KIM BARTLEY dan DONNACHA O'BRIAIN
Produksi Irlandia, 2003
Durasi 74 menit
Ketika Kekuasaan Korporasi Media Ditundukkan oleh Kekuatan Rakyat
"Kami (para organisator kudeta) punya sebuah senjata yang mematikan: media." Itulah pernyataan Wakil-Laksamana Victor Ramírez Pérez, di Venevision, sebuah channel televisi swasta Venezuela pada 11 April 2002. Hingga 12 April 2002, untuk kesekian kalinya terjadi kudeta di Amerika Latin dan kudeta media yang pertama kalinya dimuka bumi ini.
Power Production mungkin adalah production house (PH) independen yang beruntung mendapat akses penuh dari Presiden Venezuela Hugo Chávez untuk observasi dokumenter di Venezuela. Dua orang film-maker-nya, Kim Bartley dan Donnacha O’Briain, tak pernah menyangka bahwa perjalanannya ke Venezuela di penghujung 2001, yang semula bertujuan untuk membuat dokumenter profil Chávez, Presiden terpilih Venezuela 1998, seorang tentara yang unik, dicintai rakyatnya itu, akan berpuncak pada tiga hari revolusioner peristiwa kudeta-rahasia dan counter-kudeta di negeri tersebut. Bahkan mungkin tak percaya dapat secara langsung mengabadikan detik-detik ketegangan, sekaligus saksi mata dari simpang siurnya informasi dibalik kejadian 11, 12 dan 13 April 2002 secara langsung dari dalam istana Miraflores Caracas bersama-sama Presiden dan kabinetnya.
Mungkin juga tidak terfikir bahwa film dokumentasi mereka menjadi salah satu informasi paling akurat dari apa yang sesungguhnya terjadi di Venezuela, sehingga memperoleh penghargaan Jury Award, Best Documentary pada Malaga Internatiol Film Festival (Spayol); Needle Award Seattle Film Festival (USA); Le Prix George du Beau Regard International, Best Documentary, FID Marseilles Film Festival (France); Best Feature Documentary, Galway Film Fleadh (Irlandia); The David Wolper Documentary Film Grand Prize, untuk Best Documentary 2003; Pemenang pertama Wine & Country Film Festival (USA); Best Documentary, 3 Continents Film Festival (South Africa); The Silver Hugo Award; Film terbaik dalam Festival Banff (2003); dan Peabody Awards (2003).
Sebuah pengalaman luar biasa yang diperoleh Bartley dan O’Briain di dalam istana Miraflores ketika mereka berhadapan dengan kenyataan bahwa media mainstream di Venezuela lewat rekayasanya memberitakan bahwa Chávezbertanggung jawab atas penembakan massa yang menentangnya, sehingga Chávez harus diberhentikan. Padahal kenyataannya adalah, Chávez dipaksa berhenti dan kemudian ditangkap oleh elit-elit oposisi dibawah koordinasi Pedro Carmona (Presiden dari federasi bisnis terbesar Venezuela) dan Carlos Ortega (ketua serikat buruh kuning CTV yang pro AS), serta didukung dan dilindungi oleh Washington lewat Carl Ford (US State Department), Collin Powell dan George Tennet (Direktur CIA). Disana pula mereka menyaksikan kudeta politik terhadap Chávez oleh oposisi yang berkolaborasi dengan kapitalis media dengan cara memanipulasi liputan demonstrasi 11 April untuk kepentingan menjatuhkan Hugo Chávez.
Pengalaman tersebut membuat Bartley dan O’Briain, di pembukaan filmnya, memberikan pemirsa dasar pengertian tentang keunikan, karisma, dan apa yang sesungguhnya diperjuangkan oleh Chávez hingga ia begitu dicintai rakyat bahkan tentaranya, sekaligus diwaspadai dan dijadikan musuh oleh Amerika Serikat, sehingga harus dijatuhkan. “Di sini, di Venezuela dan di seluruh negeri Amerika Latin, kita sedang dijajah oleh proyek-proyek neoliberal yang jahat dengan klaim mereka bahwa akan ada tangan tersembunyi yang akan ‘menyejahterakan’. Bohong! Bohong! Jutaan kali Bohong! Tentu saja memang ada alternatif, dan di Venezuela kita sedang membuktikannya. Saya harus melawan tekanan internasional yang begitu besar, tapi saya tak perduli. Jika itu berarti suatu saat nanti saya harus masuk neraka untuk mempertahankan rakyat Venezuela, saya tak perduli! Saya akan tetap mempertahankan kalian apapun yang terjadi!”.
Hubungan dan kedekatan Chávez dengan Fidel Castro, memberikannya karakter keras dalam melawan imperialisme AS, diwujudkan dengan menasionalisasi perusahaan minyak PDVSA pada Februari 2002. Sebelumnya perusahaan minyak ini mayoritas dimiliki Carmona dan elit-elit oposisi yang menyediakan 14% pasokan minyak untuk AS. Langkah politik ini membuat berang kaum oposisi dan AS. Hasil-hasil dari nasionalisasi perusahaan minyak adalah re-distribusi kongkrit dari kekayaan nasional yang dilakukan pemerintah Chávez kepada 80% penduduk miskin Venezuela.
Keyakinan Chávez untuk mempertahankan hak-hak kesejahteraan rakyat Venezuela dengan jeli ditelusuri Bartley dan O’Briain lewat footage-footage seperti bagaimana Chavez bertemu, berdialog dan berhubungan dengan rakyatnya. Konstitusi Bolivar 1999 menjelaskan dan menjamin hak-hak rakyat Venezuela sepenuhnya oleh pemerintah. Konstitusi ini menjadi pembicaraan hangat diseluruh sudut kota. Alo Presidente sebuah siaran langsung dari Channel 8, satu-satunya televisi milik pemerintah, adalah upaya Chávez agar rakyat dapat mengakses langsung pemerintahannya. Setiap hari ada 200 surat yang masuk ke istana atau dititipkan rakyat padanya dalam berbagai kunjungannya, dan semua surat itu sepanjang atau sependek apapun teliti dan dibaca oleh Chávez.
Dengan amanat dan dukungan 80% rakyat miskin yang mencintainya, Chavez menegaskan, bahwa itu belum cukup. Karena itu Chaves memanfaatkan media lokal, televisi, radio, konferensi pers dan apa saja yang bisa menjadi jembatan komunikasi pemerintah dengan rakyat untuk menjelaskan keberhasilan-keberhasilan dan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh pemerintah kepada rakyat. Kenyataan tegas yang dipotret oleh Bartley dan O’Briain ini berhadapan dengan situasi dimana siaran-siaran televisi swasta, yang dikuasai oleh pemodal-pemodal terbesar negeri, terus menerus melakukan black propaganda terhadap Chávez. Channel 8 satu-satunya milik pemerintah, berhadapan dengan 5 televisi swasta milik pemodal yang didukung penuh oleh AS memang bukan perang media yang seimbang.
Dalam waktu hanya 48 jam pasca kudeta oleh militer dan oposisi, Chavez dihantarkan kembali berkuasa oleh mobilisasi rakyat dari kampung-kampung miskin yang berkumpul dan mengelilingi istana presiden Miraflores. Bartley dan O’Briain mampu merangkum proses revolusioner yang sedang terjadi di Venezuela dalam footage-footage yang memuncak pada tiga hari yang menegangkan dan bersejarah itu. Rakyat yang bergerak membebaskan Chávez dan memintanya berkuasa kembali bukan hanya pendukung setia Chávez, namun juga mereka yang tidak terima pelecehan yang dilakukan Carmona dan pemerintahan baru bentukan kaum oposan anti Chávez terhadap demokrasi dan hak-hak rakyat yang sudah dijamin di dalam konstitusi Bolivar 1999. Konstitusi ini adalah hasil referendum yang ditentukan sendiri oleh rakyat (bahkan rakyat juga memilih langsung Majelis Perwakilan Nasional).
Pemerintahan oposisi yang membubarkan struktur pemerintahan yang dipilih langsung oleh rakyat tersebut akhirnya hanya berumur beberapa belas jam saja. Kemarahan rakyat memuncak dengan represi yang dilakukan aparat pemerintahan baru terhadap aksi demonstrasi para pendukung Chávez. Selama hampir tiga tahun Chávez berkuasa, tak pernah aparatnya merepresi aksi-aksi provokasi kelompok oposisi. Sehingga rakyat semakin paham dan berani bergerak membela Chávez dan hak-hak demokrasi mereka sendiri.
Situasi tersebut mewakili apa yang dikatakan Andres Izzara, seorang (mantan) kepala pemberitaan sebuah TV swasta: “Kami tak dibolehkan lagi menayangkan berita para pendukung Chavez di TV. Mereka memborgol mantan Menteri Pengadilan, mengatur siaran berita resmi mereka, dan mengancam saya dengan pilihan terima atau tinggalkan. Ini melanggar prinsip saya, sehingga saya mengundurkan diri”.
Film berdurasi 74 menit ini, akan menggelorakan sekaligus mengharukan hati pemirsa yang menyaksikan bagaimana dukungan rakyat mendapat sambutan dan tambahan kekuatan dari mayoritas tentara yang tidak mau dibeli oleh kaum oposisi dan AS, yang sadar bahwa demokrasi rakyat sudah dilecehkan. Sehingga upaya mengembalikan kekuasaan pada Chávez, kekuasaan yang sah dan kebijakan yang didukung penuh oleh rakyat, adalah perjuangan mempertahankan hak-hak demokrasi rakyat sendiri. Apa yang sudah ditunjukkan oleh Rakyat Venezuela dan sikap obyektif dari pembuat film dokumenter ini menunjukkan kenyataan bahwa dominasi kekuasaan korporasi media yang anti rakyat dapat ditundukkan dengan kekuatan mobilisasi rakyat. ***
No comments:
Post a Comment