Richard Fidler, La Pa, diambil dari Kehidupan Kaum Kiri (Life
on the Left)
Penolakan
Washington membuat Presiden Venezuela Nicolas Maduro terbang ke Puerto Rico, 19
September, menarik sedikit perhatian media Amerika Utara dan Eropa
Namun, di
Amerika Latin sikap arogan ini menuai kemarahan. Ini mengingat penolakan 4
negeri Eropa pada 2 Juli lalu – Prancis, Italia, Spanyol dan Portugal –
melarang Evo Morales mendarat dan mengisi bahan bakar serta melewati wilayah
udara ke empat negeri tersebut, ketika Evo Morales hendak pulang setelah
perjalanan ke Moscow. Serangan tak terprediksi terhadap kedaulatan Bolivia ini,
jelas perintah dari Washington, dengan alasan yang keliru bahwa pesawat Morales
melindungi Edward Snowden.
Evo Morales
dengan cepat mengambil kepemimpinan di Amerika Latin untuk merespon insiden
terakhir yang melibatkan Presiden Venezuela, Maduro. Sedari awal, ia mengundang
semua Presiden di ALBA dan UNASUR [1] untuk memboikot sesi terakhir Dewan Umum PBB untuk memprotes “agresi” Amerika Serikat.
Meski demikian, pendiskusian dengan para pimpinan Amlat menghasilkan kesepakatan
bukan untuk menghadiri pertemuan PBB untuk mengajukan keberatan mereka. (Maduro
ditangguhkan dengan alasan adanya rencana pembunuhan atas dirinya jika ia pergi
ke New York, markas PBB)
Morales
juga mengajukan ke Presiden Amlat lainnya bahwa sebaiknya mereka
mempertimbangkan secara kolektif untuk mengucilkan Duta Besar Amerika Serikat
dari negeri mereka, seperti yang dilakukan Bolivia beberapa tahun sebelumnya
sebagai bentuk protes atas intervensi Amerika Serikat terhadap situasi dalam
negeri Bolivia. Dan ia mengajukan supaya mereka mendiskusikan kemungkinan
peluncuran pernyataan sikap internasional yang legal menentang Barack Obama
atas pelanggaran diplomasi dan hukum
internasional yang dilakukannya secara
berulang-ulang.
Dalam
pernyataannya yang ia tujukan kepaa PBB, 25 September lalu, Morales menyerukan
pengadilan rakyat dengan dukungan dari organisasi HAM internasional, untuk
megadili Obama atas pelanggaran HAM yang dilakukannya. Sebagai contoh adalah
tindak kriminal yang dilakukan Obama yang merupakan pelanggaran HAM, yaitu
pengeboman Libya, dan juga peristiwa di
Irak dan intervensi Amerika Serikat pada negera di dunia yang bertujuan untuk
menguasai “sumber alam yang ada”
Semenjak
kematian Hugo Chaves, di awal tahun ini, Morales telah meyatukan pimpinan
Amerika Latin yang mayoritas bersepakat
bahwa Amerika Serikat dan negeri-negeri imperialis lainnya telah
melakukan pelanggaran HAM dan sebagian
dari pimpinan Amlat juga bersepakat untuk menciptakan sebuah proyek berupa
kekuatan alternatif anti kapitalis dalam skala global dan kontinental.
Ia dengan
cepat melakukan pembajakan udara pada 2 Juli yang menjadi penggerak aksi anti
imperialis yang resmi dan populer. Segera setelah pertemuan mendadak beberapa
pimpinan Amlat pada awal bulan Juli lalu untuk memprotes insiden tersebut,
pemerintah Bolivia, bersama dengan organisasi sosial Bolivia membentuk kelompok
di Pacto de Unidad, guna mengorganisir peremuan rakyat internasional dalam
menentang imperialisme dan kolonialisme.
Pertemuan
itu diadakan di Cochabamba pada 31 Juli
– 2 Agustus, pertemuan tersebut dihadiri oleh 1200 orang yang mewakili 90
organisasi di Amerika Latin dan Eropa. Selama 3 hari pertemuan, sebuah
deklarasi formal disusun dan diperdebatkan, diamandemen dan dilengkapi dalam 6
workshop. 5 topik pendiskusian direncanakan” yaitu kedaulatan politik,
kedaulatan ekonomi, dekolonisasi dan anti imperialisme, HAM internasional,
Perjanjian dan Spionase. Di pertemuan awal, beberapa delegasi, termasuk
Venezuela, menambahkan topik ke enam, yaitu jaringan Komunikasi – Counter
Offensive.
Pada hari
terakhir, yait tgl 2 Agstus – tpatnya satu bulan setelah insiden 2 Juli – para
peserta bergabung dalam sebuah aksi reli yang masif dan aksi tersebut melewati
Cochabamba yang ditujukan bagi Evo Morales. Jumlah massa aksi berkisar hampir
satu juta.
“Kami harus
membentuk aliansi”, seru Morgales dalam aksi tersebut, “Kami harus menyatukan
gerakan sosial, partai politik, dan pemerintah amlat dan karibean yang anti
imperialis dengan kelompok yang sama di Eropa untuk memerdekakan diri kami dari
imperialisme Amerika Utara. Hari ini, 2 Agustus adalah hari Anti Imperialisme
...” Ia menyerukan pembangunan “sebuah gerakan dunia untuk kedaulatan dan
pembebasan rakyat”
Deklarasi final tersebut, dilengkapi dengan hasil workshop, yang
dibacakan saat aksi. Selain itu, banyak web site yang mempublikasikan dengan
baik keseluruhan resolusi yang diadopsi oleh hasil workshop. Tidak ada
terjemahan bahasa inggris yang tersedia untuk deklarasi tersebut. Di bawah ini
saya menerjemahkan sebagian besar deklarasi tersebut, bersamaan dengan
rangkuman beberapa bagian yang tercatat serta sejumlah tuntutan yang diadopsi
oleh workshop.
Dicantumkan
secara bersamaan, statemen ini menyediakan padnagnan terkait tema pokok dan
perspektif pokok kaum kiri dewasa ini khususnya di Amerika Latin.
Melawan Imperialisme dan Kolonisasi:
Enam Stratgi untuk Kedaulatan, Martabat dan Kehidupan Rakyat
Sebuah pertemuan
rakyat Amlat dan dunia anti imperialis dan anti kolonialis telah diadakan di
Bolivia sebagai bentuk perlawanan yang ditujukan sebagai protes atas kebisuan
suara pemberontakan rakyat yang berjuang untuk dunia lain yang lebih baik yang
mungkin dimana emansipasi manusia dan ibu bumi bisa terjadi
Oleh karena
itu, kami yang mengadakan pertemuan pada 31 Juli hingga 2 Agustus 2013
mendeklarasikan sebagai berikut:
Krisis Kapitalisme
baru – baru ini adalah krisis multi dimensi: sebuah krisis keuangan, krisis
produksi, iklam, pangan, energi, politik dan ideologi. Singkat kata, sebuah
krisis peradaban yang mengancam bukan hanya kehidupan kapitalisme,namun juga
kemanusiaan dan seluruh isi planet ini. meski demikian, menghadapi krisis ini
dan upaya untuk bertahan hidup dan memperkuat sistem ini, para pendukung
kapitalisme dan pemerintah pendukung imperialis mempromosikan privatisasi lebih
luas lagi, penghancuran bumi yang lebih luas dan penghancuran hak sosial rakyat
dan perampasan sumber alam.
Di tengah
krisis, perand dan kudeta dilakukan oleh kekuatan imperialis yang bertujuan
untuk membentuk pemerintah boneka dan merampas sumber alam strategis. Invasi ke
negara –negara dunia dan sabotase terhadap proses perubahan adalah respon
negeri imperialis atas kriss sistem kapitalisme yang kini sedang berlangsung.
Serangan
imperialis dimulai dengan intervensi NATO dalam upaya pecah belah di banyak negara sosalis dan bekas bagian negara Yugoslavia, dimana di tempat
tersebut diluncurkan sebuah strategi fragmentasi teritorial yang coba dilakukan
di Bolivia, Venezuela dan Ekuador.
Invasi
Afganistan dan Iraq adalah aspek lain dari periode bersejarah seperti bagaimana
imperialis menguasai sumber alam dan menerapkan seperangkat strategi
geopolitikyang bertujuan mempertahankan pola hubungan utara – Selatan dan
mencegah konsolidasi kekautan hubungan selatan-selatan.
Setelah
tahun 2008 dengan perintah Barack Obama, imperialisme telah mengambil jalan
serangan bersenjata (militer) dalam mengatasi krisis kapitalisme. Libya menjadi
korban perama dan sekarang fokus serangan ke Syria dan Iran dengan kerumitan
PBB, yang memiliki dewan Pangan yang secara virtual dilanggar oleh Amerika
Serikat, Inggris dan Prancis.
Kekuatan militer
transnasional Amerika Serikat disebut NATO. Konsep strategi baru membuat planet
ini mejadi sebuah teater global untuk pengoperasiannya. Amerika Latin sekarang
menjumpai dirinya terancam oleh permintaan Colombia supaya menjadi rekan
kooperatif NATO.
Manifestasi
lain dari serangan global imperialisme adalah bentuk pelanggaran terhadap
konvensi dan perjanjian internasional yang disusun seetelah Perang Dunia II.
Semenjak serangan invasi ke Iraq,
Amerika Serikat dan Sekutunya di Eropa di NATO membuatnya semakin jelas bahwa
kepentingan geo politik mereka dalam merampas sumber alam dunia melangkahi peraturan internasional yang ada.
Salah satu
pelanggaran yang terbaru adalah menculik Presien Evo Morales pada 2 Juli lalu,
saat 4 negeri Eropa melanggar haknya
untuk mengisi bahan bakar dan menggunakan ruang di udara, membahayakan
hidupnya. Jelas itu terjadi sebelum dan
setelah 2 Juli, 2013. Juga tidak kebetulan
bahwa satu-satunya negara yang
memungkinkan pendaratan adalah Austria,
yang bukan anggota NATO.
Serangan
kapitalis dunia diekspresikan di Amerika latin dengan pembukaan pembukaan lebih
banyak basis militer di basis benua kita: implementasi Rencana Colombia,
Inisiatif Merida, [2] Inisiatif Andean [3] dan Inisiatif Basin Karibean [4];
kudeta yang gagal dan kalah dalam melawan Chavez di Venezuela (2002, Morales di
Bolivia (2008) dan Rafael Correa di Ekuador (2010); kudeta militer melawan
Manuel Zelaya di Honduras (2009) dan
aktivasi armada kapal ke emat (untuk mengkontrol lautan samudra melalui kemungkinan
penyebaran yang cepat).
Kekalahan
berikutnya atas Area Perdagangan Bebas Benua Amerika (FTAA) di Mar del Plata
pada tahun 2005, imperialisme telah kembali dipersenjatai secara politik dan
ekonomi, dalam mempromosikan Aliansi Pasifik sebagai sebuah blok pendukung
negara perdagangan bebas yang ditujukan untuk melawan proses integrasi
di kawasan
secara politik, ekonomi dan ideologis, hal ini ditujukan khususnya untuk mengonfigurasi
ulang keseimbangan kekuatan secara geopolitik dan bertindak sebagai kounter
untuk mengembangkan pengaruh ALBA, dari pada memperkuat UNASUR dan CELAC.
Aliansi Pasifik mewakili sebuah upaya untuk mereplikasi model neokolonial FTAA.
Imperialisme
dan kolonialisme menggunakan media sebagai alat paling penting untuk
mengacaukan rakyat kita dan untuk merusak dukungan sosial terhadap pemerintahan
progresif kita. Mereka juga membangun jaringan teknologi mutakhir sebagai
bagian dari intervensi imperialisme AS terhadap negara kita.
Guna
melawan konteks yang sangat sulit ini, gerakan dan rakyat seluruh dunia mesti
bersatu di Cochabamba untuk menyepakati melawan imperialisme dan kolonialisme
dengan mengimplementasikan 6 strategi untuk kedaulatan dan martabat dan
kehidupan rakyat kita.
[Berikut ini adalah ke enam strategi yang telah dirangkum – RF]
STRATEGI 1
MEMPERKUAT KEDAULATAN RAKYAT DUNIA
DENGAN MELAWAN KEKUATAN IMPERIAL DAN DOMINASI INSTRUMEN MILITERISTIK SEPERTI
NATO
Kata
pengantar di bagian ini mengisahkan pembentukan NATO pada tahun 1949 sebagai
aliansi dasar imperialis selama Perang Dingin dan digunakan semenjak kejatuhan
Uni Soviet sebagai sebuauh instrumen Ameerika Serikat dan negeri imperialis
lainnya untuk menguasai geopolitik dan ekonomi dunia dan untuk menjaga
kelangsungan kapitalisme.
Dokumen ini
menyerukan kepada rakyat dan negeri-negeri Selatan supaya memobilisasi oposisi
terhadap NATO dan aliansi imperialis lainnya dan untuk melawan invasi terhadap
negara yang berdaulat dan perampasan sumber alam. “Tanpa nasionalisasi sumber
alam, tidak akan pernah ada kedaulatan”. Dan dokumen tersebut menyerukan pembentukan
penelitian terhadap Neo- kudetaisme dan
intervensi militer Amerika Serikat dan sayap bersenjatanya, NATO.”
Di tengah
upaya tersebut, dokumen ini merekomendasikan untuk membebaskan rakyat dunia
dari kolonialisme an menyerukan supaya ada kampanye berkelanjutan melawan
blokade Amerika Serikat terhadap Kuba dan revolusinya, “sebuah revolusi rakyat
dunia” dan untuk kembalinya Malvinaas ke Argentina. Dan dokumen ini menyerukan
pula supaya ada mobilisasi internasional untuk memodifikasi komposisi Dewan
Keamanan PBB dan “mendemokratiskannya” dengan meningkatkan perwakilan negara
berkembang di dewan keamanan.
Workshop
terkait topik ini mengadopsi sejumlah proposal yang belum termasuk dalam teks
terakhir. Diantaranya:
-
Menjadikan
2 Juli sebagai hari internasional melawan imperialisme, untuk mewakili
emansipasi rakyat dan khususnya negeri plurinasional Bolivia, dan menolak
serangan terhadap Presiden Evo Morales;
-
Mengadakan
pertemuan ke dua anti imperialis, anti kapitalis
dan anti kolonialis untuk kedaulatan rakyat dan keamanan HAM di Venezuela pada
5 Maret 2014, sebagai bentuk penghormatan terhadap mendiang Hugo Chavez.
-
Berpartisipasi
dalam Festival Mahasiswa dan Kaum Muda di Quito, Ekuador, pada 7 – 13 Desember 2013.
STRATEGI 2
ALIANSI DAN MOBILISASI RAKYAT UNTUK
MENCEGAH RESTORASI NEOLIBERALISME DAN FTAA
Bagian ini
khusus bicara tentang Aliansi Pasifik sebagai instrumen untuk merestorasi privatisasi layanan jasa dan pembangunan
sumber alam berdasarkan pada perjanjian perdagangan bebas dan investasi ,
sebuah upaya untuk menciptakan kembali area perdagangan bebas di kawasan benua
Amerika dan untuk melawan upaya terhadap unifikasi dan penyatuan politik di
Amerika Latin seperti ALBA, MERCOSUR, UNASUR dan CELAC.
Di tengah
upaya khusus tersebut, dokumen ini menawarkan “promosi dan pengakuan model
pembangunan yang mendefinisikan kedaulatan oleh rakyat dunia berbasiskan
solidaritas, komplementaritas, vivir bien dan harmoni dengan ibu bumi...”
dokumen ini menyerukan adanya “proyek ekonomi alternatif yang mengakui,
menghargai dan memperkuat komunitas, warga pribumi dan struktur keturunan
rakyat kita dan mempromosikan sosialisme, sebuah perekonomian yang berbeda dari
kapitalisme.”
Model
kapitalisme, katanya, seharusnya dilawan dengan membangun kelompok sosialis,
“berdasarkan kepemilikan sosial dan pengakuan terhadap pluralisme, ekonomi
sosial komunitarian dan negeri.”Dokumen ini memerlukan dukungan negara untuk
sebuah sektor yang produktif berbasiskan usaha kecil dan mikro dan sebuah
ekonomi sosial yang kooperatif dan
berbasiskan solidaritas” – yang semuanya, katanya, adalah pencipta
pekerjaan – bersamaan dengan “usaha negara untuk kedaulatan dan martabat rakyat
dan demokratisasi kesejahteraan.
Untuk
melawan “konsumerisme dan komersialisasi,” hal ini merupakan suatu yang
fundamental untuk mengkonsumsi produk kita sendiri dan makanan yang sehat dan
aman milik kita sendiri”
Terkait
kedaulatan tekhnologi, statemen ini mengucapkan, melibatkan pembangunan
pengetahuan dan inovasi dalam kerangka dialog antara primumi komunal kuno dan
pengetahuan petani dan pembelajaran serta tekhnologi modern.
Dokumen ini
mendesak dukungan bagi rakyat Bolivia yang terkurung di sebuah pulau dan sedang berjuang untuk merebut akses Pasifik
yang hilang di Chile dalam sebuauh
perang Pasifik tahun 1870an. Ini bisa menjadi hasil terbaik yang bisa dicapai
melalui pembentukan sebuah Komite Trinational Terkoordinasi Rakyat antara
Bolivia, Peru dan Chile yang bisa mengamankan tuntutan ini dalam konteks
keadilan dan solidaritas.
Akhirnya,
statmen ini menyerukan pembagunan “sebuah instrumen aksi politik gerakan sosial
untuk mendiskusikan aksi dalam mempertahankan pemerintahan yang meluaskan
pilihan progresif bagi Amerika Latin dan dukungan bagi perjuangan revolusi
lainnya.”
Workshop terkait topik inii mengadopsi sejumlah
proposal yang belum masuk dalam deklarasi final, diantaranya:
-
Untuk
memecahkan permasalahan tanah dan untuk mengakui hak petani pribumi untuk
mengatur tanah mereka sendiri,proses pembangunan reformasi agraria yang komprehensif adalah kunci untuk menjamin
kedaulatan pangan. Penjualan tanah harus dilarang, dan fungsi ekonomi tanah
harus diakui.
-
Kedaulatan
moneter. Kolonisasi juga merupakan hasil dari kebijakan moneter, yang menguatkan
dollar. Pengamanan Sucre sebagai mata uang regional kita dan aksi integrasi
moneter, membuat mata uang Sucre kita menjadi mata uang umum.
-
Penguatan
Bank Selatan sehingga bisa membiayai usaha untuk mencapai kedaulatan pangan,
membebaskan kita dari ketergantungan pupuk transgenik dan mencegah Monsanto
menginvasi teritori kita.
-
Membentuk
parlemen ALBA
-
Menciptakan
sebah koordinasi kontenental rakyat antara peru, Chile dan Bolivia untuk
membantu meningkatkan akses Bolivia terhadap laut.
STRATEGI 3
DEKOLONISASI DAN ANTI IMPERIALISME
“Tak
mungkin berbicara pembebasan nasional dan pemulihan kedaulatan ekonomi dan
politik,” ucap preambule statemen bagian ini, “tanpa menempatkan kebutuhan
untuk membangun sebuah visi alternatif
dari kapitalisme yang mengekang, ekstravis dan penjarah.” Ini
membutuhkan “penguatan keberaaman dan interkulturisme untuk mencapai sebuah
kedaulatan berpikir dan kesadaran, pemulihan pengetahuan turun menurun rakyat
kita.”
Berikut
adalah beberapa langkah spesifik yang diusulkan untuk mendorong dekolonisasi
dan kekuatan anti imperalisme :
-
Pelibatan
yang lebih besar gerakan sosial anti kapitalis dan anti imperialis dalam
aliansi internasional dan dewan formal dan informal
-
Pembangunan
dewan konstituante di semua negeri – negeri Amerika latin seperti di benua
lainnya untuk mendirikan negeri plurinasional dan model yang jelas ada di
Bolivia dan Ekuador;
-
Menciptakan
gerakan sosial media di Amerika latin dengan pusat di Bolivia, untuk melaporkan
beragam pengalaman juang mereka
-
Menyelenggarakan
pertemuan tahunan internasional anti imperialis dan anti kolonial, pada 28 Juli
untuk memperingati hari kelahiran Hugo Chaves; dan
-
Menciptakan
sebuah universitas rakyat ALBA untuk “mendekolonisasi struktur pendidikan,
institusional dan mental dan membangun proyek Amerika Latin kita sendiri dan
program yang mampu membangun wilayah regional dengan kedaulatannya sendiri,
martabat, kesetaraan dan identitasnya.”
Seksi ini
juga menyerukan tuntutan bahwa imperialisme harus membayar utang ekologinya’ mendukung
proses perdamaian di Kolombia, mendukung kemerdekaan Puerto Rico. Workshop
terkait topik ini menambahkan seruan pencabutan Munustah [5]dari Haiti.
STRATEGI 4
PENGUATAN HAK ASASI MANUSIA DAN HAK BUMI
DARI SUDUT PANDANG RAKYAT
“Hak asasi
manusia dari perspektif imperialisme adalah sebuah alat konsolidasi model
masyarakat yang individualistik, privasi, hirarki dan yang mana pasar
mengontrol dan mendominasi seluruh rakyat kita.” Hal ini merupakan permukaan
yang ditetaskan dalam pertemuan Komisi HAM antar Benua Amerika (IAHCR) dan
dalam badan internasional lainnya. “Namun, aksi internasional yang dilakukan baru-baru ini untuk melawan
Evo Morales tidak hanya sebuah pelanggaran
hukum internasional oleh negara, mereka juga mendemonstrasikan dekadensi masyarakat
Eropa.”
Visi baru
hak asasi manusia mestinya merefleksikan pemikiran gerakan sosial dan negara
harus akuntabel terhadap gerakan ini sebagai bentuk latihan terkait hak – hak
ini. Hak asasi manusia harus didasarkan pada kriteria anti imperilis dan
penghargaan terhadap budaya kita dan juga kepada identitas prbumi dan keturunan
Afro. Visi baru Hak Asasi Manusia harus didasarkan pada tiga pilar: pengakuan
universal atas hak bumu; pengakuan efektif terhadap hak individu dan kolektif rakyat’ dan penekanan
penuh terhadap hak ekonomi, sosial,
budaya dan lingkungan.
Dalam lingkup
aksi yang spesifik, statemen ini menyerukan agar ada sebuah diskusi Deklarasi
Hak Bumi secara universal, pemulihan kosmovisi hak kaum aborigin sebagai basis
memperadabkan horizon vivir bien; penciptaan sebuah organ gerakan sosial antar
benua yang paralel dengan PBB; promosi dan penguatan layanan dasar sebagai
sebuah hak asasi manusia; dan “Menggaris bawahi pentingnya hak asasi perempuan
dan kebutuhan perjuangan untuk memrantas femicide di wilayah kita.”
Dan
statemen ini menyerukan akhir yang segera dan tidak terkondisikan dari
perekonomian yang tidak manusiawi, komerisal dan blokade keuangan terhadap
Kuba dan juga menyerukan pemisahan dari
daftar sponsor negara atas terorisme internasional; pembebasan 4 pahlawan Kuba
yang secara tidak adil ditahan di AS; dan lampiran definitif
Workshop
terkait topik ini menambahkan seruan tentang kemerdekaan Puerto Rico.
STRATEGI 5
PERJUANGAN MELAWAN SPIONASE DAN
INTERVENSI, UNTUK MEMBEBASKAN RAKYAT DARI DOMINASI TEROR IMPERIALIS
The introduction to this section analogizes the
US counteroffensive in Latin America to “low-intensity warfare.” In addition to
the “international espionage” of the CIA, well-documented in many countries,
the recent revelations of Edward Snowden have shed light on the extensive
global network of digital spying “in violation of the privacy and sovereignty
of the progressive countries.”
Pengantar
pada seksi ini menganalogikan serangan AS ke Amerika Latin untuk “perang
intensitas rendah”. Dengan tambahan
“Spionase Internasional” CIA, yang terdokumentasikan dengan baik di banyak
negara, ilham terbaru dari Edward Snowden telah membuka soal mata – mata
digital di jaringan global yang luas yang merupakan bentuk pelanggaran atas privasi
dan kedaulatan di negeri – negeri progresif. “
Untuk
memerangi spionase imperialis, deklarasi ini merekomendasikan aksi berikut,
untuk memperkuat kedaulatan negara dan rakyat:
-
Penciptaaan
infrastruktur ALBA yang tepat bisa menjadi sebuah jaringan internet yang
independen dan alternatif , berjaringan dengan negeri Amerika dan Karibean
melalui tekhnologi optik fiber;
-
Konstruksi
peradaban Amerika Latin dan intelejen militer dan pusat intelejen tandingan
sebagai bagian dari Doktrin Pertahanan ALBA, yang bisa melatih kaum
revolusioner melawan spionase imperialis; dan
-
Pencapaian
kedaulatan komputer dengan menasionalisasi dan membangun kontrol nasional.
Pelatihan terkait topik ini juga
menyerukan adanya monitoring LSM asing di negeri- negeri selatan, untuk
meyakinkan bahwa mereka tidak melayani imperialisme dalam aktivitas mereka.
STRATEGI 6
UNTUK MELAWAN KOLONIALISME,
DISINFORMASI, KONTROL RAKYAT TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI
Mayoritas media swasta di Amerika Latin mencatat preambul, yang berseteru
dengan posisi pemerintah yang anti imperialis, anti kolonialis dan anti
kapitalis. Mereka bekerja secara konstan untuk menciptakan kerusuhan sosial. Sebagai
contoh adanya kudeta media yang terjadi di Venezuela menentang Hugo Chavez pada
tahun 2002, media secara sistematis kampanye media menjadi oposisi dalam proses
perubahan yang sedang dipimpin oleh Evo Morales..., dan media oposisi dan
oposisi politik di Ekuador terhadap Rafael Correa”, yang menginisiasi legislasi
untuk mengacaukan kediktatoran media swasta di negera itu.
Ada
kebutuhan besar, kata isi deklarasi ini, untuk mempromosikan sebuah sistem
komunikasi yang independen melalui pembanugnan media komuntas alternatif ,
menggunakan jaringan komunikasi rakyat. Berikut adalah beberapa langkah yang
diputuskan:
-
Meluaskan
TeleSUR dan penyiaran jaringan Radio del Sur sepanjang Amerika Latin dan
Karibean;
-
Membangun dan
memperkuat jaringan komunikasi rakyat (radio, televisi, jaringan media sosial)
yang berkolaborasi dengan gerakan sosial dan media komunikasi yang sudah ada;
dan
-
Membangun
akses kepada negara dan jaringan satelit media komunitas yang “mengintegrasikan
stasiun televisi dan radio milik beragam gerakan sosial di negara kita, siaran
tersebut isinya berkaitan dengan perjuangan pembebasan rakyat kita dan
mempromosikan model komunikasi yang
kontennya berbasa asli/pribumi
Workshop
tentang topik ini mengusulkan tambahan
tentang proposal strategis dalam pertemuan dunia tentang komunikasi pribumi,
yang akan diadakan pada 13 – 17 Oktober di Oaxaca, Meksiko.
PENGUATAN
POTENSI EMANSIPASI RAKYAT.
Di akhir seksi ini terdapat catatan “ warisan dari revolusi Kuba, “yang
membuka jalan bagi semua pemerintahan rakyat hari ini dan pembela mayoritas
sosial”. Dan seksi ini mengakui “
warisan chavismo yang membolehkan pembangunan proyek politik integrasi Amerika
Latin dengan sosialisme sebagai horizonnya,’ menambahkan bahwa ini merupakan
sebuah sosialisme komunitarian yang lahir dari rakyat kita sendiri – kaum
pribumi dan pekerja – yang memiliki ingatan panjang dan kebijaksanaan yang menegaskan
kembali kepada kita tidak hanya tentang kebutuhan namun juga kemungkinan nyata
untuk mengkonstruksi sebuah aturan sosial di luar logika kapital”
“Amerika
Latin mengalami salah satu siklus yang paling luar biasa dalam sejarahnya,”
ucap deklarasi tersebut.
“Rakyat
Abya Yala [6], dalam kedua posisi mereka sebagai eklas dan sebagai rakyat
pribumi campesino, telah bangkit dan bergerak menuju kemerdekaan penuhnya.
Kemungkinan mereka mencapai emansipasinya, lebh dari 500 tahun setelah invasi
Eropa dan 200 tahun setelah menjadi negara merdeka, tidak pernah sebelumnya
hadir dengan kekuatan yang sekarang ini dimiliki : sebuah kebangkitan dalam
derajat organisasi dan kesadaran rakyat, pemerintah dan pemimpin revolusioner dan
progresif dengan dimensi historis yang besar, dan munculnya inisiatif penyatuan
dan integrasi Amerika Latin.”
