26/04/2008

Gugatan Lingkungan Hidup Jadi Ujian Buat Chevron

Kasus yang diajukan oleh kelompok penduduk asli Ekuador adalah salah satu gugatan lingkungan hidup terbesar terhadap suatu perusahaan minyak dan dapat menjadi suatu awalan. Chevron membantahnya sebagai 'omong kosong.'

Oleh Kelly Hearn | Koresponden The Cristian Science Monitor

dari edisi April 9, 2008

Lago Agrio, Ecuador - Di jalanan semerawut dalam kota hutan yang gerah ini, Emergildo Criollo menghabiskan waktu berhari-hari di dekat gerbang gedung pengadilan yang menyerupai mall bobrok.

Ia, katanya, sedang "vigilando" - mengamati.

"Kami menanti-nanti untuk mencari tahu kapan ia tiba," kata lelaki penduduk asli setengah baya yang dibesarkan dalam hutan hujan Amazon yang kaya akan minyak, terletak dekat perbatasan utara Ekuador dengan Kolombia.

Orang yang dinantikan oleh Mister Criollo dan kawan-kawannya adalah Richard Cabrera, seorang saksi ahli yang ditunjuk pengadilan minggu lalu, yang menyiram minyak ke dalam api gugatan lingkungan hidup yang diajukan oleh kelompok-kelompok penduduk asli Ekuador melawan Chevron-Texaco yang bermarkas di AS.

Mister Cabrera, seorang insinyur geologi berkebangsaan Ekuador, memberi rekomendasi kepada seorang hakim Ekuador hari Selasa lalu agar Chevron mengganti kerusakan lingkungan senilai $8 milyar hingga $16 milyar bila perusahaan tersebut kalah dalam kasus sengit yang bermula dari gugatan hukum di pengadilan New York pada 1993, yang memutuskan bahwa kasusnya harus diputuskan di Ekuador.

Kasus ekuador ini, yang oleh Chevron berulangkali ditolak dengan alasan tak layak naik meja hijau, merupakan salah satu gugatan lingkungan hidup terbesar terhadap suatu perusahaan minyak dan dapat meningkatkan resiko politik bagi perusahaan multinasional yang menambang hasil alam dari wilayah perawan dan terpencil serupa.

"Proses hukum (litigation) ini sangatlah penting" jelas Professor Robert Benson, profesor hukum emeritus dari Sekolah Hukum Loyola di Los Angeles. "Bila Chevron kalah dalam kasus ini, pastinya tercipta suatu contoh historik yang akan membuat perusahaan minyak berhati-hati."

Jaksa penuntut menyebut laporan tersebut sebagai suatu tolak ukur.

Texaco, yang dibeli oleh Chevron pada 2001, beroperasi sebagai mitra minoritas dalam usaha patungan minyak dengan perusahaan minyak negara Ekuador, Petroecuador, sejak 1970an hingga 1992, ketika Petroecuador mengambil kontrol penuh operasinya. Chevron sejak lama mengklaim bahwa Petroecuador bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan.

Tetap saja, para pengacara bagi jaksa penuntut - yang mengatakan bahwa Texaco membuang 18 milyar galon limbah beracun ke dalam lubang, sungai, dan kali yang tak diberikan penanda apa pun di sini - memuji laporan Cabrera sebagai tolak ukur.

"Menurut pertimbangan kami, laporan tersebut sangat positif," kata Pablo Fajardo, sang jaksa utama.

"Setelah tiga tahun laporan lingkungan "kata anu, kata itu" yang biayanya sangat besar, ini adalah validasi besar tentang besarnya kontaminasi sebagaimana diajukan oleh para jaksa," kata Aaron Marr Page, seorang pengacara yang bekerja dengan jaksa penuntut.

Tapi Chevron, yang sejak lama bersikukuh bahwa gugatan tersebut tidak memiliki bukti ilmiah yang kredibel dan bahwa Texaco dibebaskan dari tanggung jawabnya oleh pemerintah Ekuador beberapa tahun lalu setelah menjalankan kampanye pemulihan lingkungan sebesar $40 juta, menyerang laporan tersebut berikut penulisnya.

"Kami menilai laporan itu null dan kosong karena merupakan hasil proses iregular yang tidak sesuai dengan keputusan pengadilan," kata Ricardo Reis Veiga, penasehat pengelola Chevron Amerika Latin, dalam wawancara telepon.

Mr Veiga berkata bahwa pengacara Chevron tidak diberi kesempatan menginspeksi kualifikasi ahli-ahli teknis yang membantu Cabrera menulis laporan tersebut. Ia juga mengatakan bahwa Cabrera melangkahi mandat yudisialnya dengan begitu saja mengkonfirmasikan tiap kerusakan lingkungan yang berhubungan dengan petroleum sebagai pelanggaran hukum dan memberikan nilai moneternya - ini menurut Chevron merupakan tugas hakim.

Dalam sebuah pernyataan minggu lalu, Chevron mengatakan akan memohon Mahkamah Agung Lago Agrio untuk menolak laporan itu.

Veiga juga menuduh Cabrera berkolaborasi secara tak sah dengan para jaksa, mengatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki bukti, termasuk video, bahwa tim teknisnya menerima dukungan logistik dari sebuah kelompok bernama Front Pembela Amazon, sebuah kelompok sipil yang mendukung para jaksa dan yang akan menerima dan mencairkan tiap porsi pembayaran.

Nada politis gugatan hukum

Gugatan hukum tersebut telah bernada politis baik di AS dan Ekuador.

Presiden kiri Ekuador Rafael Correa, yang naik jabatan pada 2007 atas platform yang di antaranya menjanjikan renegosiasi kontrak perminyakan untuk keuntungan Ekuador, berkata bahwa kerusakan akibat perminyakan yang diduga disebabkan oleh Texaco jauh lebih besar dari 11-juta galon minyak yang ditumpahkan Exxon Valdez di pantai Alaska pada 1989.

Pada bulan Februari, Senator Barack Obama (Demokrat) dari Illinois dan Senator Patrick Leahy (D) dari Vermont mengirimkan surat kepada Perwakilan Dagang AS Rob Portman yang mendesaknya untuk mengabaikan kampanye terang-terangan oleh Chevron untuk menyingkirkan Ekuador dari negosiasi dagang hingga pemerintahan Ekuador membatalkan gugatan hukum tersebut. "Walaupun kami tidak memutuskan lebih awal hasil dari kasus itu, kami berkeyakinan bahwa 30.000 penduduk asli di Ekuador layak mendapatkan pengadilan tersebut," tulis para senator tersebut.

Belum jelas apa yang akan terjadi pada gugatan hukum yang semakin sengit ini.

Namun demikian sudah jelas adalah bahwa hutan hujan tersebut menanggung noda ekologis yang tak terhapuskan. Sungai-sungai di wilayah tersebut mengandung berbagai lapisan yang berkilauan dan rerumputannya ditutupi lumpur tebal berbau disel.

Penduduk sekitar yang termiskinkan dan diwawancarai dalam berita ini menderita berbagai penyakit yang mereka yakini disebabkan oleh kontaminasi minyak. Chevron telah membantah hubungan kausal antara penyakit tersebut dan operasi Texaco.

Para pengacara semakin mengincar kejahatan-kejahatan di negeri lain yang dilakukan oleh berbagai perusahaan minyak yang bermarkas di AS.

Pada 2005, dalam kasus Doe vs Unocal, perusahaan minyak yang bermarkas di Kalifornia itu menyetujui suatu kesepakatan setelah digugat berkolaborasi dengan personil militer Burma dalam menyiksa dan membunuh penduduk desa di Burma. Dalam kasus yang sedang ditunda, Bowoto vs Chevron, Chevron dituduh berkolaborasi dengan aparat Nigeria yang diduga membunuh penduduk asli yang menentang operasi perminyakan. Dan suku Achuar di Peru menggugat Petroleum Occidental atas tuduhan perusakan lingkungan dan kesehatan di wilayah utara Amazon Peru yang kaya minyak. Kasus tersebut, yang diajukan di pengadilan Kalifornia pada tahun lalu, juga dalam penundaan.

"Besarnya skala estimasi perusakan ini memberikan pesan kuat terhadap industri minyak dan industri tambang lainnya; jaman telah berubah," kata Simeon Tegel, juru bicara kelompok Amazon Watch yang bermarkas di Kalifornia, yang mendukung jaksa penuntut dalam kasus ini. "Mereka tidak dapat lagi berharap untuk lari setelah melakukan praktek lingkungan yang tak bertanggung jawab di Amazon atau di manapun di dunia berkembang dan dapat lolos begitu saja."


• Kelly Hearn melakukan perjalanan ke Ekuador berkat hibah dari Pulitzer Center on Crisis Reporting.

diterjemahkan dari:

Environmental lawsuit tests Chevron
The case filed by Ecuadorean indigenous groups is one of the largest
environmental suits against an oil firm and could set a precedent.
Chevron dismisses it as a 'charade.'

http://www.csmonitor.com/2008/0409/p06s01-woam.html$16 billion

No comments: