers lainnya tidak melangkah jauh untuk mendorong kaum muda melawan kriminalitas (maksudnya supaya lebih banyak polisi), tetapi juga menekankan isu korupsi. Artinya. Pada saat yang sama, demonstrasi ini menjadi sangat luas (pada hari Senin, 17 Juni demonstrasi di banyak Ibu kota negara dan banyak kota, melibatkan 100 ribu orang di Sau Paulo dan lebih dari 100 ribu orang di Rio de Janeiro menurut media massa) secara nasional, mereka juga mulai menunjukkan lebih banyak kontradiksi dan keberagaman yang signifikan.

Apakah ada kemiripan dengan mobilisasi yang sedang meningkat di negeri-negeri lain?
pastinya banyak kemiripan antara protes di Brazil dan gerakan di negeri lain. Semuanya adalah gerakan kaum muda (tentu saja di Brazil semenjak 17 Juni menjadi lebih menampilkan keberadaan kaum muda), mereka semua menggunakan FB dan media sosial lainnya. Ada sebuah rasa marah atas ketidak adilkan yang merupakan motivasi terbesar dari gerakan tersebut. Namun, secara alamiah, banyak kekhususan di Brazil – sebagai contoh, aku tidak percaya bahwa di negeri lain ada gerakan kemarahan yang harus menghadapi pemerintah yang terdiri dari sebuah partai yang memiliki sejarah seperti PT. Adalah hal yang mungkin pula di Brazil dimana kami menemukan lebih banyak jaringan sosial “non tradisional” dan organisasi rakyat dengan beberapa tipe dibanding negeri lain.

Sektor sosial mana yang memulai mobilisasi? Apakah bentuk perjuangan mereka dan bentuk organisasinya?

Pada awal gerakan melawan peningkatan harga transportasi publik di Sao Paolo, adalah Movimento Passe Livre yang menuntut transportasi publik gratis. Ini adalah gerakan yang muncul sejak tahun 2005 dan telah melakukan banyak mobilisasi, tetapi tidak pernah  meluas seperti sekarang. Gerakan mereka ini adalah gerakan yang mendefinisikan dirinya sebagai non – partisan dan anti hirarki, horizontal tetapi tidak anti partai. Umumnya, kelompok ini selalu memiliki hubungan yang baik dengan partai yang lebih ke kiri, seperti PSOL dan PSTU. Pada kenyataannya PSOL dan PSTU mendukung mobilisasi dari tgl 6 Juni 2013, bekerja sama dengan MPL dan juga beberapa sektor PT yang terlibat. Organisasi kaum muda dekat dengan PSOL (dimana anggota muda PSOL adalah anggota aktif) memiliki partisipasi yang penting. Dari awal sektor anarkis sudah berpartisipasi.

Basis sosial MPL utamanya adalah kaum muda kelompok menengah (seperti anggota MPL sendiri). Tidak perlu diragukan lagi bahwa ini adalah gerakan kiri dan umumnya lebih kiri dibanding PT.

Setelah 13 Juni, banyak gerakan dan organisasi lain telah bekerja sama dalam mobilisasi dan telah berpartisipasi dalam pertemuan – pertemuan. Di Sao Paolo, ada MTST (Moviemiento de los Trabajadores Sin Techo –Gerakan Pekerja Tanpa Atap) dan Periferia Activa, kedua gerakan ini mengorganisir penduduk di kota sekitar. Juga melibatkan sektor gerakan LGBT, perempuan dan kaum muda. Pemerintah kiri (sektor dari PT dan PC do B) juga mulai berpartisipasi. Partisipasi kaum anarkis mulai meluas. Sebaliknya, kelompok sayap kanan jauh mulai berpartisipasi untuk merubah fokus gerakan.

Di kota-kota lain, sektor serupa telah menyerukan demonstrasi: kelompok yang memperjuangkan transportasi gratis atau melawan kenaikan harga (MPL tidak muncul di seluruh negeri; di berbagai kota ada gerakan-gerakan yang serupa), yang bekerja sama dengan partai kiri.

Di banyak kota ada Komite Piala Rakyat, yang telah selama lebih dari 2 tahun mengorganisir mobilisasi penting melawan tidak hanya biaya Piala Dunia yang sangat tinggi, tetapi juga melawan kekerasan terhadap hak warga yang tersingkir dari kerja terkait Piala Dunia, melawan pengecualian legislasi untuk Piala DUna (Tuntutan terhadap FIFA) dan seterusnya. Di banyak Kota, komite – komite ini telah (dan terus memiliki) sebuah partisipasi penting dalam menyerukan demonstrasi. Pada kenyataannya, demonstrasi yang paling banyak di represi oleh aparat polisi adalah mobilisasi yang berdekatan dengan tempat Piala Konfederasi. Namun , Minggu lalu lebih banyak orang melakukan protes di luar tempat Piala Konfederasi bermain, di banding di dalam tempat Piala Konfederasi.

Seperti pada hari Senin, 17 Juni, sebaliknya, pertemuan demonstrasi semakin berlipat, melalui FB dan media sosial lainnya, banyak melampaui kapasitas organisasi yang disebutkan di atas. Mayoritas peserta dalam gerakan berasal dari kaum muda di kalangan medengan (termasuk, kaum muda penerima upah), tetapi aksi itu kemudian meluas hingga ke kelompok usia lain dan kelompok sosial lainnya – khususnya kelompok yang lebih miskin di sekitar kota – kota besar.

Relasi seperti apa yang dimiliki gerakan sekarang dan gerakan sosial lainnya: kaum tak bertanah, gelandangan, dan seterusnya? Apakah ada artikulasi antara gerakan sosial dan sektor lainya?

Seperti yang aku jelaskan di pertanyaan sebelumnya, ada partisipasi penting dari gerakan kaum gelandangan, gerakan kaum muda, gerakan penduduk sekitar, dan Komite Piala Rakyat. Di beberapa kota MST juga mendukung demonstrasi, bahkan mereka adalah bagian dari demonstrasi penduduk Urban. Sebaliknya, tidak ada hubungan atau tidak ada hubungan baik antara mobilisasi sekarang dan gerakan buruh yang terorganisir. Kami bisa katakan bahwa partisipasi kelas pekerja sebagai sebuah kelas tidak nyata, bahkan meski CUT (dan juga serikat lain yang aku percaya) telah mulai mendukung demonstrasi ini secara formal. Aku percaya bahwa hal yang paling penting dan sulit bagi ini adalah – yang memiliki pengaruh luas, relasi antara gerakan yang diekspresikan dalam demonstrasi dan MST- adalah di bawha kontrol CUT oleh pemerintah federal dan kedekatan yang berlebihan MST dengan pemerintah yang sama. Irama gerakan sangat natural melawan pemerintah federal (juga termasuk melawan pemerintah di level negara dan kotamadya secara umum).

Bagi Eropa hal ini dilihat sebagai hal yang membingungkan di negara tempat dimana rakyat pecinta sepakbola dimobilisasi melalui pendekatan Piala Dunia, yang menuntut lebih sedikit sepak bola dan lebih banyak investasi di sektor lainnya (seperti pendidikan, kesehatan dan seterusnya). Bisakah kau menjelaskan ini?

Pada realitanya, juga bagi kami, rakyat Brazil, adalah salah satu alasan bagi kejutan atas luasnya demonstrasi ini. tetapi ini bukan hal yang sulit untuk menemukan penjelasan. Piala Konfederasi (dan hal yang sama masih lebih banyak berlaku bagi Piala Dunia) diselenggarakan dengan sedikti rakyat bisa berpartisipasi. Tiketnya terlalu mahal. Terlebih lagi, dan lebih penting dari itu, seluruh proses organisasi yang disebut “ Even Megah” (Piala Dunia, Olimpik Game, Piala Konfederasi) adalah sebuah skandal, dan menyerang rasa keadilan rakyat. Biayanya sangat tinggi, keuntungan perusahaannya sangat besar, tuntutan FIFA –sebuah badan darurat- adalah absurd. Sebuah bagian penduduk menderita di tengah perhelatan ini.

Lebih dari dua tahun, kerja dilakukan oleh organisasi rakyat, membuat kelompok berupa Komite Piala Rakyat, menyerukan perhatian atas keabsurdan kebijakan “Even Megah”. Aku percaya bahwa, dari pada berakting sebagai seorang yang mengurangi mobilisasi, Piala Konfederasi benar – benar memaksa mereka. Rasa keadilan, kemarahan melawan ketidakadilan terhadap rakyat disuarakan lebih keras dari rasa cinta terhadap sepak bola.

Apa respon pemerintah terhadap tuntutan gerakan tersebut? apakah ada kontradiksi dalam aparatus negara?

Pemerintah, atau sebut saja, pemerintah yang berbeda dari partai yang berbeda, di seluruh negeri, berteriak atas isu biaya transportasi yang naik. Pada isu tersebut, gerakan ini memunculkan kemenangan yang jelas dan cepat.

Sebagai tambahan, presiden Brazil, Dilma, berpidato pada hari Jumat, 21 Juni berjanji “mendengarkan suara dari jalanan”, mengatakan bahwa “ia tidak akan mentoleransi keributan” (dan akan menjamin keamanan bagi berlangsungnya Piala Konfederasi) sambil menawarkan “Perjanjian nasional untuk layanan publik”.  Ia tidak memberikan perubahan arah politik; ia mengatakan bahwa ia akan melakukan hal yang sama dengan lebih efisien dan lebih berkoordinasi dengan Gubernur Negara Bagian dan Kotamadya. Pidato itu terlalu awal untuk disampaikan tanpa tahu dampak yang bakal terjadi, tetapi untuk sesaat, pidato tersebut tidak merubah situasi. Mobilisasi terus berlanjut dan mobilisasi yang lebih besar kemudian terjadi sesuai dengan yang diprediksikan.

Lebih banyak kemiripan dibanding perbedaan terkait respon dari pemerintah yang berbeda dari partai yang berbeda, PT dan aliansinya, dan oposisi kanan. Aku tidak percaya kami bisa, untuk sesaat, berbicara bahwa ada kontradiksi antara aparatus negara.

Apa hubungan antara gerakan ini dengan gerakan kiri? Apakah gerakan ini non politis? Apakah menurut anda gerakan ini telah disusupi oleh sayap kanan?

Aku telah memberikan beberapa elemen sebagai bagian dari jawabanku atas pertanyaan ini.  Gerakan ini memiliki tendensi non partisan yang jelas (bahwa ada ketidakpercayaan yang besar berkaitan dengan partai), meski aku tidak menyebutnya sebagai sepenuhnya non – politis.

Tendensi awal dari gerakan ini sangat jelas ke kiri: slogan biaya transportasi gratis (atau pencabutan kenaikan harga) jelas kiri. Subyek gerakan lain, seperti kritik terhadap biaya Piala Dunia yang tinggi, mempertahankan biaya kesehatan dan pendidikan yang baik, juga kiri, seperti slogan anti homophobia contohnya.

Sebaliknya, dari demonstrasi hari Kamis, 13 Juni di Sao Paolo, saat demonstrasi itu menjadi semakin jelas akan menjadi gerakan besar, kelompok kanan – termasuk kelompok ekstrim kanan – mulai mengintervensi gerakan melalui media massa dan muncul langsung dalam demonstrasi.

Pada hari Kamis, 20 Juni, di beberapa kota, terutama di Sao Paulo dan Rio de Janeiro, dimana ada demonstrasi besar, kehadiran kelompok kanan secara agresif, dengan kolaborasi bersama polisi, meraih kemenangan sebagian, mengusir rakyat yang membawa bendera partai atau gerakan dari demonstrasi. Di Sao Paulo, yang dimulai dengan perlawanan terhadap bendera PT, tetapi kemudian meluas ke bendera partai atau gerakan lain. Dan kemudian berkembang dengan serangan terhadap rakyat yang berpakaian merah.

Agresi tersebut merefleksikan perasaan ketidakpercayaan spontan terhadap partai, yang hadir karena dua alasan berbeda: hilangnya harga diri institusi partai (termasuk rakyat yang mendukung pemerintah tetapi tidak memiliki pandangan positif terhadap partai yang membentuk pemerintah) dan seperti yang terlihat, dengan beberapa alasan, seperti oportunisme partai kiri, yang dengan membawa banner raksasa dan menempatkan banner tersebut di barisan massa aksi yang memberikan gambaran bahwa massa aksi mayoritas seperti mendukung mereka. terlebih lagi, rasa itu sangat ditekankan lagi oleh media massa borjuasi, yang mencari penekanan “semua harus disatukan di bawah bendera Brazil”

Aku benar-benar tidak percaya bahwa gerakan ini disusupi oleh kelompok kanan ataukah tidak. Yang ada adalah kebingungan besar tentang arah dan slogan. Ini sangat penting untuk mengindikasikan, sedangkan, sampai sekarang apa yang dipenuhi secara konkret – pencabutan kenaikan harga biaya transpor di seluruh negeri – telah menjadi kemenangan kiri.

Menarik untuk meneliti bahwa pengumuman pencabutan kenaikan harga transportasi ini di Sao Paolo dan Rio de Janeiro dan beberapa kota lainnya, telah dilakukan pada Rabu, 19 Juni (kota- kota lainnya telah melakukannya sebelumnya). Demonstrasi tgl 20 Juni di beberapa kota tersebut, telah diserukan, dan dipertahankan sebagai “sebuah peringatan”. Perasaan menang meluaskan demonstrasi (media mencatat lebih dari 300 ribu rakyat Rio de Janeiro contohnya) tetapi di waktu yang sama, tidak ada slogan penyatuan.

Sebuah pertanyaan kuncinya adalah bagian signifikan dari rakyat adalah dengan pengalaman mobilisasi secara masif, rakyat mencapai kemenangan dan mereka menyukainya.  Bisa jadi mereka lelah, tetapi aku tidak percaya bahwa itu bisa dipulihkan oleh kelompok kanan.


Problem apa yang ditimbulkan oleh gerakan ini bagi PT?
Situasi PT sangat sulit, setidaknya saat- saat ini. Tidak bisa diragukan lagi bahwa partai ini telah kehilangan pengaruhnya dengan adanya mobilisasi ini. Utamanya, satu hal  baik dari diskursus tahun-tahun terakhir ini telah digarisbawahi : tidak bisa terus menerus disampaikan bahwa ada sebuah proses pembangunan di Brazil dan rakyat puas. Dan salah satu dari orientasi sentral ini, kebijakan “Evet Megah” , telah gagal sepenuhnya. Piala Konfederasi, yang memunculkan sebuah kesempatan untuk meningkatkan harga diri, telah menghasilkan kejatuhan yang luar biasa.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, PT menghadapi mobilisasi massa yang sangat besar. Dari awal kemunculan pemerintah Lula – sudah siap dengan program pensiun yang sangat konservatif (Previdencia) – PT bahkan harus berurusan dengan pemogokan dan mobilisasi yang menentang pemerintah. Seringkali aksi itu dinegosiasikan, mengandalkan kolaborasi dengan mayoritas pimpinan serikat buruh, di lain waktu harus melakukan represi terhadap aksi-aksi tersebut. Tetapi bahkan mobilisasi terbesar melawan pemerintah – mobilisasi melawan kebijakan reformasi pensiun – tidak bisa dibandingkan dengan jumlah besar mobilisasi yang ada dewasa ini.

Hal itu berakibat pada, ketidakpuasan mendalam di dalam tubuh PT. Sebelum hari Kamis, 20 Juni, Presiden Partai PT, Rui Falcão, membuat seruan kepada para aktivis di dalam PT untuk berpartisipasi dalam demonstrasi dengan membawa bendera PT. Hasilnya adalah bencana: hal itu dilihat oleh para demonstran sebagai provokasi, itu adalah salah satu yang memfasilitasi kelompok kanan untuk mengusir aktivis dengan bendera partai dan gerakan.

Kecenderungan yang dominan di PT sekarang, dan terutama sektor-sektor yang mendukung PT dari sebuah posisi yang lebih ke keiri, seperti MST dalam tahun-tahun terakhir, telah menyerukan persatuan dengan semua kelompok kiri (yang, dengan oposisi kirinya terhadap pemerintah PT), untuk berdiri bersama “melawan sayap kanan”. Tetapi ini sangat kontradiktif dengan fakta bahwa pemerintah PT tidak menunjukkan sedikitpun pembukaan, dan perubahan arah. Mereka mempertahankan garis yang sama yang mengakibatkan (dan terus menjadi penyebab) munculnya demonstrasi. Ini adalah bukti bahwa oposisi dari kiri terhadap pemerintah PT tidak bisa menerima sebuah aliansi berbasiskan hal tersebut.

Dan permasalahan apa yang ditimbulkan oleh gerakan bagi kaum kiri radikal? Tantangan apa yang muncul dalam menghadapai mobilisasi saat ini, sehingga demonstrasi ini tidak kunjung reda?

Pertanyaan pertama adalah bagaimana mendapatkan pemahaman yang baik atas apa yang terjadi. Kelompok kiri radikal juga terkejut dengan munculnya mobilisasi yang besar ini, dan kompleksitas perjuangan yang kemudian terjadi antara kelompok kiri dan kanan dalam demonstrasi tersebut. Kami sedang maju, aku yakin, berdasarkan pemahamanku atas situasi ini.

Pertanyaan ke dua, adalah hubungan dengan PT dan partai yang di bawah mereka, seperti PC do B dan pertanyaannya persatuan kiri macam apa yang dicari. Ada sebuah tekanan dari sektor – sektor ini dalam hal “persatuan kaum kiri”. Kemudian sebuah perdebatan dalam sektor-sektor yang berbeda di antara kelompok kiri, tetapi aku yakin bahwa tendensi ini sudah jelas dan benar: kita tidak bisa membuat aliansi apapun dengan sektor manapun yang mempertahankan (meski merupakan pertahanan kritis) pemerintah PT.

Persatuan antar kelompok kiri yang harus kita cari adalah persatuan dengan sektor-sektor yang beroposisi dengan pemerintah PT (dan, tentu saja, yang beroposisi dengan pemerintah sayap kanan yang merupakan oposisi pemerintah federal). Mereka diantaranya, termasuk kaum anarkis, sektor gerakan dan non partai, seperti MPL Sao Paulo.

Dalam kerangka itulah, sebuah jebakan mestinya dihindari yaitu perdebatan atas bendera partai. semua partai memiliki hak untuk memiliki dan membawa benderanya – teapi perlu juga menemukan cara terbaik untuk mengkombinasikan pertahanan legitimasi atas partisipasi aktivis partai dalam mobilisasi, tanpa memberikan kesan  (dan di banyak kasus merupakan kesan yang berat) ingin muncul sebagai pimpinan gerakan dan tanpa rasa hormat memberi gagasan bahwa semua demonstrasi itu mendukung partai tersebut. Ada beberapa simbol partai lainnya yang lebih bisa diterima, seperti, contohnya, kaos partai.

Perselisihan utamanya bukan tentang “merek” suatu partai, tetapi arah politik gerakan, tergantung pada tuntutan dan slogan. Dengan itu kita melewati tantangan lainnya, yaitu bagaimana mencari (bersama dengan semua sektor yang memaksa gerakan) tuntutan terbaik dan slogan yang maju sekarang. Di sini, beberapa gagasan yang lebih jelas mulai muncul. Isu transportasi urban – untuk mendapatkan transportasi gratis, atau mungkin transportasi gratis untuk kaum muda atau slogan lainnya, isu kualitas transportasi tersebut – berlanjut sebagai poros yang penting.

Minggu ini, dua isu lain harus diprioritaskan: protes melawan Piala Konfederasi (dan secara umum merupakan “even akbar), dan perjuangan melawan draft hukum yang memasukkan homoseksual sebagai penyakit yang diajukan oleh sayap fundamentalis agama kanan. Terjadi sebuah demonstrasi besar di Sao Paolo terkait kasus tersebut (Jumat, 21 Juni 2013), dengan lebih dari 10 ribu rakyat turun ke jalan, dan itu adalah subyek yang memiliki keberadaan besar atas banyaknya manifestasi luas. Subyek perdebatan itu terjadi di Gedung Parlemen, dan banyak perselisihan yang mulai menunjukkan posisi sebagai oposisi.  Kemenangan jangka pendek sepertinya mungkin.

Akhirnya, tantangan terberat adalah perselisihan dengan kaum kanan (khususnya dalam media massa besar) dan dengan kelompok ekstrim kanan. Sebuah jalan untuk menangani perselisihan tersebut tepatnya adalah bagaimana menyerukan demonstrasi dengan tuntutan dan slogan yang jelas, dimana para demonstran akan memiliki kecenderungan natural ke kelompok kiri, dan kelompok kanan dan kelompok kanan jauh akan – jika mereka berpartisipasi – akan terisolasi. Persatuan kiri non pemerintah adalah cara lain untuk menghadapi kelompok kanan. Dan sebagai tambahan, perlu rasanya untuk lebih peduli pada aspek organisasional, seperti perlindungan  kaum demonstran dari berbagai provokasi.

Bagaimana anda mendefinisikan situasi politik di Brazil sekarang?

Ada sinyal bahwa kebijakan PT telah mengikuti – memberi sesuatu kepada “mereka yang di bawah”, tanpa bergesekan dengan kelas dominan – telah menjerumuskan diri sendiri. PT, tanpa perlu diragukan lagi, telah mendapat dampak dari demonstrasi tersebut, seperti partai-partai lainnya yang beraliansi ke PT (seperti PMDB, Gubernur Rio de Janeiro, Sergio Cabral, sangat terserang oleh para demonstran) atau menentangnya (seperti PSDB, Gubernur Sao Paolo), yang juga terkena dampaknya.

Aku tidak percaya bahwa ada kemungkinan “kudeta dari sayap kanan”, seperti yang dimunculkan PT. Sayap kanan tidak memiliki alasan untuk melakukan kudeta: pemerintah PT tidak bisa menjadi pemerintah dari impiannya sendiri, tetapi pemerintah PT telah berfungsi dengan baik. Dalam krisis ini, partai sayap kanan telah berlaku serupa dengan PT. Kepentingan sayap kanan adalah bagaimana mengambil untung dari krisis ini untuk menjatuhkan PT (bicara banyak – melalui media massa- tentang korupsi, mencoba membuatnya seakan-akan problem korupsi adalah problem di tingkat pemerintah federal bukan di level negara) dan mencoba menjadi tampak lebih baik untuk pemilu berikutnya.

Tidak jelas dimana gerakan akan beranjak, tidak juga kemana gerakan akan meluas dan bagaimana ia mewakili sebuah perubahan dalam korelasi antar kekuatan. Kami memiliki indikasi bahwa gerakan memiliki kekuatan untuk terus maju, bisa memenangkan lebih banyak kemenangan, tetapi tidak tampak mungkin bahwa kemenangan itu akan mengarah ke perubahan yang lebih fundamental oleh dirinya sendiri. Isu kuncinya adalah  pembatasan diri: meski kekalahan legitimasi sistem politik begitu kuat, gerakan tidak menempatkan obyketifitas perubahan rejim Politik atau pemerintahan dan kita masih jauh dari “que se vayan todos”.

Tampak meyakinkan, sebaliknya, beberapa perubahan terkait korelasi antar kekuatan akan dihasilkan dari mobilisasi ini. PT dan organisasi-organisasi yang dipengaruhinya telah mengalami banyak kekalahan, meski lebih sedikit. Organisasi- organisasi tersebut, gerakan sosial yang dekat dengan PT dan aliansinya, seperti CUT, yang sangat birokratis, mungkin akan kehilangan beberapa hal. Organisasi yang lebih independen seperti organisasi yang berbeda yang terlibat dalam demonstrasi mungkin akan menjadi lebih kuat.


Melewatkan Partai Politik non pemerintah (yang sangat lebih lemah dibanding PT atau partai oposisi kanan), kami akan mengevaluasi, sampai sekarang, bahwa sebuah partai yang dikuatkan tersebut adalah “Rede Sustentabilidade” (Jaringan Berkelanjutan) yang dipimpin oleh Marina Silva, sebuah partai yang masih dalam proses memenuhi pendaftaran. Ini adalah sebuah partai yang siap dilihat dari namanya, mencoba untuk menciptakan kesan bahwa ini bukan sebuah partai. “Rede Sustentabilidade”  memiliki citra “bersih” dan bukan bagian dari pemerintah.

PSOL, mungkin juga diuntungkan dari gerakan ini, dan bisa lebih besar lagi mendapat keuntungan, meski PSOL banyak muncul dalam demonstrasi namun tampak serupa dengan PT,  karena merupakan partai kiri, dan PT masih dilihat oleh massa sebagai perwakilan gerakan kiri, dan rasa tidak percaya terhadap partai secara umum semakin kuat. PSOL adalah sebuah partai yang lebih senada dalam hal tuntutan yang memberikan asal mula gerakan ini. terlebih lagi, kader militan mereka (termasuk kaum parlementernya) telah berpartisipasi sedari awal dalam mobilisasi ini – khususnya kader mudanya. Benar bahwa organisasi kaum muda yang dekat dengan PSOL memiliki otoritas lebih besar dan mereka bertambah kuat. Dalam beberapa hal, banyak yang akan diputuskan dalam perjuangan di hari – hari dan Minggu – Minggu berikutnya.

Apakah ada sebuah alternatif kredibel dari kelompok kiri di PT? Apakah tantangan utama yang dihadapi gerakan kiri anti kapitalis?

Pada saat ini, di tingkat nasional, tidak ada alternatif dari kelompok kiri PT. Kami masih dalam tahap awal pembangunan kembali gerakan kiri anti kapitalis Brazil, setelah tamparan terkait bergesernya PT ke konstitusionalisme Borjuis. PSOL, yang dianggap sebagai alternatif politik dari PT masih sangat lemah, dan memiliki banyak kontradiksi internal. PSOL bisa saja menjadi alternatif kredibel di beberapa kota, seperti yang terjadi dalam pemilu kota pada Oktober 2012 tapi tidak di tingkat nasional.

Tantantan terdekat adalah bagaimana gerakan kiri anti kapitalis kemudian berkontribusi pada pembangunan gerakan, yang telah didiskusikan di atas. Jika bisa dilakukan, gerakan kiri  anti kapitalis akan mempercepat proses rekonstruksi (pembenahannya) – dan membangun dirinya sendiri sebagai sebuah alternatif gerakan kiri dari PT.

23 Juni 2013


Apa pendapat anda tentang proposal yang diajukan oleh Presiden Brazil untuk mengadakan referendum dan memberikan 100% keuntungan minyak untuk pendidikan dan kesehatan?

Proposal pertamanya adalah “seruan untuk mengadakan pemungutan suara umum yang akan memiliki otoritas melakukan operasi terhadap proses konstituen untuk melaksanakan reformasi politik”. Seruan ini awalnya dipresentasikan sebagai sebuah perhitungan suara untuk memutuskan sebuah dewan konstituen yang secara eksklusif melakukan reformasi politik; hari berikutnya, gagasan berupa dewan konstituen ditolak dan digantikan dengan gagasan pemungutan suara dengan isu reformasi politik.


Proposal ini secara terang-terangan adalah sebuah usaha untuk merespons kekalahan legitimasi atas sistem politik, yang berasal dari demonstrasi. Versi pertama, dewan konstituen, bisa saja merupakan sebuah kesempatan untuk perubahan efektif (yang akan bergantung, pada isu lain, pada aturan pemilu konstituen). Versi keduanya, jauh lebih buruk. Rakyat akan merespons beberap pertanyaan, setelah sebuah kampanye elektoral dimana media massa besar akan memiliki pengaruh lebih besar – seperti yang terjadi pada umumnya dalam pemilu borjuis – dan kongres saat ini yang sangat tidak memuaskan akan memberikan bentuk akhir dari “reformasi politik”. Kemungkinan bahwa dalam reformasi politik tersebut akan ada kemajuan berarti, sangat kecil; segala sesuatu bergantung pada keberlanjutan mobilisasi rakyat untuk memberi tekanan pada Kongres, di tempat pertama sehingga pertanyaan yang ada dalam perhitungan suara bukanlah apa yang diharapkan oleh Kongres sekarang ini.

Proposal/ tawaran ke dua, dari beberapa proposal yang disebutkan oleh DIlma pada hari Senin, untuk menyerahkan 100% keuntungan minyak dan 50% sumber daya minyak untuk pendidikan tidak diterima oleh pemerintah di beberapa tingkatan (federal, negara dan kotamadya). Proposal tersebut telah berubah di hari berikutnya oleh para Deputi Majelis, yang menyodorkan proposal 75% keuntungan minyak untuk pendidikan dan 25% untuk kesehatan. proyek tersebut akan didiskusikan di Senat.

Ini bukan hasil akhir, tetapi perlu mengambil poin dari proposal ini, dengan versi apapun, proposal ini sangat terbatas dan memiliki aspek yang sangat buruk. Keuntungan minyak paling signifikan diharapkan datang dari minyak dari lapisan pra salt, yang belum dieksploitasi. Sumber daya ini sangat terbatas untuk beberapa tahun ke depan dan hanya akan menambah sedikit pada sumber daya yang ada sekarang. Proposal dari bergai sektor gerakan kiri berkaitan dengan perjuangan pendidikan gratis yang diambil dari 10% pendapatan bruto – yang sudah siap sebagai proposal, meski proposal itu memberikan perubahan substansial dalam anggaran negara – sebagai contoh, dengan pengurangan biaya utang publik, melalui audit. Sebaliknya, posisi gerakan eko sosialis menentang eksploitasi minyak di lapisan pra salt, karena masalah lingkungan yang ditimbulkannya cukup besar. Kesimpulannya, slogan 100% keuntungan minyak di lapisan pra salt untuk pendidikan grais, sangat populer di banyak sektor gerakan kiri yang mendukung pemerintah, tapi itu adalah proposal yang buruk.

Sejak hari Senin, 24 Juni, pemerintah dari berbagai tingkat , Deputi Majelis dan Senat berjuang untuk melihat siapa yang bisa memberikan pengumuman yang lebih baik, yang bisa dipresentasikan sebagai respons terhadap suara jalanan. Apa yang telah diumumkan, atau diputuskan, di beberapa kasus – adalah pengurangan harga transportasi publik (sangat bervariasi tergantung tanggung jawab pemerintah di beberapa tingkat, dalam kota dan negara yang berbeda), termasuk beberap apengumumman  soal “tiket gratis” untuk siswa. Hal yang sangat positif lainnya adalah pencabutan draft hukum yang memperlakukan homoseksual sebagai penyakit – draft itu disebut “pemurnian gay”. Kami butuh lebih banyak waktu untuk bisa membuat evaluasi yang lebih jelas tentang apa yang telah dimenangkan – karena mobilisasi terus berlanjut, dengan skala yang lebih kecil, tetapi  lebih beragam dibanding Minggu sebelumnya.

Apa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir? Apa ada yang baru?
Sebagai tambahan, keberlanjutan mobilisasi, sangat kaya akan proses perluasan diskusi politik , pertemuan berbagai sektor yang berbeda (kaum muda, penduduk sekitar, gerakan transportasi publik, gerakan pendidikan dan seterusnya) dengan jumlah keterlibatan rakyat yang lebih besar dibanding sebelumnya, untuk berdiskusi tentang  apa yang harus dikerjakan dan apa yang harus dituntut. Serikat, yang sangat tidak aktif hingga kini,  mengumumkan (bahkan serikat buruh kanan lebih banyak berpartisipasi) pemogokan umum dan satu hari protes pada 11 Juli dengan basis yang progresif. Kebanyakan gerakan sosial, bahkan yang sangat dekat dengan pemerintah, mendukung seruan ini dan ikut memunculkan tuntutannya sendiri – juga sangat progresif. Mantan Presiden Lula telah bertemu dengan beberapa kelompok sosial yang dekat dengan nya dan mengatakan “ Ini saatnya untuk ikut turun ke jalan” untuk menghadapi kelompok kanan dan menekan pemerintah bergerak ke kiri. Faktanya, posisi Lula itu lucu tapi merupakan tanda ekspresif atas apa yang sedang terjadi pada negara ini.

Ancaman dari kelompok kanan, yang tampaknya signifikan di akhir Minggu lalu, sangat kecil. Beberapa mobilisasi yang berorientasi kanan, jelas mengalami kekalahan total.



Kami tidak tahu jika mobilisasi rakyat dan serikat buruh yang diumumkan akan benar – benar terjadi. Setelah 10 tahun terakhir, sulit untuk berpikir bahwa organisasi yang sangat birokratis seperti CUT akan sungguh-sungguh menunjukkan kekuatannya, apalagi serikat buruh yang lebih kanan. Hal yang sama juga terkait organisasi yang sangat birokratis seperti UNE (Serikat Mahasiswa Nasional), salah satu organisasi yang bertemu dengan Lula. Sektor kiri sosialis dalam gerakan yang berbeda, yang bertambah kekuatannya, dengan proses sekarang inipun masih minoritas. Tetapi sesuatu yang bisa kami katakan adalah dengan sangat pasti, bahwa partisipasi politik rakyat telah mengambil lompatan kualitatif; mari berharap kesadaran itu bisa melakukan hal yang sama. Brazil tidak akan sama lagi.
27 Juni 2013

Diterjemahkan dari artikel dari http://www.internationalviewpoint.org/spip.php?article3021

No comments: