17/11/2008

Tatanan dunia yang tak adil, tak berkelanjutan, harus di akhiri!

By Jose Ramon Machado

Diterjemahkan dari Direct Action edisi Oktober

[Dibawah ini merupakan pidato yang disampaikan Wakil Presiden Cuba, Jose Ramon Machado, dihadapan Majelis Umum PBB pada 24 September. Tulisan ini sudah sedikit diperpendek.]

Kita hidup pada suatu masa yang sangat menentukan dalam sejarah kehidupan manusia. Ancaman-ancaman membayangi seluruh dunia, memojokkan spesies manusia pada situasi yang berbahaya. Kampanye perdamaian, solidaritas, keadilan sosial dan pembangunan yang berkelanjutan, adalah satu-satunya cara untuk menjamin masa depan. Tatanan dunia saat ini, yang tidak adil dan tidak berkelanjutan, harus digantikan oleh sebuah sistem baru yang sungguh-sungguh demokratik dan adil, berlandaskan penghormatan terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip solidaritas dan keadilan, mengakhiri ketidaksetaraan dan penyingkiran terhadap mayoritas rakyat dunia di planet kita ini. Tidak ada alternatif lain.

Mereka yang bertanggung jawab atas situasi ini, yakni bangsa-bangsa industrialis dan, khususnya, sang superpower, harus bertanggung jawab. Kekayaan yang luarbiasa tidak bisa terus disia-siakan sementara berjuta-juta manusia kelaparan dan menderita penyakit-penyakit yang sudah bisa disembuhkan. Tidak mungkin untuk terus menerus mencemari udara dan meracuni lautan; tindakan ini menghancurkan syarat-syarat kehidupan bagi generasi mendatang. Baik manusia, maupun planet ini tidak akan mengijinkan keadaan semacam ini tanpa pergolakan sosial besar dan bencana alam yang luar biasa hebat.

Perang penaklukan, agresi dan pendudukan negara-negara secara ilegal, intervensi militer dan pemboman terhadap masyarakat sipil tak berdosa, perlombaan senjata yang tak terkontrol, penjarahan dan perampasan terhadap sumberdaya alam negara dunia ketiga, dan serangan imperialis terhadap perlawanan rakyat yang sedang mempertahankan hak-hak mereka, merupakan ancaman yang terbesar dan paling serius terhadap perdamaian dan keamanan internasional.

Konsep-konsep semacam pembatasan kedaulatan, perang terbatas atau pergantian rejim, merupakan satu ekspresi dari ambisi untuk melucuti kemerdekaan negeri kita. Apa yang disebut perang melawan terorisme atau kampanye palsu tentang kemerdekaan mereka, merupakan alasan untuk agresi dan pendudukan militer; untuk menyiksa; untuk penahanan sewenang-wenang dan pengingkaran terhadap hak menentukan nasib sendiri; untuk berbagai blokade curang dan pemberian sanksi secara sepihak; untuk mewajibkan model-model ekonomi, politik dan sosial yang memfasilitasi dominasi imperialis; penghinaan terbuka terhadap sejarah, kebudayaan dan kehendak kedaulatan rakyat.

Memperlebar Jurang Pemisah Utara – Selatan

Jurang pemisah antara orang kaya dan miskin semakin melebar setiap harinya. Millenium Devolpment Goals yang baik hati merupakan mimpi yang tak tergapai bagi majoritas rakyat. Disaat triyunan dolar dihabiskan untuk persenjataan di dunia, lebih dari 850 juta manusia mati kelaparan, 1.1 milyar rakyat tidak mendapat akses untuk air minum, 2.6 miliyar kekurangan sarana sanitasi, dan lebih dari 800 juta orang menderita buta huruf. Lebih dari 640 juta anak-anak kekurangan perumahan layak, 115 juta tidak pernah masuk sekolah dasar, dan 10 juta orang mati sebelum umur lima tahun—yang dalam banyak kasus diakibatkan oleh penyakit-penyakit yang (justru) sudah bisa disembuhkan.

Rayat di belahan dunia Selatan menderita akibat meningkatnya frekuensi bencana alam, yang akibatnya tambah diperparah oleh perubahan iklim. Haiti, Jamaica, Kuba dan negara-negara Karibia lainnya merupakan contoh-contohnya. Mari kita menyatakan dukungan solidaritas terutama untuk negeri saudari kita, Haiti, yang sedang menghadapi situasi yang dramatik.

Naiknya harga minyak merupakan dampak dari konsumsi yang tak masuk akal, spekulasi yang luar baisa dan perang imperialis. Pencarian mati-matian terhadap sumber energi baru telah mendorong strategi jahat oleh pemerintah AS untuk mentransformasikan padi-padian dan sereal menjadi bahan bakar.

Bagi sebagian besar Negeri-negeri Non Blok, situasi ini semakin melemahkan. Bangsa-bangsa kita kita telah membayar, dan mereka akan terus membayar resiko dan juga konsekuensi akibat irasionalitas, pemborosan dan spekulasi oleh beberapa negeri industry maju di Utara yang bertanggungjawab atas krisis pangan dunia. Mereka memaksakan liberalisasi perdagangan dan resep-resep keuangan penyesuaian struktural di negara-negara berkembang. Mereka penyebab hancurnya produksi-produksi kecil; mereka mengabaikan, dan dalam beberapa kasus menghancurkan, perkembangan pertanian yang baru beranjak di negeri-negeri Selatan, mengubahnya menjadi jaringan negeri-negeri pengimpor pangan.

Merekalah yang mempertahankan subsidi pertanian yang carut marut, sementara mereka paksakan aturan-aturan (yang menguntungkan mereka) kedalam perdagangan internasional. Mereka menetapkan harga, memonopoli teknologi, memaksakan sertifikasi yang tidak adil dan memanipulasi jalur-jalur distribusi, sumber-sumber keuangan dan perdagangan. Mereka mengontrol transportasi, penelitian ilmiah, bank-bank genetik, produksi pupuk serta pestisida.

Kami tidak datang kemari untuk mengeluh. Kami datang, atas nama gerakan negeri-negeri non-blok, menuntut dan mempertahankan pembebasan ribuan juta manusia yang menuntut keadilan dan hak asasi mereka. Formulanya tidak lah sulit dan tidak juga tidak membutuhkan pengorbanan besar. Apa yang kami butuhkan adalah kehendak politik, mengurangi egoisme dan pengertian objektif bahwa jika kita tidak bertindak hari ini, maka konsekuensinya dapat menjadi bencana yang berdampak sama pada orang kaya maupun miskin.

Program Tindakan

Untuk itu, sekali lagi Kuba menyerukan kepada pemerintahan-pemerintahan negeri berkembang, atas nama Gerakan Negeri-negeri Non-Blok, untuk menghormati komitmen mereka dan, secara khusus, Kuba mendesak mereka untuk:

· Mengakhiri perang pendudukan dan perampasan sumber daya negeri-negeri Dunia Ketiga dan memangkas paling tidak setengah dari jutaan biaya belanja militer bantuan internasional demi kepentingan pembangunan yang berkelanjutan.

· Membatalkan utang luar negeri negeri-negeri berkembang karena utang tersebut telah dibayar lebih dari sekali, dan dengannya, tambahan sumber daya akan dibebaskan sehingga dapat diarahkan untuk pembangunan ekonomi dan program-program sosial.

· Menghormati komitmen untuk mengarahkan sedikitnya 0.7% dari GDP untuk Bantuan Pembangunan Resmi, tanpa syarat, sehingga negeri-negeri di Selatan akan dapat menggunakan sumber daya tersebut untuk prioritas nasional mereka dan meningkatkan akses negeri-negeri miskin pada sejumlah pendanaan segar yang substansial.

· Mengarahkan seperempat dari uang yang diboroskan setiap tahunnya untuk iklan komersial produksi makanan; ini dapat membebaskan hampir 250 milyar dolar tambahan untuk melawan kelaparan dan kekurangan gizi.

· Mengarahkan uang untuk subsidi pertanian di negeri Utara untuk pembangunan pertanian di negeri Selatan. Dengan melakukan ini, negeri-negeri kita akan memperoleh sekitar satu milyar dolar per hari yang tersedia untuk investasi produk makanan.

· Tunduk pada komitmen-komitmen dalam Protokol Kyoto, dan menjalankan komitmen mengurangi emisi, dengan lebih bermurah hati, di mulai tahun 2012, tanpa keinginan untuk meningkatkan pembatasan bagi negeri-negeri yang, sampai hari ini, mempertahankan level emisi per kapita yang jauh lebih rendah dari pada negeri-negeri Utara.

· Meningkatkan akses Dunia Ketiga terhadap teknologi dan menyokong pelatihan sumber daya manusia mereka. Hari ini, sebaliknya, personil-personil berkualitas dari Selatan dikangkangi oleh kompetisi dan insentif yang tidak adil oleh kebijakan keimigrasian yang selektif dan diskriminatif, yang diterapkan Amerika Serikat dan Eropa.

· Dan hal yang lebih mendesak hari ini dibandingkan sebelumnya, adalah, pembentukan suatu tatanan internasional yang demokratik dan adil, dan sebuah sistem perdagangan yang adil dan transparan dimana semua Negara akan berpartisipasi, dalam kedaulatan, dalam keputusan-keputusan yang melibatkan mereka. Lebih lanjut, ini adalah keyakinan terdalam kami, bawah solidaritas antara rakyat dan pemerintah adalah mungkin. Di Amerika Latin dan Karibia, ALBA dan PetroCaribe telah menunjukkan hal ini.

Setia pada Prinsip-prinsip

Gerakan Negeri-Negeri Non-Blok tetap setia pada prinsip-prinsip dasar mereka. Kami mendukung perjuangan rakyat Palestina dan hak yang melekat pada mereka untuk menentukan nasip sendiri dalam sebuah negara yang merdeka dan berdaulat, dengan ibukota mereka di Jerusalem Timur. Kami mendukung perjuangan semua rakyat yang kedaulatan dan teritorinya sedang terancam, seperti Venezuela dan Bolivia, dan kami pendukung hak Puerto Rico untuk merdeka. Kami mengecam penerapan langkah-langkah pemaksaan sepihak yang melanggar hukum internasional, yang berupaya mencangkokkan sebuah model tunggal atas sistem politik, ekonomi dan sosial. Kami keberatan terhadap praktek-praktek negatif dalam menandai negara menurut kehendak dan kepentingan negeri-negeri berkuasa. Kami dengan keras menentang manipulasi politik dan penerapan standar ganda dalam persoalan hak asasi manusia, dan kami menolak penerapan yang diskriminatif atas resolusi-resolusi yang bermotivasi politis melawan negeri-negeri anggota GNB.

Pendirian Dewan Hak Asasi Manusia (HRC) telah memberikan kami kesempatan untuk menyingkap sebuah era baru untuk memajukan dan melindungi seluruh hak asasi manusia untuk semua orang, atas dasar kerjasama international dan dialog yang konstruktif. Mereka yang sebelumnya menghancurkan Komisi Hak Asasi Manusia yang lama, sekarang ini, sedang mencoba mendiskualifikasi HRC yang baru, karena mereka tidak berhasil membelokkanya demi melayani kepentingan mereka. Mereka menolak ikut serta dalam pekerjaannya untuk menghindari penyelidikan masyarakat internasional dalam kerangka Mekanisme Peninjauan Berkala Universal (Universal Periodic Review Mechanism).

Legitimasi terhadap dewan tersebut tidak tergantung pada persepsi yang disematkan Imperialis terhadap pekerjaannya, namun pada kapasitasnya dalam menjalankan mandat dengan loyalitas tak pandang bulu berdasarkan prinsip-prinsip universalitas, objektivitas, tidak memihak, dan tidak memilih-milih dalam menangani isu-isu hak asasi manusia. Gerakan Negara-Negara Non-Blok akan terus mempertahankan kepentingan Dunia Ketiga dan mengampanyekan pembentukan dunia yang lebih adil, lebih demokratik, dengan solidaritas yang lebih tinggi.

Menentang Agresi AS

Kuba telah membayar sangat mahal demi mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negerinya. Rakyat Kuba yang gagah berani telah menanggung blokade terlama dan terkerjam dalam sejarah dunia, yang dipaksakan oleh bangsa terkuat diatas muka bumi. Walaupun majelis ini, sebenarnya, sudah berulang kali dan meyakinkan sekali menyatakan setuju untuk mengakhiri kebijakan pemusnahan massal ini, pemerintah AS tidak saja telah mengabaikan kehendak komunitas international, namun dalam wujudnya juga meremehkannya dengan sedikit demi sedikit mengintensifkan perang ekonomi mereka melawan Kuba. Belum pernah ada kebijakan luar negeri terhadap suatu negeri dipersenjatai dengan alat-alat persenjataan agresif yang begitu canggih dan luas meliputi bidang politik, ekonomi, kebudayaan, diplomatik, militer, pisikologi dan idelologi.

Kuba baru saja dihantam oleh dua angin topan hebat yang telah menghancurkan pertanian dan sebagian infrastrukturnya, serta merusak atau meluluh-lantakkan lebih dari 400.000 rumah. Izinkan saya memanfaatkan kesempatan ini, dengan mengatasnamakan pemerintahan Kuba dan rakyat, untuk berterimakasih kepada negeri-negeri, organisasi-organisasi dan orang-orang, yang dengan berbagai cara, telah dengan jujur dan ikhlas hati berkontribusi lewat berbagai sumber daya atau dukungan moral terhadap usaha-usaha rekonstruksi yang dilakukan oleh negeri kami. Suatup posisi yang berlawanan dengan pemerintah AS yang dengan brutal terus melanjutkan blokadenya.

Kuba tidak meminta pemberian apapun dari pemerintah AS. Ia hanya meminta, dan terus meminta agar diizinkana membeli bahan-bahan bangunan, di AS, yang sangat diperlukan untuk membangun kembali rumah-rumah dan jaringan listrik; dan agar perusahaan-perusahaan AS diizinkan untuk memberi Kuba kredit perdagangan swasta untuk membeli makanan. Jawaban yang diberikan adalah negatif, dan bahkan disertai upaya manipulasi informasi dengan cara sedemikian rupa seakan-akan pemerintahan AS terlihat sangat perduli terhadap kesejahteraan rakyat Kuba, sementara pemerintahan Kuba dituduh menampik tawaran mereka. Jika pemerintah AS memang perduli terhadap kesejahteraan rakyat Kuba, maka sikap moral dan etika satu-satunya adalah menarik blokade yang dipaksakan terhadap Kuba selama 5 dekade ini, yang paling banyak melanggar aturan-aturan mendasar hukum internasional dan piagam Perserikatan Bangsa Bangsa.

Kebijakan yang tidak rasional ini memiliki tujuan yang jelas—menghancurkan proses transformasi revolusioner yang dijalankan rakyat Kuba dari tahun 1959, dengan kata lain, menginjak hak asasi mereka untuk penentuan nasib sendiri, merampas kemerdekaan dan kemenangan politik, ekonomi dan sosialnya, serta menancapkan mereka kembali kebelakang sebagai negeri neokolonial. Pemerintahan Bush bermaksud menjustifikasi intensifitas kebijakannya melawan Kuba dengan penipuan dan kebohongan, dengan sinikal dan kemunafikan yang melekat padanya. Kehendaknya untuk mendominasi dan menjajah Kuba kembali sedang diupayakannya, tidak kurang, seperti sebuah upaya liberalisasi dan demokratisasi.

Siapa, selain sekongkolan mereka, yang mengakui bahwa pemerintah AS memiliki otoritas dalam persoalan demokrasi dan hak asasi manusia di dunia ini? Otoritas apa yang dikehendaki oleh pemerintah semacam itu, pemerintah yang memburu dan memperlakukan dengan kejam para imigran ilegal di perbatasan selatan mereka, yang melegalisasi penyiksaan dan penyekapan orang –orang di kamp-kamp konsentrasi—seperti yang dibangun di wilayah yang secara ilegal diduduki oleh AS di Guantanamo—yang tidak pernah dibuktikan atau bahkan didakwa melakukan kejahatan apapun?

Penghormatan macam apa yang berhak disematkan pada suatu pemerintahan yang menyerang kedaulatan negara lain dengan alasan perang terhadap terorisme, sementara pada waktu yang bersamaan menjamin pengampunan terhadap para teroris anti-Kuba? Keadilan macam apa yang dapat diberikan oleh suatu pemerintahan yang secara illegal terus memenjarakan lima patriot Kuba yang hanya mencari informasi untuk mencegah tindakan kelompok-kelompok teroris yang beroperasi melawan Kuba dari Amerika Serikat?

Kuba menghargai solidaritas yang telah diterimanya dari Majelis Umum (PBB) dalam perjuangannya melawan blokade danberbagai agresi yang selama lima dekade harus dilawan. Kuba menengaskan kembali keputusannya untuk mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan. Kuba menegaskan kembali kehendaknya untuk tetap berjuang, bersama dengan anggota-anggota Gerakan Non-Blok, dalam pertempuran untuk sebuah dunia yang lebih baik, dimana hak asasi semua orang atas keadilan dan pembangunan dihormati.

Akhir kata saya hendak menyerukan kembali kata-kata dari Komandan Revolusi Cuba, Kamrad Fidel Castro Ruz: "Dunia tanpa kelaparan adalah mungkin…. Sebuah dunia yang adil tidaklah mustahil. Sebuah dunia baru, yang sangat berhak didapatkan oleh spesies kita, adalah mungkin dan akan menjadi kenyataan."

Terimakasih banyak.


Diterjemahkan oleh Risna dan Zely (anggota PPRM)

No comments: