Oleh Benjamin Dangl - Toward Freedom, 12 Maret 2013
Sebuah bus meluncur di sepanjang jalan hutan Bolivia, dengan musik Evangelis yang memenuhi pengeras suara. Hujan menetes terus menerus melalui lubang atap, seiring dengan kendaraan yang mulai melaju melewati lampu desa- desa kecil Chapare yang gelap, sebuah wilayah tropis yang terletak di pusat pedesaan. Akhirnya hujan turun hingga fajar menyingsing, dan panas matahari mulai membakar bus ketika memasuki kota Santa Cruz, tempat dimana pertemuan Presidensial Ibero – American berlangsung pada tahun 2003. Di pinggiran kota itulah, Presiden Chavez pernah berbicara di stadion dengan para petani coca Bolivia yang membawa tas dari daun hijau dan para pekerja tambang dengan bendera Bolivia yang melambai dari topi yang dikenakannya.
Chavez mempesona semua orang di stadion tersebut selama berjam – jam, berbicara tentang baseball, Simon Bolivar, mengkritik perang George Bush di Iraq dan mengucapkan selamat kepada Bolivia atas aksi demonstrasi mereka menggulingkan presiden neoliberal mereka. Asap pun memenuhi keriuhan dari barbecue dan kembang api menemani pidato Pimpinan Venezuela di malam itu.
Di sinilah, seorang presiden yang ditandai dengan gerakan dan politik yang mengitarinya. Gerakan kaum tak bertanah Brazil menghiburnya dalam pertemuan di Porto Alegre pada tahun 2005, dimana ia mengumumkan bahwa Revolusi Bolivarian Venezuela (nama ini diambil dari pemimpin kemerdekaan Venezuela) merupakan sebuah proyek politik sosialis. Dan keriuhan yang sama terjadi di Argentina ketika Chavez, bersama Maradona, merayakan kematian Area Perdagangan Bebas Amerika.
Pada pertemuan – pertemuan tersebut, yang selalu menjadi suatu hal yang menarik dari Chavez bukan dari apa yang ia katakan atau lakukan, tetapi dari ruang politik dan momen yang mengitarinya. Dari para petani coca Bolivia yang merasa ada kesamaan atas posisi anti imperialisnya, banyaknya Presiden kiri di Amerika latin yang mendatangi kantornya selama 14 tahun kekuasaannya, Chavez didefinisikan oleh sebuah era dan gerakan di Amerika lain yang tiada habis- habisnya.
Sebagai ikon gerakan kiri Amerika Latin kontemporer, ia membantu menciptakan ruang bagi presiden lain untuk ikut bergerak, apakah itu adalah presiden Ekuador Rafael Correa yang mengusir pangkalan udara Amerika Serikat, atau presiden Bolivia, Evo Morales yang menasionalisasi industri gas alam di Bolivia. Konstitusi progresif yang disusun Chavez membantu menulis kembali model bagi pemerintahan lain untuk diikuti melebihi model pemerintahan dekade sebelumnya. Blok regional yang ia kerjakan untuk menciptakan aliansi ekonomi selatan – selatan, memberikan ujian bagi kekuatan militer Amerika Serikat dan mendorong kebijakan politik dan ekonomi kiri presiden seantero Amerika Latin
Jauh dari pengaruh regional ini, beberapa warisan terbesar Chavez bukan di istana kepresidenan tetapi di jalanan, pabrik- pabrik, dan sekitar Venezuela, di antara para aktivis, pekerja dan lingkungan sekitar yang telah membangun Revolusi Bolivarian dari bawah ke atas.
Dari dewan komunal hingga pengelolaan pabrik oleh pekerja, Venezuela adalah tempat beberapa eksperimen yang paling mutakhir dan berhasil dalam hal demokrasi langsung, sosialisme dan kontrol pekerja di dunia. Sedangkan, Chavez adalah figur kunci dalam pembangunan dari sekian banyak proyek dan inisiatif ini, adalah rakyat Venezuela yang membawa mereka dalam kehidupan mereka dan akan menjaganya selalu setelah kematian Chavez. Banyak dari program ini terwujud bukan dari atas ke bawah, kebijakan birokratis negara atau pendanaan pemerintah untuk menciptakan dukungan elektoral. Program – program tersebut adalah proyek rakyat yang menggunakan Revolusi Bolivarian sebagai alat akar rumput.
Semenjak memenangkan kekuasaan pada tahun 1999, Chavez menggunakan mandatnya sebagai seorang pemimpin dan kekayaan minyak negara untuk menciptakan program yang menyediakan pendidikan gratis, klinik kesehatan dan gigi, reformasi tanah dan perumahan, supermarket pemerintah bersubsidi, dan ratusan dari ribuan koperasi bisnis. Di Venezuela, dimana banyak penduduk hidup di bawah garis kemiskinan, program – program ini memiliki dampak yang sangat besar. Inisiatif pemerintah lainnya telah membantu memacu aktivisme dari bawah, pemerintahan sendiri di tingkat lokal dan demokrasi langsung dalam pembuatan keputusan politik dan pendanaan.
Sebuah cerita dari para penduduk El 23 Enero di Caracas adalah lambang sebuah trend progresif. El 23 Enero ditandai oleh kepolisian sebagai area berbahaya, dimana penduduknya harus dikontrol dan direpresi. Selama presiden konservatif berkuasa, kantor polisi lokal adalah tempat penyiksaan dan pemenjaraan banyak pimpinan kiri di masyarakat. Setelah beberapa dekade penuh kekerasan dan mengikuti pemilu Chavez, masyarakat bisa mengklaim kembali dan mentransformasi pusat represi kepolisian ini. juang Contreras, seorang produser radio, pimpinan organisasi komunitas Coordinador Simon Bolivar, dan menjadi penduduk di wilayah itu dalam waktu lama, memberitahuku bagaimana ia dan companerosnya mengambil alih kantor kepolisian – yang selama puluhan tahun menjadi tempat penindasan pengorganisasian kelompok kiri – dan mentransformasinya menjadi sebuah stasiun radio komunitas dan pusat budaya.
“Tempat ini adalah simbol represifitas”, Contreas menjelaskan kepadaku di dalam studio, yang berbau seperti tumbuhan segar. “Sehingga kami mengambil simbol itu dan merubahnya mejadi suatu hal yang baru” Lanjutnya: “Ini adalah bukti bahwa revolusi dibuat oleh kami, warga. Kami tidak sekedar menunggu revolusi dibuat untuk kami; kami harus membuat perubahan.” Stasiun radio ini menerima dana dari negara, tetapi anggota komunitas berjuang keras untuk mendapatkan ijin untuk reklaiming kantor polisi ini dengan mendudukinya tanpa ijin. Kemenangan rakyat El 23 de Enero adalah contoh bagaimana gerakan Venezuela bekerja bersama administrasi Chavez dengan menuntut perhatian melalui aksi langsung dan kemudian bekerja dengan dukungan susulan pemerintah
Taktik yang digunakan di El 23 de Eneron dalam mengambil kesempatan dan ruang yang disediakan oleh pemeirntah Chavez , sembari mempertahankan otonomi akar rumput dan gerakan dari bawah, merupakan fondasi banyak perubahan sosial yang sedang terjadi di Venezuela dewasa ini. Dewan komunal bekerja untuk mengumpulkan dana dari pemerintah, memulai proyek, program dan misi sosial di masyarakat mereka dan menyepakati isu seperti manajemen kesehatan lokal dan proyek air. Aktivis lama Venezuela Alfonso Olivo percaya bahwa dewan Komunal merupakan “alat paling revolusioner yang dibentuk oleh pemerintah”. Berdasarkan transfer kekuatan mereka dari para mayor dan gubernur kepada warga biasa di dalam komunal. “Rakyat sanggup (melakukan perencanaan sosial) sendiri, tanpa keterlibatan negara atau birokrasi pemerintah”, jelasnya dalam sebuah wawancara di Venezuela Speak! Voices From the Grassroots.
