Monthly Review, Minggu, 7 Juni 2015
silahkan
baca juga Chávez dan Negara Komunal Tentang Transisi ke Sosialisme di
Venezuela (1) di
http://www.amerikalatin.blogspot.com/2015/07/chavez-dan-negara-komunal-tentang.html
Diterjemahkan oleh Nemo Nobo
Teori Politik tentang Negara Komunal
11. Meskipun
luar biasa peranannya dalam perjuangan kemerdekaan di Amerika Selatan terhadap
Spanyol, sehingga di Venezuela dia
diberi julukan unik El Libertador (Sang Pembebas), Simón Bolívar terkenal menggambarkan dirinya
sendiri sebagai "selembar jerami
lemah yang terjebak dalam badai revolusi",
dan karenanya mendramatisir keterseretannya oleh kekuatan revolusi
rakyat. Tak ada keraguan bahwa Chávez
pun memandang peranan yang telah dijalankannya dalam badai revolusioner
Revolusi Bolivarian dengan cara yang sama,
bahkan dengan mengutip Bolívar dalam hal ini. 10 Chávez
secara konstan menekankan peranan rakyat sebagai pelaku-utama revolusi, dan mempertautkan perjuangan Bolivarian
kepada tradisi-lebih-luas perlawanan di Venezuela, sebagaimana diwakili oleh trio pejuang yaitu :
Bolivar, Sang Pembebas itu
sendiri; Simón Rodríguez, guru dan mentor Bolívar; dan Ezequiel Zamora, pemimpin revolusi petani di era 1850 dan 1860-an. Dengan cara ini Chávez menggambarkan bahwa para
pelopor historis Revolusi Bolivarian adalah : (1) perjuangan akbar untuk
memerdekakan diri dari Spanyol, kesamaan hak secara hukum, dan pembebasan para
budak, melalui Bolivar; (2) Jean-Jacques
Rousseau, Revolusi Perancis, dan sosialisme utopia, via Rodríguez; dan (3) perjuangan terus-menerus untuk meraih
kemerdekaan kaum petani Venezuela,
melalui Zamora.
12. Chávez
menggambarkan Revolusi Bolivarian sebagai hasil sebuah proses historis dengan
akar yang berabad-abad dalamnya, yang
timbul dari perjuangan-perjuangan kemerdekaan yang saling berkaitan di Eropa
dan dataran Amerika : menandai sebuah perjuangan panjang untuk
kemerdekaan. Konsepsi ini belakangan
diperluas melalui penggabungan kritis dengan teori Marx dan pengujian-ulang
terperinci persoalan "negara",
sebagaimana dia menghadirkan dirinya sendiri di dalam revolusi-revolusi
abad ke 20.
13. Semua
ini bersumbangsih bagi sebuah pandangan bahwa pelembagaan kedaulatan rakyatlah
yang merupakan tujuan revolusioner utama dalam sebuah transisi sosialis, dan bagi
sebuah kritik di bidang ini mengenai model Soviet. Sintesis baru yang muncul adalah yang disebut Chávez sebagai model baru "sosialisme
abad 21", dan yang oleh Marta
Harnecker disebut sebuah "sui
generis revolution"
(revolusi yang unik, sangat
berbeda dari biasanya, tak ada duanya – pent.). 11 Elemen
strategis utama dalam keseluruhan konsepsi Chávez adalah pendapat Mészáros
tentang kapital sebagai sebuah sistem-teralienasi reproduksi metabolistis
sosial dan tentang perlunya menggantikannya dengan sebuah sistem-organik reproduksi
metabolistis sosial yang memancar dari bawah.
14. Menulis
dari dalam penjara Yare di tahun 1993 –– tempat dia disekap untuk peranannya
dalam kudeta militer yang gagal yang digerakkan oleh Pergerakan Revolusioner
Bolivarian (Movimiento Bolivariano Revolucionário (MBR-200)), menyusuli pemberontakan Caracazo dan
represi negara setelahnya –– Chávez mendesak agar "rakyat yang
berdaulat mesti mentransformasikan dirinya sendiri menjadi obyek dan subyek kekuasaan. Bagi kaum revolusioner pilihan ini tak dapat
ditawar-tawar". Berdasarkan ini,
dia menyerukan sebuah perubahan struktural dalam sistem politik :
sebuah pembagian kekuasaan yang secara
nyata polisentris, memindahkan kekuasaan
dari pusat sampai ke batas-terpinggir, meningkatkan kekuasaan efektif pengambilan
keputusan dan otonomi komunitas-komunitas dan municipalities (wilayah setara Daerah Tingkat II dengan
yuridiksi dan pemerintahan lokal sendiri – pent. *2) tertentu. Majelis-Majelis Elektoral tiap-tiap municipality dan negara
akan memilih Dewan-Dewan Elektoral
(Electoral Councils) yang akan memiliki sifat permanen dan akan
berfungsi dengan kemandirian mutlak terhadap partai-partai politik. Mereka akan mampu membentuk dan mengarahkan
berbagai mekanisme Demokrasi-Langsung (Direct Democracy) yang amat luas keberagamannya :
majelis-majelis rakyat, referendum-referendum, plebisit-plebisit,
inisiatif-inisiatif masyarakat, veto-veto, pencabutan peraturan, dan lain
sebagainya..... Jadi, konsep demokrasi
partisipatoris akan diubah
menjadi sebuah bentuk yang di dalamnya demokrasi berdasarkan kedaulatan rakyat membentuk dirinya sendiri sebagai pelaku-utama (protagonis)
kekuasaan. Tepat sejauh itulah kita harus mendorong
batas-terjauh kemajuan demokrasi Bolivarian.
Saat itulah kita akan berada sangat dekat dengan ranah utopia. 12
15. Strategi
awal revolusi Bolivarian Chávez, karenanya, divisikan sebagai langkah strategis
yang akan mendorong terwujudnya sebuah bentuk demokrasi yang partisipatoris dan protagonis. Dia akan membentuk struktur-struktur
demokrasi-langsung dan kekuasaan rakyat,
mempertahankan hubungan dengan struktur-struktur politik yang ada namun bagaimana
pun menjalankan sebuah serangan revolusioner terhadap demokrasi-keterwakilan
borjuis. Visi inilah yang dipromosikan Chávez
sebagai "Jalan Ketiga" saat
dia mencalonkan diri, dan memenangkan pemilihan, sebagai presiden di tahun
1998, yang disusuli dengan pemilihan
sebuah majelis konstituen dan pengkodifikasian prinsip-prinsip ini ke dalam
sebuah konstitusi baru Republik Bolivarian Venezuela di tahun 1999. 13 Meskipun begitu, perubahan-perubahan ini hanya dimungkinkan
oleh sebuah mobilisasi besar-besaran rakyat revolusioner yang memiliki
logikanya sendiri, dan kekuatan dorongan
politis revolusioner.
16. Dalam
teori politik, sejak abad ke 18 masalah kekuasaan rakyat demokratis dan
hubungannya dengan negara sering diperlakukan sebagai masalah kekuasaan konstituen versus kekuasaan termapankan *3 (constituent vs. constituted power). Tulisan kontemporer paling terkenal
tentang sejarah ini adalah karya Antonio Negri, "Insurgencies:
Constituent Power and the Modern State"
("Pemberontakan
: Kekuasaan Konstituen dan Negara
Modern"), yang dibaca Chávez
di dalam penjara bersamaan dengan "Social
Contract" ("Kontrak Sosial") Rousseau. 14 Kekuasaan konstituen, atau demokrasi-langsung berdasarkan kedaulatan rakyat,
yang coraknya diteorikan oleh Rousseau,
umumnya dianggap oleh para
teoritisi politik sebagai perkecualian yang langka, yang mewujudkan kekuatannya di jaman modern
terutama dalam periode-periode pergolakan revolusioner. Dari sudut pandang kekuasaan konstituen,
bidang politik bukanlah bidang adi-struktur
(superstructural) yang teralienasi dari rakyat, melainkan harus berakar pada kedaulatan rakyat. Filsuf Mexico Enrique Dussel menulis senada tentang "pelembagaan-yang-perlu
kekuasaan rakyat" ("necessary institutionalization of the power of the
people"), yang dia namai potestas. Ini
adalah pendelegasian-nyata kekuasaan, yang
bersifat demokratis hanya sejauh dia sesuai
dengan potentia (kekuasaan konstituen) rakyat.
15
17. Berbeda
secara kontras dengan kekuasaan konstituen,
kekuasaan termapankan (constituted power)
berjalan selaras dengan penundukan buruh kepada kapital, karena
kekuasaan-yang-terkonsentrasi-pada-negara
semacam itu memang sangat penting
bagi kapital. Di sini keterwakilan
politik, komponen terpenting negara demokrasi-liberal borjuis, "menampilkan dirinya", dalam kata-kata Negri, sebagai sebuah "mediasi terpusat" ("centralized mediation") antara rakyat dan aparatur negara. 16 Edmund Burke –– dalam pidatonya yang terkenal, "Speech
to the Electors of Bristol" ("Pidato kepada Para Pemilih di
Bristol") di tahun 1774 –– melakukan pembelaan klasik terhadap demokrasi
terbatas atau pemerintahan-keterwakilan sebagai sebuah bentuk constituted
power –– yang di dalamnya para wakil,
sekali mereka terpilih,
bebas-leluasa sepanjang masa jabatannya untuk membuat keputusan-keputusan independen
dari, dan bahkan bertentangan dengan,
para pemilihnya. Para wakil
politik, menurut Burke, berhutang kepada konstituennya hanya dalam
bentuk pertimbangan-pertimbangan independennya. "Wakilmu..... bukannya melayanimu
melainkan mengkhianatimu, jika dia
mengorbankan pertimbangannya demi opinimu". Dalam tulisannya di tahun 1791, "Letter to a Member of the National Assembly"
("Surat
kepada Seorang Anggota Majelis Nasional"), salah satu karyanya menanggapi Revolusi
Perancis, Burke menggabungkan
serangkaian serangan kritik keras terhadap Rousseau, dengan argumen-panasnya bahwa "rakyat pada umumnya, sekali domba-domba
tak bermutu itu telah mengacak-acak lapangan", sangatlah tidak layak untuk memerintah, karena mereka merupakan cerminan sebuah "tatanan masyarakat yang merosot dan memburuk".
17
18. Marx,
dengan kontras-tajam terhadap pandangan-pandangan
yang jelas-jelas liberal semacam
itu, dalam konsep pertama "The Civil War in France" ("Perang
Saudara di Perancis"), yang membela Komune Paris (Paris Commune), tampak mati-matian mendukung
sebuah sistem kekuasaan konstituen, saat
dia menyatakan :
Antitesis sejati terhadap Kekaisaran
itu sendiri –– yaitu terhadap kekuasaan negara, kaum eksekutif yang terpusat, yang darinya Kekaisaran Kedua (the Second Empire) hanyalah formula melelahkan belaka –
adalah Komune..... Ini, karenanya,
adalah sebuah Revolusi bukan melawan ini atau itu, atau bentuk Kekuasaan Negara : yang sah, atau konstitusional, atau
republikan, atau Imperialis. Ini adalah
sebuah Revolusi melawan Negara itu
sendiri, melawan penghancuran
dahsyat terhadap masyarakat, sebuah
upaya oleh rakyat dan untuk rakyat untuk memulai kembali kehidupan sosialnya
sendiri. Ini bukan sebuah revolusi untuk
memindahkan kekuasaan dari sebuah fraksi kelas penguasa ke fraksi kelas
penguasa lainnya, melainkan sebuah
Revolusi untuk menghancurkan mesin-mengerikan dominasi kelas itu sendiri. Ini bukan suatu perjuangan kerdil antara
dominasi kelas bentuk eksekutif dan bentuk parlementer, melainkan sebuah perlawanan terhadap kedua
bentuk tersebut, mengintegrasikan satu
sama yang lain. 18
19. Dalam
versi final "The Civil War in France", Marx menyatakan :
"Konstitusi Komunal akan sanggup memulihkan, mengembalikan kepada
tubuh-masyarakat, semua kekuatan yang sampai kini diserap oleh parasit Negara
yang memangsa masyarakat, dan menyumbat gerakan bebasnya..... Itu pada pokoknya
adalah sebuah pemerintahan oleh kelas
pekerja... bentuk politis yang akhirnya
diketemukan yang di bawahnya dapat dilaksanakan perwujudan emansipasi ekonomis
pekerja". 19
20. Lenin
pun telah menyoroti isu-isu semacam itu di dalam "The State and Revolution" ("Negara dan Revolusi"), yang didasarkan terutama pada tulisan-tulisan
Marx tentang Komune Paris, dan menyarankan
penyurutan peranan negara (the withering away of the state). Respons lebih langsung terhadap pelembagaan
kekuasaan konstituen ada dalam artikelnya mengenai "Dual Power" ("Kekuasaan-Dwi-Alur"), yang menyoroti pemunculan para Wakil Tentara,
Buruh dan Petani di Kongres Soviet-Soviet dalam revolusi 1917. "Persoalan mendasar setiap
revolusi", tulisnya, "adalah mengenai kekuasaan negara". Munculnya Soviet-Soviet tersebut
memperlihatkan adanya "sebuah jenis
kekuasaan yang sama sekali berbeda",
yakni "prakarsa langsung
rakyat dari bawah". Lenin mengakui
perlunya sebuah sistem kekuasaan-dwi-alur dalam revolusi itu sendiri. Meskipun demikian, menjelang kematian Lenin di tahun 1924, sebagian besar kekuasaan konstituen Soviet dihapuskan, dan bahkan setelahnya kekuasaan tersebut
malah ditiadakan sama sekali – ini akibat sebuah rangkaian rumit
peristiwa-peristiwa historis, yang
berasal dari partai, negara, birokrasi dan tekanan kekuatan-kekuatan luar, yang mendorong pemunculan sebuah jenis
baru kekuasaan termapankan (constituted
power) yang akhirnya menjadi
represif. 20
21. Dario
Azzellini, yang menulis di tahun
2013 tentang "Negara Komunal : Dewan-Dewan Komunal, Komune-Komune, dan
Demokrasi di Tempat Kerja" ("The Communal State: Communal
Councils, Communes, and Workplace Democracy"), menggambarkan ketegangan dinamis antara dua
kekuasaan –– constituent power dan constituted
power –– sebagai rahasia
keseluruhan Revolusi Bolivarian.
Venezuela, katanya, menggunakan
sebuah "pendekatan dua jalur" ("a
two-track approach"), yaitu di
satu pihak : demokrasi partisipatoris dan protagonis, dan di lain pihak : constituted
power dalam negara. 21 Aspek kompleks revolusi di bawah Chávez,
bagaimana pun, adalah bahwa constituted power negara justru bertujuan utama menciptakan sebuah negara komunal, menggeser
kekuasaan kepada rakyat-banyak melalui struktur-struktur yang
tak terbilang jumlahnya :
majelis-majelis konstituen, plebisit-plebisit, misi-misi sosial (social
missions) *4, koperasi-koperasi, dewan-dewan buruh sosialis, dewan-dewan
komunal, komune, dan kota-kota komunal. Penekanan pada penguatan kekuasaan konstituen
telah mulai berjalan sampai saat percobaan kudeta terhadap Chávez di tahun 2002 (percobaan ini digagalkan oleh
rakyat Venezuela yang bangkit melawan kudeta).
Langkah ini diakselerasikan di tahun 2005 dengan deklarasi Chávez
tentang strategi baru "sosialisme
di abad 21" dan desakannya bahwa
memang perlu dibangun sebuah perekonomian-dan-negara komunal.
22. Chávez
akan semakin lama semakin banyak menggunakan buku "Beyond Capital" Mészáros
sebagai sebuah sumber gagasan teoritis dan strategis serta inspirasi
revolusioner. Di tahun 1993, ketika Mészáros sedang merampungkan "Beyond
Capital", dia membaca pamflet politik Chávez, "Pueblo, Sufragio y Democracia"
("Rakyat, Hak Pilih dan Demokrasi"),
yang ditulis Chávez saat dia disekap di penjara Yare (dan dikutip di
atas (par. 14)). Mészáros tak hanya meletakkan penekanan
kepada konsepsi revolusioner luar-biasa Chávez,
melainkan juga mengkaitkannya dengan teori constitutive power (yaitu kekuasaan
politik untuk menetapkan hukum, mendirikan, membentuk, melembagakan – pent.)
yang tertanam kuat dalam "Kontrak Sosial" Rousseau.
Menurut Mészáros, Rousseau telah bersikukuh, secara tepat,
mengenai fakta bahwa kekuasaan legislatif tidak dapat diwakilkan, dan harus bersandar secara langsung
pada kedaulatan rakyat, mengungkapkan kehendak-umum rakyat. Meskipun demikian, Rousseau,
berbeda kontras dengan interpretasi-interpretasi standar, telah berpendapat sangat berlainan mengenai kekuasaan
eksekutif : yaitu bahwa
kekuasaan ini dapat dan harus didelegasikan. 22 Sebuah revolusi sosialis, yang dibangun di atas dasar konsepsi ini dan
mengenali kegagalan model Soviet, akan
perlu mengandalkan diri pada sebuah kombinasi antara kekuasaan langsung dan
kekuasaan yang didelegasikan yang dikendalikan oleh para produser-terasosiasi (associated
producers) : melawan
pemerintahan-keterwakilan dan pemisahan negara dari rakyat. Dia harus menempatkan revolusi politik, dan penyerapan-kembali negara ke dalam
masyarakat, di depan emansipasi ekonomi
sekali pun, menciptakan struktur sel
bagi sebuah revolusi sosialis. Pemisahan
antara masyarakat politis dan sipil akan harus dilenyapkan sama sekali. "Karena tanpa pengalihan secara
progresif, dan akhirnya sepenuhnya,
pengambilan keputusan reproduktif dan distributif yang penting kepada para produsen-terasosiasi
tersebut, tak akan ada harapan bagi para
anggota komunitas paska-revolusi untuk dapat mentransformasi dirinya menjadi subyek kekuasaan". 23
23. Chávez
cepat tahu ada analisis Mészáros. Di
tahun 2001, dengan pemunculan terjemahan Spanyol "Beyond Capital", Chávez mulai mempelajarinya dengan amat bersemangat,
bahkan dia bertemu beberapa kali dengan Mészáros untuk berdiskusi secara
ekstensif. Dua elemen strategis karya Mészáros
menjadi sentral bagi Chávez. Yang
pertama, seperti telah kita lihat,
adalah konsepsi Mészáros, yang
ditariknya dari Marx, tentang kapital
sebagai sebuah sistem reproduksi metabolistis sosial, sebuah sistem hubungan-hubungan reproduktif
yang kompleks yang meneguhkan dirinya sendiri dan terintegrasi, yang tak dapat serta-merta dihapuskan begitu
saja, melainkan yang harus digantikan
dengan sebuah metabolisme organik alternatif
yang berdasarkan pada relasi-relasi komunal. 24 Yang kedua adalah pemahaman Mészáros tentang kerangka-kerja yang
diperlukan, yaitu "Sistem Komunal dan Hukum tentang
Nilai" ("The Communal System and the Law of Value"), yang menyediakan fondasi strategis bagi
pelembagaan-revolusioner sebuah sistem "relasi-relasi sosial komunal"
("communal social relations"), yang di dalamnya masyarakat menyerap kembali
kedaulatan-kepemerintahan (sovereign rule)
ke dalam dirinya sendiri : sebuah
jenis baru negara atau sistem komunal.
Pergeseran kekuasaan kepada rakyat semacam itu adalah pada saat yang sama sebuah cara untuk
membuat revolusi, dalam istilah Mészáros, menjadi
"irreversible" (tak
dapat dibatalkan, tak dapat ditarik kembali),
karena rakyat akan membela haknya [yang telah dirasakannya sebagai
miliknya sendiri]. 25 Dalam
Undang-Undang Organik tentang Komune,
yang ditetapkan di tahun 2010,
orang-orang yang dipilih oleh majelis-majelis komunal bukanlah
wakil rakyat seperti di dalam demokrasi-keterwakilan borjuis, melainkan
delegasi / utusan
atau jurubicara, voceros. 26
24. Di tahun 2005, sebagai bagian utama pembangunan sosialisme
abad 21, Chávez, yang mengakarkan
analisisnya pada karya Mészáros, mulai
menyerukan pendirian seketika sebuah perekonomian dan negara komunal dan
menyatakan : "Titik Pijak
Archimedes (the Point of Archimedes),
ungkapan ini diambil dari buku yang mengagumkan karya István Mészáros, [yaitu]
sebuah sistem-komunal produksi dan konsumsi –– itulah yang sedang kita
ciptakan; kita tahu bahwa kita sedang
membuat ini. Kita harus membangun sebuah
sistem komunal produksi dan konsumsi –– sebuah sistem baru..... Marilah kita ingat bahwa Archimedes berkata :
'Berikan kepadaku sebuah titik intervensi [sebuah titik untuk berpijak] dan aku akan menggerakkan dunia'. Inilah
titik pijak yang darinya kita gerakkan dunia hari ini". 27 Sebuah revolusi politik permanen semacam
itulah yang merupakan cara bagi penciptaan manusia-manusia sosialis yang baru
dan kreatif yang sanggup membuat kebudayaannya sendiri, perekonomiannya sendiri, sejarahnya sendiri, dan [mengenali dan memenuhi] kebutuhan-kebutuhan individual dan
kolektifnya sendiri. Seperti dikatakan Mészáros
di tahun 2007, dalam artikelnya "Bolívar
and Chávez: The Spirit of Radical Determination" ("Bolivar dan Chávez: Semangat
Keteguhan-Tekad Radikal"), "masih
benar saat ini, sama seperti di jaman Bolivar,
bahwa struktur makrokosmos sosial umat manusia tak
bisa dibayangkan berfungsi secara berkelanjutan tanpa mengatasi antagonisme-internal mikrokosmosnya : yaitu sel-sel vital
masyarakat kita yang saling bermusuhan / berkonflik di bawah kungkungan modus
pengendalian-metabolistis-sosial kapital. Karena
sebuah makrokosmos yang kohesif dan
dapat berjalan baik secara sosial hanya
dapat dibayangkan di atas dasar sel-sel vital
relasi antar-pribadi-manusia yang
harmonis dan bermanfaat secara manusiawi". 28 Ini
menuntut kesamaan (equality) yang sejati/nyata (substantif) dalam
struktur sel masyarakat : keluarga,
komunitas, dan struktur-struktur
komunal. 29
25. Tujuan
sosialisme abad 21 yang diawali oleh Chávez,
seperti telah disoroti oleh Michael
Lebowitz, adalah untuk membangun "sosialisme sebagai sebuah sistem
organik". Di bulan Januari
2007, Chávez memaparkan sasaran-sasaran sosial-ekonomi umum revolusi
sosialis Bolivarian dengan
memperkenalkan (sekali lagi berdasarkan Mészáros) gagasan "...'segitiga-penentu sosialisme' ('the
elementary triangle of socialism') –– kombinasi kepemilikan
sosial, produksi sosial dan pemuasan
kebutuhan-kebutuhan sosial".
Bagi Lebowitz –– yang berdasarkan permintaan Chávez telah menjalankan peranan mediasi utama dalam
penafsiran kutipan-kutipan dari "Beyond
Capital" Mészáros yang relevan dalam hal ini, yaitu bagian-bagian yang menghantarkan ke
rumusan Chávez tentang "segitiga-penentu sosialisme" (
"the elementary triangle of socialism") –– ini merupakan sebuah
titik-balik teoritis yang teramat penting :
Sekali lagi, langkah teoritis Chávez
dapat dirunut ke "Beyond Capital" Mészáros. Menarik kesimpulan dari gagasan Marx, Mészáros menunjukkan perlunya memahami
kapitalisme sebagai sebuah sistem organik,
sebuah kombinasi spesifik produksi-distribusi-konsumsi, yang di dalamnya semua elemen berada-bersama
secara simultan dan mendukung satu sama lain.
Kegagalan eksperimen-eksperimen sosialis abad ke 20, menurutnya,
terjadi karena kegagalan untuk melangkah melampaui "lingkaran-setan relasi kapital" ("the
vicious circle of the capital relation"), gabungan jaringan sirkuit yang "semuanya jalin-menjalin dan saling
menguatkan satu sama lain" yang oleh
karenanya meneguhkan
"dialektika-sesat sistem kapital yang boros-akut". Singkat kata,
kurangnya keberhasilan (atau usaha)
mengganti semua komponen dari "totalitas
relasi-relasi reproduktif yang ada"
berarti kegagalan melangkah
"melampaui kapital". 30
26. Tujuan
penciptaan sebuah sistem komunal
produksi dan pertukaran menuntut,
pertama-tama, pembentukan dewan-dewan
komunal, yang diusulkan oleh Chávez di
tahun 2005, berdasarkan
perkembangan-perkembangan revolusioner yang telah ada di bidang ini. Ini diikuti promosinya tentang komune-komune yang lebih besar ––
entitas-entitas teritoral yang cukup luas untuk bertindak sebagai basis
negara komunal yang baru, di tahun 2007.
Di
tahun 2010 –– tahun ditetapkannya
Undang-Undang Organik tentang Komune (the
Organic Law of the Commune) –– dalam sebuah pidatonya yang berjudul “Onward
Towards the Communal State!”
("Maju Terus Menuju Negara Komunal !") Chávez menyatakan : "Símón Rodríguez
benar ketika dia bilang dalam tulisannya "American Societies"
("Masyarakat-Masyarakat Amerika") di tahun 1828 : 'Kalian akan saksikan,
bahwa ada dua jenis politik : kerakyatan
dan kepemerintahan (popular and governmental);
dan bahwa rakyat
[sebetulnya] lebih politis
ketimbang pemerintahnya'. Chávez juga
mengutip revolusioner Venezuela, Kléber Ramírez, yang mengatakan di tahun 1992,
dalam yang oleh Chávez disebut "semangat termurni Robinsonian" (menunjuk kepada gagasan-gagasan Simón
Rodríguez) : "Telah tiba saatnya bagi komunitas-komunitas untuk
mengambil-alih kekuasaan negara ; ini
akan menghantarkan secara administratif kepada transformasi total negara
Venezuela dan secara sosial kepada pelaksanaan-nyata kedaulatan oleh masyarakat
melalui kekuasaan-kekuasaan komunal".
Chávez sendiri menyatakan :
"Dengan sosialisme kita maksudkan demokrasi tak terbatas..... Dari sini muncul kemantapan keyakinan kita,
bahwa, dari berbagai pilihan-cara (opsi)
mengalahkan birokrasi dan korupsi, opsi yang terbaik dan paling demokratis secara
radikal adalah pendirian sebuah negara
komunal yang mampu
menguji sebuah struktur kelembagaan alternatif bersamaan waktu dengan penciptaan-ulang-secara-permanen dirinya
sendiri..... Ayo melangkah maju bersama Zamora, Robinson [Rodríguez] dan Bolívar, menuju Negara Komunal ! Menuju Sosialisme !" 31
27. Sesungguhnyalah yang paling
luar biasa mengenai kepemimpinan Chávez
dalam proses revolusioner Bolivarian adalah
bahwa pada tiap-tiap tahapan lanjutan
yang baru selama periode 14 tahun
(sepanjang periode itu Venezuela menyelenggarakan enam belas pemungutan
suara secara nasional), dia berupaya memindahkan
semakin lama semakin banyak kekuasaan dan tanggung-jawab kepada rakyat, menyemangati mereka untuk mengorganisir
dirinya sendiri dan menciptakan struktur-struktur baru untuk mengarahkan dan
mendelegasikan kekuasaan dari bawah. Karenanyalah Revolusi Bolivarian di bawah bimbingan dan
inspirasi Chávez secara ulet-tanpa-henti berusaha memindahkan kekuasaan
memerintah, yang semula dipusatkan di
tangan negara, kepada rakyat sendiri. 32 Pidato "Banting Kemudi"-nya, yang menegaskan "komune atau
punah", adalah sebuah upaya untuk
memenuhi janji sosialisme abad 21 dengan
mengadakan perubahan yang paling mendesak : penciptaan sebuah revolusi sosialis
yang tak dapat dibatalkan (irreversible).
No comments:
Post a Comment