Namun
sebagai tambahan ke permasalahan struktural, yang secara sederhana merupakan
residu kolonialisme lama, yang adalah tantangan lain dalam melawan problem
kolonialisme baru. Salah satunya adalah kebutuhan untuk memulihkan kontrol
rakyat atas sumber alam. Lainnya adalah kebutuhan lebih jauh lagi atas “relasi
kolaborasi, kooperasi dan solidaritas dan kelengkapan antara rakyat dan
negara.” Dan masih yang lainnya, adalah untuk “membangun tekhnologi untuk
merubah matrik produktif kita tampa mempengaruhi ibu bumi:”
Untuk memperkuat emansipasi
rakyat, statemen tersebut mengatakan, bahwa harus ada solidaritas permanen di
antara mereka, mengekspresikan tindakan konkret dalam melawan semua bentuk
penindasan dan dominas; menghargai hak menentukan nasib sendiri rakyat ,
kedaulatan nasional dan kedaulatan rakyat, dll. untuk membangun sebuah
masyarakat yang lebih inklusif, lebih partisipatif, lebih demokratik, lebih
lengkap dan lebih bersolidaritas – salah satunya dengan membolehkan kita untuk
hidup secara harmonis dengan ibu bumi.
[1] ALBA, the Alianza Bolivariana para los
Pueblos de Nuestra América; UNASUR, the Unión Suramericana de Naciones.
[2] The Mérida
Initiative (juga
disebut Rencana Meksiko oleh kritik) adalah sebuah kesepakatan kerjasama
keamanan antara AS dan pemerintah Meksiko dan negeri di Amerika Tengah dengan
deklarasi yang bertujuan memerangi ancaman perdagangan obat-obatan terlarang ,
kriminal transnasional yang terorganisir dan pencucian uang. Meliputi
pelatihan, perlengkapan dan intelejen. (Wikipedia,http://en.wikipedia.org/wiki/M%C3%A9rida_Initiative)
[3] The Andean Counterdrug Initiative (ACI) adalah sebuah program yang dioperasikan
dalam departemen negeri AS yang bertanggung jawab mendukung inisiatif anti
obat-obatan terlarang di Kolombua dan negeri Amerika Selatan lainnya. ACI
mengembangkan legislasi kontroversial, Rencana Kolombia, yang mendukung perang
obat-obatan terlarang di Amerika Selatan. Program ini
bertujuan untuk membasmi koka dan
mendorong petani lokal untuk menanam tanaman alternatif. Tetapi
untuk semua uang yang telah
dihabiskan untuk membendung
aliran obat-obatan terlarang ke
Amerika Serikat dari Amerika Selatan, menghasilkan sedikit kemajuan dalam mencapai tujuan. (http://tinyurl.com/ks6qb6nhttp://tinyurl.com/ks6qb6n )
[4] The
Caribbean Basin Initiative (CBI) was a unilateral and temporary United States
program initiated by the 1983 “Caribbean Basin Economic Recovery Act” (CBERA).
The CBI came into effect on January 1, 1984 and aimed to provide several tariff
and trade benefits to many Central American and Caribbean countries. It arose
in the context of a U.S. desire to respond with aid and trade to leftist
movements that were active in some countries of the region, such as the guerrillas
in El Salvador and the Sandinista government in Nicaragua. Provisions in the
CBERA prevented the U.S. from extending preferences to CBI countries that it
judged to be under the influence of Communists or that had expropriated
American property. (Wikipedia, http://tinyurl.com/k6h58ez)
[5] Misi
stabilitas PBB di Haiti (MINUSTAH) disatukan dalam misi “menjaga perdamaian
dunia” PBB (kekuatan okupasi) di Haiti yang telah beroperasi semenjak tahun
2004, mengikuti penggulingan oleh Prancis, pemerintahan terpilih Kanada dan AS
dikepalai oleh Jean – Bertrand Aristide. Komponen militer dalam misi ini
dipimpin oleh Tentara Brazil dan komandan kekuatan ini adalah Brazil. Kekuatan
ini terdiri atas 8940 personel militer (termasuk sebuah kontinen kecil dari
Bolivia) dan 3711 polisi.
[6] Abya Yala adalah nama yang digunakan oleh
banyak warga pribumi merujuk benua Amerika jauh sebelum kedatangan Columbus.
Diposting oleh Bolivia Rising pada hari Sabtu
No comments:
Post a Comment