
Susan
Spronk dan Jeffery R. Webber (SS dan JRW) : Dapatkah kamu menceritakan tentang
sejarah politik mu?
Ronald Denis (RD) : Cerita ku bermula pada
pertengahan 70-an. Kebetulan aku berada di Nikaragua hingga akhir 70-an selama
Revolusi Sandinista berlangsung. Aku mempelajari banyak hal berbeda di sana.
Dari sana aku memulai untuk mengidentifikasi penyebab persoalan kemiskinan. Ketika
aku kembali ke Venezuela pada awal 80-an, aku memulai untuk aktif di gerakan
kiri; saat itu situasinya telah secara cepat teradikalisasi dan telah terdapat
banyak kekerasan (dikarenakan penganiayaan politik pada orang-orang kiri). Aku
dapat bertahan, namun banyak dari kawan seperjuangan (companeros) meninggal dalam perjuangan. Seorang laki-laki di sana
(sambil menunjuk salah seorang kawannya yang seumuran), misalnya, juga dapat
bertahan; ia adalah salah seorang pemimpin pergerakan mahasiswa di Merida.
Pergeseran
Paradigma
1980-an adalah waktu dimana kekalahan dan
krisis keumuman pada kaum kiri terjadi. Paradigma lama telah habis. Uni Soviet
jatuh, “sosialisme yang benar-benar ada” runtuh. Kemunculan paradigma baru
dalam perjuangan menandai kekalahannya di Amerika Latin. Konsep kekuatan populer
muncul sebagai artikulasi kekuatan dari bermacam-macam perjuangan populis,
Kristen, Marxis, Bolivarianisme, gerakan etnis dan teritorial bertemu dalam
konsep ini. Masih terdapat sejumlah aktivis dari era sebelumnya yang tetap
berkomitmen pada perjuangan bersenjata, namun itu adalah benteng kecil
perlawanan yang telah meninggalkan ide pelibatan massa, yang berarti bahwa
strategi mereka akhirnya mengalah. Gerakan kiri baru muncul dalam konteks ini,
sebuah gerakan perjuangan populer untuk mempertahankan hidup (sobrevivencia popular); aku adalah
bagian dari perkembangan arus ini pada akhirnya.
Perjuangan kami mengkonfrontasi negara namun
juga mengedepankan politik umum yang menyentuh berbagai aspek kehidupan,
seperti pergerakan untuk pendidikan dan kebudayaan, yang diawali dengan kerja
bersama gerakan pekerja tambang, ada masyarakat, pelajar dan pekerja. Majelis
Desa (Assembly of Barios) di Caracas adalah pengalaman yang sangat indah; itu
adalah sebuah pergerakan dengan banyak kekuatan.
Peristiwa Caracazo, pada 27 Februari 1989, meletus
di tengah-tengah berkembangnya gerakan di atas. Suatu peristiwa yang merubah
secara total skenario politik. Peristiwa Caracazo adalah respon atas bencana
besar. Kenaikan harga yang menyertai kebijakan sewenang-wenang yang
menggambarkan kekalahan sempurna dari model pembangunan lama kapitalis, yang
telah menguasai jalur minyak selama beberapa dekade. Seperti bagian lain di
Amerika Latin, partai politik tradisional yang sebelumnya diidentifikasi
sebagai pelaksana neoliberalisme “kiri” (termasuk Partai Democratic Action, Partai Sosial Demokratik, yang berbagi kantor
dengan COPEI selama lebih dari tiga dekade “Pakta Demokrasi”). Gerakan populer
merespon dengan hampir seluruh jenis spontanitas.
Peristiwa Caracazo adalah krisis negara, krisis
hegemoni. Dalam pemilihan umum tahun 1993, bahkan partai radikal kiri seperti Radical Cause (La Causa Radical, partai sindikalis revolusioner yang dibangun
tahun 1971 oleh sekelompok orang yang memisahkan diri dari Partai Komunis)
mengajukan platform-platform reformis. Babak perpolitikan menjadi jauh lebih
rumit sebagaimana organisasi rakyat (populer) yang terus tumbuh menguat.
Pemberontakan militer sipil tahun 1992 juga harus dikaitkan dengan pencampuran
situasi di atas. Pemberontakan itu bukan hanya pemberontakan rakyat tetapi
pemberontakan terhadap negara. Hubungan antara gerakan masyarakat sipil dan
militer, bagaimanapun juga selalu sangat rumit dan sulit.
Untuk peranan ku, aku bekerja mendukung gerakan
rakyat dalam perjuangannya untuk pembebasan dengan cara bekerja di
tempat-tempat penerbitan seperti Primera
Linea (Frontline). Proyek Amerika
Kita (Nuestra America) juga dimulai pada
periode ini, yang merupakan ruang konvergensi lainnya yang juga sangat penting.
Kami terus seperti ini sampai pertanyaan tentang kekuasaan muncul di
pertengahan 90-an dengan kemunculan gerakan Bolivarian. Gerakan ini berusaha
untuk memanfaatkan situasi krisis negara. Setelah Caracazo, pertanyaan tentang
krisis masalah sosial tidak terselesaikan, memang hal-hal (kondisi material)
terus memburuk. Kami dihadapkan pada pilihan : pemberontakan atau jalur
pemilihan umum. Chavez memilih jalur pemilihan umum dan membuat kesepakatan
dengan militer. Banyak orang tidak suka keputusan ini, tetapi mereka akhirnya
harus menerima. Mereka juga harus menerima proposal untuk Majelis
Konstitusional, pembangunan kembali konsep kebangsaan, dll. Alhasil, mereka
mengambil alih kantor kepresidenan, tapi tidak kekuasaan. Chavez ketika mulai
berkuasa memenuhi janji-janji ini, dan mereka mendorong Majelis Konstitusional,
yang mempromosikan proses revolusioner. Reformasi ini mulanya sangat malu-malu, walau penting. Mereka mulai
berkonflik dengan para apparatus Negara, namun mereka berhasil menguburkan
Republik Keempat.
Bagi ku, saat itu adalah waktu yang sangat
rumit, karena ketika semua ini sedang terjadi, kami beroposisi terhadap
pemerintah, tidak dalam makna selalu melawannya tapi bekerja bersama bahkan di
dalam pemerintahan itu sendiri. Aku, misalnya, menjabat sebagai Wakil Menteri
Perencanaan. Hal yang sangat sulit bekerja di dalam lembaga pemerintahan, di
dalam struktur yang sangat konservatif pada waktu itu. Tentara membuatnya lebih
sulit. Aku tidak dapat menghabiskan banyak waktu ku di dalam pemerintahan; aku
memilih untuk menjabat hanya sampai momen yang paling genting terjadi di
belakang kami, khususnya 2002-03 dimana kami berada di ambang perang sipil.
Kami semua yang bekerja di lembaga pemerintahan memberi semua yang kami bisa.
Pada waktu itu, bagaimanapun juga, masih sedikit pejabat pemerintahan di
Venezuela (sambil tertawa). Selama pemogokan para bos (di 2002-2003), misalnya,
pemerintah tidak lagi punya uang. Faktanya, saat itu adalah rakyat, gerakan rakyat
yang mendukung proses dan memastikan bahwa situasi tersebut tidak memburuk
menjadi perang sipil.
Kami menang melawan oligarki sayap kanan dan
kelompok fasis dalam fase ini, namun masa ini juga mengandung kecacatan. Hingga
saat ini, kekuatan rakyat tidak mencapai level tertinggi kekuasaan; kami belum mencapai
tranformasi keterhubungan kekuatan-kekuatan yang cukup untuk meradikalisasi
proses ini lebih jauh lagi. Jadi, di satu sisi, kami mempunyai kasta birokrasi
(una casta burocratica), yang
melanjutkan memaksakannya akan melalui mekanisme dan kesepakatan politik yang
berbeda, seperti yang bisa dilihat dalam cara negara mengatur PDVSA (perusahaan
minyak milik negara) dan industri basis. Dan, di sisi lain, kami mempunyai
gerakan rakyat.
“Persoalan
di Venezuela bukanlah kurangnya organisasi. Lebih pada bagaimana kami
mengorganisasikan diri kami untuk berjuang melawan kekuatan kooptasi pemimpin
yang korup, birokratik dan tidak berguna.”
Dalam pengertian ini terdapat dua “revolusi” di
Venezuela. Untuk lebih tepatnya, sebenarnya hanya terdapat satu revolusi
(tertawa) dan proses lainnya dipimpin oleh satu kasta khusus tertentu di dalam
kekuasaan. Partai-partai tua seperti COPEI kurang lebih sudah mati, namun
beberapa yang lain masih sedang dibuat, seperti Gerakan Republik Kelima
(Movimiento V (Quinta) Republica, MVR) dan Partai Persatuan Sosialis Venezuela
(Partido Socialist Unido de Venezuela, PSUV). Sekarang kami menemukan diri kami
mencoba untuk mereorganisasi perjuangan rakyat. “Persoalan di Venezuela
bukanlah kurangnya organisasi. Lebih pada bagaimana kami mengorganisasikan diri
kami untuk berjuang melawan kekuatan kooptasi pemimpin yang korup, birokratik
dan tidak berguna.”
SS
and JWR : Bagaimana kamu menggambarkan perbedaan fase dalam proses ini sejak
terpilihnya Chavez pada 1998?
RD : langkah pertama adalah Majelis
Konstituante, yang merupakan sebuah proses radikalisasi. Hal itu mempolitisir
beberapa isu seperti tanah, pendidikan dasar, menengah dan atas. Beberapa
pemerintahan kota juga sanggup menjadi lebih kuat dalam proses pemilihan. Fase
ini berlalu sangat cepat, namun itu harus dimengerti sebagai hasil atas dua
proses : proses yang ditopang oleh kekuatan rakyat dan Majelis Konstituante.
Pada akhir 2001, Chavez membuat keputusan-keputusan
penting namun ia bahkan tidak menasionalisasi toko-toko kecil. Ada sejumlah
hukum reformis, namun tetap radikal, terkait dengan sumber daya tanah dan
hidrokarbon. Ia mulai menyerang pimpinan PDVSA (perusahaan minyak pemerintah), dimana
kekuatan negara sesungguhnya berada. Terdapat mitos terhadap kekuasaan negara
di Venezuela –kami sedang berbicara tentang perusahaan minyak negara di sini.
PDVSA adalah tempat dimana kekuasaan negara benar-benar berada.
Semua proses radikal demokratisasi ini lumpuh
oleh kudeta yang dipimpin kaum oposisi pada April 11-13, 2002 dan bergeser
kedalam perjuangan defensif, dipandu oleh logika pertahanan yang bertujuan
untuk melindungi apa yang sudah diperoleh dan menghentikan kemajuan fasisme
yang memegang kekuasaan di Venezuela selama 2 hari. Pasukan keamanan negara
membunuh banyak orang. Kudeta itu merupakan tindakan yang sangat kriminal. Kami
berhasil untuk menghentikannya, dan menghindari situasi perang saudara.
Referendum pada tahun 2004 mengenai keberlanjutan
jabatan presiden Chavez menunjukkan peristiwa upaya konspirasional terakhir penggulingkan
Chavez, yang pada akhirnya kalah. Gerakan buruh nyatanya mewajibkan Chavez
terlibat dalam referendum. Chavez (sebelumnya) sungkan karena takut akan kalah,
seperti yang dikatakan kawan-kawannya (dan orang-orang tersebut masih berada di
sekeliling Chavez). Chavez mengadakan kampanye luar biasa dan ia meraih
kemenangan yang menentukan. Dengan kemenangan ini, taktik kekerasan dari
oposisi sayap kanan dikalahkan dan mereka telah dilumpuhkan. Sampai hari ini
mereka tidak memiliki arah. Mereka tidak memiliki kandidat yang layak.
Satu-satunya hal yang tersisa adalah media, yang berada di tangan mereka.
Periode 2004 sampai 2008 adalah tahap
berikutnya dimana PSUV dibentuk. Ini adalah masa transisi dimana ada
kecenderungan sangat kuat untuk berkubu pada birokrasi dan logika kekuasaannya.
Periode tersebut berakhir dengan sebuah gagasan tentang kebutuhan membentuk
sebuah partai baru. Pendirian partai tersebut mematikan proses organik atas
artikulasi kekuatan rakyat.
Ambil contoh, misalnya gerakan pekerja dan
petani, yang merupakan gerakan akar rumput. Mereka telah bergabung dengan PSUV,
dan sekarang dilucuti senjatanya, menjadi dungu. Kenapa aku mengatakan seperti
itu? Gerakan Bolivarian menggambarkan sebuah akumulasi kekuatan rakyat.
Anehnya, itu bukan sebuah gerakan politik (dalam makna sebuah partai). Untuk
alasan ini, adalah kekonyolan untuk membentuk suatu partai. Kenapa kita harus
butuh persatuan lagi dibanding dengan yang sudah kita capai? Kenapa kita harus
butuh organisasi lagi dibanding yang sudah kita punya? Dalam hari-hari mereka,
Lingkaran Bolivarian mengatur untuk mengorganisir 2 atau 2 ½ juta orang.
Namun, para pimpinan mengerti bahwa
satu-satunya cara untuk membuat rakyat diam sebelum mereka memulai untuk
mengatakan sesuatu yang berbahaya adalah dengan membangun sebuah partai. Dan
Chavez, yang berasal dari militer, dan –kita harus mengatakan—di bawah pengaruh
Kuba, membentuk partai yang selalu bertentangan dengan logika gerakan akar
rumput. Dan karena kepemimpinan Chavez, banyak orang terlibat dengan PSUV.
Partai adalah bencana. Hal itu tidak dapat menyelesaikan semua hal. Tidak
membangkitkan perjuangan. Ini adalah partai yang mempasifkan dan mengheningkan
massa. Di dalam partai, rakyat berjuang untuk posisi kekuasaan. Memang, ini
membuat disorganisasi gerakan rakyat. Kami masih berurusan dengan persoalan
besar ini sekarang.
Pada 2010, PSUV mulai runtuh, bahkan di
panggung elektoral. Sayap kanan memenangkan 2 pemilihan terakhir, termasuk
pemilihan legislatif yang terakhir. Memang, mereka memenangkan pembagian yang
lebih banyak atas suara massa rakyat dibandingkan Chavistas. PSUV berada dalam kepanikan.
Respon mereka hanyalah mengipasi api pengkultusan Chavez secara personal. Karena
hal ini hanyalah suatu birokratisasi besar, Chavez adalah semua yang mereka
miliki sebagai senjata. Mereka mencoba untuk mengangkat citranya sampai ia
menjadi dewa. Kadang-kadang mereka mencoba untuk mengganti Bolivar, namun
selalu berakhir kembali ke Chavez. Ini menghancurkan antusiasme rakyat.
Antonio Garcia Duarte, seorang pemimpin
anarkhis dari perang saudara di Spanyol, menanggapi tuduhan tentang tentara
rakyat yang tidak terorganisir sebagai berikut : “kami tidak mengatur ketaatan,
kami mengorganisasikan antusiasme.” Organisasi yang penuh semangat telah hilang
dengan birokratisasi yang disertai Chavismo, yang menjadi lebih dan lebih korup
setiap harinya. Orang-orang semakin menuju pada kekecewaan. Tentu saja,
pemerintahan ini telah menghasilkan beberapa hal yang menguntungkan, seperti
pendidikan dan kesehatan, dll, melalui misi belanja publik. Namun hal ini juga
berarti bahwa pengharapan bahwa pemerintah akan menyelesaikan persoalan rakyat
juga tumbuh lebih buruk, berakhir dalam kebijakan belanja publik yang
menciptakan pengharapan yang lebih banyak lagi. Situasi kehidupan kita sekarang
sangat genting. Aku menggambarkan sebuah masalah yang terkait dengan
hubungan-hubungan ini serta kristalisasi kekuasaan dalam buku ku, The Three Republics.
SS dan JWR : Apa peranan Great Patriotic Pole (GPP) dalam skenario ini?
RD : Pada awalnya GPP menciptakan sebuah
polemik penting, namun aku tidak mengikuti situasinya dari dekat sejak itu.
Chavez menciptakan GPP karena ia menyadari perlunya mengaktifkan kembali
antusiasme ini, dan akan menjadi tidak mungkin jika yang terlibat dalam kampanye
hanya para menteri dan politisi. Dan, yang lebih penting lagi, Chavez menyadari
bahwa gerakan rakyat perlu memperdebatkan isi dan platform pemilu, untuk
menentukan prioritas mandat berikutnya. Kurang lebih, percapakan tersebut telah
dicapai pada sidang pertama GPP. Sayangnya, tuntutan GPP untuk menjadi otonom
ditolak. Dan bahkan gerakan rakyat itu sendiri, menerima bahwa ini adalah tugas
mereka karena mereka sudah terikat di dalam negara. Banyak aktivis yang
terlibat dalam gerakan rakyat tergantung pada sumber daya negara, kepentingan
politik, mempunyai hubungan bagus dengan Kementrian, antara satu daerah dengan
lainnya. Mereka tidak terbiasa berbaris dengan kaki sendiri.
Banyak organisasi-organisasi rakyat yang
terlibat dalam GPP hanya berada di sana untuk pemilu. Mereka harus memiliki
sekitar 500 atau 600 organisasi yang terlibat pada saat ini, hanya berselang 2
bulan setelah terbentuk, sangat mengesankan. Banyak dari para aktivis yang
terlibat adalah aktivis yang berpengalaman terlibat dalam perjuangan militan
tahun 1980-an dan 1990-an.
SS
dan JWR : Bentuk organisasi rakyat seperti apa yang paling dinamis dalam
situasi krisis seperti ini?
RD : Saya baru saja kembali dari dataran Apure,
sebuah negara yang terletak jauh di barat daya Venezuela. Tempat tersebut
adalah negara yang indah dengan sejarah perjuangan radikal yang panjang.
Terdapat konflik antara 7 kelompok bersenjata yang berbeda di bagian dataran
tinggi dalam negara (Alto Apure) dekat dengan perbatasan Kolombia : tentara AS,
tentara Kolombia, tentara Venezuela, Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia
(FARC), Tentara Pembebasan Nasional (ELN, juga dari Kolombia), para militeris,
dan sekelompok kecil organisasi gerilyawan Venezuela. Yang terakhir adalah
organisasi yang mengerikan, sebuah gerakan yang mendukung pemerintah. Tapi mereka
memeras petani miskin atas nama Bolivar.
Sangat menarik untuk mencatat bahwa para petani
di wilayah ini yang telah diorganisasikan oleh PSUV melawan kepemimpinan dalam
PSUV. Mereka tidak menerima bentuk ketertundukan dalam partisipasi. Mereka
mengorganisasikan sebuah Majelis baru-baru ini dengan kehadiran 1.500 orang,
meskipun banyak dari mereka harus melakukan perjalanan hingga 7 atau 8 jam
untuk sampai ke sana. Butuh waktu 25 jam bagi ku untuk bisa kesana dari Caracas.
Ini adalah semangat para petani. Mereka menolak untuk diperintah. Jika
seseorang datang dan mengatakan kepada mereka apa yang harus dilakukan mereka
mengancam untuk memotong kepala mereka. Semua ini adalah untuk mengatakan
gerakan rakyat tidak dalam kemunduran, namun banyak terdapat juga gerakan yang
betul-betul dalam kebingungan. Simbolisme Chavez sangat kuat, namun hal itu
menciptakan sebuah situasi yang membingungkan ketika birokrasi dalam
pemerintahan Chavez berposisi menentang gerakan rakyat seperti contoh satu ini.
Pemerintahan Chavez mengkhianati rakyat yang telah menginvasi tanah. Beberapa
pemimpin dipenjarakan. Gerakan urban yang mengokupasi tanah berhadapan dengan
ancaman yang sama (di awal); mereka diserang.
Tentu saja, ini semua adalah bagian dari
proses. Tidak ada yang mengatakan bahwa semuanya ini akan menuju ke surga.
Pertanyaan tentang revolusi memunculkan sebuah perdebatan terbuka.
SS
dan JWR : Dan apa yang sedang terjadi dengan gerakan pekerja?
RD : Gerakan pekerja adalah salah satu yang
paling diserang, dimana efek birokrasi telah sangat merusak. Serika Pekerja
Nasional (Union Nacional de los
Trabajadores, UNT), yang dapat menjadi sesuatu yang menarik, berantakan
sepenuhnya. Semua yang kiri di dalam UNT pada dasarnya satu tendensi, dan
konfederasi pekerja baru, organisasi baru yang menggelikan, telah dibentuk,
disebut Konfederasi Pekerja Sosialis (Confederation
Socialista de Trabajadores, CST). Serikat ini tidak betul-betul berdiri;
sepenuhnya kurang dalam isian. Siapa pemimpin dari organisasi baru ini? Penasihat
langsung dan kepala ajudan Federasi Pekerja Minyak (Federacion de Trabajadores Petroleros, Fedepetrol) ketika Carlos
Ortega menjabat presiden (dari 2001-2003, selama mogok para bos yang didukung
Fedepetrol), salah satu pimpinan serikat pekerja yang berafiliasi dengan
gerakan sindikalis (partai) Aksi Demokrasi (Accion
Democratica, AD).
Tidak ada persatuan serikat pekerja yang
berjuang untuk mengakhiri lelucon ini. Meskipun demikian, terdapat banyak
gerakan pekerja yang menarik, pendudukan pabrik, (dan) berbagai pengalaman
konkrit. Terdapat masalah dengan pekerja dimana-mana—di perusahaan publik dan
privat di seluruh negara. Dan lagi, gerakan rakyat tidaklah mati, namun setiap
saat sesuatu yang menarik perhatian mulai terjadi, mereka menghadapi batas yang
sama: kemunculan negara, gerakan menghadapinya, kemudian mereka dituduh menjadi
kontra revolusioner; gerakan tidak mempunyai alat yang diperlukan untuk melanjutkan
perjuangan mereka melampaui ini semua.
Banyak orang yang terlibat dalam gerakan rakyat
mengulang pepatah tua, bahwa kami harus menunggu untuk sebuah akumulasi kekuatan
atau bahwa revolusi adalah untuk anak cucu mereka, namun ini semua adalah
argumen senjata politik kuno dari gerakan kiri lama. Mereka melihat dunia seperti
mengikuti pola siklus bumi, bahwa setiap kali terjadi sesuatu di sekitarnya itu
akan kembali menjadi sesuatu kekuatan yang lebih besar, dan suatu saat di masa
depan kita akan bebas. Banyak orang tetap diam; peran saya lah untuk menunjuk
hidup musuh, bukan karena aku sejenis orang narsis. Itulah tugasku (sebagai
intelektual) untuk mengatakan pada seseorang, “kamu adalah birokrat,” atau,
“kamu adalah penjual obat terlarang,” ketika istilah itu cocok. Tugas politiklah untuk memberi nama pada
musuh. Kita tidak seharusnya berkata abstrak pada “kekuatan imperialis”,
misalnya, ketika musuhnya sangat jelas AS dan Eropa.
Di sini lah tempat dimana kami memiliki proses dua
kali lipat, yang kontradiktif. Proses ini telah member jalan pada suatu proses
radikalisasi, sangat radikal sehingga mengagetkan banyak orang. Dimulai dengan
demokrasi dan gerakan penemuan kembali bangsa, Majelis Konstituante,
anti-imperialisme, sosialisme, dan manajemen mandiri. Di saat yang sama, proses
tersebut menjadi birokratis lagi dan lagi. Di satu sisi, proses tersebut
meningkat dalam hal pemikiran, di sisi lain, proses organik mengalami
kemunduran. Ini adalah dua proses yang betul-betul bertentangan satu dengan
yang lain. Satu bentuk organisasi adalah vertikal dan otoriter–PSUV, misalnya, adalah
mesin yang mengatakan bahwa “kamu adalah kandidat,” dan hanya itu, Chavez datang
dan mencalonkan siapapun yang ia suka. Pembangunan kebudayaan politik seperti
ini adalah sebuah kemunduran yang sangat jelas dari cara pandang gerakan
rakyat, dan dari perspektif sosialis ataupun komunis.
