Oleh Chris Carlson
Maracaibo, 17 Maret 2013 (Venezuelanalysis.com) – Meski kampanye pemilu tidak secara resmi dimulai sampai tgl 2 April, kedua belah kubu politik di Venezuela telah memulai kampanyenya untuk pemilu 14 April mendatang.
Kandidat dari oposisi Henrique Capriles mulai berkampanye di negeri bagian Andean Rachira dan Merida, sebuah tanda bahwa ia akan berupaya mengulang strategi kampanye pada tahun 2012 dengan melakukan perjalanan ke seluruh negeri.
Kampanye Capriles fokus pada kandidat pro Chavez, berupaya untuk memisahkan profil Nicolas Maduro dari imej dan warisan Hugo Chavez
Capriles mengklaim bahwa Maduro tidak memiliki dukungan yang sama populernya dengan Chavez, dan bahwa Maduro adalah seorang politisi yang kompeten.
“Jangan bersembunyi di belakang Imej Chavez. Biarkan Chavez beristirahat dengan tenang,” Kata Capriles dari Kota Andean La Grita. Capriles menuduh Maduro takut dengan kampanyenya dan berupaya untuk memblokir perjalannya dengan menutup bandara di Tachira. Meski pihak bandara melaporkan bahwa penutupan bandara itu dikarenakan hujan lebat yang mengguyur di wilayah tersebut.
“Nicolas, aku tahu kau sedang mengawasiku. Aku tidak memiliki seorang teleprompter atau orang yang memberitahuku apa yang harus kukatakan. Aku akan mengalahkanmu dengan suara terbanyak... kau tidak memiliki satupun pendukung, karena mereka adalah pendukung Chavez, bukan mendukungmu,” katanya ketika melakukan reli di kota Merida.
Kampanye Capriles juga menuduh Maduro menggunakan kematian Chavez untuk keuntungannya, dan mengajukan keluhan pada pengawas pemilu pada hari sabtu atas siaran negara baru –baru ini terkait pesan terakhir Chavez kepada rakyat Venezuela yang menyerukan rakyat untuk memilih Maduro.
“Pemerintah seharusnya mengedit bagian dimana Chavez menyerukan rakyat untuk memilih Nicolas Maduro, “ Mereka mengklaim, beralasan bahwa pesan itu memberikan keuntungan kepada Maduro yang menurutnya sangat tidak adil.
Sedangkan, presiden sementara Nicolas Maduro juga sangat aktif muncul di televisi, akhir – akhir ini.
Pada hari Sabtu, Maduro menggelar acara publik di wilayah Caracas, Catia, yang menghadirkan para wakil dari berbagai program pemerintah yang dikenal dengan “mission”. Maduor menjanjikan keberlanjutan program tersebut di bawah pemerintahnya.
“Chavez adalah ayah dari semua misi, dan kami akan menjamin rakyat terus mendapatkan program sosial ini. Kami akan melakukan peningkatan misi yang sudah ada dan memperkuatnya” Kata Maduro.
Maduro juga mengkritisi sekali lagi klaim Capriles atas kampanye bahwa kematian Chavez telah direncanakan.
“Coba pikirkan saja, apa yang ada di benak seseorang ketika menyerang keluarga presiden pada saat yang sama seperti ini,” katanya.
Dalam sebuah interview di televisi pada hari Minggu, Maduro menyebut kubu oposisi Venezuela sebagai “kaum minoritas yang penuh kebencian” dan meyakinkan bahwa rakyat Venezuela akan menghukum mereka dalam sebuah kotak suara atas perilaku mereka yang kerap “melecehkan Chavez sepanjang hidupnya”.
Jelas bahwa kedua kubu telah memulai kampanyenya, Maduro mengatakan bahwa peraturan tentang kampanye pemilu harus dipatuhi, dan bahwa kampanye mestinya tidak dimulai sebelum 2 April.
“Kami akan memulai kampanye pemilu dari 2 April sampai 11 April. Kami menghargai pengawas pemilu. Sedangkan pemerintah harus terus bekerja, rakyat dan pemerinah mesti bekerja,” katanya.
Pendapat Amerika Serikat Tentang Pemilu
Sementra itu, Asisten Sekretaris Amerika Serikat Roberta Jacobson mengatakan dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan pada hari Jumat, bahwa “pemilu ini sangat sulit” bagi Venezuela untuk memiliki pemilu yang bersih.
“Kami percaya bahwa rakyat Venezuela layak mendapatkan pemilu yang terbuka, dan transparan dimana semua rakyat bisa memilih dengan penuh kepercayaan diri atas keputusannya yang mesti dihargai,” katanya.
“Akan sangat sulit, kecuali rakyat Venezuela dan masyarakat Internasional mendukung pemilu in,”katanya, sambil terus mengatakan bahwa pihak internasional harus diundang untuk memonitor atau mengawasi jalannya pemilu.
Pemerintah Amerika serikat mengatakan bahwa “Capriles akan menjadi presiden yang sangat bagus” tetapi ia memastikan bahwa pihaknya tidak mendukung salah satu calon.
Jacobson juga menyatakan bahwa pemilu ini terlalu cepat, meski konstitusi Venezuela memandatkan periode 30 hari dan mengklaim Venezuela tidak memiliki kebebasan pers.
Komisi Pemilu Nasional Venezuela (CNE) menolak pernyataan Jacobson pada hari Minggu, dan menyebut pemerintah Amerika Serikat sebagai seorang “provokator” dan memastikan bahwa “Venezuela memiliki sistem elektoral yang menjamin kedaulatan keputusan pemilih karena setiap tahap menjalani proses audit.”
“Bagaimana mungkin Amerika Serikat menuntut negara lain (Venezuela) untuk memiliki pengawas pemilu internasional sedangkan mereka sendiri tidak mau pihak lain atau negara lain mengawasi pemilu mereka.” kata kepala CNE, Tibisay Lucena.
CNE telah mengundang tim pengawas pemilu dari Persatuan Bangsa Amerika Selatan (UNASUR), dan mengundang pengawas pemilu nasional non pemerintah untuk mengikuti berjalannya proses pemilu presiden.
Mantan Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter, yang mengepalai LSM Pusat Carter, menggambarkan sistem pemilu Venezuela sebagai sistem pemilu terbaik di dunia semenjak pemilu presiden pada bulan Oktober lalu.
Pejabat Pemerintah menggunakan kesempatan ini untuk mempertanyakan hubungan Capriles dan Amerika Serikat dan apakah ia menerima dukungan dari Amerika Serikat.
“Akankah Capriles menerima dukungan dari Washington? Kata Menteri Komunikasi Ernesto Villegas melalui twiter.
Sementara itu, Capriles terus melanjutkan kampanyenya pada hari Minggu di Negara bagian Barat Zulia dan Falcon.
Dipublikasikan pada 18 Maret 2013 Jam 9.10 WIB
No comments:
Post a Comment