Kami tidak butuh Piala Dunia, Kami butuh pendidikan, kesehatan dan Respek |
Wawancara dengan João Machado
Selasa, 27 Juni 2013, oleh João Machado
Wawancara ini dilakukan oleh Juan Tortosa dari
Jurnal Solidarites Swiss pada 23 Juni 2013.
Pertanyaan tambahan disampaikan pada 27 Juni
2013.
Dari Eropa, aksi protes/demonstrasi ini sulit dipahami, karena selain dari harga
transportasi publik yang bertambah tinggi, bukankah saat ini situasi ekonomi dan sosial di Brazil dalam kondisi pembangunan penuh?
Bagaimana menurut anda? Apakah ini merupakan manifestasi dari kelas menengah
yang tidak merasa terwakili?
Kebenarannya adalah gagasan bahwa telah
terjadi sebuah situasi ekonomi dan sosial di Brazil yang sedang dalam
pengembangan penuh adalah salah. Pemerintah federal mencoba untuk
mengabaikan gagasan ini dan ini berada
dalam kepentingan borjuasi nasional (beserta media massanya) untuk mengabaikan
gagasan itu tapi itu tidak benar.
Benar bahwa di bawah pemerintah Lula, ada
perkembangan yang lebih tinggi dalam hal ekonomi dibandingkan di bawah
pemerintah FHC. Namun kita melihat ini dalam konteks historis Brazil atau jika
kita membuat perbandingan dengan seluruh dunia, perkembangan Brazil sangat
sedang-sedang saja. Rata-rata pertumbuhan dalam 10 tahun terakhir ini rata-rata
lebih sedikit di Amerika Latin, pertumbuhannya lebih sedikit dibandingkan
pertumbuhan negara-negara berkembang.
Jika kita mencoba istilah yang lebih luas,
yang lebih sesuai dengan hipotesa”pembangunan”, evaluasi nya adalah masih salah.
Dalam 10 tahun terakhir, Brazil telah mengalami kemunduran dari sudut pandang
industri – terdapat proses deindustrialisasi- dan semua itu dari sudut
pandang relasi ekonomi. Brazil menjadi eksportir komoditi, dan telah
mengekspor lebih sedikit produksi industri dibanding 20 tahun terakhir. Pada
tingkat tersebut, ketergantungannya dengan pihak luar mengalami peningkatan.
Tetapi persoalan-persoalan dari sudut pandang
ekonomi masih panjang. Dalam beberapa bulan terakhir proses inflasi
diperbarui – terbatas, tetapi bisa dilihat jelas (sekitar 6% di tahun yang
diharapkan). Di waktu yang sama, terdapat deorientasi keseimbangan perdagangan
(dijelaskan, sebagian oleh over – evaluasi kenyataan - mata uang Brazil yang
jatuh atas nama kontrol inflasi). Pertumbuhan yang lemah, dengan inflasi dan
deteriorentasi keseimbangan perdagangan adalah sebuah kombinasi lingkungan yang
membatasi banyak margin manuver pemerintah. Dan karena pemerintah sangatlah
konservatif dari sudut pandang ekonomi, apa yang coba dilakukan lebih pada
kontrol pengeluaran publik dan memberi insentif pada kapital – dengan, sampai
sekarang, menghasilkan hasil yang sangat sedikit.
Muncul sebuah isu yang
dengannya aku lebih bersepakat. Jelas bahwa mobilisasi tidak hanya menjelaskan,situasi ekonomi sekarang yang
relatif buruk (meski harga transportasi publik sangat tinggi yang kemudian
menghancurkan daya beli masyarakat). Kemarahan melawan represi demonstrasi,
dukungan untuk hak supaya didemonstrasikan, seperti yang aku sebutkan tadi,
adalah hal yang sangat penting. Dan itu juga penting untuk pertanyaan yang
diberikan, aku tidak akan memunculkan pernyataan seperti “kelas menengah merasa
tidak terwakili”, tetapi lebih pada hilangnya legitimasi sistem politik
umum. Sebagian besar penduduk merasa bahwa partai mayoritas memiliki kebijakan
yang sangat serupa (yang telah diekspresikan secara jelas, sebagai contoh,dengan
pelaksanaan yang jelas serupa dan umum dari kedua politisi yang langsung
bertanggung jawab atas isu transportasi publik di Sao Paulo, Mayor Fernando
Haddad, dari PT dan Gubernur Geraldo Alckmin, dari PSDB). Benar bahwa
pemerintah Federal telah mendapat dukungan mayoritas rakyat pada tahun-tahun
terakhir ini dan khususnya dalam Pemilu. Akan tetapi ada survey yang
memublikasikan bahwa sebelum memulai mobilisasi, mereka mencatat telah
terjadi penurunan dukungan yang signifikan pada pemerintah federal. Dan sektor
yang mendukung pemerintah setidaknya sektor yang mendapat upah sedang yang merupakan bagian
dari proletariat, tentu saja). Pemerintah memiliki dukungan lebih besar dari
mereka yang mendapatkan upah sedang, diantaranya kaum miskin, sektor yang
disebut para analis sebagai “sub-proletariat”. Tetapi bahkan bagian dari sektor itu turut memberontak – memulai inisiatif menghancurkan toko-toko dan
Bank, membakar mobil – dan yang tentu saja merasa dieksploitasi dan ditindas.
Sektor sosial mana yang mendominasi ekonomi?
Apakah pertumbuhan ekonomi Brazil menguntungkan masyarakat keseluruhan?
Perekonomian Brazil didominasi oleh sebuah
aliansi antara kapital finansial, kapital industri besar dan agro bisnis
(borjuasi besar rural), di semua kasus baik nasional dan asing, dengan beberapa
kontradiksi diantara mereka. Bagi kapital industri, sebagai contoh, kebijakan
over – evaluasi dari masalah yang
diciptakan oleh kenyataan, karena sulit untuk bersaing dengan produk impor.
Tetapi kapital ini menerima kerangka umum neoliberal dari kebijakan ekonomi pemerintah,
yang tidak memiliki banyak margin untuk menekan perubahan dalam kebijakan.
Pertumbuhan ekonomi Brazil dalam tahun – tahun
terakhir ini- yang ada, meski sangat sedikit signifikansinya diklaim oleh
propaganda pemerintah dan pujian yang mereka terima dari borjuasi internasional
– telah menguntungkan kapital finansial utama dan agro bisnis. Tetapi sesuatu
telah didistribusikan juga kepada kelompok miskin masyarakat, terutama dengan
peningkatan bantuan sosial (pada level ini yang paling terkenal adalah program
“Bolsa Familia) dan juga dengan adanya peningkatan signifikan jumlah upah
minimum (yang juga memiliki implikasi bagi mereka yang menerima pensiun, yang
dihitung dari indeks upah minimum). Itu adalah alasan besar adanya dukungan
yang lebih besar bagi pemerintah federal di tengah kelompok miskin.
Terlebih lagi, meski situasi pendidikan publik
tidak dalam kondisi baik, pemerintah Federal memiliki universitas federal
publik dan sebuah kebijakan beasiswa dan kebijakan memprivatisasi pendidikan universitas.
Penerima upah sedang dan mereka yang menerima
upah lebih tinggi telah kalah, khususnya pekerja publik. Ini lah salah satu
alasan mengapa mereka tidak bisa diklasifikasikan sebagai kelompok rata-rata
(ini termasuk bagian dari proletariat, termasuk pekerja) yang memiliki lebih
banyak opini negatif tentang pemerintah.
Sektor seperti petani dan kaum pribumi (yang
tidak seberapa di Brazil) juga kalah
segera setelah pemerintah lebih memilih agro bisnis dan bukan para
petani agrikultur. Pemerintah Federal telah mengijinkan sebuah genosida nyata
kaum pribumi – dimana banyak pembunuhan kaum pribumi yang dilakukan oleh para
pemilik tanah dan Pemerintah Federal bahkan memberikan toleransi kepada para
pemilik tanah pedesaan (agro bisnis) sebagai bagian penting aliansi politik
yang menjamin “kemampuan pemerintah”
Keseimbangan macam apa yang anda buat dalam
kekuasaan PT?
Saya percaya bahwa mungkin untuk merangkum
garis yang diikuti oleh pemerintah PT sebagai berikut: memberikan sesuatu untuk
“mereka yang di bawah”, tanpa menimbulkan gesekan dengan
kelas dominan, yang implikasinya tidak membuat perubahan fundamental terhadap
arah dalam kebijakan neoliberal yang didukung oleh kelas-kelas tersebut. Ini
adalah orientasi konservatif yang fundamental.
Situasi ekonomi dewasa ini, dengan pertumbuhan ekonomi seperti sekarang,
sebenarnya cukup untuk memberikan sesuatu kepada mereka yang di bawah tanpa
mengambil apapun dari atas dan kekuatan Lula, PT dan organisasi yang
dipimpinnya mampu memenuhi tuntutan buruh dan kaum tertindas lainnya dalam
masyarakat. Lula tampaknya dipercaya dan PT tampaknya cukup bisa diyakinkan
olehnya untuk memerintah (lebih atau sedikit) untuk semua, menggantikan
perjuangan kelas dengan negosiasi (terutama dengan mereka yang berada di kelas
atas) dan kontrol (untuk mereka yang berada di bawah, saat negosiasi tidak
cukup).
Terkadang – seperti awal terjadinya sebuah
peristiwa – kelompokitu melemah dengan sendirinya. Pada akhirnya, Pemerintah PT
tidak bisa menghapus kontrakdiksi kekerasan di masyarakat Brazil, pemerintah
juga tidak bisa menghapus ketergantungan dengan imperialisme maupun kontradiksi
kapitalisme. dan kontrol terhadap bagian dari PT serta aliansi mereka, dan
organisasi yang berkaitan langsung dengan mereka, kontrol terhadap tuntutan
dari bawah tidak bisa diredam terus menerus.
Kelompok ini telah melemahkan buruh dan
gerakan rakyat – yang akan menyisakan kasus bagi setidaknya selama beberapa
tahun sampai mereka bisa diorganisasikan. Kepada PT yang tampaknya sampai sekarang
merupakan pihak kedua, karena PT bersandar pada kekuatan elektoral meluaskan aliansi luas dengan sayap kanan yang ikut membentuknya.
Ada beberapa aspek kelompokpemerintah lainnya
yang sangat negatif. Salah satunya yang seharusnya ditekankan adalah isu lingkungan, yang
ditekankan kembali oleh aliansi dengan sektor agro bisnis. Yang lainnya adalah
pembukaan ruang bagi sayap kanan fundamentalisme agama, juga ditekankan kembali
tentang pentingnya memiliki aparatur pelaksana hal tersebut dalam aliansi.
Kapan dan bagaimana protes ini lahir? Apa saja
tuntutannya?
tuntutan yang muncul di
belakang mobilisasi ini adalah untuk melawan kenaikan harga transportasi urban dari 3.00 Real Brazil menjadi 3,20 Real Brazil. Demonstrasi pertama terjadi
pada tgl 6 Juni. Ada dua demonstrasi atau lebih, semuanya berkembang, tetapi tidak
luar biasa, beberapa mencapai ribuan orang.
Pada 13 Juni 2013, terjadi
demonstrasi yang lebih besar, kurang lebih sekitar 15.000 orang dan pada saat
inilah represi pihak kepolisian lebih besar dibanding demonstrasi sebelumnya.
Lebih dari 250 orang ditahan, dan beberapa diantaranya terluka oleh peluru
karet ataupun tongkat polisi. Beberapa
wartawan ditahan atau dipukul. Seorang fotografer dari seorang jurnalis terluka
oleh peluru karet di matanya yang
kemudian meluas.
Dari sinilah perkembangan demonstrasi semakin
meluas di Sao Paulo dan gerakan rakyat menjadi gerakan nasional. Dan
demonstrasi berikutnya di Sao Paolo pada tgl 17 Juni muncul dengan tuntutan
pembatalan peningkatan harga transportasi daerah, porosnya adalah protes
melawan kekerasan polisi.
Antara 13 Juni
dan 17 Juni 2013, terdapat gelombang besar simpati bagi demonstrasi, dan
rasa sosial yang kuat melawan kekerasan aparat kepolisian dan hak untuk berdemonstrasi.
Pada saat yang sama, terdapat perubahan sikap dari media massa besar, yang
beralih dari sikap permusuhan terbuka terhadap “Ketidakrealistisan” tuntutan
demonstrasi menjadi semacam simpati tertentu (meski masih saja, kenaikan harga
transportasi kecil dan seterusnya), dan dari atribusi polisi militer melalui
responsnya yang berlebihan. Pemerintah
memutuskan merubah posisi dan menangguhkan represi.
Rasa solidaritas terhadap demonstrasi –
demonstrasi sebelumnya, penolakan terhadap kekerasan aparat kepolisian, sikap
yang lebih menguntungkan dari mediamassa yang menyukai ledakan demonstrasi dan
gerakan yang kemudian berkembang menjadi skala nasional (media telah
mengkalkulasi bahwa demonstrasi ini terjadi di lebih dari 400 kota), dan pada
saat yang sama, slogan pun meluas. Seperti yang telah aku katakan, protes
melawan represi menjadi fokus dari motivasi gerakan; berbarengan dengan slogan
terkait transportasi, slogan yabng paling umum adalah que coincidencia, sin
policía no hay violencia” (“Sungguh kebetulan, tanpa polisi tidak ada
kekerasan”), (selama demonstrasi, hingga akhir, berlangsung damai).
Pada demonstrasi hari Senin, 17 Juni, subyek
penting lainnya adalah protes melawan biaya Piala Dunia dan Piala Konfederasi
yang terlampau tinggi. Banyak slogan bermunculan seperti “Aku tidak mau bola,
aku mau sekolah” yang merupakan sajak di Portugis. Dengan cara yang sama,
adapula slogan tentang kesehatan dan pendidikan yang lebih penting dari sepak
bola. Banyak juga slogan melawan homophobia, sebuah subyek yang menyebabkan
banyak mobilisasi protes melawan sayap kanan agama dalam beberapa bulan
terakhir (terjadi sebuah mobilisasi besar terkait opini publik melawan draft
Undang – Undang yang memperlakukan homoseksualitas sebagai penyakit, yang
dipertahankan oleh sayap kanan agama).
Pada saat yang sama, slogan melawan korupsi
juga bermunculan. Slogan tersebut sesuai dengan apa yang dirasakan rakyat, tapi
juga sesuai dengan kelompok pers sayap kanan. Majalah terbesar di Brazil, dan
merupakan majalah sayap kanan, “Veja”, memiliki cover majalah pada akhir Minggu
15 – 16 Juni yang mengatakan “Pemberontakan Kaum Muda – setelah isu biaya
transportasi, sekarang saatnya isu korupsi dan kriminalitas”. Pers lainnya
tidak melangkah jauh untuk mendorong kaum muda melawan kriminalitas (maksudnya
supaya lebih banyak polisi), tetapi juga menekankan isu korupsi. Artinya. Pada
saat yang sama, demonstrasi ini menjadi sangat luas (pada hari Senin, 17 Juni
demonstrasi di banyak Ibu kota negara dan banyak kota, melibatkan 100 ribu orang
di Sau Paulo dan lebih dari 100 ribu orang di Rio de Janeiro menurut media
massa) secara nasional, mereka juga mulai menunjukkan lebih banyak kontradiksi
dan keberagaman yang signifikan.
Apakah
ada kemiripan dengan mobilisasi yang sedang meningkat di negeri-negeri lain?
pastinya banyak kemiripan antara protes di Brazil dan gerakan di negeri lain. Semuanya adalah gerakan kaum muda (tentu saja di Brazil semenjak 17 Juni menjadi lebih menampilkan keberadaan kaum muda), mereka semua menggunakan FB dan media sosial lainnya. Ada sebuah rasa marah atas ketidak adilkan yang merupakan motivasi terbesar dari gerakan tersebut. Namun, secara alamiah, banyak kekhususan di Brazil – sebagai contoh, aku tidak percaya bahwa di negeri lain ada gerakan kemarahan yang harus menghadapi pemerintah yang terdiri dari sebuah partai yang memiliki sejarah seperti PT. Adalah hal yang mungkin pula di Brazil dimana kami menemukan lebih banyak jaringan sosial “non tradisional” dan organisasi rakyat dengan beberapa tipe dibanding negeri lain.
pastinya banyak kemiripan antara protes di Brazil dan gerakan di negeri lain. Semuanya adalah gerakan kaum muda (tentu saja di Brazil semenjak 17 Juni menjadi lebih menampilkan keberadaan kaum muda), mereka semua menggunakan FB dan media sosial lainnya. Ada sebuah rasa marah atas ketidak adilkan yang merupakan motivasi terbesar dari gerakan tersebut. Namun, secara alamiah, banyak kekhususan di Brazil – sebagai contoh, aku tidak percaya bahwa di negeri lain ada gerakan kemarahan yang harus menghadapi pemerintah yang terdiri dari sebuah partai yang memiliki sejarah seperti PT. Adalah hal yang mungkin pula di Brazil dimana kami menemukan lebih banyak jaringan sosial “non tradisional” dan organisasi rakyat dengan beberapa tipe dibanding negeri lain.
Sektor
sosial mana yang memulai mobilisasi? Apakah bentuk perjuangan mereka dan bentuk organisasinya?
Pada awal gerakan melawan peningkatan harga
transportasi publik di Sao Paolo, adalah Movimento Passe Livre yang menuntut
transportasi publik gratis. Ini adalah gerakan yang muncul sejak tahun 2005 dan
telah melakukan banyak mobilisasi, tetapi tidak pernah meluas seperti
sekarang. Gerakan mereka ini adalah gerakan yang mendefinisikan dirinya sebagai
non – partisan dan anti hirarki, horizontal tetapi tidak anti partai. Umumnya,
kelompok ini selalu memiliki hubungan yang baik dengan partai yang lebih ke
kiri, seperti PSOL dan PSTU. Pada kenyataannya PSOL dan PSTU mendukung
mobilisasi dari tgl 6 Juni 2013, bekerja sama dengan MPL dan juga beberapa
sektor PT yang terlibat. Organisasi kaum muda dekat dengan PSOL (dimana anggota
muda PSOL adalah anggota aktif) memiliki partisipasi yang penting. Dari awal
sektor anarkis sudah berpartisipasi.
Basis sosial MPL utamanya adalah kaum muda
kelompok menengah (seperti anggota MPL sendiri). Tidak perlu diragukan lagi
bahwa ini adalah gerakan kiri dan umumnya lebih kiri dibanding PT.
Setelah 13 Juni, banyak gerakan dan organisasi
lain telah bekerja sama dalam mobilisasi dan telah berpartisipasi dalam pertemuan
– pertemuan. Di Sao Paolo, ada MTST (Moviemiento de los Trabajadores Sin Techo
–Gerakan Pekerja Tanpa Atap) dan Periferia Activa, kedua gerakan ini
mengorganisir penduduk di kota sekitar. Juga melibatkan sektor gerakan LGBT,
perempuan dan kaum muda. Pemerintah kiri (sektor dari PT dan PC do B) juga
mulai berpartisipasi. Partisipasi kaum anarkis mulai meluas. Sebaliknya,
kelompok sayap kanan jauh mulai berpartisipasi untuk merubah fokus gerakan.
Di kota-kota lain, sektor serupa telah
menyerukan demonstrasi: kelompok yang memperjuangkan transportasi gratis atau
melawan kenaikan harga (MPL tidak muncul di seluruh negeri; di berbagai kota
ada gerakan-gerakan yang serupa), yang bekerja sama dengan partai kiri.
Di banyak kota ada Komite Piala Rakyat, yang
telah selama lebih dari 2 tahun mengorganisir mobilisasi penting melawan tidak
hanya biaya Piala Dunia yang sangat tinggi, tetapi juga melawan kekerasan
terhadap hak warga yang tersingkir dari kerja terkait Piala Dunia, melawan
pengecualian legislasi untuk Piala DUna (Tuntutan terhadap FIFA) dan
seterusnya. Di banyak Kota, komite – komite ini telah (dan terus memiliki)
sebuah partisipasi penting dalam menyerukan demonstrasi. Pada kenyataannya,
demonstrasi yang paling banyak di represi oleh aparat polisi adalah mobilisasi
yang berdekatan dengan tempat Piala Konfederasi. Namun , Minggu lalu lebih
banyak orang melakukan protes di luar tempat Piala Konfederasi bermain, di
banding di dalam tempat Piala Konfederasi.
Seperti pada hari Senin, 17 Juni, sebaliknya,
pertemuan demonstrasi semakin berlipat, melalui FB dan media sosial lainnya,
banyak melampaui kapasitas organisasi yang disebutkan di atas. Mayoritas
peserta dalam gerakan berasal dari kaum muda di kalangan medengan (termasuk,
kaum muda penerima upah), tetapi aksi itu kemudian meluas hingga ke kelompok
usia lain dan kelompok sosial lainnya – khususnya kelompok yang lebih miskin di
sekitar kota – kota besar.
Relasi
seperti apa yang dimiliki gerakan sekarang dan gerakan sosial lainnya: kaum tak
bertanah, gelandangan, dan seterusnya? Apakah ada artikulasi antara gerakan
sosial dan sektor lainya?
Seperti yang aku jelaskan di pertanyaan
sebelumnya, ada partisipasi penting dari gerakan kaum gelandangan, gerakan kaum
muda, gerakan penduduk sekitar, dan Komite Piala Rakyat. Di beberapa kota MST
juga mendukung demonstrasi, bahkan mereka adalah bagian dari demonstrasi
penduduk Urban. Sebaliknya, tidak ada hubungan atau tidak ada hubungan baik
antara mobilisasi sekarang dan gerakan buruh yang terorganisir. Kami bisa
katakan bahwa partisipasi kelas pekerja sebagai sebuah kelas tidak nyata,
bahkan meski CUT (dan juga serikat lain yang aku percaya) telah mulai mendukung
demonstrasi ini secara formal. Aku percaya bahwa hal yang paling penting dan
sulit bagi ini adalah – yang memiliki pengaruh luas, relasi antara gerakan yang
diekspresikan dalam demonstrasi dan MST- adalah di bawha kontrol CUT oleh
pemerintah federal dan kedekatan yang berlebihan MST dengan pemerintah yang
sama. Irama gerakan sangat natural melawan pemerintah federal (juga termasuk
melawan pemerintah di level negara dan kotamadya secara umum).
Bagi
Eropa hal ini dilihat sebagai hal yang membingungkan di negara tempat dimana
rakyat pecinta sepakbola dimobilisasi melalui pendekatan Piala Dunia, yang
menuntut lebih sedikit sepak bola dan lebih banyak investasi di sektor lainnya
(seperti pendidikan, kesehatan dan seterusnya). Bisakah kau menjelaskan ini?
Pada realitanya, juga bagi kami, rakyat
Brazil, adalah salah satu alasan bagi kejutan atas luasnya demonstrasi ini.
tetapi ini bukan hal yang sulit untuk menemukan penjelasan. Piala Konfederasi
(dan hal yang sama masih lebih banyak berlaku bagi Piala Dunia) diselenggarakan
dengan sedikti rakyat bisa berpartisipasi. Tiketnya terlalu mahal. Terlebih lagi,
dan lebih penting dari itu, seluruh proses organisasi yang disebut “ Even
Megah” (Piala Dunia, Olimpik Game, Piala Konfederasi) adalah sebuah skandal,
dan menyerang rasa keadilan rakyat. Biayanya sangat tinggi, keuntungan
perusahaannya sangat besar, tuntutan FIFA –sebuah badan darurat- adalah absurd.
Sebuah bagian penduduk menderita di tengah perhelatan ini.
Lebih dari dua tahun, kerja dilakukan oleh
organisasi rakyat, membuat kelompok berupa Komite Piala Rakyat, menyerukan
perhatian atas keabsurdan kebijakan “Even Megah”. Aku percaya bahwa, dari pada
berakting sebagai seorang yang mengurangi mobilisasi, Piala Konfederasi benar –
benar memaksa mereka. Rasa keadilan, kemarahan melawan ketidakadilan terhadap
rakyat disuarakan lebih keras dari rasa cinta terhadap sepak bola.
Apa
respon pemerintah terhadap tuntutan gerakan tersebut? apakah ada kontradiksi
dalam aparatus negara?
Pemerintah, atau sebut saja, pemerintah yang
berbeda dari partai yang berbeda, di seluruh negeri, berteriak atas isu biaya
transportasi yang naik. Pada isu tersebut, gerakan ini memunculkan kemenangan
yang jelas dan cepat.
Sebagai tambahan, presiden Brazil, Dilma, berpidato
pada hari Jumat, 21 Juni berjanji “mendengarkan suara dari jalanan”, mengatakan
bahwa “ia tidak akan mentoleransi keributan” (dan akan menjamin keamanan bagi
berlangsungnya Piala Konfederasi) sambil menawarkan “Perjanjian nasional untuk
layanan publik”. Ia tidak memberikan
perubahan arah politik; ia mengatakan bahwa ia akan melakukan hal yang sama
dengan lebih efisien dan lebih berkoordinasi dengan Gubernur Negara Bagian dan
Kotamadya. Pidato itu terlalu awal untuk disampaikan tanpa tahu dampak yang
bakal terjadi, tetapi untuk sesaat, pidato tersebut tidak merubah situasi.
Mobilisasi terus berlanjut dan mobilisasi yang lebih besar kemudian terjadi
sesuai dengan yang diprediksikan.
Lebih banyak kemiripan dibanding perbedaan
terkait respon dari pemerintah yang berbeda dari partai yang berbeda, PT dan
aliansinya, dan oposisi kanan. Aku tidak percaya kami bisa, untuk sesaat,
berbicara bahwa ada kontradiksi antara aparatus negara.
Apa
hubungan antara gerakan ini dengan gerakan kiri? Apakah gerakan ini non
politis? Apakah menurut anda gerakan ini telah disusupi oleh sayap kanan?
Aku telah memberikan beberapa elemen sebagai
bagian dari jawabanku atas pertanyaan ini.
Gerakan ini memiliki tendensi non partisan yang jelas (bahwa ada
ketidakpercayaan yang besar berkaitan dengan partai), meski aku tidak
menyebutnya sebagai sepenuhnya non – politis.
Tendensi awal dari gerakan ini sangat jelas ke
kiri: slogan biaya transportasi gratis (atau pencabutan kenaikan harga) jelas
kiri. Subyek gerakan lain, seperti kritik terhadap biaya Piala Dunia yang
tinggi, mempertahankan biaya kesehatan dan pendidikan yang baik, juga kiri, seperti
slogan anti homophobia contohnya.
Sebaliknya, dari demonstrasi hari Kamis, 13
Juni di Sao Paolo, saat demonstrasi itu menjadi semakin jelas akan menjadi
gerakan besar, kelompok kanan – termasuk kelompok ekstrim kanan – mulai
mengintervensi gerakan melalui media massa dan muncul langsung dalam
demonstrasi.
Pada hari Kamis, 20 Juni, di beberapa kota,
terutama di Sao Paulo dan Rio de Janeiro, dimana ada demonstrasi besar,
kehadiran kelompok kanan secara agresif, dengan kolaborasi bersama polisi, meraih
kemenangan sebagian, mengusir rakyat yang membawa bendera partai atau gerakan
dari demonstrasi. Di Sao Paulo, yang dimulai dengan perlawanan terhadap bendera
PT, tetapi kemudian meluas ke bendera partai atau gerakan lain. Dan kemudian
berkembang dengan serangan terhadap rakyat yang berpakaian merah.
Agresi tersebut merefleksikan perasaan
ketidakpercayaan spontan terhadap partai, yang hadir karena dua alasan berbeda:
hilangnya harga diri institusi partai (termasuk rakyat yang mendukung
pemerintah tetapi tidak memiliki pandangan positif terhadap partai yang
membentuk pemerintah) dan seperti yang terlihat, dengan beberapa alasan,
seperti oportunisme partai kiri, yang dengan membawa banner raksasa dan
menempatkan banner tersebut di barisan massa aksi yang memberikan gambaran
bahwa massa aksi mayoritas seperti mendukung mereka. terlebih lagi, rasa itu
sangat ditekankan lagi oleh media massa borjuasi, yang mencari penekanan “semua
harus disatukan di bawah bendera Brazil”
Aku benar-benar tidak percaya bahwa gerakan
ini disusupi oleh kelompok kanan ataukah tidak. Yang ada adalah kebingungan
besar tentang arah dan slogan. Ini sangat penting untuk mengindikasikan,
sedangkan, sampai sekarang apa yang dipenuhi secara konkret – pencabutan
kenaikan harga biaya transpor di seluruh negeri – telah menjadi kemenangan
kiri.
Menarik untuk meneliti bahwa pengumuman
pencabutan kenaikan harga transportasi ini di Sao Paolo dan Rio de Janeiro dan
beberapa kota lainnya, telah dilakukan pada Rabu, 19 Juni (kota- kota lainnya
telah melakukannya sebelumnya). Demonstrasi tgl 20 Juni di beberapa kota
tersebut, telah diserukan, dan dipertahankan sebagai “sebuah peringatan”.
Perasaan menang meluaskan demonstrasi (media mencatat lebih dari 300 ribu
rakyat Rio de Janeiro contohnya) tetapi di waktu yang sama, tidak ada slogan
penyatuan.
Sebuah pertanyaan kuncinya adalah bagian
signifikan dari rakyat adalah dengan pengalaman mobilisasi secara masif, rakyat
mencapai kemenangan dan mereka menyukainya.
Bisa jadi mereka lelah, tetapi aku tidak percaya bahwa itu bisa
dipulihkan oleh kelompok kanan.
Problem apa yang ditimbulkan oleh gerakan ini
bagi PT?
Situasi PT sangat sulit, setidaknya saat- saat
ini. Tidak bisa diragukan lagi bahwa partai ini telah kehilangan pengaruhnya dengan
adanya mobilisasi ini. Utamanya, satu hal baik dari diskursus tahun-tahun terakhir
ini telah digarisbawahi : tidak bisa terus menerus disampaikan bahwa ada sebuah
proses pembangunan di Brazil dan rakyat puas. Dan salah satu dari orientasi
sentral ini, kebijakan “Evet Megah” , telah gagal sepenuhnya. Piala
Konfederasi, yang memunculkan sebuah kesempatan untuk meningkatkan harga diri,
telah menghasilkan kejatuhan yang luar biasa.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, PT
menghadapi mobilisasi massa yang sangat besar. Dari awal kemunculan pemerintah
Lula – sudah siap dengan program pensiun yang sangat konservatif (Previdencia) –
PT bahkan harus berurusan dengan pemogokan dan mobilisasi yang menentang
pemerintah. Seringkali aksi itu dinegosiasikan, mengandalkan kolaborasi dengan
mayoritas pimpinan serikat buruh, di lain waktu harus melakukan represi
terhadap aksi-aksi tersebut. Tetapi bahkan mobilisasi terbesar melawan
pemerintah – mobilisasi melawan kebijakan reformasi pensiun – tidak bisa dibandingkan
dengan jumlah besar mobilisasi yang ada dewasa ini.
Hal itu berakibat pada, ketidakpuasan mendalam
di dalam tubuh PT. Sebelum hari Kamis, 20 Juni, Presiden Partai PT, Rui Falcão,
membuat seruan kepada para aktivis di dalam PT untuk berpartisipasi dalam
demonstrasi dengan membawa bendera PT. Hasilnya adalah bencana: hal itu dilihat
oleh para demonstran sebagai provokasi, itu adalah salah satu yang memfasilitasi kelompok
kanan untuk mengusir aktivis dengan bendera
partai dan gerakan.
Kecenderungan yang dominan di PT sekarang, dan terutama
sektor-sektor yang mendukung PT dari sebuah posisi yang lebih ke keiri, seperti
MST dalam tahun-tahun terakhir, telah menyerukan persatuan dengan semua kelompok
kiri (yang, dengan oposisi kirinya terhadap pemerintah PT), untuk berdiri
bersama “melawan sayap kanan”. Tetapi ini sangat kontradiktif dengan fakta
bahwa pemerintah PT tidak menunjukkan sedikitpun pembukaan, dan perubahan arah.
Mereka mempertahankan garis yang sama yang mengakibatkan (dan terus menjadi
penyebab) munculnya demonstrasi. Ini adalah bukti bahwa oposisi dari kiri
terhadap pemerintah PT tidak bisa menerima sebuah aliansi berbasiskan hal
tersebut.
Dan permasalahan apa yang ditimbulkan oleh
gerakan bagi kaum kiri radikal? Tantangan apa yang muncul dalam menghadapai mobilisasi saat
ini, sehingga demonstrasi ini tidak kunjung reda?
Pertanyaan pertama adalah bagaimana
mendapatkan pemahaman yang baik atas apa yang terjadi. Kelompok kiri radikal
juga terkejut dengan munculnya mobilisasi yang besar ini, dan kompleksitas
perjuangan yang kemudian terjadi antara kelompok kiri dan kanan dalam
demonstrasi tersebut. Kami sedang maju, aku yakin, berdasarkan pemahamanku atas
situasi ini.
Pertanyaan ke dua, adalah hubungan dengan PT
dan partai yang di bawah mereka, seperti PC do B dan pertanyaannya persatuan
kiri macam apa yang dicari. Ada sebuah tekanan dari sektor – sektor ini dalam
hal “persatuan kaum kiri”. Kemudian sebuah perdebatan dalam sektor-sektor yang
berbeda di antara kelompok kiri, tetapi aku yakin bahwa tendensi ini sudah
jelas dan benar: kita tidak bisa membuat aliansi apapun dengan sektor manapun
yang mempertahankan (meski merupakan pertahanan kritis) pemerintah PT.
Persatuan antar kelompok kiri yang harus kita
cari adalah persatuan dengan sektor-sektor yang beroposisi dengan pemerintah PT
(dan, tentu saja, yang beroposisi dengan pemerintah sayap kanan yang merupakan
oposisi pemerintah federal). Mereka diantaranya, termasuk kaum anarkis, sektor gerakan dan
non partai, seperti MPL Sao Paulo.
Dalam kerangka itulah, sebuah jebakan mestinya
dihindari yaitu perdebatan atas bendera partai. semua partai memiliki hak untuk
memiliki dan membawa benderanya – teapi perlu juga menemukan cara terbaik untuk
mengkombinasikan pertahanan legitimasi atas partisipasi aktivis partai dalam
mobilisasi, tanpa memberikan kesan (dan
di banyak kasus merupakan kesan yang berat) ingin muncul sebagai pimpinan
gerakan dan tanpa rasa hormat memberi gagasan bahwa semua demonstrasi itu
mendukung partai tersebut. Ada beberapa simbol partai lainnya yang lebih bisa
diterima, seperti, contohnya, kaos partai.
Perselisihan utamanya bukan tentang “merek”
suatu partai, tetapi arah politik gerakan, tergantung pada tuntutan dan slogan.
Dengan itu kita melewati tantangan lainnya, yaitu bagaimana mencari (bersama
dengan semua sektor yang memaksa gerakan) tuntutan terbaik dan slogan yang maju
sekarang. Di sini, beberapa gagasan yang lebih jelas mulai muncul. Isu transportasi
urban – untuk mendapatkan transportasi gratis, atau mungkin transportasi gratis
untuk kaum muda atau slogan lainnya, isu kualitas transportasi tersebut –
berlanjut sebagai poros yang penting.
Minggu ini, dua isu lain harus diprioritaskan:
protes melawan Piala Konfederasi (dan secara umum merupakan “even akbar), dan perjuangan
melawan draft hukum yang memasukkan homoseksual sebagai penyakit yang diajukan
oleh sayap fundamentalis agama kanan. Terjadi sebuah demonstrasi besar di Sao
Paolo terkait kasus tersebut (Jumat, 21 Juni 2013), dengan lebih dari 10 ribu
rakyat turun ke jalan, dan itu adalah subyek yang memiliki keberadaan besar
atas banyaknya manifestasi luas. Subyek perdebatan itu terjadi di Gedung
Parlemen, dan banyak perselisihan yang mulai menunjukkan posisi sebagai oposisi.
Kemenangan jangka pendek sepertinya
mungkin.
Akhirnya, tantangan terberat adalah
perselisihan dengan kaum kanan (khususnya dalam media massa besar) dan dengan
kelompok ekstrim kanan. Sebuah jalan untuk menangani perselisihan tersebut
tepatnya adalah bagaimana menyerukan demonstrasi dengan tuntutan dan slogan
yang jelas, dimana para demonstran akan memiliki kecenderungan natural ke
kelompok kiri, dan kelompok kanan dan kelompok kanan jauh akan – jika mereka
berpartisipasi – akan terisolasi. Persatuan kiri non pemerintah adalah cara
lain untuk menghadapi kelompok kanan. Dan sebagai tambahan, perlu rasanya untuk
lebih peduli pada aspek organisasional, seperti perlindungan kaum demonstran dari berbagai provokasi.
Bagaimana anda mendefinisikan situasi politik
di Brazil sekarang?
Ada sinyal bahwa kebijakan PT telah mengikuti –
memberi sesuatu kepada “mereka yang di bawah”, tanpa bergesekan dengan kelas dominan – telah menjerumuskan diri sendiri. PT, tanpa
perlu diragukan lagi, telah mendapat dampak dari demonstrasi tersebut, seperti
partai-partai lainnya yang beraliansi ke PT (seperti PMDB, Gubernur Rio de
Janeiro, Sergio Cabral, sangat terserang oleh para demonstran) atau
menentangnya (seperti PSDB, Gubernur Sao Paolo), yang juga terkena dampaknya.
Aku tidak percaya bahwa ada kemungkinan “kudeta
dari sayap kanan”, seperti yang dimunculkan PT. Sayap kanan tidak memiliki
alasan untuk melakukan kudeta: pemerintah PT tidak bisa menjadi pemerintah dari
impiannya sendiri, tetapi pemerintah PT telah berfungsi dengan baik. Dalam krisis
ini, partai sayap kanan telah berlaku serupa dengan PT. Kepentingan sayap kanan
adalah bagaimana mengambil untung dari krisis ini untuk menjatuhkan PT (bicara
banyak – melalui media massa- tentang korupsi, mencoba membuatnya seakan-akan
problem korupsi adalah problem di tingkat pemerintah federal bukan di level
negara) dan mencoba menjadi tampak lebih baik untuk pemilu berikutnya.
Tidak jelas dimana gerakan akan beranjak, tidak
juga kemana gerakan akan meluas dan bagaimana ia mewakili sebuah perubahan
dalam korelasi antar kekuatan. Kami memiliki indikasi bahwa gerakan memiliki
kekuatan untuk terus maju, bisa memenangkan lebih banyak kemenangan, tetapi
tidak tampak mungkin bahwa kemenangan itu akan mengarah ke perubahan yang lebih
fundamental oleh dirinya sendiri. Isu kuncinya adalah pembatasan diri: meski kekalahan legitimasi
sistem politik begitu kuat, gerakan tidak menempatkan obyketifitas perubahan
rejim Politik atau pemerintahan dan kita masih jauh dari “que se vayan todos”.
Tampak meyakinkan, sebaliknya, beberapa perubahan
terkait korelasi antar kekuatan akan dihasilkan dari mobilisasi ini. PT dan
organisasi-organisasi yang dipengaruhinya telah mengalami banyak kekalahan,
meski lebih sedikit. Organisasi- organisasi tersebut, gerakan sosial yang dekat
dengan PT dan aliansinya, seperti CUT, yang sangat birokratis, mungkin akan
kehilangan beberapa hal. Organisasi yang lebih independen seperti organisasi
yang berbeda yang terlibat dalam demonstrasi mungkin akan menjadi lebih kuat.
Melewatkan Partai Politik non pemerintah (yang
sangat lebih lemah dibanding PT atau partai oposisi kanan), kami akan mengevaluasi,
sampai sekarang, bahwa sebuah partai yang dikuatkan tersebut adalah “Rede
Sustentabilidade” (Jaringan Berkelanjutan) yang dipimpin oleh Marina Silva,
sebuah partai yang masih dalam proses memenuhi pendaftaran. Ini adalah sebuah
partai yang siap dilihat dari namanya, mencoba untuk menciptakan kesan bahwa
ini bukan sebuah partai. “Rede Sustentabilidade” memiliki citra “bersih” dan bukan bagian dari
pemerintah.
PSOL, mungkin juga diuntungkan dari gerakan
ini, dan bisa lebih besar lagi mendapat keuntungan, meski PSOL banyak muncul
dalam demonstrasi namun tampak serupa dengan PT, karena merupakan partai kiri, dan PT masih
dilihat oleh massa sebagai perwakilan gerakan kiri, dan rasa tidak percaya
terhadap partai secara umum semakin kuat. PSOL adalah sebuah partai yang lebih
senada dalam hal tuntutan yang memberikan asal mula gerakan ini. terlebih lagi,
kader militan mereka (termasuk kaum parlementernya) telah berpartisipasi sedari
awal dalam mobilisasi ini – khususnya kader mudanya. Benar bahwa organisasi
kaum muda yang dekat dengan PSOL memiliki otoritas lebih besar dan mereka
bertambah kuat. Dalam beberapa hal, banyak yang akan diputuskan dalam
perjuangan di hari – hari dan Minggu – Minggu berikutnya.
Apakah ada sebuah alternatif kredibel dari
kelompok kiri di PT? Apakah tantangan utama yang dihadapi gerakan kiri anti
kapitalis?
Pada saat ini, di
tingkat nasional, tidak ada alternatif dari kelompok kiri PT. Kami masih dalam tahap
awal pembangunan kembali gerakan kiri anti kapitalis Brazil, setelah tamparan
terkait bergesernya PT ke konstitusionalisme Borjuis. PSOL, yang dianggap
sebagai alternatif politik dari PT masih sangat lemah, dan memiliki banyak
kontradiksi internal. PSOL bisa saja menjadi alternatif kredibel di beberapa
kota, seperti yang terjadi dalam pemilu kota pada Oktober 2012 tapi tidak di
tingkat nasional.
Tantantan terdekat adalah bagaimana gerakan
kiri anti kapitalis kemudian berkontribusi pada pembangunan gerakan, yang telah
didiskusikan di atas. Jika bisa dilakukan, gerakan kiri anti kapitalis akan mempercepat proses
rekonstruksi (pembenahannya) – dan membangun dirinya sendiri sebagai sebuah
alternatif gerakan kiri dari PT.
23 Juni 2013
Apa
pendapat anda tentang proposal yang diajukan oleh Presiden Brazil untuk
mengadakan referendum dan memberikan 100% keuntungan minyak untuk pendidikan
dan kesehatan?
Proposal pertamanya adalah “seruan untuk
mengadakan pemungutan suara umum yang akan memiliki otoritas melakukan operasi
terhadap proses konstituen untuk melaksanakan reformasi politik”. Seruan ini
awalnya dipresentasikan sebagai sebuah perhitungan suara untuk memutuskan
sebuah dewan konstituen yang secara eksklusif melakukan reformasi politik; hari
berikutnya, gagasan berupa dewan konstituen ditolak dan digantikan dengan
gagasan pemungutan suara dengan isu reformasi politik.
Proposal ini secara
terang-terangan adalah sebuah usaha untuk merespons kekalahan legitimasi atas
sistem politik, yang berasal dari demonstrasi. Versi pertama, dewan konstituen,
bisa saja merupakan sebuah kesempatan untuk perubahan efektif (yang akan
bergantung, pada isu lain, pada aturan pemilu konstituen). Versi keduanya, jauh
lebih buruk. Rakyat akan merespons beberap pertanyaan, setelah sebuah kampanye
elektoral dimana media massa besar akan memiliki pengaruh lebih besar – seperti
yang terjadi pada umumnya dalam pemilu borjuis – dan kongres saat ini yang
sangat tidak memuaskan akan memberikan bentuk akhir dari “reformasi politik”. Kemungkinan
bahwa dalam reformasi politik tersebut akan ada kemajuan berarti, sangat kecil;
segala sesuatu bergantung pada keberlanjutan mobilisasi rakyat untuk memberi
tekanan pada Kongres, di tempat pertama sehingga pertanyaan yang ada dalam
perhitungan suara bukanlah apa yang diharapkan oleh Kongres sekarang ini.
Proposal/ tawaran ke dua, dari beberapa
proposal yang disebutkan oleh DIlma pada hari Senin, untuk menyerahkan 100% keuntungan
minyak dan 50% sumber daya minyak untuk pendidikan tidak diterima oleh
pemerintah di beberapa tingkatan (federal, negara dan kotamadya). Proposal tersebut
telah berubah di hari berikutnya oleh para Deputi Majelis, yang menyodorkan
proposal 75% keuntungan minyak untuk pendidikan dan 25% untuk kesehatan. proyek
tersebut akan didiskusikan di Senat.
Ini bukan hasil akhir, tetapi perlu mengambil
poin dari proposal ini, dengan versi apapun, proposal ini sangat terbatas dan
memiliki aspek yang sangat buruk. Keuntungan minyak paling signifikan diharapkan
datang dari minyak dari lapisan pra salt, yang belum dieksploitasi. Sumber daya
ini sangat terbatas untuk beberapa tahun ke depan dan hanya akan menambah
sedikit pada sumber daya yang ada sekarang. Proposal dari bergai sektor gerakan
kiri berkaitan dengan perjuangan pendidikan gratis yang diambil dari 10%
pendapatan bruto – yang sudah siap sebagai proposal, meski proposal itu
memberikan perubahan substansial dalam anggaran negara – sebagai contoh, dengan
pengurangan biaya utang publik, melalui audit. Sebaliknya, posisi gerakan eko
sosialis menentang eksploitasi minyak di lapisan pra salt, karena masalah lingkungan
yang ditimbulkannya cukup besar. Kesimpulannya, slogan 100% keuntungan minyak
di lapisan pra salt untuk pendidikan grais, sangat populer di banyak sektor
gerakan kiri yang mendukung pemerintah, tapi itu adalah proposal yang buruk.
Sejak hari Senin, 24 Juni, pemerintah dari
berbagai tingkat , Deputi Majelis dan Senat berjuang untuk melihat siapa yang
bisa memberikan pengumuman yang lebih baik, yang bisa dipresentasikan sebagai respons
terhadap suara jalanan. Apa yang telah diumumkan, atau diputuskan, di beberapa
kasus – adalah pengurangan harga transportasi publik (sangat bervariasi
tergantung tanggung jawab pemerintah di beberapa tingkat, dalam kota dan negara
yang berbeda), termasuk beberap apengumumman soal “tiket gratis” untuk siswa. Hal yang
sangat positif lainnya adalah pencabutan draft hukum yang memperlakukan
homoseksual sebagai penyakit – draft itu disebut “pemurnian gay”. Kami butuh
lebih banyak waktu untuk bisa membuat evaluasi yang lebih jelas tentang apa
yang telah dimenangkan – karena mobilisasi terus berlanjut, dengan skala yang
lebih kecil, tetapi lebih beragam
dibanding Minggu sebelumnya.
Apa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir?
Apa ada yang baru?
Sebagai tambahan, keberlanjutan mobilisasi,
sangat kaya akan proses perluasan diskusi politik , pertemuan berbagai sektor
yang berbeda (kaum muda, penduduk sekitar, gerakan transportasi publik, gerakan
pendidikan dan seterusnya) dengan jumlah keterlibatan rakyat yang lebih besar
dibanding sebelumnya, untuk berdiskusi tentang apa yang harus dikerjakan dan apa yang harus
dituntut. Serikat, yang sangat tidak aktif hingga kini, mengumumkan (bahkan serikat buruh kanan lebih
banyak berpartisipasi) pemogokan umum dan satu hari protes pada 11 Juli dengan
basis yang progresif. Kebanyakan gerakan sosial, bahkan yang sangat dekat
dengan pemerintah, mendukung seruan ini dan ikut memunculkan tuntutannya
sendiri – juga sangat progresif. Mantan Presiden Lula telah bertemu dengan
beberapa kelompok sosial yang dekat dengan nya dan mengatakan “ Ini saatnya
untuk ikut turun ke jalan” untuk menghadapi kelompok kanan dan menekan
pemerintah bergerak ke kiri. Faktanya, posisi Lula itu lucu tapi merupakan
tanda ekspresif atas apa yang sedang terjadi pada negara ini.
Ancaman dari kelompok kanan, yang tampaknya signifikan
di akhir Minggu lalu, sangat kecil. Beberapa mobilisasi yang berorientasi
kanan, jelas mengalami kekalahan total.
Kami tidak tahu jika
mobilisasi rakyat dan serikat buruh yang diumumkan akan benar – benar terjadi. Setelah
10 tahun terakhir, sulit untuk berpikir bahwa organisasi yang sangat birokratis
seperti CUT akan sungguh-sungguh menunjukkan kekuatannya, apalagi serikat buruh
yang lebih kanan. Hal yang sama juga terkait organisasi yang sangat birokratis seperti
UNE (Serikat Mahasiswa Nasional), salah satu organisasi yang bertemu dengan
Lula. Sektor kiri sosialis dalam gerakan yang berbeda, yang bertambah
kekuatannya, dengan proses sekarang inipun masih minoritas. Tetapi sesuatu yang
bisa kami katakan adalah dengan sangat pasti, bahwa partisipasi politik rakyat
telah mengambil lompatan kualitatif; mari berharap kesadaran itu bisa melakukan
hal yang sama. Brazil tidak akan sama lagi.
27 Juni 2013
Diterjemahkan dari artikel dari http://www.internationalviewpoint.org/spip.php?article3021
No comments:
Post a Comment