30/10/2005

Membangun Sosialisme di Venezuela

Interview dengan Marta Harnecker

Membangun Sosialisme di Venezuela
Rabu, 26 Oktober 2005


Oleh: Federico Fuentes - Green Left Weekly

Terakhir kalinya saya berbincang dengan penulis paling berpengaruh dalam Politik Amerika Latin Marta Harnecker adalah pada Pertemuan World Social Forum 2003, dimana kami berbincang mengenai “Perlawanan terpenting Anti Neoliberalisme didunia” yang berlangsung di Venezuela. Dua tahun kemudian, pada forum yang sama Presiden Venezuela Hugo Chavez untuk pertama kalinya di arena Internasional mengumumkan dukungannya bagi Sosialisme sebagai satu-satunya alternatif atas Kapitalisme

Harnecker saat ini tinggal di Venezuela, berusaha untuk menyokong pemerintahan semampu yang ia bisa termasuk bekerja sebagai penasihat Kementrian Partisipasi dan Pembangunan Sosial. Bertemu dengannya lagi, saya menanyakan pendapatnya mengenai komentar Chavez perihal keberadaan sosialisme sehubungan dengan perubahan yang terjadi di Venezuela dalam kurun waktu terakhir.

“Saya pikir anda dapat mengatakan bahwa tidak ada sesuatu hal baru yang terjadi setelah sosialisme dideklarasikan, karena deklarasi tidak lebih dari pemberian nama kepada banyak hal yang sudah terjadi dinegeri ini. Semua hal yang berlawanan dengan logika modal. Sebagai gantinya, hal-hal yang ada berdasar pada logika solidaritas kemanusiaan”

“Apa yang telah muncul dalam prakteknya membantu memperlihatkan kepada para pemimpin mengenai proses bahwa logika humanisme dan solidaritas yang mereka ajukan pada setiap tahapan akan bertentangan dengan logika kapital”

“Lihat Misi Sosial. Misi tersebut bukan misi sosialis, namun mereka hanya dapat dibayangkan dalam sebuah masyarakat yang ingin mengkonstruksi sesuatu yang berbeda dari kapitalisme karena mereka memperbolehkan setiap insan untuk berkembang, untuk menjadi subyek dalam proses ini dan menciptakan cara baru dalam memandang sebuah masyarakat”

Misi-misi Sosial –yang dimulai dengan Mission Barrio Adentro, perawatan kesehatan di perkampungan miskin Caracas- saat ini telah diperluas dengan bekerja sama dengan rakyat Venezuela yang secara tradisional berada diluar sistem pendikan melalui Mission Robinson (misi melek huruf), Mission Ribas (sekolah menengah) dan Mission Sucre (universitas). Misi lainnya telah dibentuk untuk mengatasi penderitaan masyarakat adat (Mission Guicapuro) dan perjuangan campesinos (petani) untuk tanah (Mission Zamora)

Harnecker menjelaskan bahwa “Salah satu misi terpenting adalah Mercal. Mercal adalah sesuatu hal yang berkebalikan dengan logika kapital. Merkal berupaya untuk memberi bahan pangan kepada rakyat dengan harga yang tidak ditentukan oleh hukum permintaan, tetapi lebih pada dibawah harga pasar” Produk-produk di outlet Merkal biasanya dijual dengan harga 40 persen dibawah harga pasar.

“Juga telah dicoba untuk mendirikan sebuah jaringan bagi produksi nasional dengan membeli melalui koperasi-koperasi. Satu dari problem koperasi adalah kompetisi yang mesti dihadapi dalam pasar kapital. Kompetisi ini diputus oleh pasar negara yang membeli produk bagi rakyat dan menawarkan kepada mereka dibawah harga pasar, dimana selama proses keseluruhan keuntungan bukanlah tujuan.


“Adalah menarik apabila kita melihat bagaimana gagasan Merkal berasal. Asalnya adalah dari kebutuhan akan kedaulatan pangan, yang muncul akibat dari pemogokan para bos di bulan Desember 2002” Harnecker mengatakan bahwa pemerintah pada saat itu melihat “betapa lemahnya pemerintah, semua bahan pangan berada dalam kekuasaan perusahaan privat sehingga perusahaan-perusahaan privat tersebut dapat mencekik proses melalui rasa lapar. Jadi pemerintah secara cepat melihat kebutuhan untuk memecahkan masalah ini.

Harnecker mencatat bahwa misi-misi tersebut “hanya mungkin dilakukan jika keluar dari tradisi (watak) warisan negara. Salah satu persoalan terbesar dari revolusi ini adalah aparat warisan negara dan kebiasaan-kebiasaan lama rakyat. Misi-misi sebagai salah satu jalan untuk melakukan sesuatu diluar negara dan memulai transformasi dari luar adalah sesuatu hal yang sangat sulit”

Demokrasi Partisipatoris

Bersamaan dengan upaya untuk mentransformasikan negara dan logika pasar kapital, revolusi Bolivarian telah berjuang untuk menggantikan yang disebut dengan Demokrasi Perwakilan yang telah ada selama 40 tahun sebelum pemilu 1998 yang memenangkan Chavez dan menggantikannya dengan demokrasi partisipatoris yang sesungguhnya dan demokrasi protagonis, dimana rakyat mulai merebut kuasa atas hidupnya, komunitasnya dan negaranya. Adalah dalam wilayah partisipasi rakyat, dimana Harnecker menghabiskan sebagian besar waktunya untuk belajar dan mendorong pengalaman-pengalaman baru dan prakarsa yang coba untuk mentransfer kekuatan pengambilan keputusan oleh rakyat. Bagi Harnecker, “Venezuela adalah sebuah negara yang memberi warga negaranya seluruh peluang yang paling memungkinkan bagi orang-orang untuk berpartisipasi”

Kami mendiskusikan pengalaman pemerintahan komunitas di Carabobo. Disana, dikotamadya Libertador, walikota telah bekerja dalam divisi parroquias (jemaat) kebeberapa sektor, dimana pemerintahan komunitas didirikan untuk mendesentralisasikan tugas-tugas dan sumber daya, seperti pengumpulan sampah dan perawatan serta pembayaran persediaan listrik. Semua tugas ini diambil oleh seluruh komunitas dengan sumber daya berasal dari dewan kota.

Pemerintahan Chavez juga mendorong pembentukan komite komunitas untuk mengatasi problem kesehatan, pendidikan, olah raga dan isu lainnya bekerja erat dengan misi-misi. The Comites de Salud (komite kesehatan) adalah salah satu contoh. Mereka bekerja sama dengan dokter-dokter Kuba dalam Misi Barrion Adentro, membantu melaksanakan sensus komunitas dan mendukung orang-orang yang sakit untuk mengunjungi dokter lokal dimana masih banyak warga yang pada waktu dulu tidak mampu untuk mengunjunginya.

Harnecker menjelaskan: “Banyak sekali pengalaman berbeda dengan nama yang berbeda tapi dengan satu tujuan”. Bersama dengan Mentri Partisipasi Rakyat dan Pengembangan Sosial, Harnecker bekerja untuk mendorong pembuatan dewan-dewan komunal. “Salah satu masalah yang kami hadapi disini adalah bahwa konstitusi baru telah menciptakan kondisi terbaik bagi bentuk partisipasi rakyat dengan rakyat sebagai pelaku utama, namun ide-ide tersebut tidak serta merta terimplementasi dengan baik.

Harnecker menyebutkan contoh Dewan Lokal Perencanaan Publik (CLPP’s) yang ada dalam konstitusi dan dikodifikasi dalam kebijakan hukum. CLPP ini bertujuan untuk membentuk sebuah dewan yang melibatkan walikota, anggota dewan kota yang terpilih, Ketua-ketua Juntas Parraquiales dan pimpinan-pimpinan komunitas yang terpilih dalam majelis warga. Idenya adalah bahwa komunitas akan mendapatkan 50% plus satu keanggotaan dari badan ini dan akan membantu untuk menentukan kemana sejumlah porsi tertentu dari budget dialokasikan. Dalam realitasnya ada banyak masalah untuk menerapkan ini dilapangan.

“Sebagai contoh”, lanjut Harnecker, “bagaimana kamu secara demokratis memilih perwakilan dari komunitas dalam sebuah majelis warga saat kita bicara mengenai wilayah geografis yang dihuni oleh ribuan atau sepuluh ribu rakyat? Tatkala masyarakat grassroot tidak terorganisir maka akan sangat sulit untuk orang-orang yang menyusun CLPP sebagai sebuah ekspresi rakyat agar sungguh-sungguh menjadi terwakili.

“Oleh sebab itu mengapa sungguh penting untuk membentuk dewan komunal dalam komunitas kecil yang terdiri dari 200-600 keluarga di wilayah urban dan jumlah yang lebih kecil lagi di wilayah rural. Juru bicara dewan-dewan ini harus merupakan perwakilan dari komunitas tersebut dalam CLPP. Para dewan harus membantu untuk memecahkan masalah pembubaran organisasi-organisasi yang ada dalam komunitas. Terdapat banyak organisasi-organisasi rakyat yang fokus pada sektornya sendiri-sendiri”.

Harnecker menjelaskan bahwa apa yang mereka usulkan dengan dewan komunal adalah “komunitas menempatkan sebuah organisasi atau ruang yang mengartikulasikan kebutuhan keseluruhan organisasi yang ada dalam komunitas dan membiarkan elaborasi dari rencana tunggal bagi komunitas termasuk kesehatan, pendidikan dan semuanya namun tetap dalam sebuah rencana tunggal saja”

Kepemimpinan

Melalui peningkatan partisipasi politik, Harnecker menjelaskan bahwa hal ini “akan membantu mengkonsolidasikan proses ditingkat akar rumput, majukan dan luaskan proses itu, menciptakan kekuatan yang lebih banyak yang akan membantu prosesnya.” Memfasilitasi partisipasi rakyat juga akan membantu menciptakan generasi baru para pemimpin karena “itu adalah dimana orang-orang akan memiliki hal-hal untuk diperbuat dan akan membuat mereka untuk memperlihatkan dalam praktek bahwa mereka mampu untuk memimpin prosesnya. Karena inilah mengapa saya bergairah dalam bekerja dengan konstruksi partisipasi rakyat di level akar rumput dengan gagasan dewan-dewan komunal, karena orang-orang ini dipilih berdasarkan kepemimpinan yang mereka perlihatkan dalam aktivitas sehari-hari”.

Ini adalah juga bagaimana Harnecker memandang bahwa proses peningkatan partisipasi politik rakyat Venezuela akan dapat mengatasi satu dari kelemahan terbesar –kekurangan akan instrumen politik. “Partai-partai yang berbeda dan kepemimpinan berbeda belum mampu mengintegrasikan dalam jalan yang riil, mereka terlampau khawatir mengenai kepentingan kelompok mereka sendiri dan ada masalah besar dalam MVR (Partainya Chavez, the Movement for a Fifth Republic), yang mencoba untuk memaksakan hegemoninya. MVR adalah partai ‘mayoritas’ yang tidak terlampau murah hati. Masalah tidak terlampau banyak dipucuk pimpinan yang memahami pentingnya memberi dan menciptakan ruang bagi sekutu mereka, namun karena banyak kelompok dalam MVR mereka mesti merespon setiap permintaan dari tiap kelompok dan dari situlah masalah muncul.

“Sesaat setelah referendum tampaknya UBEs (units for electoral battle), bentuk organisasi paling brilyan akan memperkenankan Chavez untuk memecahkan persoalan hubungan dengan rakyat dan bagaimana mengorganisasikan mereka. Pada saat itulah, FRONT POLITIK mungkin dapat diciptakan dari UBEs dimana orang-orang yang terlibat adalah orang yang benar-benar bekerja di akar rumput dengan perwakilan-perwakilan dari partai namun mayoritas datangnya justru dari orang-orang yang berasal dari grassroots. Sayangnya kondisi (sesungguhnya) tidak seperti itu, khususnya dari apa yang telah diberitahu kesaya mengenai diskusi-diskusi dalam MVR untuk menerima gagasan tersebut.

Harnecker memercayai bahwa “kecuali satu kejadian penting terjadi yang memaksa kekuatan (partai-partai tersebut) untuk menempatkan "kepentingan proses" diatas kepentingan-kepentingan lainnya... kedepan saya melihat prosesnya akan memakan waktu lebih lama untuk mengkonstruksi pemimpin-pemimpin, menumbuhkan para pemimpin melalui partisipasi rakyat. Dalam enam tahun, saya percaya bahwa kita akan memiliki sebuah generasi pemimpin yang akan membuat (baca:memaksa) mereka sendiri melewati proses partisipasi politik ini”

Saat ditanya apakah Revolusi Venezuela memiliki enam tahun untuk menyelesaikan permasalahan, Harnecker menjawab: “Apa yang Chavez lakukan adalah melihat pada mekanisme untuk mengganti defisiensi. Ia adalah konduktor yang paling jelas dari proses ini, proses ini bergantung banyak pada Chavez dan itulah kenapa ancaman pembunuhan adalah nyata. Bagaimanapun, dengan konduktor tersebut, dengan pedagogi rakyat dan dengan sebuah proses yang menghasilkan kesempatan bagi rakyat untuk berpartisipasi dan tumbuh, masalah-masalah ini dapat diatasi. Ini bukanlah proses dimana rakyat menunggu pemimpin untuk memberikan kado, ini adalah sebuah proses dimana rakyat sedang terbangun, sedang menegaskan diri mereka sendiri, sedang tumbuh berkembang sebagai masyarakat dan sedang membentuk diri mereka sendiri melalui misi-misi, melalui Alo Presidente (TV Program mingguan Chavez) dan melalui partisipasi sehari-hari.

Diterjemahkan oleh Ayala Zikhra

(diambil dari milis indomarxist)

No comments: