Kaum progresif di Amerika Latin dan dunia telah kehilangan salah satu pimpinan penting. Bagaimana anda bisa menggambarkan ideologi politik Chavez dan PSUV nya?
Kemanusiaan telah kehilangan seorang titan dengan meninggalnya Hugo Chavez. Tak perlu diragukan lagi, Chavez adalah pimpinan revolusioner paling penting yang telah menyatukan Amerika Latin – terutama dari Global Selatan – setidaknya dalam satu generasi, jika bukan dalam satu abad ini. Saat Chaves berkuasa pada tahun 1999, adalah saat dimana neoliberal berjaya di Amerika Latin dan di dunia. Kemenangan Chaves dalam pemilu tersebut membuat kaum borjuasi di Venezuela mengangkat alis dan membuka mata penguasa di Washington dan dimanapun. Tetapi tidak sampai bulan April 2001 pertemuan negeri – negeri Amerika di Quebec Kanada, arah Chavez dan revolusi bolivarian menjadi makin kelihaan nyata. Chavez adalah satu – satunya kepala negara di antara 24 pimpinan negara yang hadir di pertemuan tersebut yang menolak menandatangani deklarasi Area Perdagangan Bebas di benua Amerika, yang mana jika disepakati akan menciptakan 2005 zona raksana perdagangan bebas dari Lingkaran Arktik hingga Tierra del Fuego. Itu adalah momen dimana neo liberalisme benar-benar kehilangan hegemoninya.
Tetapi Chavez tidak
hanya menolak neo liberalisme. Ia meletakkan sosialisme kembali pada agenda
publik di tengah banyak yang mengamini kapitalisme global yang masih mengklaim
dirinya sebagai “akhir dari sejarah” dan ketika sayap kiri yang kalah bersikeras
bahwa kami ini “realistik” dan “pragmatik”, untuk mengampanyekan anti
kapitalisme dan membatasi diri kita sendiri pada “wajah kemanusiaan” sistem
kapitalisme. Chavez menyerukan sosialisme demokrasi yang diperbaharui – apa yang
ia dan PSUV sebut sebagai sosialisme abad 21 – sebuah sosialisme yang
didasarkan pada protagonisme dan kontrol demokratik rakyat dari bawah, seperti
yang terwujud dalam 40 ribu dewan komunal, puluhan ribu koperasi pekerja dan
ribuan perusahaan publik yang dijalakan oleh Dewan pekerja di Venezuela. Adalah
tepat menyerukan pengalaman di Venezuela ketika Yunani dan rakyat Eropa lainnya
sedang terhuyung- huyung di bawah kebijakan penghematan anggaran negara yang
dilakukan oleh kediktatoran brutal modal keuangan Transnasional.
Dalam sebuah era di mana kaum sosialis di negeri Barat telah
memeluk sepenuhnya proyek neoliberalisme, di bawah pengawasan Chavez, industri
minyak Venezuela dinasionalisasi , pengeluaran pemerintah meningkat secara
substansial (hingga 40% di tahun 2012), dan proyek kesejahteraan dilakukan
dalam skala masif. Tantangan apa yang harus dikerjakan Chavez untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut?
Kekuatan anti Chavez,
Washington, dan media internasional senang sekali mengatakan bahwa Chaves “mempolarisasi”
Venezuela. Tetapi Venezeula sebenarnya sudah terpolarisasi jauh sebelum Chavez
berkuasa, dengan kelas kapitalis yang kecil dan elit negara dan kelompok kelas
menengah raksasa di satu sisi – kira – kira sejumlah 30% penduduk Venezuela dan
mayoritas adalah rakyat miskin di sisi lain. Di atas semua itu, Chavez
mengembalikan kekayaan minyak kepada rakyat mayoritas. Renasionalisasi industri
minyak diperbolehkan pemerintah Chavez untuk mengarahkan kembali sumber
kekayaan negara kepada rakyat miskin. Capaian revolusi Bolivaria sekarang
sangat terkenal: kemiskinan berkurang lebih dari separuh, dari 60% menjadi 25% penduduk dan kemiskinan ekstrim turun dari
25% ke menjadi hanya 7%; kesehatan dan
pendidikan menjadi mudah diakses; angka harapan hidup naik dari 74,5 tahun
menjadi 79,5 tahun; angka pengangguran turun dari 12% menjadi 6%; ratusan dari
ribuan rumah baru telah dibangun; dan seterusnya.
Namun, capaian ini dan
lebih umum lagi, upaya untuk melakukan reorientasi sumber kekayaan negara
kepada rakyat miskin mayoritas, biayanya diambil dari kaum borjuis, banyak dari
kelas menengah, Washington dan oligarki dan kelas kapitalis Venezuela. Pemerintah
Chavista menghadapi kampanye destabilisasi, termasuk upaya kudeta, plot militer
dan para militer, konspirasi politik, disinformasi dan misinformasi (yang
memang diinginkan oleh pers internasional), pemogokan buruh dan sabotase ekonomi
dan seterusnya.
Lebih lanjut lagi,
arah pembangunan sosialisme ini dilakukan di dalam ekonomi kapitalis global. Sekitar
70% dari ekonomi Venezuela masih di tangan swasta, termasuk sistem keuangan,
dan negara ini masih menyisakan ketergantungan pada pasar dan perusahaan
minyak. Kekuasaan material kapital nasional dan transnasional memberikan
pengaruh ideologi dan politik yang berkelanjutan. Hukum nilai dan logikanya masih
sangat operatif di dalam ekonomi.
Strategi yang telah dibangun dan negara dan sektor koperasi untuk
bersaing dengan kapital privat nasional dan trans nasional; ini tidak
menggantikan logika akumulasi dengan logika sosial, sama halnya dengan
membangun logika sosial di dalam negara dan sektor koperasi sepanjang logika
akumulasi yang masih bisa beroperasi untuk ekonomi keseluruhan. Hal ini telah
menghasilkan struktural serta kontradiksi politik dan ideologi. Berkenaan dengan
situasi sebelumnya, sebagai contoh, inflasi menjadi masalah serius seperti
adanya pasar gelap mata uang. Ini yang kemudian menjadi tantangan sosialisme
abad 21 “di satu negara”
Di bawah Chavez, Venezuela telah membangun relasi yang
sangat istimewa dengan Kuba. Apakah relasi ini adalah relasi yang saling
menguntungkan bagi kedua negara tersebut?
Chavez menjalin
persahabatan yang erat dengan Fidel Castro dan keduanya telah melakukan kerja
bersama dalam melawan politik Washington dan dominasi ekonominya di wilayah
Amerika Latin. Hubungan ekonomi antara kedua negara ini tidak berdasarkan pada
kriteria profit dan keuntungan perdagangan tetapi solidaritas dan saling
melengkapi. Kuba menerima minyak bumi Venezuela sebagai bentuk pertukaran untuk
Kuba yang mengirim tim medis dan bentuk program sosial lainnya. kemudain Chavez
berstatemen bahwa beberapa program yang dilaksanakan Venezuela adalah bentuk
pembangunan model sosialisme Venezuela sendiri. Benar adanya bahwa hubungan
kedua negara ini sangat menguntungkan, tapi lebih dari itu, hubungan keduanya
merefleksikan persoalan politik dan ekonomi internasional yang lebih luas
diantara negeri-negeri sosialis lainnya atau negeri yang pemerintahnya sedang
mencari relasi berdasarkan kerja sama dan solidaritas bukan persaingan/
kompetisi.
Venezuela (bersama
dengan Kuba) telah memainkan peran kepemimpinan di Amerika Latin dalam menempa
persatuan politik, integrasi ekonomi dan sebuah alternatif kerja sama dan
pembangunan regional berbasiskan solidaritas bukan berbasiskan keuntungan dan
dimotori oleh negeri anggota bukan korporasi internasional dan agensi keuangan internasional
seperti IMF atau Bank Dunia. Pada tahun 2004, Venezuela dan Kuba menggelar
Aliansi Bolivaria untuk Rakyat Amerika, atau ALBA untuk mempromosikan integrasi
dan solidaritas pada prinsip solidaritas bukan kompetisi. Bolivia, Ekuador,
Nikaragua, dan beberapa negeri lainnya telah bergabung ke dalam ALBA. Sedangkan
Venezuela telah menyediakan minyak bumi dengan istilah konsensi melalui ALBA,
yang terpenting ALBA mempromosikan proyek seperti bank regional dan mata uang
regional, agrikultur publik regional dan perusahaan industri dan infrastruktur
gabungan, program sosial dan komunikasi. Pada bulan Desember 2011, Masyarakat
Amerika Latin dan Negeri Karibean atau CELAC mengadakan pertemuan Inaugural di
Caracas. CELAC mempertemukan setiap negara dalam pertemuan ini kecuali Amerika
Serikat dan Kanada dan ini merupakan tantangan politik langsung
terhadap dominasi bersejarah Washington di wilayah tersebut.
Jauh melampaui Amerika
Latin, Venezuela memiliki keberagaman relasi ekonomi internaisonal – China telah
menjadi partner perdagangan dan investasi utama – dan mempromosikan kerja sama
selatan – selatan. Venezuela telah menjadi pendukung kuat bagi perjuangan
rakyat Palestina dan perjuangan rakyat belahan dunia lainnya dan melawan
intervensi Amerika Serikat di seluruh penjuru dunia, bahkan ketika itu merugikan
politik negara modal dan dukungan ekonomi internasional. Singkatnya, Venezuela tidak
dikejar untuk kepentingan pribadi dan kebijakan luar negeri yang opurtunistik
sebagaimana Uni Soviet sebelumnya tetapi berdasarkan prinsip sejati sosialis
pada solidaritas dan kerja sama.
Sosialisme di Amerika Latin mencapai puncaknya semenjak akhir
tahun 2000an. Apa yang bisa menjelaskan kebangkitan sosialisme di Amlat ini
dari titik historisnya?
Tak sulit untuk
memahami kebangkitan sosialisme atau tentu saja, spiral anti kapitalisme. Dalam
kebangkitan krisis kapitalisme dunia di pusat sistem kapitalisme1970an, bersama
dengan elit negara dan intelektual organik yang melayani borjuasi, memunculkan
globalisasi kapitalis dan menimbulkan “akumulasi primitif” baru di seluruh
dunia, mendestabilisasi ratusan dari jutaan rakyat. Salah satu kunci dari
perluasan kapitalis yang baru ini adalah neo liberalisme, sebuah program yang
memfasilitasi transfer sumber daya dari kaum miskin dan kelas pekerja di
manapun ke dalam sebuah kelas kapitalis transnasional, khususnya kapital
keuangan transnasional dan untuk menyatukan strata profesional dan kelas
menengah untuk menikmati buah dari kapitalisme global yang baru. Sangat sederhananya
adalah, kapitalisme global telah melembarkan jutaan rakyat ke dalam penderitaan
dan ketidakpastian. Sistem ini telah mendemonstrasikan kegagalannya untuk
mayoritas kemanusiaan.
Dalam konteks ini,
dimulai di akhir tahun 1990an dimana kekuatan perlawanan di seluruh dunia mulai
menyatu ke dalam massa anti kapitalis dan kampanye “Dunia lain adalah mungkin”
pun dinaikkan. Tetapi apa kah dunia yang baru itu? Apakah dunia yang baru itu
dalam konteks ini adalah revolusi Bolivarian dan dampak keseluruhannya yang harus
dipahami. Dan ini adalah dalam konteks dimana pandangan ekstraordinari, karisma
dan pandangan ke depan Chavez mesti
diapresiasi. Venezuela di bawah Chavez, adalah lebih dari perlawanan terhadap
kapitalisme global,ini adalah sebuah contoh dimana sebuah dunia yang baru
benar-benar bisa dan harus diciptakan, berdasarkan prinsip dan praktek
sosialisme demokratik, bukan berdasarkan label.
Venezuela akan mengadakan
pemilu presidensial pada tgl 14 April. Akankah PSUV akan bisa memenangkan
momentum ini tanpa Chavez, khususnya semenjak diketahui adanya fakta retaknya partai
karena adanya persaingan di internal partai?
Bahaya yang paling
besar bagi revolusi Bolivaria, dalam pandanganku, selalu muncul dari
dalam/internal, dari “endogen kanan” atau “Chavista sayap kanan”, yang, berasal
dari gerakan Chavista yang menghendaki melihat Venezuela sebagai sebuah proyek
demokratik sosial yang lebih lunak dan juga dari birokrasi negara dan birokrasi
partai yang lebih tertarik untuk memenangkan kekuatannya sendiri, hak
istimewanya dan otoritasnya, sering kali melalui korupsi, daripada memilih
membantu membangun kekuatan mandiri rakyat dan kelas pekerja. Ya, persaingan di
dalam partai, tetapi aku pikir di dalam analisa politik yang lebih besar, mesti
melihat perjuangan menghindari birokrasi dari atas ke bawah yang hendak membajak kekuatan dari bawah.
Nicolas Maduro telah
menjadi seorang pimpinan kiri radikal selama beberapa dekade dan datang dari
latar belakang serikat buruh. Gerakan Chavista telah melakukan aksi untuk
mendukung kepemimpinannya dan pencalonannya. Ia telah membuktikan kepemimpinannya
selama Chavez absen dalam pemerintahan semenjak bulan Desember, dimana ia
memiliki kemampuan dan massa Chavista memahami bahwa arah perjuangan adalah
untuk mempertahankan dan memperdalam revolusi itu sendiri sekarang ini dalam
bentuk dukungan elektoral kepada pencalonan Maduro dalam pemilu ke depan.
Buku ini diterbitkan pada 20 Maret 2013, wawancara untuk edisi Minggu koran Yunani Eleftherotypia.
diterjemahkan dari http://upsidedownworld.org/main/venezuela-archives-35/4190-humanity-has-lost-a-titan-interview-with-william-i-robinson-on-the-legacy-of-hugo-chavez
No comments:
Post a Comment