Dewan Komunal di Venezuela menunjukkan tarik tekan menarik yang muncul dimana negara menciptakan struktur dan proyek yang membangun penyangga komunitas. Dewan komunal kadang bersifat otonomi dari atau bahkan bertentangan dengan negara Bolivarian dan partai. Administrasi yang diorganisasikan oleh Chavez di dalam dewan komunal adalah dengan mendorong keterlibatan komunitas. Siapapun yang berusia di atas 15 tahun bisa berpartisipasi unutk membuat keputusan, setidaknya 30% dari mereka di dalam dewan komunal punya hak pilih. Di area urban, dewan komunal harus melibatkan setidaknya melibatkan mininal 150 keluarga dan sekitar 20 keluarga di area pedesaan. Skala ini berarti bahwa dewan komunal mempromosikan partisipasi langsung dan relatif mudah bagi pengelolaan mandiri. Ketika sebuah dewan komunal mengambil sebuah keputusan terkait proyek tertentu, mereka bisa menerima dana langsung dari pemerintah atau institusi nasional,menyebarkan kekuasaan dari tingkat mayor dan pejabat lokal ke dalam tangan warga sendiri.
Dewan komunal telah menyediakan sebuah pengujian terhadap kekuasaan pemerintahan lokal, serta platform untuk menuntut transparansi dan birokrasi yang lebih efisien dalam pemerintahan. Skala yang lebih kecil dan fokus lokal terhadap dewan komunal ini adalah esensial bagi fungsionaltas mereka, membantu menghapuskan birokrasi yang tak perlu dan politisi korup dan tidak bertanggung jawab.
Dewan komunal juga bisa memberikan pengimbang bagi negeri yang lebih tersentral. Penulis ilmu politik Sara Motta menulis di dalam karyanya Reclaiming Latin America: Experiment in Radical Social Democracy (Reklaiming Amerika Latin: Eksperimen dalam Demokrasi Sosial Radikal) Eksperimen dalam Demokrasi Sosial Radikal) dimana dewan komunal merupakah sebuah upaya untuk menciptakan seperangkat institusi negara yang mengeliminir konsep negara tradisional, dan mendistribusikan kekuasaan dalam sebuah konsep demokratik dan partisipatoris. “Elastisitas hubungan antara akar rumput dan negara diuji di sini melalui kekuasaan publik oleh institusi yang diciptakan negara – insitusi yang mana warga negara bisa digunakan untuk menentang negara tradisional bila dibutuhkan.
Keseimbangan tindakan antara menyisakan otonomi dari negara dan upaya pelibatannya digambarkan oleh anggota dewan komunal Edenis Guilarte dalam Reclaiming Latin America, “Kami harus mempersiapkan alat perjuangan ini untuk bisa melawan birokrasi dan menyingkirkan para pemimpin yang ingin mengontrol kami, mempertahankan kekuasaan mereka dan yang hendak memilah masyarakat. Dalam hal ini, dewan komunal bisa menjadi alat emansipasi. “Apa yang kami kerjakan,” Guelerta menjelaskan, “adalah pelatihan, menciptakan kesadaran, yang merupakan sebuah proses untuk memperbaiki jalan, memenuhi layanan, mempermudah akses air bersih. Ini adalah sebuah proses makro, proses perubahan sosial, perjuangan ide dan praktek.” Ikatan sosial ini diciptakan dengan bekerja untuk pembangunan proyek melalui institusi yang diciptakan negara yang bisa menggantikan tujuan langsung dari proyek yang sebenarnya.
Sementara dewan komunal mengelola anggaran dan mengembangkan proyek masyarakat, mereka juga menjadi basis untuk jaringan dan membangun ikatan masyarakat, yang berguna melampaui kerja dewan komunal. Sebagai contoh, Ismila, seorang aktivitis masyarkat di lingkungan Caracas, menjelaskan bahwa ketika perusahaan air publik Hidrolara tidak merespon tuntutan dan masyarkatnya terkait limbah cadangn selama dua hari, anggota dari dewan komunalnya memutuskan untuk mengatasi masalah itu dengan tangan mereka sendiri.
Karena mereka terbiasa kerja bersama, berdebat dan mengorganisir, maka mudah bagi mereka untuk mengkoordinasikan sebuah perjalanan ke kantor Hidrolara dan menuntut supaya bisa bicara dengan orang yang bertanggung jawab atas darurat limbah tersebut. Secara bersama-sama, mereka harus menekan pejabat tersebut selama dua jam, tetapi akhirnya mereka kembali dengan seorang insinyur untuk mengatasi problem limbah tersebut. Ismila berkata “ Hari ini kami belajar bahwa Hidrolara sama sekali tidak berguna sebagai sebuah institusi, Hidrolara tidak bekerja untuk masyarakat. Para pejabat Hidrolara berpikir mereka mengetahui segalanya dan tidak mendengarkan suara masyarakat sampai akhirnya mereka menjumpai masalah. “Sehingga ketika birokrasi menemukan masalah, solidaritas dan kepekaan terhadap masyarakat terbangun melalui dewan komunal yang membantu memecahkan masalah. Dewan komunal memberikan alat bagi pengorganisiran lokal yang memiliki potensi besar untuk mengabaikan klientelisme pemerintah dan menegaskan otonomi, membantu rakyat untuk hidup dan mengorganisasikan diri melampaui negara.
Pemerintah Chavez bekerja untuk membuka ruang bagi pengorganisiran masyarakat, seperti dewan komunal dan koperasi, tetapi juga mendorong kontrol pekerja di pabrik dan tempat kerja. Pada tahun 2005, administrasi Chavez mengumumkan keputusan yang memudahkan negara untuk mengambil alih bisnis dan pabrik yang memperbolehkan pekerja mengelolanya sebagai koperasi. Dengan langkah legal bagi negara untuk mengintervensi ketika sebuah pabrik atau bisnis menutup pintu – pintuya, pemerintah sekaran bisa berkolaborasi dengan pekerja untuk memastikan bisnis berlanjut dan pekerja masih dipekerjakan. Terlebih lagi, di bawah manajemen mandiri buruh, buruh atau pekerja memiliki kontrol untuk melakukan keputusan penting tentang bagaimana tempat kerjanya diatur. Puluhan bisnis di seantero Venezuela berada di bawha kontrol negara dan pekerja.
Pada tahun 2005, pekerja mengambil kontrol Inveval, sebuah industri yang memproduksi kelep di tepi Caracas. Pablo Cormenzana dari Inveval menjelaskan dalam sebuah wawancara pada tahun 2006 dengan seorang jurnalis Marie Trigona bahwa pemilik perusahaan menutup pabriknya dan meninggalkan pekerjanya tanpa pekerjaan. “Biasanya, ada 330 pekerja di pabrik ini. Sebuah kelompok pekerja, memutuskan untuk memulai perjuangan menuntut pemilik untuk membayar mereka. Slah itu, tuntutan ini berubah menjadi ide untuk mengembalikan pekerjaan mereka dan membuka perusahaan kembali.” Ini adalah perang legal dan politik ini berlangsung selama bertahun – tahun, para pekerja menduduki pabrik dan perang legal ini berlangsung sampai pabrik atau perusahaan ini berada di bawah kontrol negara dan pekerja.
“Tidak hanya pekerja di Inveval yang berhasil menjalankan perusahaan tanpa para bos atau pemilik perusahaan, mereka juga melakukannya tanpa teknorat atau birokrasi pemerintah. Pemeritnah hanya memiliki sendikit partisipasi dalam menjalankan perusahaan”, jelas Cormenzana. “Semua pekerja memutuskan gaji yang sama untuk mereka, terlepas mereka adalah sopir, pekerja line atau presiden perusahaan. Mereka mempraktekkan kontrol pekerja yang sejati di Inveval. “Inveval memberikan contoh penguatan pekerja yang menarik untuk menekan pemerintah untuk beroperasi sebagai alat bagi pekerja, berbeda dengan yang lainnya.
Melalui berbagai proyek, konflik dan relasi ini, masyarakat Venezuela telah memanfaatkan negara sebagai alat rakyat dan berkolaborasi dengan pemerintah ketika rakyat dan pemerintah saling berhubungan. Pengujian yang sejati bagi gerakan dari bawah ini adalah perluasan dari Revolusi Bolivarian yang hidupnya akan lebih lama dari Chavez.
Di luar dari yang sedang berlangsung, aktivisme sehari – hari dan pengorganisiran rakyat di seluruh Venezuela, satu langkah ke depan adalah pemilu presidensial, yang sekarang akan berlangsung pada 14 April. Nicolas Maduro, yang sebelumnya adalah sopir bus dan pimpinan serikat, yang untuk pertama kalinya terlipih di Dewan Nasional pada tahun 2000, dan dipilih oleh Chavez sebagai penggantinya. Maduro, adalah wakil presiden dan sekarang menjadi presiden sementara, yang akan menjalankan pemilu ke depan melawan oposisi sayap kanan Henrique Radonski, yang dikalahkan Chavez dengan 11% suara pada pemilu Oktober lalu. Kemungkinan Maduro akan menang. Terlepas apapun hasilnya, pengaruh Chavez – program dan kebijakan yang diinisiasi akan dirasakan bagi generasi – generasi di Venezuela dan seluruh Amerika Latin.
Contoh yang diilustrasikan di sini hanya beberapa dari sekian banyak proyek dalam demokrasi langsung dan kontrol pekerja yang menandai peninggalan/warisan Chavez. Jauh di luar batasan Venezuela, warisan ini termasuk gerakan yang lebih luas melawan imperialisme dan kapitalisme Amerika Serikat, dan untuk hak asasi manusia, reformasi tanah progresif, kedamaian dan ekonomi keadilan global.
Pada 2 Desember 2011, ketika awan berada tepat di atas lingkungan kelas pekerja, di lereng bukit hijau sekitar Caracas, terjadilah pertemuan masyarakat Amerika Latin dan Negara Caribean (CELAC). Ketika berjalan – jalan di sekitar ruang pertemuan, aku menyadari bahwa gerakan politik kiri abad 20 secara bersama – sama dengan gerakan kiri abad 21: mantan gerilyawan – yang kemudian menjadi presiden, Daniel Ortega dan Raul Castro duduk di meja yang sama dengan Ckristina Kirchner dan Evo Morales, dengan Chaves di kepala ruangan tersebut. Tujuan dari pertemuan 33 kepala negara Amerika Latin dan Karibean ini adalah untuk menciptakan sebuah alian regional yang akan membuat aliansi dominasi Amerika Serikat menjadi usang dan bergerak membentuk aliansi regional yang independen di luar kekuasaan Washington.
Pada pertemuan pertama CELAC, Chavez merefleksikan 200 tahun perjalanan Amerika Latin semenjak kemerdekaan dari Spanyol, dan berlanjutnya kolonisasi asing atas wilayah Amerika Latin melalui kapitalisme dan imperialisme. Ia mengutip garis terakhir dalam novel karya Gabriel Garcia Marque berjudul “Seratus Tahun Pengucilan: “(R)as mengutuk kita dalam seratus tahun pengucilan yang membuat kita tidak memiliki kesempatan ke dua di atas bumi.”
Pemimpin Venezuela menyimpulkan: Bagi kami tampaknya seseorang telah mengutuk kita untuk seratus tahun pengucilan, dan untuk seratus tahun lainnya. Tapi mungkin, karena kami dihukum selama seratus tahun pertama dan terhadap seratus detik lainnya, seseorang telah memberi kita kesempatan kedua di bumi ini. "
***
Benjamin Dangl bekerja sebagai seorang jurnali di seluruh Amerika Latin, tentang gerakan sosial dan politik di wilayah Amerika Latin selama lebih dari satu dekade. Ia adalah pengarang buku Dancing with Dynamite: Social Movements and States in Latin America, and The Price of Fire: Resource Wars and Social Movements in Bolivia. Dangl adalah mahasiswa doktoral jurusan Sejarah Amerika Latin di Universitas McGill dan editor UpsideDownWorld.org, sebuah website tentang aktivitas dan politik Amerika Latin, dan editor di TowardFreedom.com, sebuah perspektif progresif di dinia. Email BenDangl(at)gmail(dot)com
Sumber: Toward Freedom
No comments:
Post a Comment