Jadi kombinasi dari dua proses ini telah
menghasilkan kesulitan-kesulitan. Namun, terdapat juga pengalaman indah. Banyak
pengalaman komunitas, misalnya, di rural area pada khusunya, yang hebat,
walaupun lokal dan berkarakter simpel. Lebih sulit lagi di kota, karena
komponen kekerasan dan pembusukan sosial di tengah persoalan lainnya.
Perdagangan Narco, misalnya, telah
menjadi vektor yang luar biasa dimana kekerasan telah diperkenalkan, dan
membantu untuk membusukkan proyek komunal di kota-kota kami. Kami telah melihat
hal ini bisa dilakukan di tempat lain di Amerika Latin. Di Meksiko mungkin
menjadi sangat jelas, dimana hal itu adalah strategi untuk benar-benar
menghancurkan suatu bangsa, dengan merusaknya. Dengan keseluruhan jenis
pengaruh adalah hal yang sulit untuk membangun kembali daya tahan komunitas.
SS
dan JWR : Apa yang penting dari pemilihan umum 7 Oktober 2012?
RD : di satu sisi, sangat tidak ada relevansi
dalam kepentingan untuk revolusi. Di sisi dasar lainnya, akan menjadi sangat
genting jika Chavez kalah. Dapatkah kamu membayangkan (sambil menyandar dan
menjatuhkan tangannya)? Kami harus memulai lagi pengorganisasian seluruh aksi
terhadap privatisasi pendidikan, berjuang melawan segalanya – kekerasan, penindasan,
hak asasi manusia—terhadap privatisasi kesehatan! Sekali lag,i dengan orang
omong besar yang sama yang telah kami lawan selama 20 tahun terakhir, dan bahwa
seharusnya kami sudah melampaui itu, Tidak!
Jika ia (Chavez) gagal, itu akan menjadi
kemunduran yang mengerikan. Namun jika ia menang, kami tidak sepenuhnya
“memenangkan” semua, namun cakrawala ini akan tetap terbuka. Ketulusan apa yang
aku harapkan terjadi, adalah setelah pemilihan ini semua ketidakpuasan,
ketegangan yang meningkat antara kekuatan rakyat dan birokrasi akan memuncak.
Aku harap rakyat akan mulai untuk bicara dan menamai apa masalah yang dihadapi.
Sekarang, setiap orang diam karena mereka sedang berkorban untuk sebuah
kampanye pemilu.
Beruntungnya, kandidat oposisi sayap kanan
(Henrique Capriles Radonski) adalah seorang yang tak berguna. Ia sangat biasa.
Menyakitkan mengetahui kita harus bersabar dengan borjuis kecil idiot dari
Caracas sebagai kandidat. Ini luar biasa bagi orang bodoh biasa saja ini sedang
memenangkan 45% suara dan berkemungkinan mengalahkan Chavez, seorang tokoh
besar. Bukanlah situasi di Venezuela bahwa 45% populasinya adalah borjuis.
Hilangnya banyak kepemimpinan di tingkat gubernur akan menggoyang kekuatan
Chavez. Chavez sedang memenangkan tingkat kepresidenan, namun mereka sedang
tidak memenangkan tingkat kenegaraan. Penurunan dukungan rakyat adalah hasil
dari birokratisasi.
___________
Susan Spronk mengajar pembangunan internasional
di Universitas Ottawa. Ia adalah seorang peneliti berasosiasi dengan Proyek
Pelayanan Dewan Kota dan telah mempublikasikan berbagai artikel pada formasi
kelas pekerja dan politik air di Amerika Latin.
Jeffery R. Webber mengajar politik dan hubungan
internasional di Quenn Mary,
Universitas London. Ia adalah penulis Red
October : Left Indigenous Struggles in Modern Bolivia (Hymarket, 2012)
Diterjemahkan oleh Mutiara Ika P dari http://venezuelanalysis.com/analysis/7202
No comments:
Post a Comment