Richard Fidler, La Paz, Life on the Left
Pada 7 Oktober,
Presiden Evo Morales mengeluarkan dekrit pemerintah yang memungkinkan pekerja untuk membentuk "perusahaan
sosial" menggantikan bisnis yang bangkrut,
tutup atau ditinggalkan oleh pengusahanya.
Morales mengeluarkan Dekrit 1754 pada sebuah upacara di
istana kepresidenan yang sedang merayakan ulang tahun ke 62 pendirian Confederación
General de Trabajadores Fabriles de Bolivia (CGTFB – Konfederasi Umum Pekerja
Industri Bolivia). Menteri perburuhan, Daniel Santall, mengatakan dekrit
tersebut dikeluarkan berdasarkan Pasal
54 dari konstitusi baru Bolivia, yang menyatakan bahwa pekerja dalam “mempertahankan
tempat kerja dan untuk mendapatkan perlindungan kepentingan sosialnya, berdasarkan hukum, diperbolehkan mengaktifkan kembali dan mengorganisasikan
kembali perusahaan yang sedang bangkrut, proses kreditor atau likuidasi atau
penutupan atau ditinggal kabur tanpa dasar, dan boleh membentuk unit usaha
sosial atau komunitarian. Negara akan memberi kontribusi kepada aksi para
pekerja.” Dalam sambutannya kepada para penonton yang terdiri dari
beberapa ratus anggota dan pemimpin serikat buruh, Presiden Morales mencatat
bahwa majikan sering mencoba untuk memeras pekerja dengan ancaman untuk menutup
ketika dihadapkan dengan tuntutan kenaikan upah. “Sekarang, jika mereka
mengancam kalian begitu rupa bahwa perusahaan akan bangkrut atau tutup, tak
perlu takut, karena kalian akan menjadi pemiliknya. Dan perusahaan – perusahaan
tersebut akan menjadi unit usaha sosial baru.” Katanya. Menteri Tenaga Kerja, Santalla mencatat bahwa pasal
konstitusional telah digunakan untuk mendirikan beberapa perusahaan seperti,
Instrabol, and Traboltex, dan beberapa perusahaan lagi yang sekarang bisa
dibangun di bawah dekrit yang baru.
Para pelaku bisnis memberikan peringatan bahwa ketentuan
baru ini akan menjadi disinsentif bagi investasi swasta dan beresiko terhadap
kelangsungan hidup perusahaan.
Santalla juga mengatakan, perusahaan yang tidak mematuhi
kewajiban mereka di bawah hukum tenaga kerja akan kehilangan mekanisme khusus dalam
mengekspor produk mereka ke pasar yang dikelola negara. Dan ia menyebutkan
beberapa kasus baru-baru ini di mana pemerintah telah campur tangan membela
pekerja yang jadi korban karena upaya mereka untuk membentuk serikat. Sebagai contoh
adalah kasus bulan lalu di Burger King, perusahaan tersebut didenda sebesar 30
ribu Bolivianos (4,300 dollar AS), dan diperintahkan untuk mempekerjakan
kembali pekerja yang dipecat dan mengakui serikat buruh yang didirikan oleh
pekerja.
Dalam pasal berikutnya, Alfredo Rada, Wakil Menteri
Koordinasi dengan Gerakan Sosial Bolivia, menarik perhatian bagi beberapa
pembangunan gerakan yang penting di dalam gerakan buruh dan menyarankan
beberapa hal dimana serikat menjadi lebih efektif bekerja dalam “proses
perubahan” yang dimenangkan oleh pemrintah MAS – IPSP, gerakan untuk alat
politik sosialisme untuk kedaulatan rakyat.
Diterjemahkan dari bahasa Spanyol
-- Richard Fidler
No comments:
Post a Comment