Di tengah momentum pilpres, sedikit perhatian pada perpanjangan kontrak Freeport hingga 2041 oleh SBY-Budiono. Tambang emas yang banyak merusak lingkungan dan memiskinkan rakyat Papua, memperkaya segelintir pemilik Freeport, justru mendapat dukungan dari pemerintah untuk berkembang luas. Masihkah kita butuh emas? bukan untuk kebutuhan mendasar manusia tapi hanya untuk simbol status sosial. Berikut ini adalah artikel tentang moratorium Tambang Emas di Chile, yang demikian diperlukan bukan hanya karena eksploitasinya yang luar biasa berdampak rusak bagi sosial masyarakat namun juga menghancurkan lingkungan alam.
Tambang emas
telah menjadi momok yang menimpa negeri – negeri Amerika Latin. Di beberapa
tempat, beberapa korporasi transnasional raksasa telah beroperasi. Di beberapa
tempat lainnya, ratusan bahkan ribuan rakyat terjun ke sungai atau pegunungan
hanya untuk beberapa gram emas. Korporasi besar tersebut berkeras menggunakan
tekhnologi terbaru, mempromosikan pertumbuhan ekonomi dan menawarkan lapangan
kerja, sedangkan pertambangan informal skala kecil dan ilegal selalu
diasosiasikan dengan polusi, kekerasan dan kemiskinan.
Faktanya, dua
bentuk pertambangan ini keduanya sangat efektif, skala besar operasi tambang
emas mempunya semua jenis dampak serius secara teritori dan lingkungan dan
pengulangan janji secara terus menerus dalam tekhnologi dan manajemen
terbukti keliru. Pascua Lama, sebuah operasi tambang raksasa berlokasi di
Pengunungan Andean antara Argentina dan Chile, telah mengulang janji yang
sama bahwa akan ada pertanggungjawaban lingkungan. Realitanya cukup berbeda,
dan di hadapan manajemen yang payah itu dan kegagalan bertanggung jawab,
sebuah pengadilan Chile memberikan denda kepada korporasi tersebut dan
menangguhkan pengoperasian tambangnya.
Tambang emas
juga merupakan industri ekstraktif yang sangat tidak efisien. Di antara 50
besar produsen global, tambang emas rata-rata mendapat 5 gram emas untuk 1
ton batuan yang dipindahkan. Tentang hal ini, tak satupun merasa dikejutkan
ketika aktivitas ini menimpulkan dampak lingkungan yang cukup besar.
Tambang berskala
kecil memiliki problem yang sama. Di beberapa situs Amazon di Kolombia,
Brazil, Ekuador, dan Peru, aktivitas ini dilakukan di tengah maraknya
rusaknya lingkungan. Di berbagai wilayah seperti Madre de Dios di Peru bagian
Tenggara, tambang skala kecil menjadi salah satu penyebab utama penghancuran
wilayah basin Amazon dan kekerasan lokal. Seiring dengan meluasnya tambang
emas, ia menyisakan penggundulan hutan dan polusi air dalam jumlah tinggi dan
polusi tanah.
Berpikir bahwa
aktivitas tersebut hanya dilakukan oleh individu atau keluarga adalah ilusi.
Tambang emas dalam berbagai skala berhenti melibatkan ratusan dan ribuan
rakyat, menghasilkan dampak berlipat-iipat. Gambaran seorang lelaki yang
membungkuk mendulang emas dari pasir sungai adalah suatu hal di masa silam di
banyak tempat.
Mesin pengerukan
raksasa muncul entah dari mana di setiap sudut Amozon. Lebih lanjut lagi,
pertumbuhan tambang emas informal dan ilegal hanya karena tambang in
melibatkan pasar formal dan emas yang dikeruk bisa diakhiri oleh korporasi
tambang yang besar.
Meski demikian,
banyak rakyat mempertahankan industri tambang secara umum, dan tambang emas
pada khususnya. Proyek ini mewakili berkah ekonomi dan keberhasilan ekspor.
Proyek ini akan memunculkan kebutuhan akan emas yang diasumsikan sebagai
suatu yang penting untuk kesejahteraan manusia dan pembangunan umat manusia,
dan ini membenarkan semua penghancuran ini.
Apakah ini
benar? Apakah benar bahwa emas bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas
hidup kita atau sekedar dibutuhkan untuk keperluan industri? Jika kita tidak
mengekspor emas, akankah beberapa rantai produktif bisa dipatahkan? Apakah
ekonomi nasional akan runtuh bila tidak ada industri emas?
Realitanya tidak
demikian.
Hanya 10%
permintaan emas untuk penggunaan tekhnologi atau medis. Sisanya digunakan
untuk dua hal: perhiasan (lebih dari 40%) dan sektor finansial, termasuk koin
manufaktur, emas batangan di Bank dan banyak kegunaan finansial lainnya (juga
lebih sedikit dari 40%)
Contohnya, pada
tahun 2012 permintaan global atas emas diperkirakan 4,415 ton, yang
kegunaannya untuk perhiasan (1,896 ton), investor (1568 ton),dan pembelian
dari Bank Sentral (544 ton). Dengan kata lain, 90% emas dikeruk di bumi ini
untuk memenuhi kebutuhan yang tidak utama, yaitu untuk konsumsi perhiasan
ekshibisionis, atau spekulasi dan memback up keuangan. Sulit untuk secara
serius mempertahankan argumen kesejahteraan atau pembangunan global yang
bergantung pada tambang emas.
Satu bagian
penting semua emas dalam sirkulasi ini datang dari penggunaan kembali dan daur
ulang. Namun permintaan emas sangat tinggi, dimana ada tekanan untuk semakin
banyak tambang emas. Dampaknya, beberapa tahun lalu direncanakan sebagai
tambang emas; pada tahun 2012 misalnya mencapai 2,982 ton. Penambang emas
terbesar adalah China (400 ton) dan Peru sebagai negeri Amerika Latin
terbesar, di perinkat ke 5 dunia. Permintaan emas tersebut meningkat 4 kali
lipat pada 10 tahun terakhir, secara prinsip hanya digunakan untuk perhiasan.
Depresiasi
tambang emas tidak menghasilkan kunci proses industri, maupun kebutuhan
mendasar. Tambang emas terikat dengan
industri fashion untuk perhiasan, khususnya bagi konsumsi keluarga kaya di
China dan negeri-negeri lain atau untuk kebutuhan para pemodal. Jika Amerika
Latin berhenti memproduksi emas untuk mengakhiri semua ini, maka tidak akan
kolaps. Sebaliknya, kualitas kehidupan banyak masyarakat di benua kita banyak
meningkat.
Cara terbaik
untuk menggambarkan demam emas, adalah dengan menyerukan konsep pendekatan
yang ditawarkan oleh Immanuel Wallerstein pada pertengahan tahun
1970an. Secara esensial, harga barang ini lebih mahal karena nilai
simboliknya. Siapa saja yang memiliki emas dan dan memamerkan perhiasan emas
sebagai bukti kekayaan dan kekuasaan. Contoh lainnya adalah berlian, rubi,
dan batu berharga lainnya, mantel bulu atau caviar. Batu berharga selain emas
ini kegunaannya hampir sama dengan sumber daya alam mendasar lainnya yang
dipasarkan secara global seperti makanan dan kebutuhan mendasar lainnya, atau
elemen yang dipekerjakan dalam industri, seperti besi. Tambang emas di
Amerika Latin bukan hanya industri, selama tidak ada proses pembangunan
pabrik yang berlangsung.
Ini berlaku pada
tambang emas baik di tangan korporasi maupun tambang emas informal atau
ilegal. Keduanya adalah tambang ekstraktif, dengan dampak negatifnya terhadap
kehidupan sosial, lngkungan dan ekonommi. Dan keduanya diikat pada pasar
global untuk mengekspor emas untuk pasar global.
Pemerintah juga
disalahkan atas kondisi ekonomi dan politik yang ditimbulkan proses
ekstraktif. Mereka mempromosikan perusahaan besar, menarik investasi,
kebobolan teritori, mendorong ekspor dan menjamin subsidi (kebanyakan tidak
langsung atau tersembunyi). Mereka bahkan mempertahankan industri ini dengan
kebijakan politik dan kekuatan militer.
Kebijakan
pemerintah juga bertanggung jawab atas fakta banyaknya keluarga tidak punya
alternatif lain kecuali untuk memenuhi upah mereka yang sangat rendah dengan
mencari remahan emas di hutan belantara, selama negara masih mengabaikan
mereka, meninggalkan mereka dengan ketiadaan opsi yang lebih produktif dan
layak.
Ini bermakna
sekali tambang beroperasi, Negara tidak bisa atau tidak akan mengontrol
mereka. Keduanya membutuhkan kekuasaan politik. Kekuasaan politik sektor
korporasi lebih halus lagi, namun lebih kuat dan lebih mengurat akar, bekerja
dari ruang rapat dan ruang pres. Artisanal atau penambang ilegal bekerja
melalui cuadillos lokal, mayor dan bahkan beebrapa anggota legislasi, seperti
yang kita lihat di Peru. Keduanya menggunakan kekerasan, ilegalitas, meski dengan
cara yang berbeda.
Tambang emas
pasti berakhir segera. Penghancuran yang disebabkan oleh tambang emas di
berbagai skala, entah dilakukan individu, perusahaan atau Negara pasti
diselesaikan dengan aktivitas yang lamban. Responnya harus radikal, ketika
kehancuran lingkungan dan dampak sosial menjadi meningkat dan harus lebih
serius lagi.
Beberapa persoalan
tidak bisa dipecahkan dengan tekhnologi tabang yang baru, dan bisa
dipertanggung jawabkan secara sosial atau beberapa jenis kebijakan publik
yang baru, ketika penambangan emas berlanjut pada tahap yang membingungkan. Reaksi
yang dibutuhkan tidak bisa menunggu beberapa tahun untuk perubahan pola
konsumsi atau untuk negeri industri dan negeri asian kaya baru untuk memahami
bahwa pamer perhiasan itu tidak penting dan permintaan emas globalpun
menurun. Mekanisme ini membuktikan: Amerika latin harus mendeklarasikan
moratorium tambang emas.
Hal ini
mengimpllikasikan penangguhan operasi tambang baru dan pembongkaran tambang
yang sudah siap beroperasi. Kita membutuhkan sebuah kerangka regulasi
regional yang dengan cepat mencegah emas baru memasuki pasar tanpa sebuah
pasar, sektor informal akan dengan cepat musnah. Perdagangan kontinental berdasarkan
penggunaan kembali dan daur ulang emas yang siap diekstrasi pasti
diperbolehkan dan didorong. Negara harus mengorientasikan kebali finansial,
politik dan sumber daya manusia yang secara tradisional bisa mempertahankan
perusahaan tambang, untuk mendukung opsi produktif yang bermartabat bagi
keluarga rural.
Moratorium tambang
emas bukannya tidak realistis. Moratorium adalah langkah yang diperlukan
untuk mengkonfrontasi sebuah situasi yang menjadi sangat dramatik, yang tidak
bisa lagi mnunggu, jika kita sungguh ingin mempertahankan kehidupan manusia
dan lingkungan.
Eduardo Gudynas adalah seorang analis di CLAES (Centro Latino Americano de EcologĂa Social), Montevideo dan seorang kolunis untuk
Program Amerika.
Twitter: @EGudynas Artikel ini pertama kali
terbit di ALAI, diterjemahkan oleh ALAI, oleh Jordan Bishop.
|
Untuk memberantas kemiskinan berikanlah kekuasaan kepada orang miskin: pengetahuan, tanah, kredit, teknologi, dan organisasi. Itulah satu-satunya cara mengakhiri kemiskinan [Hugo Chavez, 2005]
10/06/2014
Amerika Latin: Mengapa Kita Butuh Segera Melakukan Moratorium Tambang Emas
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment