Pesta di La Pas merayakan kemenangan Morales |
Sumber : TeleSUR English
Hari itu, bertepatan dengan hari pemilihan umum di La Pas, Bolivia, matahari bersinar cukup terang. Mobil dan bus yang biasanya memenuhi badan jalan raya dilarang lewat hari itu untuk mencegah rakyat memilih lebih dari sekali di tempat tempat yang berbeda. hasilnya, udara menjadi lebih bersih dan segar, dan anak – anak pun bisa bermain bola di jalan-jalan terbuka, para penggemar sepeda bisa mengambil keuntungan dari kebebasan ini, dan para keluarga juga bisa menikmati piknik dan permainan sementara para pedagang kaki lima menjual barbequ sapi dan ayam. Hari itu adalah hari pemilihan umum namun bagi banyak orang di La Paz, hari itu juga merupakan pesta bersama keluarga. Sebagaimana yang kita tahu, para pemilih hari itu hendak memilih dan telah memberikan kemenangan ke tiga kalinya pada Presiden Evo Morales dengan 60% suara.
Saya berjalan – jalan di sekitar La Paz sepanjang hari itu, mengunjungi lingkungan kelas pekerja dan kelas menengah sepanjang kota dan mewawancarai beberapa pemilih tentang bagaimana mereka memilih dan mengapa. Mayoritas yang saya wawancara sangat antusias tentang pemerintahan Evo Morales dan partai politiknya, MAS (Movement Toward Socialism). Sebagai contoh, Maria Isabel Viscarra, seorang guru bahasa di kota itu mengatakan:
“Saya memilih Presiden Evo, karena saya yakin bahwa ia adalah presiden yang luar biasa. Saya membaca seluruh sejarah negeri saya berkali – kali dan saya melihat ia adalah presiden terbaik yang pernah kami punya dalam hal ekonomi, pendidikan, pembangunan dan isu lainnya. Coba bandingkan dengan pemerintahan sebelumnya, dimana satu-satunya yang mereka lakukan hanyalah menjarah kekayaan negaranya dan hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri. Hal itu tidak terjadi pada pemerintahan kita sekarang ini. Pemerintahan sekarang ini adalah fungsi dari rakyat itu sendiri, dan mendedikasikan dirinya dengan menciptakan sebuah negeri yang inklusif, tanpa diskriminasi. Karena di sini rasisme sangat kuat, dan rasisme ini merupakan peninggalan dari kolonialisme, namun sekarang hal itu sudah mengalami perubahan.”
Bukan suatu hal yang mengejutkan dimana Morales dan banyak anggota partainya memenangkan pemilihan. Sebagaimana saya sudah pernah menunjukkan di artikel lain baru baru ini (lihat artikel ini sebagai implikasi dari pemilu dan lihat kembali di masa pemerintahan Morales), Morales tampaknya memenangkan pemilu karena keberhasilan pemerintahannya dalam mengentaskan kemiskinan, memberdayakan sektor rakyat yang termarjinalkan dengan membiayai sekolah anak, ibu dan lansia, dan membangun proyek infrastruktur dan kerja publik. Biaya untuk program ini banyak berasal dari industri dan bisnis yang dinasionalisasi.
Selain itu, rakyat melanjutkan dukungannya kepada pemerintah seperti tanda jeda dari pemerintah neoliberal sebelumnya saat sayap kanan yang rasis dan menindas secara tipikal menjalankan negara ini. sekarang, dengan Morales mewakili mayoritas masyarakat adat dan rakyat miskin Bolivia, banyak pemilih meneruskan pilihan mereka sebelumnya. (untuk meletakkan popularitas ini sesuai konteksnya, berdasarkan fakta bahwa presiden neoliberal yang tidak merakyat Presiden Gonzalo Sanchez de Lozada memenangkan pemilu pada tahun 2002 dengan hanya 22,5% suara, bandingkan dengan Morales yang bisa mencapai suara sebesar 60% pada hari Minggu lalu).
Meski demikian, kritik serius dari partai MAS menjadi pusat perhatian dan pemilu. Sebagai contoh, beberapa bulan terakhir, sebuah gerakan menaikkan momentum melawan komentar seksis dari kandidat politik dan gelombang kekerasan terhadap perempuan di negara itu. Kritik tajam pun keluar dari gerakan kiri melanjutkan kritik MAS yang menekankan pada ekonomi berbasis ekstraktif di bidang pertambangan dan gas; sementara industri semacam itu menciptakan dana bagi pemerintah, mereka juga mengakibatkan polusi pada tanah dan sungai, dan menggantikan masyarakat adat dan rural. Di samping itu, pemerintah Morales baru baru ini meloloskan sebuah Undang Undang yang mengkriminalkan demonstran melawan tambang, dan uang bantuan lebih besar bagi masyarakat penambang dibanding masyarakat petani lokal. Dalam upayanya untuk mendapatkan hegemoni politik, MAS juga mengkooptasi dan membangi beberapa gerakan sosial, mengarahkannya ke otonomi yang lebih sedikit dan membuka ruang kritik terbuka di antara aktivis akar rumput.
Beberapa penentang MAS yang sempat berbicara dengan saya, terdapat berbagai ragam pendapat. Ivan Villafuerte, seorang pengacara dari kalangan kelas menengah di La Paz memberitahu saya mengapa ia tidak mendukung pemerintah:
“Pemerintah Evo Morales, yang adalah sebuah pemerintah yang melakukan banyak hal positif, juga telah melakukan berbagai hal negatif. Contohnya, salah satu hal positif adalah dana yang mereka sediakan di pemerintahan. Beberapa aspek positif lainnya adalah kerja publik yang dilakukan MAS, sebagai contoh di sini, di La Paz, mobil kabel udara, dan jalan tol dua jalur yang baru di Oruro. Dan aspek negatifnya adalah, secara nasional dan umumnya adalah level penganiayaan politik melawan oposisi pemerintah. Hal negatif lainnya adalah fokus MAS pada gerakan sosial masyarakat rural di negeri itu, tanpa fokus yang cukup pada masyarakat menengah perkoraan, pemerintahan ini tidak banyak membantu kelas menengah”
Moralis sendiri baru baru ini merefleksikan apa yang mungkin adalah jebakan dari MAS – ketergantungan pada Evo sebagai fitur utama dari popularitasnya, sesuatu milik presiden yang tentu saja diabadikan dan didorong. Bagaimanapun, setelah pemilu pada hari Minggu, ia memberi tahu BBC bahwa ia mendengar sebuah kritik dari seorang pimpinan serikat buruh selama kampanye yang memberitahunya “Evo, kau sungguh buruk”. Evo kemudian merespons “kenapa?”. Lalu dijawab “karena kamu telah menghilangkan MAS, di sini tidak ada Masistas, yang ada hanya Evistas.” Morales memberitahu BBC, “Hal ini sungguh mengkuatirkan saya. Jelasnya, seseorang harus memimpin... saya mengerti inilah cara berpikir Amerika Latin, bahwa segala hal selalu tentang satu orang saja, tetapi saya tidak suka.” Moralas mengatakan bahwa sepanjang kampanye akhir – akhir ini ia tidak berencana untuk mencari bentuk lain.
Beberapa orang mengatakan pada saya di hari Minggu tersebut, Evo merupakan fokus sentral dukungan mereka. Seperti Yolanda Wachari, seorang pedagang kaki lima di lingkungan kelas pekerja di La Paz yang menjelaskan sebagai berikut:
“Saya harap Evo tetap berkuasa selama bertahun-tahun lamanya karena ia telah melakukan banyak hal untuk rakyat. Saya mendukung cara Evo memerintah. Ia telah melakukan banyak hal untuk negeri kami. Tak ada satupun presiden yang bisa seperti Evo. Saya sangat bahagia bahwa ia menjadi presiden kami karena sekarang jadi lebih banyak jalan raya utama, kami jadi punya mobil kabel udara di La Paz dan ia selalu ingat pada rakyat miskin di Bolivia.”
Setelah Morales mengumumkan kemenangannya, pesta pun memenuhi Plaza Murillo di La Paz, dengan musik rakyat mengalun di malam itu. Warna biru dan hitam partai MAS bercampur dengan bendera warna warni Wiphala, yang merepresentasikan banyak kelompok masyarakat adat di Bolivia. Anggota dari berbagai campesino, pekerja dan organisasi masyarakat adat yang bekerja secara dekat dengan MAS semuanya terepresentasikan dengan baik di dalam pesta tersebut.
Seperti presiden di manapun, kontradiksi dan tantangan selalu hadir; Morales baru saja mengumumkan rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir yang kontroversial yang akan dibangun di wilayah rawan gempa di La Paz. Aborsi masih ilegal di negara ini, dan dari Januari sampai September tahun ini 157 perempuan terbunuh. Lahan kedelai beracun meluas di bagian timur negeri ini dengan berkat dari pemerintah MAS. Dan beberapa masyarakat adat dan rural yang mendapat dukungan program pemerintah digantikan dengan industri ekstraktif di belahan negara tersebut.
Masih di jalanan yang sedikit mobil, di jalanan La Paz yang diterangi matahari, di hari pemilihan, antusiasme untuk pemerintahan baru tampak gamblang. Kritik masih berlangsung, para pendukung MAS yang sempat bicara dengan saya berbagi pandangan bahwa butuh waktu bagi pemerintahan Morales untuk membantu Bolivia pulh dari sekian lama perampokan dan eksploitasi oleh neoliberal. Seperti yang dijelaskan oleh guru Jorge Quispe Bustillos, “Saya percaya bahwa kita butuh meneruskan pemerintahan ini, karena ini proses, perubahan ini, butuh waktu untuk memberikan hasil yang nyata”
***
Benjamin Dangl bekerja sebagai jurnalis di Amerika Latin, meliput gerakan sosial dan politik di wilayah tersebut selama lebih dari satu dekade. Ia adalah penulis buku Dancing with Dynamite: Social Movements and States in Latin America, and The Price of Fire: Resource Wars and Social Movements in Bolivia. Dangl baru baru ini menyelesaikan gelar doktoralnya tentang sejarah Amerika Latin di MacGill University,dan menjadi editor UpsideDownWorld.org, sebuah website tentang aktivitas dan politik Amerika Latin dan juga editor di TowardFreedom.com,sebuah website progresif terkait peristiwa di dunia. Twitter: https://twitter.com/bendangl Email: BenDangl(at)gmail(dot)com
No comments:
Post a Comment